Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardian Alflanto
Abstrak :
Data penelitian didapatkan dari tahun 2007-2012, untuk mendapatkan informasi hidrologi akuratyang diperlukan dalam pengelolaan Basis Data Sumber Daya Air Bidang Sabo. Data primer berupa geometri sungai, debit dan angkutan sedimen serta material dasar. Data sekunder terdiri dari inflow debit, sedimen runtut waktu, pemeruman, tataguna lahan, peta topografi, dsb. Metode analisa menggunakan deskriptifanalitik. Laju berkurangnya kapasitas waduk berdasarkan analisa data debit dan sedimen tahun 1956-1981 serta data pemeruman waduk tahun 1989- 2004, menunjukkan laju sedimentasi 4,19 juta mi/tahun. Kapasitas tampung waduk akan penuh endapan pada tahun 2021 atau lebih cepat 19 tahun dari desain. Distribusi sedimentasi 71,63% terendap di tampungan efektif, sisanya di tampungan non efektif Volume sedimen suspensi yang masuk Waduk sebesar 2,29 juta m3 (55%), serta sedimen dasar 1,90 juta m3 (45%). Sumber inflow sedimen waduk Mrica berasal dari Sub.DAS Merawu 55,93%, Sub. DAS Serayu Hulu 43,87%, dan Kali Lumajang 0,181 %. Hasil tahun 2010 sabo dam mikro beton di desa Bakal Kecamatan Batur Dataran Tinggi Dieng menunjukkan korelasi positij erosi lumpur dengan hujan. Tahun 2012 sabodam mikro tipe ambang segi tiga menunjukkan laju erosi lahan ken tang yang ditanam tegak lurus kontur dengan penutup lahanjerami, lebih kecil dari pada penutup lahan mulsa atau secara alami.
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sukadri K.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
959.803 HER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Sekarbumi
Abstrak :
Secara resmi industri modal ventura diperkenalkan di Indonesia sejak akhir tahun 1988 sebagai bagian dari lembaga pembiayaan. Kebijaksanaan menggiatkan lembaga pembiayaan merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi kekurangan dana dalan pembangunan yang selama ini porsi terbesarnya dipenuhi dari perbankan. Berbeda dengan perbankan, lembaga penbiayaan tidak diperkenankan untuk memobilisasi dana masyarakat. Selain modal ventura, bidang usaha lain yang termasuk dalan lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha, perdagangan surat berharga, anjak piutang serta pembiayaan konsumen. Sejak tahun 1988 sampai dengan akhir 1993, Departemen Keuangan telah mengeluarkan izin mendirikan perusahaan pembiayaan sebanyak 56 buah yang terdiri dari 12 perusahaan yang khusus bergerak di bidang modal ventura dan44 perusahaan multi finance dimana salah satu produknya adalah modal ventura. Tetapi sebagian besar perusahaan pembiayaan belum menjalankan operasi modal ventura secara aktif. Pokok masalah dalam industri modal ventura adalah tentang kesulitanpemilihan perusahaan pasangan usaha, serta bagainana kemampuan industri modal ventura menghadapi alternatif pembiayaan lainnya seperti anjak piutang, sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan kredit bank. Analisis dilakukan secara kualitatif berdasarkan data yang didapatkan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Untuk mewakili kondisi industri modal ventura di Indonesia, diambil tiga sampel perusahaan modal ventura yaitu PT XYZ, SEAVI Program dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Kesulitan industri modal ventura dalan mencari dan memilih perusahaan pasangan usaha disebabkan banyak perusahaan pasangan usaha yang belum memiliki sistim laporan usaha yang lengkap dan transparan, demikian pula informasi dari luar perusahaan juga kurang memadai. Tingginya kriteria investasi yang ditetapkan oleh industri modal ventura, belum memadainya tenaga ahli yang berpengalaman dalan industri modal ventura, serta belum memasyarakatnya pembiayaan melalui industri modal ventura di kalangan dunia usaha Indonesia juga menambah kesulitan yang dihadapi industri ini. Walaupun alternatif pembiayaan di luar modal ventura cukup beragam, bukan berarti mereka bersaing dengan saling menatikan. Tetapi antara pembiayaan satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi karena karakteristik masing-masing bentuk pembiayaan berbeda serta masing-nasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Industri modal ventura sebaiknya memperlunak kriteria investasi, lebih berani mengambil resiko serta mengatasi kurangnya tenaga ahli agar lebih mudah mendapatkan perusahaan pasangan usaha. Untuk lebih menggiatkan industri modal ventura sebaiknya pemerintah membuat peraturan yang lebih komprehensif tentang modal ventura, menggiatkan bursa paralel serta bekerja sana dengan pihak swasta untuk lebih memasyarakatkan industri modal ventura.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1972
R 624.03 IST
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library