Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardhy Wisdarianto
"Peran knowledge management bagi PT PELNI (Persero) dianggap perlu dilakukan secara formal demi menundukung visi dan misi perusahaan. Adanya knowledge management diharapkan mampu untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi yang ada pada pegawai sehingga nantinya berbagai inovasi bisnis dapat tercipta secara berkesinambungan. Kondisi yang ada saat ini yaitu PT PELNI (Persero) masih belum memiliki knowledge management dalam mengelola knowledge yang ada pada perusahaan. Masalah utama yang muncul pada penelitian ini yaitu knowledge pegawai PT PELNI (Persero) belum tersebar dan tersimpan dengan baik. Pentingnya peran knowledge management terhadap suatu perusahaan dan masalah yang muncul terkait knowledge management menjadikan perusahaan perlu untuk membangun knowledge management. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesiapan PT PELNI (Persero) dalam menerapkan knowledge management dan memberikan rekomendasi pada perusahaan dalam mengimplementasikan knowledge management berdasarkan tingkat kesiapan tersebut. Pengukuran tingkat kesiapan knowledge management pada penelitian ini berdasarkan aspek yang ada pada KM Enabler dan Individual Acceptance yang mempengaruhi aspek intention to be involved in KM Process. Pengukuran tingkat kesiapan knowledge management dilakukan dengan menggunakan kuesioner berskala likert yang ditujukan kepada pegawai PT PELNI (Persero). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesiapan organisasi dalam mengimplementasikan knowledge management berada pada tingkatan receptive yang berarti secara keseluruhan organisasi lebih dari siap dalam menerapkan knowledge management. Berdasarkan tingkat kesiapan tersebut, penelitian ini memberikan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan kesiapan organisasi di setiap aspek dan rekomendasi dalam mengimplementasikan knowledge management.

The role of knowledge management for PT PELNI (Persero) is deemed necessary to be carried out formally to support the company's vision and mission. The existence of knowledge management is expected to be able to maintain and improve the existing competencies of employees so that later various business innovations can be created on an ongoing basis. The current condition of PT PELNI (Persero) still does not have knowledge management in managing existing knowledge in the company. The main problem in this study is that the knowledge of PT PELNI (Persero) employees has not been properly dispersed and stored. The importance of the role of knowledge management for a company and the problems that arise related to knowledge management make PT PELNI (Persero) need to build knowledge management. This research was conducted with the aim of knowing the level of readiness of PT PELNI (Persero) in implementing knowledge management and providing recommendations to companies in implementing knowledge management based on this level of readiness. Measuring the level of knowledge management readiness in this study is based on aspects that exist in KM Enabler and Individual Acceptance which affect aspects of the intention to be involved in the KM Process. Measuring the level of knowledge management readiness was carried out using a Likert-scale questionnaire aimed at employees of PT PELNI (Persero). The results of this study indicate that the level of organizational readiness in implementing knowledge management is at a receptive level, which means that as a whole the organization is more than ready to implement knowledge management. Based on this level of readiness, this study provides a number of recommendations to improve organizational readiness in every aspect and recommendations for implementing knowledge management."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Reksa Lingga Respati
"Kantor Staf Presiden sebagai lembaga pemerintahan yang berwenang melakukan pengawalan terhadap tercapainya program prioritas nasional mengembangkan aplikasi Sismonev untuk membantu menyelesaikan tugasnya. Sejak awal digunakan dari tahun 2011, belum pernah dilakukan evaluasi keberhasilan terhadap penggunaan Sismonev. Penggabungan beberapa variabel dari berbagai model keberhasilan sistem informasi yang menjadi salah satu model evaluasi yang dipilih dan digunakan karena dapat memberikan penilaian dari berbagai aspek, aspek manusia, teknologi, dan budaya organisasi. Model gabungan tersebut merupakan gabungan antara DeLone & McLean Success Model, UTAUT, dan Hot-Fit Model. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui proses wawancara dan survey terhadap pengguna aplikasi Sismonev. Sebanyak 133 data survey penelitian kemudian diolah secara statistik dengan metode PLS-SEM melalui bantuan aplikasi SmarrtPLS. Hasil analisis data menunjukan bahwa dari 10 Hipotesis yang diajukan, terdapat 6 Hipotesis yang diterima, yaitu Faktor Organisai berpengaruh langsung terhadap Niat Penggunaan, Faktor Teknologi berpengaruh langsung terhadap Kepuasan Pengguna, Niat Penggunaan berpengaruh langsung terhadap Kepuasan Pengguna, Niat Penggunaan berpengaruh langsung terhadap Manfaat Bersih, Kepuasan Pengguna berpengaruh langsung terhadap Manfaat Bersih, dan terdapat hubungan korelasi antara Fakotr Manusai dan Faktor Teknologi terhadap Niat Penggunaan.

The Executive Office of The President of Indonesia as a government agency authorized to oversee the achievement of national priority programs develops the Sismonev application to help complete its tasks. Since its initial use in 2011, there has never been an evaluation of the success of using Sismonev. Combining several variables from various models of information system success which is one of the evaluation models selected and used because it can provide an assessment of various aspects, human aspects, technology, and organizational culture. The combined model is a combination of the DeLone & McLean Success Model, UTAUT, and the Hot-Fit Model.. The research was conducted with a quantitative and qualitative approach through the process of interviews and surveys of users of the Sismonev application. A total of 133 research survey data were then statistically processed using the PLS-SEM method with SmartPLS application. The results of data analysis showed that of the 10 proposed hypotheses, there were 6 accepted hypotheses, namely Organizational Factors that directly affect the Intention to Use, Technological Factors that have a direct effect on User Satisfaction, Intention to Use has a direct effect on User Satisfaction, Intention to Use has a direct effect on Net Benefits, User Satisfaction has a direct effect on Net Benefits, and there is a correlation between Human Factors and Technology Factors against Intenton to Use."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alam Pasirulloh
"Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah lembaga pemerintah non-kemeterian yang bertanggung jawab kepada Presiden, serta berkoordinasi dengan kementerian riset dan teknologi/badan riset dan inovasi nasional (RISTEK/BRIN). Para ahli di bidang penerbangan dan antariksa yang jumlahnya terbatas menjadi halangan untuk berkembangan IPTEK tersebut. Sumber daya manusia LAPAN yang banyak mendekati masa pensiun dan pegawai LAPAN yang keluar lembaga atau pindah tempat kerja. Jumlah ahli penerbangan di LAPAN sebanyak 16 orang dan bidang sains antariksa sebanyak 22 orang. Sumber daya manusia di bidang penerbangan dan antariksa juga sangat membutuhkan kemampuan, dan knowledge khusus yang perlu waktu lama untuk dipelajari dan dilatih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi critical knowledge di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional berdasarkan matriks pengetahuan. Metodologi penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur tentang knowledge management dan critical knowledge selanjutnya dilakukan pencarian data dengan cara wawancara dengan pejabat, dan para ahli di LAPAN. Hasil wawancara tersebut akan dilakukan konten analisis dengan pengkodean untuk mencari list knowledge yang ada dalam LAPAN. Critical knowledge diidentifikasi dengan melakukan portofolio matrix untuk memetakan knowledge berdasarkan tingkat kompleksitas dan tingkat kebutuhan untuk LAPAN sendiri. Critical knowledge yang telah diidentifikasi selanjutnnya akan dibuat menjadi knowledge mapping untuk LAPAN sebagai salah satu referensi dalam pengembangan strategi Knowledge Management (KM) LAPAN. Hasilnya adalah sebagai berikut; (1) Ada 34 ilmu kritis yang ditemukan dalam penelitian ini di Badan Antariksa Indonesia. (2) Berdasarkan matriks risiko kehilangan pengetahuan, tidak ada tempat pengetahuan pada matriks terendah. (3) Beberapa rekomendasi diusulkan untuk organisasi seperti wiki, penyelarasan strategi, penghargaan dan pengakuan, dan pemetaan pengetahuan ahli.

The National Aeronautics and Space Agency (LAPAN) is a non-military government institution that is under and reports to the President and is in partnership with the ministry of research and technology / national research and innovation agency (RISTEK / BRIN). The limited number of experts in the field of aviation and space is a barrier to the development of the science and technology. LAPAN's human resources are nearing retirement and LAPAN employees who leave the institution or move to work. The number of aviation experts in LAPAN is 16 people and the field of space science is 22 people. Human resources in the field of aviation and space also need skills, and special knowledge that takes a long time to learn and train. The purpose of this study is to provide recommendations for critical knowledge at the National Institute of Aeronautics and Space based on a knowledge matrix. The research methodology began by conducting a literature study on knowledge management and critical knowledge then searching for data by interviewing officials, and experts at LAPAN. The results of the interview carried out with coding content analysis to find a list of existing knowledge in LAPAN. Critical knowledge identified by carrying out a portfolio matrix to map knowledge based on the level of complexity and the level of need for LAPAN itself. Further critical knowledge that has been identified made into a knowledge mapping for LAPAN as one of the references in developing the LAPAN Knowledge Management (KM) strategy. The result is as followed; (1) There are 34 critical knowledge that this study found in Indonesia space agency. (2) Based on knowledge loss risk matrix, there is no knowledge place in lowest matrix. (3) Several recommendation are proposed for organization such as wiki, strategy alignment, reward and recognition, and expert knowledge mapping"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusup Dias Ibrahim
"Pengetahuan merupakan sumber terpenting dan merupakan aset atau sumber daya strategis yang harus dimiliki oleh setiap jenis organisasi atau institusi, baik itu sektor swasta maupun sektor publik yang berorientasi produk atau layanan. LAPAN merupakan salah satu Lembaga penelitian negara yang sudah berencana untuk mengelola pengetahuan dengan baik. Hal tersebut terlihat dalam Master Plan Teknologi Informasi (MPTI) LAPAN 2014-2018 yang terdapat knowledge management (KM) didalamnya. Tetapi kenyataanya dalam evaluasi MPTI tersebut penerapan manajemen pengetahuan berstatus not achieved atau belum tercapai. Tidak adanya manajemen pengetahuan yang baik mengakibatkan timbul masalah pada sektor sumber daya manusia. Penelitian bersifat Mix Methods dan memiliki tujuan untuk merumuskan sebuah strategi KM yang sesuai dengan kebutuhan LAPAN. Penyusunan strategi tersebut akan dibagi menjadi dua tahapan yaitu mencari kebutuhan proses manajemen pengetahuan yang tepat sesuai dengan faktor kontingensi dalam teori solusi dan pondasi manajemen pengetahuan serta mencari kebutuhan pengetahuan yang diadopsi dari teori strategi manajemen pengetahuan Zack. Hasil dari penelitian ini adalah strategi mengembangkan manajemen pengetahuan LAPAN yang hanya perlu berfokus kepada 4 sub proses manajemen pengetahuan yaitu kombinasi, sosialisasi, eksternalisasi dan arahan lalu dipetakan sesuai dengan strategi bisnis LAPAN khususnya pada Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa (Detekgan).

Knowledge is an important resource and Knowledge is a strategic asset or resource that must be owned by every type of organization, both the private sector or public sector which is product or service oriented. LAPAN is research institutes that has planned to manage knowledge well. This plan can be seen on the 2014-2018 LAPAN Information Technology Master Plan (MPTI) which has knowledge management (KM) in it. But the fact, KM has not been applied in LAPAN. The lack of goods knowledge management in LAPAN can be effected in several problems in human resource area. This research is a mixed methods research that has the purpose of formulating KM strategies based on LAPAN needs. The strategy's formulation will be divide into two stages: finding the needs for an appropriate knowledge management process according to the contingency factors in the theory of knowledge management solutions and foundations and seeking knowledge needs adopting from Zack's knowledge management strategy theory. Developing knowledge management, LAPAN only needs to focus on four sub-processes of knowledge management: combination, socialization, externalization, and direction. The sub-process will be mapping against LAPAN's current knowledge needs at the Deputy of Aviation and Space Technology (Detekgan)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Nur Asih
"ABSTRAK
Kehadiran gig economy dipengaruhi oleh era industri 4.0 yang menekankan efisiensi dan efektivitas melalui kehadiran teknologi dan memiliki peran yang strategis dalam membantu perusahaan mendapatkan tenaga kerja profesional yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan (on-demand workers). Online gig economy sebagai dampak dari digitalisasi menghasilkan sekumpulan tenaga kerja lepas yang disebut sebagai gig worker. Semakin pesatnya pertumbuhan platform online gig economy serta tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia berpotensi membuka peluang pasar pekerjaan online dan dapat menimbulkan adanya kelebihan pasokan online gig worker. Pertumbuhan online gig economy di Indonesia perlu diimbangi dengan adanya penelitian untuk mencari solusi terhadap faktor yang memengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan jasa online gig worker. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor penjelas utama yang menjadi penghambat dan pendorong minat masyarakat untuk menggunakan jasa dari online gig worker menggunakan model penelitian gabungan dari Technology Acceptance Model (TAM) dan Unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Partial List Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil pengolahan data berupa hasil analisis kemudian dilakukan uji hipotesis sehingga diketahui hasil penelitian yang diharapkan. Berdasarkan hasil uji hipotesis, faktor-faktor yang menjadi pendorong minat masyarakat untuk menggunakan jasa online gig worker adalah faktor manfaat yang didapatkan, serta pengaruh dari lingkungan sosial. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat adalah persepsi terhadap risiko.

ABSTRACT
Online Gig Economy (OGE) as a result of digitalization results in a group of freelancers called gig workers. The rapid growth of the OGE platform and the high number of internet users in Indonesia has the potential to open up online job market opportunities and can lead to an excess supply of online gig workers. The growth of OGE in Indonesia needs to be balanced with the existence of research to find solutions to factors that influence people's interest in using online gig worker services. Data collection is done by distributing online questionnaires. Based on the results of the study, the factors that are motivating the interest of the public to use the gig worker online services are the Perceived Usefulness, and Social Influence. While the inhibiting factor is the Perceived of Risk
"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Auditianto
"Pertumbuhan dan kemajuan internet di Indonesia menyebabkan munculnya berbagai layanan physical gig economy (PGE) seperti Go-Jek, Grab, Go-Clean, Seekmi, Sejasa, Tukang.com, dan lain sebagainya. Pertumbuhan mitra yang tidak diikuti oleh pertumbuhan pengguna pada sektor jasa transportasi menyebabkan mitra kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Pada sektor jasa kebersihan dan pertukangan, penggunaan layanan masih rendah. Permasalahan ini mendorong penelitian yang bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan layanan PGE. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan PLS-SEM sebagai metode olah datanya. Responden kuesioner berjumlah 318 orang, yang berasal dari masyarakat Indonesia yang telah menggunakan layanan PGE maupun belum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti, perceived platform quality, trust, economic benefit, dan hedonic motivation, merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention. Faktor social influence hanya berpengaruh pada saat awal menggunakan layanan. Faktor perceived risk tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention, karena keuntungan yang diberikan oleh layanan PGE lebih besar daripada risiko.

.The growth of the internet in Indonesia has led to the emergence of physical gig economy (PGE) services, such as Gojek, Grab, Go-Clean, Seekmi, and so on. The growth of gig workers that arent followed by the growth of users in transportation service, is causing lack of orders. In addition, usage in cleaning and repair service sectors is still considerably low. The problems encourage researcher to find the influencing factors on the usage of PGE services. This research uses quantitative method and PLS-SEM as analytical tool. Questionnaires were given to respondents who have been using and who have not use PGE services. From this survey, 318 valid data were collected from respondents. Result from data processing shown that perceived platform quality, trust, economic benefit, and hedonic motivation had significant effect to behavioral intention. Social influence is affecting user on the early usage of PGE services. Perceived risk does not have negative effect on behavioral intention, because the benefits provided by PGE services outweigh the risks."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Lyzara
"Perkembangan teknologi saat ini telah menawarkan banyak kemungkinan untuk prosedur administratif publik yang demokratis agar menjadi lebih efisien dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!) merupakan e-government, khususnya merupakan e-complaint berskala nasional di Indonesia yang melayani penyampaian aspirasi dan pengaduan rakyat secara online sehingga dapat diakses dengan mudah oleh publik. Pengelola LAPOR! melakukan pengembangan sistem dengan antarmuka yang baru, yang disebut sebagai LAPOR! versi 3.0. Namun dalam perjalanan pengembangan LAPOR! versi 3.0 dalam dua tahun terakhir tidak melibatkan pengguna dari instansi pemerintah (admin). Hal ini dapat mengakibatkan admin menjadi tidak nyaman dalam mengoperasikan LAPOR! versi 3.0 dan proses adaptasi menjadi lambat, mengingat selama 5 tahun LAPOR! tidak mengalami perubahan. Kemudahan dan kenyamanan dalam berinteraksi dengan warga melalui sistem dipengaruhi oleh antusiasme dari admin dalam menggunakan sistem tersebut, maka penelitian ini mengevaluasi sistem LAPOR! versi 3.0 dari sisi kebergunaannya. Penelitian ini melibatkan 30 admin dari 16 Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/D).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata kebergunaan LAPOR! versi 3.0 dengan System Usability Scale (SUS) adalah 45 dengan grade F yang berarti LAPOR! versi 3.0 masih memiliki banyak kekurangan dari sisi kebergunaan pada instansi pemerintah. Penelitian ini memberikan rekomendasi pada pengelola LAPOR! dari permasalahan kebergunaan yang ditemukan melalui hasil analisis uji kebergunaan (usability testing) dan rekomendasi pada pengelola e-government secara umum dan e-complaint secara khususnya agar dapat mengetahui pentingnya mengembangkan kebutuhan berdasarkan kebergunaan dari pengguna, khususnya pegawai pemerintah.

Nowadays, technological developments have offered many possibilities for public administrative procedures to be more efficient and accessible to the wider society. The Government National Complaint Handling System (LAPOR!) is one of e-government in Indonesia, specifically a national-scale e-complaint in Indonesia that serves online public aspirations and complaints so that can be easily accessed by the public. The manager of LAPOR! developed the system with a new interface, called LAPOR! version 3.0. But in the journey of developing LAPOR! version 3.0 in the past two years did not involve users from government agencies (admin). It can cause the admin feel uncomfortable to operate the LAPOR! version 3.0 and slow for adaptation process, because LAPOR! is not change for 5 years. The easeness and convenience of interacting with citizens through the system is influenced by the enthusiasm of the admin when using the system, so this study evaluates LAPOR! version 3.0 in terms of its usability. This study involved 30 admins from 16 Ministries / Institutions / Local Governments.
The results of this study indicate that the average score of the use of LAPOR! version 3.0 with System Usability Scale (SUS) is 45 with F grade which means LAPOR! version 3.0 still has many disadvantages in usability from government agencies. This study provides recommendations to the manager of LAPOR! from usability problems that found through the results of usability testing. The recommendations for e-government managers in general and e-complaint in particular in order to know the importance of developing system needs based on the usability of users, especially government employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hamim Tohari
"PT XYZ merupakan salah satu e-commerce dengan model bisnis B2B yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu e-commerce baru, PT XYZ terus berusaha meningkatkan pelayanannya agar lebih banyak lagi pelanggan yang datang berbelanja salah satunya adalah dengan menambah jumlah variasi produknya. Namun sayangnya hal ini justru menimbulkan dampak negatif bagi PT XYZ. Berdasarkan data penjualan Q4 tahun 2018 diketahui bahwa penjualan hanya terpusat pada produk-produk tertentu saja, sedangkan untuk produk selain itu penjualannya sangat kecil dan bahkan ada yang tidak terjual sama sekali. Tidak terjualnya produk-produk tertentu menimbulkan ancaman kerugian karena PT XYZ menerapkan kerja sama beli putus dengan pemasoknya, sehingga kerusakan barang selama masa penyimpanan akan ditanggung oleh PT XYZ. Fenomena penjualan yang hanya terpusat pada produk-produk tertentu saja disebut dengan long tail. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan lebih banyak merekomendasikan produk-produk kurang populer (niche product) kepada pelanggan menggunakan sistem rekomendasi. Tantangan dalam merekomendasikan produk long tail adalah sistem harus tetap memperhitungkan kesesuaian produk yang direkomendasikan dengan perferensi pelanggan. Selian itu saat ini sebagian besar pendekatan sistem rekomendasi cenderung memperburuk kondisi tersebut. Misalnya saja pendekatan dengan menggunakan collaborative filtering yang pada akhirnya justru merekomendasikan produk yang populer diantara pelanggan. Begitu juga dengan association rule yang bekerja dengan merekomendasikan produk yang sifatnya umum dan populer. Oleh karena itu pada penelitian ini dibangun model sistem rekomendasi dengan pendekatan berbeda dengan menggunakan graf tripartite. Agar dapat menghasilkan rekomendasi yang sesuai, algoritma hitting time dan absorbing time dikombinasikan dengan menggunakan Markov random walker untuk menentukan produk long tail yang sesuai untuk direkomendasikan ke pelanggan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model rekomendasi dengan algoritma absorbing time menghasilkan akurasi yang lebih baik dibandingkan hitting time. Selain itu jika dilihat dari sisi diversity, meskipun secara keseluruhan hitting time lebih bagus, yaitu 0,047 berbanding 0,057, namun pada top 5 rekomendasi absorbing time menghasilkan diversity yang lebih baik.

PT XYZ is one of e-commerce with B2B business models in Indonesia. As a new e-commerce, PT XYZ keeps trying in various ways to improve its services to attract more customers, one of them is by increasing the product variations. Unfortunately this has a bad impact on PT XYZ. Based on Q4 2018 sales data, it is known that sales are only focused on certain products while the remainings are unsold. This condition poses a threat of loss because PT XYZ cooperate with its suppliers using flat fee agreement, so that the damage goods during the storage period will be borned by PT XYZ. The phenomenon of sales that is only dominated by certain products is called long tail. One of possible solution to these problems is to recommend more niche products to customers using a recommendation system. The challenge in recommending long tail products is that the system must keep consider about the suitability of the recommended products with the customer preferences. Furthermore, most of the current recommendation system approaches tend to worsen the condition. For example, the approach using collaborative filtering, which ultimately recommends products that are popular among customers. Likewise with the association rule that works by recommending products that are general and popular. Therefore in this research a recommendation system model was built with a different approach, that is tripartite graphs. In order to produce recommendations, the hitting time and absorbing time algorithms are combined with a Markov random walker to determine the long tail product that is suitable for customers. The results of this study indicate that the recommendation model with absorbing time algorithm produces better accuracy than hitting time. In addition, based diversity value, even though hitting time is better, which is 0.047 compared to 0.057, but in the top 5 recommendations absorbing time produces better diversity."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Tommy Wijaya
"Berdasarkan penelitian terdahulu, akurasi prediksi pergerakan harga saham rendah. Informasi dari media yang tidak akurat 100% dan pemanfaatan analisis teknis yang belum menghasilkan prediksi yang baik merupakan akar masalah pada penelitian ini. Hal ini penting, sebab bagi para spekulan pemanfaatan 2 hal tersebut berperan penting sebagai pertimbangan dalam melakukan transaksi saham. Maraknya berita mengenai resesi ekonomi, perang dagang, dan krisis ekonomi membuat sejumlah pelaku pasar berpotensi menarik diri dari pasar modal. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung seberapa besar akurasi hasil klasifikasi pergerakan harga saham menggunakan kombinasi analisis teknis dan analisis sentimen media online. Algoritma yang digunakan pada penelitian ini adalah Support Vector Machine (SVM), K-Nearest Neighbor (KNN), dan Naïve Bayes. Terdapat 2 tahapan klasifikasi pada penelitian ini. Tahapan pertama yakni melakukan klasifikasi sentimen dari media online untuk mendapatkan label sentimen. Tahapan kedua yakni melakukan klasifikasi pergerakan harga saham. Label sentimen hasil klasifikasi tahap pertama, dan analisis teknis berdasarkan pergerakan harga saham, menjadi atribut pada klasifikasi tahap kedua. Klasifikasi tahap kedua menghasilkan prediksi pergerakan harga saham berupa naik atau turunatau tetap Akurasi tertinggi yang dihasilkan dari kombinasi analisis teknis dan sentimen media online menghasilkan rata-rata akurasi sebesar 73,83% pada trading window 60 hari, dan 81,34% pada trading window 90 hari dengan menggunakan algoritma SVM.

Based on previous researches, the accuracy of predictions of stock price movements is low. Information from the media that is not 100% accurate and the use of technical analysis that has not produced good predictions is the root of the problem in this study. This is important, because for speculators the use of these 2 things plays an important role as a consideration in conducting stock transactions. The rise of news about the economic recession, trade war, and economic crisis has made a number of traders or investor potentially withdraw from the capital market. Therefore, this study aims to calculate how much the accuracy of the stock price movement classification results using a combination of technical analysis and online media sentiment analysis. The algorithms used in this study are Support Vector Machine (SVM), K-Nearest Neighbor (KNN), and Naïve Bayes. There are 2 stages carried out in this study. The first stage is to make sentiment classifications from online media to get sentiment labels. The second stage is to divide the stock price movements. The sentiment label from the first classification, and technical analysis based on stock price movements, are attributes based on the second classification. The second stage of classification is to get price quotes for "up" or down" or "constant". The highest accuracy resulting from a combination of technical analysis and online media sentiment resulted in an average accuracy of 73.83% on 60 days trading window, and 81.34% on 90 days trading window using SVM algorithm."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Yuniana Putri Pamungkas
"ABSTRAK
Ekuitas merek merupakan salah satu intangible asset yang dapat meningkatkan daya tarik suatu merek. Menyadari hal tersebut, banyak perusahaan yang berlomba-lomba dalam meningkatkan ekuitas merek yang dimiliki. Beberapa penghargaan pun digelar secara rutin untuk mengetahui jajaran merek dengan ekuitas tertinggi, yang diukur dengan menggunakan metode survei. Meskipun sejauh ini ekuitas merek dapat diukur dengan baik, namun penggunaan metode survei memiliki beberapa kekurangan dari sisi akurasi, efisiensi dan ekonomis. Dengan maraknya penggunaan media sosial, secara khusus Twitter, menjadikannya sebagai media yang kaya akan informasi dan tepat untuk penerapan query-based survey. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi pemanfaatan Twitter sebagai alternatif dalam pengukuran tingkat ekuitas merek. Penelitian dilakukan dengan pendekatan text mining, sedangkan proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan model CRISP-DM. Proses scraping dilakukan untuk mengumpulkan data Twitter pada 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2018, untuk mengukur ekuitas merek pada tahun 2016 hingga 2019, dengan data dari Top Brand Index sebagai ground truth data. Penelitian ini menggunakan dimensi brand awareness, brand loyalty, perceived quality, dan brand association yang menghasilkan 15 kemungkinan kombinasi dimensi untuk mengukur tingkat ekuitas dari 54 merek dalam 7 kategori pada sektor jasa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan data media sosial Twitter dapat digunakan untuk mengukur tingkat ekuitas merek, dengan tingkat kemiripan sebesar 70.57%. Selain itu, kombinasi dari brand awareness, brand loyalty dan perceived quality terbukti sebagai dimensi yang memberikan hasil terbaik dalam pengukuran tingkat ekuitas merek.

ABSTRACT
Brand equity is one of the intangible assets that can increase the attractiveness of a brand. Therefore, many brands are attempted to increase their brand equity level. Several award were conducted routinely to find out the best brands by using the survey method. Although so far brand equity can be measured properly using survey method, it has several disadvantages in terms of accuracy, efficiency and economics. With the widespread use of social media, specifically Twitter, it becomes a media that is rich in information and has the potential to be used as a query-based survey. Therefore, this study aims to examine the potential utilization of Twitter as an alternative methods in measuring brand equity levels. The research was conducted using text mining, while the data processing was carried out using the CRISP-DM model. Scraping process is carried out to collect Twitter data from January 1, 2015 to December 31, 2018, to measure brand equity in 2016 until 2019, with data from the Top Brand Index as ground truth data. This study uses the dimensions of brand awareness, brand loyalty, perceived quality, and brand association which produces 15 possible combinations to measure the equity level of 54 selected brands in 7 categories from the service sector. The results of this study indicate that the use of Twitter data can be used to measure brand equity with 70.57% of similarity level. Combination of brand awareness, brand loyalty and perceived quality dimension also proven as the most accurate dimensions to be used to measure the brand equity level."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>