Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Wian Sujadi
Abstrak :
Dalam proses pembentukan lembaran baja karbon rendah jenis SPHC diperlukan tekstur dengan komponen (111)<112> tajam dan harga R = 1,4 - 1,8 serta n = 0,2-0,25 agar diperoleh mampu bentuk yang baik. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tekstur serta sifat mampu bentuk baja SPHC dengan deformasi 75% dan temperatur anil 450' C, 550'C, 650'C dan 750'C. Untuk pengukuran tekstur ini digunakan teknik fraksi sinar-x untuk mendapatkan sudut di fraksinya (20) agar diperoleh bidang pantul dengan intensitas tertinggi. Pengukuran teksturnya menggunakan metode refleksi Schulz, dimana metode ini yang paling umum digunakan untuk penentuan pole figure dan cara pembuatan pole figurenya menggunakan sistem arbitrary unit (sistem satuan sembarang).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Kuntoro Ashadi
Abstrak :
Akibat proses pengerolan dingin dan proses anil struktur logam akan mengalami perubahan. Butir-butir logam akan memipih searah dengan arah pengerolan. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengamatan metalografi. Kristal-kristal logam akan mengalami penyusunan kembali hingga tersusun dalam orientasi tertentu (tekstur). Hal ini dapat diketahui melalui gambaran kutub (pole figure) yang diperoleh melalui pengujian tekstur. Perubahan struktur logam tersebut akan mempengaruhi sifat-sifat logam.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Ahmad Aprilando
Abstrak :
Pengaruh substitusi terak baja sebagai agregat kasar pada kekuatan tekan dan korosi baja tulangan pada beton geopolimer berbahan dasar fly ash dalam air laut dan lingkungan hujan asam Nilai kuat tekan dievaluasi dengan mengukur beban maksimum yang dapat diterima menggunakan peralatan pengujian kompresi Kuat tekan tergantung pada beberapa faktor seperti waktu dan suhu curing serta proporsi pencampuran Kekuatan tekan beton geopolimer dengan substitusi terak baja lebih tinggi dibandingkan dengan beton geopolimer normal dengan agregat kerikil Nilai kuat tekan optimum ditemukan pada hari ketiga curing pada suhu 60oC untuk beton geopolimer dengan substitusi terak baja dan beton geopolimer normal Korosi tulangan dievaluasi dengan mengukur kepadatan arus korosi menggunakan polarisasi linear potensiostatik scan Laju korosi icorr baja tulangan dalam beton geopolimer dengan substitusi terak baja lebih tinggi dibandingkan dengan beton geopolimer normal tanpa terak baja dalam medium air laut Sedangkan dalam lingkungan hujan asam substitusi terak baja meningkatkan ketahanan korosi Laju korosi geopolimer beton dengan substitusi terak baja ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan beton geopolimer normal Laju korosi sangat tinggi pada hari hari awal dan menurun seiring waktu.
The effect of steel slag substitution as coarse aggregate on compressive strength and corrosion of reinforcing steel in fly ash based geopolymer concrete in seawater and acid rain environment was studied The compressive strength was evaluated by measuring maximum acceptable load using compression testing equipment The compressive strength depends on several factors such as time and temperature of curing and mixing proportion The compressive strength of geopolymer concrete with steel slag substitution is higher as compared to normal geopolymer concrete with gravel aggregate The compressive strength optimum was found in the third day curing at temperature 60oC for both of geopolymer concrete with steel slag substitution and normal geopolymer concrete The reinforcement corrosion was evaluated by measuring the corrosion current density using liner polarization potentiostatic scan The Corrosion rate icorr of reinforcing steel in geopolymer concrete with steel slag substitution were found to be higher as compared to normal geopolymer concrete without steel slag in seawater medium Whereas in acid rain environment steel slag substitution increase corrosion resistance Corrosion rate geopolymer concrete with steel slag substitution were found to be lower as compared to normal geopolymer concrete The corrosion rate is very high early days and decreases by time
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Nul Hakim
Abstrak :
Geopolimer concrete in the world of sustainable construction is not as popular as Portland concrete Because it doesn rsquo t have fixed mix design yet The goals of the this research are the mix design with strength of K225 K300 dan K350 by seeing the compressive strength dan flexural strength by 80 C curing The result age of this concrete is 7 days and it has been obtained high strength and flexural strength form the SNI.
Beton geopolimer dalam dunia konstruksi ramah lingkungan belum sepopuler dari beton Portland Karena belum memiliki desain campuran yang pasti Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untukmencari desain campuran dengan kekuatan K225 K300 dan K350 dengan melihat kuat tekan dan kuat lentur dengan dilakukan curing pada suhu 80 C Hasil yang didapat melalui penelitian ini dengan umur 7 hari mendapatkan hasil kuat tekan kuat lentur yang lebih baik dari SNI.
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Teknik, 2015
S60729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Adisty
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku abu terbang dengan kandungan kalsium tinggi dalam sintesis geopolimer menggunakan alkali aktivator natrium silikat. Dua mekanisme pencampuran berbeda dilakukan, dimana untuk tipe I pencampuran abu terbang, natrium silikat, natrium hidroksida, dan air dilakukan secara bersamaan sedangkan untuk tipe II natrium silikat dicampur dengan natrium hidroksida terlebih dahulu sebelum dicampur dengan abu terbang dan air. Sampel dengan mekanisme pencampuran tipe I menghasilkan kuat tekan hanya 77% dari kuat tekan sampel dengan mekanisme tipe II. Kuat tekan optimum didapatkan pada komposisi 36% abu terbang, 7% NaOH, 37% Na2SiO3, dan 20% H2O. Kuat tekan yang relatif rendah dari geopolimer pada umumnya kemungkinan diakibatkan oleh perilaku kalsium tinggi yang menghasilkan Ca(OH)2 yang menyebabkan laju kekakuan sangat cepat (flash setting). ......The purpose of this research was to study the behaviour of high calcium fly ash in the synthesis of geopolymer using sodium silicate as the alkali activator. Two kinds of mixing techniques were performed ? i.e. type I and type II. While in the type I, fly ash, sodium silicate, sodium hydroxide, and water were mixed simultaneously, in the type II sodium silicate and sodium hydroxide were mixed first and then mixed with fly ash and water. The compressive strength of geopolymer produced by the type I was 77% as low as the one produced by type II. The optimum compressive strength was achieved at geopolymer synthesized by 36% fly ash, 7% NaOH, 37% Na2SiO3, and 20% H2O. The low compressive strength of geopolymer might be attributable to high flash setting resulted from the behaviour of high calcium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51076
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kennedi
Abstrak :
Geopolimer sebagai semen generasi baru, yang diharapkan dapat mengurangi produksi semen portland sehingga dapat menekan polusi CO2 dari produksi semen portland. Geopolimer dapat dibuat dari beberapa prekursor seperti dari metakaolin, abu terbang dan blast furnace slag. Studi terhadap beberapa prekursor, terutama dari komposisi kimia dibutuhkan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi sifat dari geopolimer. Dalam penelitian ini, untuk melihat pengaruh pengotor CaO dan MgO dalam prekursor abu terbang, dibuat prekursor sintetik dengan komposisi yang sesuai dengan abu terbang. Sintesis dilakukan dengan membuat prekursor tanpa pengotor SiO2 dan Al2O3 sebagai pembanding dan prekursor yang diberi tambahan pengotor CaO dan MgO. Campuran tersebut dilakukan melt-quench untuk mendapatkan struktur gelas pada daerah liquid immiscibilty metastable. Kemudian dilakukan pembandingan hasil pengujian XRD dan disimpulkan pengotor CaO dan MgO menghasilkan prekursor dengan struktur gelas yang lebih baik.. Prekursor kemudian dibuat geopolimer dengan mereaksikannya dalam medium alkali dan menghasilkan spesies dengan komposisi yang sama dengan zeolit dengan struktur amorf. Selain itu juga memperlihatkan geopolimer dengan penambahan pengotor CaO dan MgO dapat meningkatkan nilai kuat tekan dari geopolimer.
Geopolymer is a new generation of the cement materials, and it can be reduce ordinary Portland cement production and reduce CO2 pollution because Portland cements production. Geopolymer made from some precursor like metakaolin, fly ash and blast furnace slag. Study of the precursor, especially from chemical composition, is necessary to know the variable that affecting the geopolymer properties. In this research, to know the effect of contamination of CaO and MgO in fly ash precursor made synthetic precursor with fly ash composition. The synthesis of fly ash without contamination is made to compare the precursor with CaO and MgO contamination. Those mixtures are melt-quenched liquid immiscibilty metastable to get glassy structure. And comparing the result from XRD characterization that precursor with CaO and MgO contaminant more glassy structure of precursor. Precursor then made the geopolymer by reacted with alkali medium and result the product is same composition of zeolite material but amorphous structure. Beside that geopolymer with CaO dan MgO contaminant increase the compressive strength of geopolymer.
2011
S72
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Noermalasari
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi pada baja tulangan dalam beton geopolimer berbahan dasar abu terbang serta daya tahan beton pada kondisi normal dan agresif (air laut) dengan membandingkannya terhadap beton konvensional dengan desain campur beton sama. Proses korosi dipercepat dengan pemberian potensial tinggi pada baja tulangan sehingga diperoleh hasil pengujian yang layak dalam waktu yang relatif singkat. Pada hari pertama pengujian, baja dalam beton geopolimer berada pada daerah korosi dengan potensial -0,293V; pH 7,2 di aquades dan -0,427V; pH 8,2 di air laut. Setelah 10 hari, baja tulangan dalam aquades berada di daerah pasif dengan potensial -0,183V; pH 10 sedangkan di air laut, baja berada di daerah korosi dengan potensial -0,327V dan pH 9. Namun demikian, baja tulangan pada beton konvensional di dalam aquades dan air laut berada pada daerah korosi dari hari pertama hingga hari ke-10. Pada hari pertama pengujian, baja berada pada potensial -0,529; pH 7,2 di aquades sedangkan di air laut, potensial baja -0,205V;pH 8,2. Setelah 10 hari, nilai potensial baja sekitar -0,543 V; pH 7,2 di aquades dan -0,319; pH 8,2 di air laut. Oleh karena itu, beton geopolimer memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap korosi dibandingkan beton konvensional karena terjadi polikondensasi dari alumina dan silika membentuk cross linked aluminosilikat sehingga dapat menghambat difusi dari oksigen dan ion-ion agresif seperti ion klorida. Salanjutnya, kuat tekan beton geopolimer sebesar 45,3 Mpa lebih tinggi dibandingkan beton konvensional yaitu sekitar 39,49 Mpa dengan desain campur sama.
The purpose of this research was to study corrosion behavior of steel bar in fly ash-based geopolymer concrete and durability in aquades and ASTM seawater compared to conventional concrete that has similar mix design. An accelerated corrosion by applying high potential on the steel bar was performed to obtain reasonable test results in a relatively short time. The potential and pH values of the steel bar were plotted on Pourbaix diagram for concrete immersed in aquades and seawater. For the first days, steel bar in geopolymer concrete in aquades and seawater located on corrosive area with potential values are -0,293V; pH 7,2 (aquades) and -0,427V; pH 8,2 (seawater). After 10 days, in aquades, steel on passive area with potential -0,183V; pH 10 whereas in seawater that has -0,327V; pH 9, steel on corrosive area. However, steel bar in conventional concrete immersed in aquades and seawater located on corrosive area from first day until 10 days. For the first days, potential values of steel bar are -0,529; pH 7,2 (aquadest) and -0,205V; pH 8,2 (seawater). After 10 days, potential value of steel are -0,543 V; pH 7,2 in aquades and -0,319; pH 8,2 in seawater. Thus, geopolymer concrete is better than conventional concrete in order to resist the corrosion of the steel bars because polycondensation of alumina and silikat in geopolymer forming cross linked aluminosilikat that can impede diffusion of oxygen and aggressive species as chloride ions. Furthermore, for the same mix design, geopolymer concrete has higher compressive strength than conventional concrete, i.e. 45,3 Mpa and 39,49 Mpa respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51506
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Frederick Paulus
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari temperatur curing dan waktu curing terhadap kuat tekan dari pasta geopolimer. Kekuatan optimum geopolimer diperoleh dengan waktu yang lebih singkat bersamaan dengan proses pengerasan serta pengaruh temperatur. Pasta geopolimer yang diteliti disintetsis dari bahan dasar kaolin. Kaolin tersebut sebelumnya dikalsinasi pada temperatur tinggi (700°C selama 5 jam) untuk meningkatkan reaktivitas dan diaktivasi oleh larutan alkali aktivator, yang merupakan kombinasi dari natrium silikat dan natrium hidroksida. Sampel pasta akan dilakukan pengujian kuat tekan, pengujian XRD dan pengujian SEM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sifat mekanis dari geopolimer berbahan dasar kaolin tidak mengalami kenaikan kuat tekan secara signifikan dengan bertambahnya waktu curing, terutama pada rentang waktu curing 4, 8, dan 24 jam. Selain itu, kekuatan tekan dari geopolimer akan berkurang dengan meningkatnya temperatur curing diatas 100°C.
This study aimed to analyze the effect of curing temperature and curing time toward a compressive strength of geopolymer paste. Geopolymer optimum strength obtained with a shorter time along with the hardening process and the influence of temperature. Geopolymers paste investigated were synthesized from kaolin. Kaolin is prepared by calcining at high temperatures (700°C for 5 hours) to arouse the activity and then activated by chemical activating systems, combinations of sodium silicate and sodium hydroxide. The samples were subjected to compressive strength, X-Ray Diffraction tests, and Scanning Electron Microscopy tests. Result showed that the mechanical properties of the kaolin based geopolymer were not significantly enhanced by increasing curing time, especially from 4 hour to 24 hour curing time. It also can be observed that the compressive strength of geopolymer decrease with increasing of curing temperature above 100°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy
Abstrak :
Perubahan iklim telah memicu perkembangan green technology. Geopolimer berbahan dasar abu terbang merupakan material ramah lingkungan yang dapat digunakan sebagai semen instan untuk bahan reparasi jalan beton. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui kondisi perlakuan temperatur dan waktu curing yang terbaik untuk menghasilkan pasta geopolimer dengan kuat tekan yang optimal. Dua variabel temperatur dan tiga variabel waktu digunakan dalam penelitian ini untuk ditinjau pengaruhnya terhadap kuat tekan yang dihasilkan oleh pasta geopolimer. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk waktu curing yang sama, temperatur yang lebih tinggi akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi. Pada temperatur yang sama kuat tekan dari pasta geopolimer meningkat seiring dengan bertambahnya waktu curing.
Climate change have been develop green technology. Geopolymer fly ash based is categorized as friendly environment material which is used as rapid setting cement for repair material of concrete road. The purpose of this research was aimed to study the best temperature and curing time to produce geopolymer paste with optimum compressive strength. Two variable of temperature and three variable of time were used in this research to see their effect to compressive strength. The result from this research show that for the same curing time, elevated temperature achieve higher compressive strength. In same temperature, compressive strength from geopolymer paste increase along with curing time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51515
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Sidik
Abstrak :
ABSTRAK
Geopolimer sebagai filler dapat digunakan sebagai semen instan yang ramah lingkungan dalam proses reparasi jalan beton. Sampel prekursor sintetis geoplimer dihasilkan melalui metode melt-quench. Analisa melalui XRD dan uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui perbandingan amorfisitas antara prekursor metakaolin sintetis, prekursor abu terbang class F sintetis, prekursor metakaolin alami, dan prekursor abu terbang class F alami dalam lingkup pengaruhnya terhadap reaktivitas geopolimer dalam medium alkali. Sampel dengan struktur prekursor dan struktur geopolimer yang lebih amorf memiliki reaktivitas dan kuat tekan yang lebih tinggi. Komposisi prekursor, sejarah perlakuan, kandungan pengotor, cooling rate, komposisi geopolimer memberi pengaruh signifikan pada struktur yang terbentuk.
ABSTRACT
Geopolymer as filler can be used in repairing the concrete road for its characteristic as environment friendly instant cement. Synthetic geopolymer precursor was made by melt-quench method. XRD and compressive strength test have been done in order to analyzing the amorphous comparative of synthetic metakaoline precursor, synthetic class F fly ash, natural metakaoline precursor, natural class F fly ash respectively corresponds to reactivity in alkaline medium. Precursor and geopolymer that have more amorphous structure indicate higher reactivity and compressive strength. Precursor composition, treatment history, modifier content, cooling rate, geopolymer composition give significant effect on the structure produced.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1421
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>