Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayat Ruhiyat
Abstrak :
Kayu merupakan salah satu basil hutan yang terpenting, dimana teknologi pemanfaatannya banyak menghasilkan limbah seperti dari eksploitasi hutan menghasilkan cabang, ranting dan daun, serta dari industri pengolahannya (penggergajian, pembuatan kajoi lapis, alat-alat rumah tangga dan konstruksi) berupa serpihan kayu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut merupakan sumber karbohidrat yang murah. I Sel tanaman umumnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dari ketiga komponen tersebut kanduhgan selulosa merupakan yang terbesar. Selulosa adalah polimer dari glukosa yang berikatan 1,4-Pglukosida, yang dapat dihidrolisis dengan enzim selulase yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus niger menjadi monosakaridanya. Tetapi dalam prosesnya selulosa yang berasal dari kayu (serbuk gergaji) relatif sukar dihidrolisis karena memiliki struktur kokoh yang dilindungi jaringan yang terdiri dari lignin dan hemiselulosa sehingga enzim tidak bekerja secara optimal sebagaimana diharapkan. Pada penelitian ini dicari kondisi hidrolisis yang optimal dengan menyiapkan I substrat selulosa (serbuk' kayu) dalam bentuk yang mudah difermentasikan (delignifikasi), yaitu dengan melarutkan serbuk kayu dalam NaOH untuk menghilangkan hemiselulosa kemudian dilakukan isolasi selulosa dengan larutan Kadoksen. Selanjutnya dilakukan hidrolisis dengan mengatur kondisi pertumbuhan kapang Aspergillus niger yang meliputi berat substrat dan pH. Untuk mengetahui basil hidrolisis dilakukan penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Somogyi- Nelson dan hasilnya dibandingkan terhadap kontrol yaitu serbuk kayu yang tidak didelignifikasi. Hasil penehtian ini menunjukkan bahwa kandungan gula pereduksi tertinggi didapatkan pada hari ke-6 sebesar 38,23 ppm pada serbuk kayu yang didelignifikasi dan 26,47 ppm pada serbuk kayu yang tidak didelignifikasi, dengan berat substrat 2 gram. Untuk variasi pH, diperoleh konsentrasi gula pereduksi tertinggi pada hari ke-6 dengan pH 5,5 yaitu 48,81 ppm untuk serbuk kayu yang didelignifikasi dan 24,68 ppm pada serbuk kayu yang tidak didelignifikasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Fakhrudin
Abstrak :
Abstrak Respon sel terhadap dunia luarnya memicu terjadinya transduksi sinyal sel. Transduksi sinyal sel merupakan keseluruhan kejadian molekuler yang berlangsung pada penyampaian informasi dari sitoplasma ke inti sel. Salah satu mekanisme transduksi sinyal adalah fosforilasi pada protein kinase. Mitogen activated protein kinase (MAPK) merupakan superfamili enzim yang emiliki tiga familiutama, yaitu Extracellular signal-regulated protein kinase (ERK), c-Jun N-terminal kinase (JNK) atau stress activated protein kinase (SAPK) dan p38 protein kinase. Tiap famili memiliki kepekaan terhadap stimulan yang berbeda sehingga jalur transduksinya spesifik satu sama lain. Penelitian menggunakan analisis Bioinformatika dilakukan untuk mendapatkan kejelasan mengenai pola sekuen asam amino penyusun protein ? protein superfamili MAPK. Pola ini akan menunjukkan spesifisitas interaksi jalur transduksi famili ERK, JNK, dan p38. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan pola pada sekuen penyusun daerah interaksi (docking domain) dan daerah aktif protein MAPK. Daerah interaksi berupa ED domain dan CD domain. Pola umum daerah aktif untuk MAPK adalah sekuen TXY, yaitu TEY untuk ERK, TPY untuk JNK, dan TGY untuk p38. ED domain famili ERK berpola sekuen TT, JNK berpola sekuen SD, dan p38 berpola sekuen ED. CD domain subfamili ERK1 bersekuen YYDPTDEP, ERK2 bersekuen YYDPSDEP, JNK1 bersekuen WYDPSEAEA, JNK2 bersekuen WYDPAEAEA, JNK3 bersekuen WYDPAEVEA, p38 alfa bersekuen YHDPDDEP, p38 beta bersekuen YHDPEDEP, p38 gama bersekuen LHDTEDEP, dan p38 delta bersekuen FPDPEEET. Kata kunci : bioinformatika, docking domain, MAPK, transduksi sinyal.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Rachmasari
Abstrak :
Antioksidan t-BHQ dapat meningkatkan kerusakan oksidatif DNA yang ditandai dengan jumlah 8-OHdG yang meningkat. Logam TiO2 yang digunakan untuk pemutih pada cat tembok dan di tambahkan diproduk rumah tangga juga mampu meningkatkan jumlah 8-OHdG di dalam tubuh. 8-OHdG terbentuk dari hasil reaksi antara Reactive Oxidative Species (ROS) dalam bentuk hidroksil radikal. Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan adduct dengan mereaksikan 2?-deoksiguanosin dan guanosin dengan senyawa t-BHQ dan TiO2 dalam variasi pH, temperatur dan waktu inkubasi. Hasil 8-OHdG yang terbentuk dianalisa menggunakan instrumen HPLC detector UV pada panjang gelombang 254 nm dengan fasa gerak buffer fosfat dan metanol (95:5) dan laju alir 0,85 mL/menit. Dari hasil penelitian diketahui adduct dG yang terbentuk paling banyak pada kondisi temperatur 60oC, waktu inkubasi 6 jam dan pH 8,5 diperoleh %adduct 39,62%. Sedangkan, adduct guanosin diukur secara kualitatif dari luas peak yang dihasilkan didapatkan adduct paling besar pada kondisi yang sama. ...... Antioxidant t - BHQ which may increase oxidative damage to DNA is characterized by the increasing number of 8 - OHdG. Metal TiO2, used to bleach the paint on the wall and add in households product, is also able to increase the number of 8 - OHdG in the body. 8 - OHdG is formed from the reaction between Reactive Oxidative Species (ROS) in the hydroxyl radicals’ form. In this research the formation’s study of adducts by reacting 2' - deoksiguanosin and guanosine with t - BHQ compounds and TiO2 in the variation of pH, temperature and incubation time. Results of 8-OHdG formed were analyzed using HPLC instrument with UV detector at a wavelength of 254 nm, using a mobile phase of phosphate buffer and methanol (95:5) and a flow rate of 0.85 mL / min. The survey results revealed that dG adducts formed at most 60 ° C in temperature, incubation time of 6 hours and a pH of 8.5 %adducts obtained 39.62 %. Meanwhile, guanosine adducts measured qualitatively from the broad peak produced most major adducts obtained under the same conditions.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hatri Wahyumar
Abstrak :
Amoksisilin trihidrat memiliki waktu tinggal yang singkat di dalam lambung sehingga kurang efektif untuk pengobatan infeksi Helicobacter pylori. Sistem penghantar obat mengapung dikembangkan agar obat dapat bertahan di lambung dalam waktu yang lama. Pada penelitian ini, disintesis hidrogel kitosan-poli N-vinil-pirrolidon full-IPN sebagai matriks penghantar obat amoksisilin trihidrat dengan sistem mengapung yang mengandung agen pembentuk pori K2CO3 dan KHCO3. Adapun konsentrasi agen pembentuk pori yang di tambahkan yaitu 0 , 1 , 5 , 10 , dan 15. Pengaruh konsentrasi dan jenis agen pembentuk pori terhadap rasio swelling, derajat ikat silang, porositas, floating time dan floating lag time diteliti dan karakterisasi sifat hidrogel lebih lanjut dilakukan dengan spektroskopi Fourier Transform Infra Red FTIR dan mikroskop stereo optik. Penambahan KHCO3 15 merupakan konsentrasi optimum untuk hidrogel kitosan-PNVP berdasarkan floating time dan floating lag time. Selanjutnya dilakukan enkapsulasi amoksisilin trihidrat secara in situ dan post loading ke dalam hidrogel. Uji efisiensi enkapsulasi dan disolusi matriks hidrogel K-PNVP terloading amoksisilin trihidrat dilakukan secara in vitro pada pH lambung. Hidrogel kitosan-PNVP in situ loading menghasilkan efisiensi enkapsulasi sebesar 80 dan disolusi sebesar 94 . Sementara pada hidrogel kitosan-PNVP post loading menghasilkan efisiensi enkapsulasi sebesar 53 dan disolusi sebesar 76.
Amoxicillin trihydrate has a short residence time in stomach so it is less effective for the treatment of Helicobacter pylori infections. Floating drug delivery system is developed so that the drug can survive in stomach for a long time. In this study, full IPN hydrogel chitosan poly n vinyl pyrrolidone is synthesized as matrix for drug delivery system containing pore forming agents K2CO3 and KHCO3. Concentration of the pore forming agent added is 0 , 1 , 5 , 10 , and 15 . The effect of concentration and type of pore forming agent against swelling ratio, the degree of crosslink, porosity, floating time and floating lag time will be studied and characterization of hydrogel properties performed by Fourier Transform Infra Red FTIR and a stereo optic microscope. The addition of KHCO3 15 is the optimum concentration for hydrogel K PNVP according to floating time and floating lag time. Furthermore, Amoxicillin trihydrate is loaded to hydrogel K PNVP by using in situ loading and post loading methods. Encapsulation efficiency and release of matrix hydrogel K PNVP loaded by amoxicillin trihydrate examined by in vitro studies at stomach rsquo s pH. Encapsulation efficiency of hydrogel K PNVP in situ loading is 80 and the release is 94. While, encapsulation efficiency of hydrogel K PNVP post loading is 53 and the release is 76.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Fachrudin
Abstrak :
Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan mikrokapsul sebagai sistem penghantar obat terkontrol dari captopril yang tersalut oleh polipaduan poli(D-asam laktat) dan polikaprolakton dengan menggunakan surfaktan campuran Tween 80-Span 80 melalui metode penguapan pelarut. Berdasarkan optimasi yang dilakukan, didapatkan konsentrasi optimum surfaktan campuran berada pada konsentrasi 0,0741 M yang menghasilkan persen efisiensi enkapsulasi sebesar 28,245% dengan ukuran mikrokapsul sebesar 0,482 µm. Setelah didapatkan konsentrasi optimum dari surfaktan, dilakukan optimasi perbandingan komposisi polipaduan (PDLA:PCL). Komposisi optimum untuk menghasilkan persen enkapsulasi yang terbaik berada pada komposisi 2:8 (% b/b) dengan persen efisiensi enkapsulasi sebesar 24,0983%. Uji disolusi dilakukan pada masing-masing komposisi dan diperoleh pelepasan obat terbaik pada perbandingan komposisi 4:6 (% b/b) dengan persen pelepasan sebesar 100%. Hasil karakterisasi FTIR menunjukan bahwa interaksi yang terjadi baik antara polimer dengan polimer, maupun polimer dengan obat adalah interaksi fisika berupa ikatan hidrogen, gaya dipol-dipol, dan gaya Van Der Waals.
In this study, captopril drug delivery system was made from microcapsules coated by poly (D-lactic acid) and polycaprolactone using a mixture of Tween 80 and Span 80 surfactants through solvent evaporation method. Based on the optimization result, the optimum mixture surfactant concentration was 0.0741 M, resulting in a percent encapsulation efficiency of 28.245% with a microcapsule size of 0.482 µm. After obtaining the optimum surfactant concentration, optimization of the ratio of polyblend composition (PDLA: PCL) was carried out. The optimum composition that obtained to produce the best percent encapsulation was 24.0983% with a composition ratio of 2:8 (% w/w). Dissolution test was carried out for each composition and the best release at composition ratio of 4: 6 (% w/w) with 100% release percentage. The results of FTIR characterization shows that the interactions that occur between polymers and polymers, and polymers with drugs are physical interactions such as hydrogen bonds, dipole-dipole forces, and Van Der Waals forces.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arminta Utari
Abstrak :
Pada penelitian ini telah dilakukan analisis pembentukan senyawa 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai penanda kerusakan oksidatif DNA yang diakibatkan oleh paparan senyawa akrilamida dan logam kromium heksavalen (Cr(VI)). Studi in vitro dilakukan melalui reaksi senyawa 2’-deoksiguanosin dengan akrilamida, logam Cr(VI), asam askorbat, dan H2O2 berdasarkan prinsip reaksi Fenton-like pada variasi pH inkubasi 7,4 dan 8,4, suhu inkubasi 37 dan 60 °C, serta waktu inkubasi 7 dan 12 jam. Analisis senyawa 8-OHdG dilakukan menggunakan UHPLC fasa terbalik dengan fasa gerak berupa campuran penyangga natrium fosfat pH 6,7 : metanol (85:15). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa paparan akrilamida dan Cr(VI) secara in vitro menyebabkan pembentukan 8-OHdG dengan konsentrasi rendah, serta penambahan asam askorbat mampu meningkatkan pembentukan 8-OHdG. Konsentrasi 8-OHdG tertinggi pada sampel tanpa asam askorbat diperoleh dengan kondisi suhu inkubasi 60 °C, serta pada sampel dengan asam askorbat diperoleh dengan kondisi pH inkubasi 7,4, suhu inkubasi 37 °C, dan waktu inkubasi 7 jam. ...... This research aims to investigate 8-hydroxy-2’-deoxyguanosine (8-OHdG) formation as a biomarker of DNA oxidative damage following acrylamide and hexavalent chromium (Cr(VI)) exposure. In vitro study was carried out through reactions between 2’-deoxyguanosine, acrylamide, Cr(VI),  and reducing agent with respect to Fenton-like principles. Samples at pH 7.4 and 8.4 were incubated for 7 and 12 hours under 37 and 60ºC to find the correlation between 8-OHdG concentration over several pH, time, and temperature conditions. Analysis was performed by reversed-phase UHPLC using sodium phosphate buffer pH 6.7 : methanol (85:15) as mobile phase. Results show that low concentration of 8-OHdG could be linked to acrylamide and Cr(VI) exposure, and ascorbic acid might have a role in increasing 8-OHdG to higher concentration. The highest concentration of 8-OHdG was obtained at 60°C in samples without the presence of ascorbic acid, and at pH 7.4, 37 °C, and 7 hours of incubation in samples with the presence of ascorbic acid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Anwar
Abstrak :
Senyawa pirimidin merupakan senyawa heterosiklik bahan alam yang memiliki bioaktivitas seperti penghambat kanal kalsium, antimikroba, antivirus, antioksidan, dan antikanker. Senyawa turunan pirimidin dapat disintesis melalui reaksi Biginelli yang termasuk reaksi multikomponen. Reaksi ini dapat dilakukan pada suhu ruang dalam satu wadah dengan menggunakan prekursor tiourea, etil asetoasetat, dan aldehida aromatik. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa turunan pirimidin dengan bantuan katalis organik L-prolin nitrat. Katalis L-prolin nitrat dapat meningkatkan efisiensi waktu dan meningkatkan yield hasil sintesis. Hasil sintesis senyawa pirimidin optimal dilakukan pada kondisi penggunakan katalis sebesar 10% mol dan menggunakan pelarut metanol. Hasil sintesis didapatkan berupa senyawa 1 dengan %yield sebesar 86,74%, senyawa 2 sebesar 87,93%, dan senyawa 3 sebesar 84,80%. Produk hasil sintesis dan katalis L-prolin nitrat dikonfirmasi dengan menggunakan intrumen KLT, FT-IR, spektrofotometer ......Pyrimidine is a natural heterocyclic compound which has bioactivities such as calcium channel blocker, antibacterial, antivirus, antioxidant, and anticancer. Pyrimidine derivatives can be synthesized using Biginelli reaction which classified as a multicomponent reaction. This reaction can be undergone in room temperature in one pot using thiourea, ethyl acetoacetate, and aromatic aldehyde as the precursors. Synthesis of pyrimidine derivatives using L-proline nitrate as organocatalyst has been conducted, which was elevating time efficiency and elevating yield of the products on the system of the reaction. The optimum results could be achieved at 10 mol % using methanol as a solvent. The % yield of the compound  1, 2, and 3 are 86.74%, 87.93%, and 84.80%, respectively. The results of the Biginelli reaction and the L-proline nitrate have been confirmed using TLC, FT-IR spectrometer, UV-Vis spectrometer, and GC-MS.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Liftyawati
Abstrak :
Pada penelitian ini dikembangkan material unggul berupa hidrogel mikrosfer komposit γ-PGA/Alg/AgNP yang diaplikasikan sebagai pembalut luka sehingga dapat menyeimbangkan kelembaban jaringan luka dan membantu dalam proses hemostasis tubuh karena sifatnya yang hidrofilik dan memiliki struktur berupa jejaring tiga dimensi. Dilakukan pengujian waktu pembekuan darah untuk mengetahui kemampuan hidrogel dalam membantu proses hemostasis tubuh. Dilakukan pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) dan gram negatif (Escherichia coli). Karakterisasi diamati dengan menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, FT-IR, XRD, SEM-EDS dan TEM. Pengujian kapasitas swelling maksimum untuk hidrogel mikrosfer komposit γ-PGA/Alg terbaik dengan rasio massa (2:8) didapatkan hasil sebesar 261,6 (g/g) dan hidrogel γ-PGA/Alg/AgNP dengan rasio massa (1:4) didapatkan sebesar 80,8 (g/g). Hidrogel γ-PGA/Alg memiliki nilai kapasitas swelling maksimum lebih tinggi dibandingkan dengan hidrogel γ-PGA/Alg/AgNP. Selanjutnya dilakukan variasi medium perendaman, hidrogel γ-PGA/Alg/AgNP dalam media perendaman larutan asam (HCl) memiliki kapasitas swelling maksimum lebih tinggi dibandingkan dalam aquades dan larutan basa (NaOH). Pengujian release ion Ag+ pada hidrogel γ-PGA/Alg/AgNP rasio massa (1:4) menunjukkan kesesuiaian nilai maksimum tertinggi dengan pengujian kapasitas swelling-nya yakni sebesar 5,46 %. dan untuk kapasitas loading sebesar 80,15 (ppm/gr). Kinetika swelling γ-PGA/Alg dan γ-PGA/Alg/AgNP mengikuti orde pseudo pertama dengan parameter lajunya masing-masing sebesar 6,06 menit dan 44,64 menit. Pengujian waktu pembekuan darah atau CBT (clotting blood time) menunjukkan bahwa hidrogel γ-PGA/Alg/AgNP memiliki kemampuan hemostasis atau penggumpalan darah tercepat yakni selama 98,7 sekon. Hasil pengujian aktivitas antibakteri, berdasarkan literatut jurnal diketahui bahwa S.aureus lebih resisten dibandingkan E.coli. ......In this research developed material in the form of γ-PGA/Alg/AgNP composite microsphere hydrogel which was applied as a wound dressing so that it can balance the wound tissue moisture because it is hydrophilic and has a three dimensional network structure. Clotting blood time was tasted to determine the ability of hydrogel to assist the body's hemostasis. Antibacterial activity test was done to against gram positive bacteria (Staphylococcus aureus) and gram negative (Escherichia coli). Hydrogel was characterized by spectrophotometer UV-Vis, FT-IR, XRD, SEM-EDS and TEM. Testing the maximum swelling capacity for the γ-PGA/Alg composite microscope hydrogel with the best mass ratio (2:8) results of 261.6 (g/g) and γ-PGA/Alg/AgNP hydrogel with mass ratio (1:4) obtained at 80.8 (g/g). γ-PGA/Alg hydrogels have a higher maximum swelling capacity than dibandingkan γ-PGA/Alg/AgNP hydrogels. Furthermore, the variation of immersion medium, γ-PGA/Alg/AgNP hydrogel in acid solution (HCl) immersion media has a maximum swelling capacity higher than in aquades and base solutions (NaOH). The release of Ag+ ions on the γ-PGA/Alg/AgNP hydrogel mass ratio (1:4) showed the highest maximum value of conformity with the swelling capacity test which was 5.46%. and for loading capacity of 80.15 (ppm/gr). Swelling kinetics of γ-PGA/Alg and γ-PGA/Alg/AgNP follow the first pseudo order with the speed parameters of 6.06 minutes and 44.64 minutes, respectively. Tests of blood clotting time or CBT (clotting blood time) showed that the γ-PGA/Alg/AgNP hydrogel has the ability to hemostasis or the fastest blood clotting during 98.7 seconds. The results of antibacterial activity testing, based on the journal literatut, it is known that S. aureus is more resistant than E.coli.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Allyssa Khairina Muslim
Abstrak :
Kemasan makanan berbasis plastik sintetis telah menimbulkan masalah bagi lingkungan karena limbah yang dihasilkan sulit terdegradasi. Saat ini, telah banyak dikembangkan kemasan makanan berbasis biopolimer karena sifatnya yang mudah terurai alami dan biokompatibel. Penelitian ini bertujuan untuk sintesis film nanokomposit berbasis biopolimer kitosan−PVA dan dikompositkan dengan nanopartikel Co−doped ZnO sebagai nanofiller untuk meningkatkan sifat fungsional dan antibakteri kemasan makanan. Nanopartikel Co(15%)−doped ZnO berhasil dikompositkan dengan kitosan−PVA membentuk film nanokomposit kitosan−PVA /Co−doped ZnO didukung dengan FTIR, XRD, UV-Vis DRS, SEM yang menunjukkan permukaan film tidak rata dan heterogen, dan SEM-EDS yang menunjukkan keberadaan nanopartikel Co−doped ZnO pada matriks biopolimer. Film nanokomposit kitosan−PVA /Co−doped ZnO diperoleh komposisi nanopartikel Co−doped ZnO terbaik yaitu 1,5% yang mana meningkatnya konsentrasi nanopartikel akan meningkatkan ketebalan, kekuatan tarik, dan perpanjangan saat putus, menurunkan kapasitas swelling, kelarutan, transparansi, transmisi cahaya, dan laju transmisi uap air dari film. Konsentrasi release ion Zn2+ dan Co2+ masih berada dibawah ambang batas maksimum menurut European food safety authority (EFSA). Kinetika release ion Zn2+ pada media simulan makanan mengikuti model Higuchi dengan mekanisme release adalah difusi. Film nanokomposit kitosan−PVA/ Co−doped ZnO (1,5%) memberikan aktivitas antibakteri terbaik dengan zona hambat untuk E.coli dan S.aureus masing-masing sebesar 10,4 mm dan 10 mm. Pengembangan film biopolimer kitosan−PVA  dengan nanopartikel Co−doped ZnO mempunyai potensi untuk aplikasi kemasan makanan antibakteri ramah lingkungan di masa depan. ......Synthetic plastic-based food packaging has caused problems for the environment because the waste produced is difficult to degrade. Currently, biopolymer-based food packaging has been developed due to its biodegradability and biocompatible properties. This study aims to synthesize nanocomposite films based on chitosan−PVA biopolymer and composited them with Co−doped ZnO nanoparticles as nanofillers to improve the functional and antibacterial properties of food packaging. Co(15%)−doped ZnO nanoparticles were successfully composited with chitosan−PVA to form chitosan−PVA /Co−doped ZnO nanoparticles supported by FTIR, XRD, UV-Vis DRS, SEM which showed an rough and heterogeneous film surface, and SEM- EDS showing the presence of Co−doped ZnO nanoparticles in the biopolymer matrix. Chitosan−PVA /Co-doped ZnO nanocomposite film obtained the best Co−doped ZnO nanoparticle composition of 1.5% in which increasing nanoparticle concentration increases thickness, tensile strength, and elongation at break, decreasing swelling capacity, solubility, transparency, light transmission, and the water vapor transmission rate of the film. Release concentrations of Zn2+ and Co2+ ions are still below the maximum threshold according to the European food safety authority (EFSA). The kinetic release of Zn2+ ion in food simulants media follows the Higuchi model with the release mechanism is diffusion. Chitosan−PVA/Co−dopedZnO (1.5%) nanocomposite films provided the best antibacterial activity with inhibition zones for E.coli and S.aureus of 10.4 mm and 10 mm, respectively. The development of chitosan−PVA biopolymer films with Co−doped ZnO nanoparticles has the potential for future applications of environmentally friendly antibacterial food packaging.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Auliya Fu'adi
Abstrak :
Makanan olahan berkontribusi pada bagian penting dari asupan energi harian. Pati adalah salah satu sumber utama karbohidrat berkontribusi sekitar 50-70% dari asupan energi harian dalam makanan manusia. Ubi kayu dapat diolah menjadi pati tapioka dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat mie, Pati tapioka murni ini memiliki kelarutan pati dan daya cerna pati yang tinggi, sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan sifat fungsionalnya. Penelitian ini berhasil memodifikasi pati tapioka melalui metode fosfat-ikat silang dan pati tersebut dijadikan bahan pembuatan mie dan diamati pengaruh dari modifikasi tersebut terhadap cooking-loss dan daya cerna pati mie. Keberhasilan dari reaksi ikat silang dilihat dari karakterisasi FTIR dengan adanya penambahan puncak pada sampel pati hasil modifikasi yaitu pada panjang gelombang 1347 cm-1 yaitu merupakan serapan dari ikatan P=O dan pada panjang gelombang 845-725 cm-1 yang menunjukkan ikatan P-O-C. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada pati hasil modifikasi terhadap penurunan %Kelarutan, %Swelling Power, dan %Daya Cerna. Kadar fosfor dan derajat substitusi menunjukkan adanya kenaikan pada pati hasil modifikasi dan kadar tertinggi terdapat pada pati dengan kadar STMP:STPP(99:1) 6% yang menunjukkan reaksi ikat silang terjadi secara optimal pada konsentrasi tersebut. Hasil mie dari pati modifikasi menunjukkan adanya penurunan nilai cooking-loss dan daya cerna mie dibandingkan dengan mie yang terbuat dari pati tanpa modifikasi. ......Processed foods contribute to an important part of daily energy intake. Starch is one of the main sources of carbohydrates contributing about 50-70% of the daily energy intake in the human diet. Cassava can be processed into tapioca starch and can be used as an ingredient for making noodles, native tapioca starch has a high solubility dan digestibility of starch, so it needs to be modified to improve its functional properties. This study succeeded in modifying tapioca starch through the phosphate-crosslink method and the starch was used as an ingredient for making noodles and observed the effect of these modifications on cooking loss and digestibility of noodle starch. The success of the crosslinking reaction was seen from the FTIR characterization with the addition of a peak in the modified starch sample, namely at a wavelength of 1347 cm-1 which is the absorption of P=O bonds and at a wavelength of 845-725 cm-1 which indicates P-O-C bonds. The test results showed that there was a change in the modified starch to decrease in % Solubility, % Swelling Power, and % Digestibility. Phosphorus levels and degrees of substitution showed an increase in the modified starch and the highest levels were found in starch with STMP:STPP(99:1) 6% which indicated the crosslinking reaction occurred optimally at that concentration. The results of noodles from modified starch showed a decrease in cooking-loss value and digestibility of noodles compared to noodles made from starch without modification.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>