Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Alimuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara social learning dan perilaku merokok pada pemuda di Indonesia. Data yang digunakan dalam studi ini bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) putaran kelima tahun 2014 dan Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu usia 15 sampai 29 tahun yang mempunyai kebiasaan merokok. Penelitian ini menggunakan metode Propensity Score Matching dan Bivariate Probit untuk mempelajari pengaruh social learning terhadap perilaku merokok pada pemuda di Indonesia. Selain itu, metode regresi Tobit dengan instrumental variable (ivtobit) diterapkan untuk mempelajari pengaruh social learning terhadap intensitas merokok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dan negatif perilaku merokok antara pemuda yang menggunakan media sosial dengan pemuda yang tidak menggunakan media sosial. Social learning yang diukur melalui penggunaan media sosial dapat menurunkan peluang untuk merokok. Sementara itu, uji inferensial dengan ivtobit menunjukkan bahwa intensitas merokok lebih rendah pada pemuda yang menggunakan media sosial. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memberikan hasil yang konsisten baik terhadap status merokok maupun intensitas merokok

This study aims to explore the relationship between social learning and youth smoking behavior in Indonesia. The data used in this study were taken from the fifth round of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) in 2014 and the Village Potential Data Collection (Podes) 2014. The unit of analysis in this study was individuals aged 15 to 29 years who had a smoking habit. This study uses the Propensity Score Matching and Bivariate Probit methods to study the impact of social learning on youth smoking behavior in Indonesia. In addition, the Tobit regression method with instrumental variable (ivtobit) was applied to know the impact of social learning on smoking intensity. The results of this study show that there are significant and negative differences in smoking behavior between youth who use social media and youth who do not use social media. Social learning as measured by the use of social media can reduce the chances of smoking. Meanwhile, the inferential test with ivtobit showed that smoking intensity was lower in youth who used social media. These findings indicate that the use of social media provides consistent results for both smoking status and smoking intensity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Fa`atin
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi adanya gejala pengangguran sukarela di 10 provinsi yang memiliki angka pengangguran terbuka perernpuan tertinggi di Indonesia) dan apakah ada diskriminasi upah terhadap perempuan di wilayah tersebut yang mernungkinkan mempengaruhi keputusan perempuan memillh untuk bekeda atau menganggur. Metode yang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui analisa regresi logistik biner dan metode dekomposisi Blinder-Oaxaca. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sakernas 2008.
Ditemukan bahwa variabel yang terpHih sebagai indlkasi adanya pengangguran sukarela, yaitu: pendidikan tertinggi yang ditarnatkan dan penghasilan rumah tangga sebulan positif terhadap peluang perempuan untuk menjadi penganggur, sementara perempuan yang berstatus kawin huhungannya negatif tapi tidak signifikan daiam mempengaruhj peluang menganggur. Oleh karcna itu, pengangguran yang terjadi di I 0 provinsi terpilih terindikasi gejala pengangguran sukarela meski tidak terlalu kuat. Sedangkan jika ruenggunakan metode dekomposisi Blinder-Oaxaca) perbedaan upah yang diterima laki-laki terhadap perempuan sebcsar 41.49 persen. Yang dapat dijelaskan oleh perbedaan karakteristik sebesat 46,18 persen, sedangkan 53,82 persen tidak dapat dijelaskan (diskriminasi upah). Sekitar 53 82 persen perbedaan upah yang tidak dapat dijelaskan variable terpilih yang kemungkinan merupakan diskriminasi upah mungkin akan mempengaruhi keputusan perempuan menjadi penganggur.

This study aimed to identify the symptoms of voluntary unemployment in the 10 provinces that have the highest open unemployment rates of women in Indonesia, and whether there is discrimination against women's wages in these provinces which may influence the decision of women to work or to be unemployed. The method used to achieve these objectives is through binary logistic regression analysis and the Blinder Oaxaca used in this study is Sakemas 2008.
It is found that the variables chosen as indicators of voluntary unemployment, namely: the highest education attained and monthly household income are positively related to the probability of being unemployed while being married although negative, is not significant in influencing the probability of being unemployed. Therefore, the unemployment that occurred in I 0 selected provinces indicate the symptoms of voluntary unemployment although it is not too strong, Using the Blinder-Oaxaca. decomposition method, the difference in wages received by men as compared to women's is 41.49 percent, from which 46.18 percent can be explained by differences in the characteristics of individuals and 53.82 percent can not be explained (wage discrimination). This 53,82 percent can be interpreted as wage discrimination against women jnfluences woments decisions to be unemployed
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sih Kawuri Sejati
"Relasi gender di Indonesia masih diwarnai oleh kuatnya pembagian kerja menurut jenis kelamin dalam keluarga. Ide bahwa suatu aktivitas tertentu merupakan tanggung jawab suami dan aktivitas lain merupakan tanggung jawab istri berlaku juga dalam isu terkait Keluarga Berencana (KB), dapat dilihat dari rendahnya persentase pemakaian KB pria di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diskusi suami istri terhadap pemakaian KB pria serta pemilihan metode KB pria di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder dari pendataan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 (SDKI) modul Pria Kawin (SDKI2017-PK) dan Wanita Usia Subur (SDKI2017-WUS), hasil analisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner menunjukkan bahwa diskusi suami istri tentang KB memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pemakaian KB pria di Indonesia. Pria yang berdiskusi tentang KB bersama dengan pasangannya memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memakai KB. Pendidikan istri berperan penting dalam partisipasi pemakaian KB pria, namun hubungannya tidak linear. Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan istri tidak berhubungan dengan pemakaian KB pada pria. Dalam hal pemilihan metode, diskusi suami istri tidak berhubungan dengan metode KB yang dipilih oleh pria.

Gender relations in Indonesia are still characterized by division of labor within family. The idea that a certain activity is husbands responsibility and other activities are wifes responsibility also applies to issues related to family planning. It can be seen from the low percentage of use of male family planning in Indonesia. This study aims to determine the effect of spousal discussion on the use of male family planning and the selection of male family planning methods in Indonesia. Using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) for the Married Men module and Fertile Age Women, the results of the analysis using the binary logistic regression method show that spousal discussion about family planning provide positive and significant effect on the use of male family planning. Men who discuss family planning with their partners have a greater tendency to use family planning method. Wife education plays an important role in the use of male family planning, but the relation is not linear. In this study, wife occupation is not related to the use of male family planning. In the case of method selection, spousal discussion is not related to the method of family planning chosen by men."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Rikka
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari masing-masing pengaruh usia, periode, dan kohor kelahiran terhadap nilai anak yang diukur dari jumlah anak ideal yang diinginkan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari tujuh periode Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yaitu SDKI pada tahun 1987, 1991, 1997, 2002, 2007, 2012, dan 2017 pada wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun. Analisis data menggunakan multilevel mixed-model dengan usia dan period sebagai level individu, sementara kohor sebagai level kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia berasosiasi positif terhadap jumlah anak ideal namun kohor kelahiran wanita dan periode berasosiasi negatif  terhadap jumlah anak ideal yang diinginkan. Wanita yang berusia lebih tua dan memiliki kohor kelahiran tua, memiliki jumlah anak ideal yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita dengan usia muda dan memiliki kohor kelahiran muda. Perubahan norma atau prilaku masyarakat dalam hal reproduksi dan kebijakan pemerintah yang berlaku pada masa tersebut turut mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan oleh wanita.

This study aims to know the impact of age, period, and cohort to the ideal number of ichildren in Indonesia. This study uses data from  seven periods of Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS), namely IDHS 1987, 1991, 1997, 2002, 2007, 2012, and 2017 on women aged 15-49 years old. Multilevel mixed model uses to analyze ideal number of children with age and period as individual level while cohort as group level. The result shows that age is positively associated with the ideal number of children but the cohort and period are  negatively associated with the ideal number of children desired. Older women and have an older birth cohort have a higher ideal number of children than women who are younger and have a young birth cohort. Changes in norms or behavior of reproduction and government policies at that time also influenced the number of children that women want. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karuniawati Dewi Ramadani
"Kebiasaan merokok dapat merusak kesehatan, baik bagi penggunanya maupun orangorang di sekitarnya. Terdapat pengaruh dose response antara kebiasaan merokok dan risiko penyakit tertentu. Semakin lama individu memiliki kebiasaan merokok maka semakin besar pula kemungkinan terkena penyakit tertentu. Di sisi lain, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata hampir separuh lansia mengalami keluhan kesehatan dan hampir seperempat lansia memiliki kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku merokok (current smoker, ex-smoker, passive smoker, dan non-smoker) terhadap keluhan kesehatan lansia dengan dikontrol oleh faktor demografi, sosial, ekonomi, dan keterpaparan terhadap asap rokok. Data yang digunakan bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dengan metode analisis regresi logistik multinomial. Penelitian ini menemukan bahwa lansia dengan status ex-smoker memiliki hubungan dengan keluhan kesehatan paling tinggi daripada lansia dengan status current smoker, passive smoker, dan non-smoker. Temuan lainnya adalah lansia dengan status current smoker cenderung lebih rendah untuk mengalami keluhan kesehatan daripada lansia dengan status non-smoker. Perlunya edukasi terkait pemahaman, kesadaran, kepedulian, dan dampak merokok dalam jangka panjang sehingga kebiasaan untuk tidak merokok sudah ditanamkan sejak usia dini.

Smoking habits can damage health, both for users and those around them. There is a dose response effect between smoking habit and the risk of certain diseases. The longer an invidual has a smoking habit, the greater possibility of getting certain diseases. On the other hand, according to data from Badan Pusat Statistik (BPS), it turns out that almost half of the elderly experience health complaints and nearly a quarter of the elderly have a smoking habit. Even though This study aims to analyze the associations between smoking behaviour (current smoker, ex-smoker, passive smoker, dan non-smoker) on elderly health complaints controlled by demographic, social, economic, and exposure to cigarette smoke factors. The data used comes from the 2020 Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) with the multinomial logistic regression analysis method. This study found that ex-smoker have the highest associations with health complaints in the elderly compared to current smoker, passive smoker, and non-smoker. Other findings are current smoker tended to be less likely to experience health complaints in the elderly than non-smoker. Need for education related to understanding, awareness, concern, and the long-term impact of smoking so that the habit of not smoking has been instilled from an early age. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Sulistyowati
"Ketahanan pangan selama kehamilan sangat mungkin terjadi salah satunya dikarenakan pada saat hamil terjadi kenaikan demand konsumsi pangan. Konsekuensi kerawanan pangan pada ibu hamil tidak hanya mengganggu kesehatan ibu, melainkan juga perkembangan dan pertumbuhan janin. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan kerawanan pangan dan kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), namun sedikit penelitian yang melihat konsekuensi tingkatan keparahan kerawanan pangan dan mengaitkannya dengan kelahiran BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkatan keparahan kerawanan pangan dan kelahiran BBLR. Dengan menggunakan data Susenas Maret 2020, hasil regresi logistik biner menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kerawanan pangan rumah tangga dan kelahiran BBLR. Semakin parah tingkat kerawanan pangan rumah tangga, semakin besar kecenderungan kelahiran BBLR yang mungkin dialami oleh perempuan di rumah tangga tersebut. Akan tetapi, penelitian ini tidak dapat menunjukkan adanya perbedaan kecenderungan kelahiran BBLR antara perempuan dengan rawan pangan ringan dan perempuan dengan tahan pangan. Hasil penghitungan marginal effect menunjukkan perubahan peluang kelahiran BBLR semakin besar seiring keparahan kerawanan pangan. Peluang kelahiran BBLR naik sebesar 5,5 persen ketika ibu hamil mengalami kerawanan pangan sedang dan naik sebesar 10 persen ketika ibu hamil mengalami kerawanan pangan berat (dibandingkan ibu hamil tahan pangan). Apabila ibu hamil sebelumnya mengalami kerawanan pangan sedang kemudian meningkat keparahannya menjadi rawan pangan berat, peluang kelahiran BBLR meningkat sebesar 4,5 persen. Sementara itu, pendidikan ibu, akses internet ibu, status bekerja ibu, dan tipe daerah tempat tinggal signifikan berhubungan dengan kecenderungan kelahiran BBLR. Hal tersebut mengindikasikan pentingnya akses pangan, pengetahuan, dan kesejahteraan ibu guna mencegah asupan nutrisi yang kurang saat hamil.

Food security during pregnancy is very likely to occur because of increasing in food consumption demand. Food insecurity during pregnancy effects both mother’s health and the development and growth of the fetus. Several studies have showed that food insecurity is associated with low birth weight (LBW), but few studies have looked at the consequences of the severity of food insecurity and associated it with LBW. This study aims to see the association between the severity of food insecurity and LBW. Using the March 2020 Susenas data, the results of the binary logistic regression showed a significant association between household food insecurity and LBW births. The more severe the level of household food insecurity, the greater the likelihood for LBW to be experienced by women in the household. However, this study could not show that odds of low birth weight between women with mild food insecurity and women who food secured different. The analysis of the marginal effect show that the change in the probability of LBW increases along with the severity of food insecurity. The probability of LBW increases by 5.5 percent when pregnant women experience moderate food insecurity and increases by 10 percent when pregnant women experience severe food insecurity (compared to food secure pregnant women). If pregnant women previously experienced moderate food insecurity and then become severe food insecurity, the probability of LBW increased by 4.5 percent. Meanwhile, mother's education, mother's internet access, mother's working status, and type of area of residence are significantly associated with LBW. This indicates the importance of access to food, knowledge, and maternal welfare in order to prevent malnutrition during pregnancy."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library