Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bagus Haryono
"ABSTRAK
Thesis ini bertujuan mendeskripsikan kekuasaan istri berpendidikan rendah pada kasus 8 keluarga Jawa menggunakan pendekatan ketergantungan Eichler (1981:201-215). Analisis dimensi sosial-strtktural dibedakan dengan dimensi personal-emosional. Kekuasaan dilihat menurut proses, dan diungkap dengan pendekatan kualitatif. Ketergantungan, awalnya ditetapkan menurut asal darimana/siapa pemilik resources/sumber-sumber, namun selanjutnya ditetapkan dengan perspektif emic, menurut bagaimana pasangan keluarga memahami sumber dan ketergantungannya terhadap sumber tersebut. Informan dan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, menjalin rapport, observasi dengan menafsirkan body language, dan alat perekam. Hasil penelitian ini, yaitu: kekuasaan setara (saling tergantung) pada dimensi kekayaan ekonomi, prokreasi, dan status/prestige didapatkan pada pasangan Lasmininingrum, Rukmini, Jumirah, Murtini, dan Mariyem; dan dalam dimensi afeksi, ditemukan pada pasangan Lasminingrum, Murtini, Rukmini, Jumirah, dan Yuliana. Kekuasaan tidak setara (dominasi suami) dalam dimensi kekayaan ekonomi, dan status/prestige ditemukan pada pasangan Wiwik; dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Lasminingrum, dan Rukmini; dan dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Mariyem. Kekuasaan tidak setara (dominasi istri) dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Ratih; dan dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Jumirah; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Ratih. kekuasaan setara (ketidaktergantungan simetris) dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Wiwik, Ratih, Murtini, Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan keluarga Wiwik, akibatnya mereka lebih mandiri dalam sikap dan tindakan. Besarnya ketergantungan pada dimensi personal-emosional, justru semakin memperkuat saling tergantung Lasminingrum dan Murtini, membalikkan ketergantungan Yuliana, membalikkan kemandirian Yuliana dan Mariyem pada dimensi social-struktural. Kuatnya dominasi suami pada pasangan Mariyem dalam dimensi afeksi telah membalikkan kemandirian Mariyem dalam dimensi kelangsungan hidup dan prokreasi. Besarnya dominasi Ratih dalam dimensi afeksi, telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi seks dan prokreasi. Hubungan saling tidak tergantung dalam dimensi personal-emosional pada pasangan Wiwik telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi sosial-struktural. Ketergantungan pada dimensi personal-emosional terbukti menjadi mekanisme kontrol yang mampu merubah atau membalikkan ketergantungan pada dimensi sosial-struktural."
Lengkap +
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradewi Iedarwati
"Implikasi apa atas peningkatan peran ganda wanita terhadap kedudukan wanita dalam rumah tangga menjadi ide yang mendasari penulisan thesis ini. Dengan dimilikinya peran ganda berarti wanita memiliki dua fungsi yaitu reproduksi dan produksi. Bagaimana peran kontribusi yang diberikan istri terhadap posisinya dalam mengambil keputusan menjadi tujuan dalam penelitian ini.
Teori pertukaran Blau digunakan untuk menjelaskan proses pertukaran yang terjadi pada tingkat mikro sehingga dapat mengungkap peran kontribusi pribadi dalam pengambilan keputusan. Pendekatan AGIL dari Parsons dipilih sebagai suatu upaya untuk menjelaskan bagaimana suatu mekanisme pertukaran berjalan dalam suatu sistim/struktur. Penelitian ini cenderung bersifat kualitatif yang didukung oleh pendekatan kuantitatif sederhana maka dipilih metode survei untuk memperoleh gambaran umum atas kelompok yang diteliti. Metode studi kasus dengan wawancara mendalam digunakan untuk memberikan penjelasan khusus atau untuk mengungkap ciri-ciri tertentu.
Hasil penelitian mengungkap bahwa ternyata besar kecilnya sumber pribadi yang disumbangkan tidak mempengaruhi terhadap besar kecilnya pecan pengambilan keputusan, karena sumber pribadi bukanlah satu-satunya faktor yang melandasi pertukaran dan bukan satu-satunya faktor yang dipertukarkan. Faktor intrinsik yaitu dukungan.sosial sangat mewarnai terjadinya keseimbangan dalam proses pertukaran antara suami istri. Keseimbangan pertukaran dapat dilihat melalui pecan pengambilan keputusan dimana baik istri maupun suami dalam mengambil keputusan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama. Hal ini dilakukan oleh hampir sebagian besar responden dalam membuat keputusan yang menyangkut masalah alokasi dana, reproduksi, kekerabatan.
Untuk masalah aktualisasi diri dan pembagian atas penyelesaian tugas-tugas rumah tangga ternyata hampir separuh responden masih belum memiliki keseimbangan dalam proses pertukaran karena karir pribadi masih menjadi urutan yang terakhir dan porsi penyelesaian togas rumah tangga hampir seluruhnya masih diselesaikan oleh istri. Namun demikian secara rata-rata sebagian besar istri memperoleh keseimbangan dalam proses pembuatan keputusan sehingga dapat diartikan bahwa kelompok dosen wanita cukup memiliki otonomi yang diartikan memiliki pecan pengambilan keputusan yang menyangkut diri sendiri maupun keluarganya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Endang N.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Herlyanti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Yosephine Wund
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khodijah
"Perkembangan pelayanan kesehatan saat ini makin menuntut perhatian yang lebih besar terhadap profesi keperawatan. Saat ini muncul apa yang disebut sebagai keperawatan baru yang menekankan segi profesionalisme, perawat yang konsep yaitu mampu secara teknis medis sekaligus memiliki aspek manusiawi dalam menjalankan tugas. Dalam kaitan beban tugas yang semakin meningkat tersebut, penelitian ini akan melihat faktor-faktor yang profesi mereka melihat apa saja yang menjadi harapan-harapan perawat dalam menjalankan tugas mereka. menyebabkan perawat tetap bertahan menekuni serta Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan cara survey dan dengan menggunakan kuesioner serta wawancara mendalam. Sampel ditarik secara stratifikasi dan tidak proporsional. Jumlah sampel untuk perawat yang berlatarbelakang pendidikan Sekolah (SPK) dan Akademi Perawat (Akper) orang sehingga jumlah keseluruhan sampel Pendidikan Keperawatan masing-masing 30 'adalah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perawat tersebut cenderung lebih menitikberatkan imbalan intrinsik dibandingkan imbalan ekstrinsik. Mereka lebih memandang profesi mereka sebagai profesi yang dilandasi rasa kemanusiaan serta cocok untuk wanita dan bertujuan untuk ilmu dan meningkatkan karir. Hal-hal berkaitan dengan aktualisasi diri tersebut lebih menonjol dibandingkan hal-hal yang berkaitan dengan imbalan ekonomis, menerapkan yang seperti besarnya gaji. Perawat cenderung sepakat bahwa imbalan gaji mereka tidak sebanding dengan beban kerja yang harus mereka jalani. Namun, mereka tetap berkeras untuk bertahan dalam profesi ini karena mereka memang sudah sejak awal menyadari kondisi ini sehingga mereka lebih berharap pada hal-hal yang berkaitan dengan imbalan intrinsik. Dengan demikian menjadi wajar pula jika penghargaan (sikap menghargai) dari dokter dan pasien merupakan dambaan utama mereka. "
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Indra
Depok: Univeristas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitk, 1992
S6697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library