Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gita Radiananda
"Porphyromonas gingivalis dalam plak gigi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Aloe vera memiliki sifat antibakteri karena kandungan senyawa fenol. Tujuan penelitian ini untuk menguji efek antibakteri kulit lidah buaya terhadap Porphyromonas gingivalis dengan metode ekstraksi terpilih. Dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi dan infundasi untuk menarik senyawa aktif antibakteri. Uji antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis dilakukan dengan metode dilusi (KHM dan KBM) dan metode difusi (zona hambatan). Hasil metode dilusi menunjukkan nilai KHM dan KBM pada konsentrasi 70%. Sedangkan, metode difusi menunjukkan zona hambat tertinggi sebesar 2.25 mm pada konsentrasi 80%. Dapat disimpulkan bahwa infusum kulit Aloe vera mengandung senyawa fenol, tanin, dan antrakuinon serta memiliki efek bakteriostatik dan bakterisidal terhadap Porphyromonas gingivalis secara in vitro.
Porphyromonas gingivalis in dental plaque has been the primary cause of periodontal disease. Aloe vera has antibacterial properties because of its active compounds such as phenol. The aim of this study was to examine antibacterial effects of Aloe vera rind on Porphyromonas gingivalis using the chosen method. It was performed by doing xtraction with maceration and infusion methods to attract antibacterial active compounds. Antibacterial tests on Porphyromonas gingivalis were carried out using dilution (MIC and MBC)) and diffusion (inhibition zone) methods. The result of the dilution method showed MIC and MBC values at 70% concentration while the diffusion method showed the highest inhibition zone of 2.25 mm at 80% concentration. Hence, Aloe vera rind infuse revealed the presence of phenol, tannin, and anthraquinon and along with bacteriostatic and bacterisidal effects on Porphyromonas gingivalis, in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armalia Iriano
"Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri penyebab penyakit periodontal. Aloe vera memiliki khasiat antibakteri karena kandungan senyawa fenol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri Aloe vera terhadap Porphyromonas gingivalis. Dilakukan metode ekstraksi maserasi dan infundasi terhadap Aloe vera untuk menarik senyawa aktif antibakteri. Uji antibakteri dilakukan dengan metode dilusi (KHM dan KBM) dan difusi (zona hambat).
Hasil metode dilusi menunjukkan nilai KHM sebesar 70% dan tidak terdapat nilai KBM. Sedangkan, metode difusi menunjukkan zona hambat tertinggi sebesar 1,75 mm pada konsentrasi 90%. Kesimpulan, infusum lidah buaya mengandung senyawa aktif fenol, tanin dan antrakuinon serta memiliki sifat bakteriostatik dan tidak bersifat bakterisidal terhadap Porphyromonas gingivalis secara in vitro.

Porphyromonas gingivalis is the main etiologic agent of periodontal disease. Aloe vera has antibacterial effect because of its phenolic compound. The aim of this study is to investigate the antibacterial effectivity of Aloe vera on Porphyromonas gingivalis. The study was performed by extracting Aloe vera using maceration and infusion extraction methods in order to attract the antibacterial active compounds. The test method of the antibacterial effect was carried out by dilution method (MIC and MBC) and diffusion method (inhibition zone).
The results of dilution method showed that MIC value was at 70% concentration while MBC value could not be determined. The largest inhibition zone of the diffusion method was 1,75 mm at 90% concentration. In summary, Aloe vera infuse contained antibacterial active compounds such as phenol, tannin and anthraquinone and showed bacteriostatic effect on Porphyromonas gingivalis, in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
R20-OB-446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Rikasari
"Latar Belakang : Bakteri patogen Streptococcus mutans merupakan salah satu faktor penyebab karies yang perlu diperhatikan. Jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru mengandung senyawa fenol, diantaranya flavonoid, tannin, antosianin dan resveratrol. Senyawa fenol memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans asal saliva.
Tujuan : Mengetahui besar efek antibakteri jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru terhadap Streptococcus mutans asal saliva dengan menghitung besar zona hambatan, Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM).
Metode : Senyawa fenol pada jus anggur diidentifikasi dengan uji fitokimia. Jus anggur dibuat dalam 8 tingkat konsentrasi, 20% hingga 90%. Penelitian ini menggunakan dua macam tes sensitivitas, metode difusi dan metode dilusi. Analisa statistik dilakukan dengan metode deskriptif.
Hasil : Zona hambatan meningkat dari 1.03 mm pada konsentrasi 20% hingga 7.03 mm pada konsentrasi 90%. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) sebesar 40% dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) sebesar 50%.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian in vitro yang dilakukan, terbukti bahwa jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru memiliki efek antibakteri yang potensial terhadap Streptococcus mutans asal saliva.

Background: The emergence of dental caries bacterial pathogen, Streptococcus mutans, is a significant threat to oral health. Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has active substance named phenolic compounds such as flavonoid, tannin, anthocyanin and resveratrol. Phenolic compounds have antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans.
Objectives: The aim of this research is to determine the antibacterial effect of Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo by measuring the inhibitory zone, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) on salivary Streptococcus mutans.
Methods: Phenolic compounds in grape juice were identified by phytochemical test. After divided to eight concentrations, from 20% until 90%, the grape juice was tested against salivary Streptococcus mutans. This research used two kinds of sensitivity test, diffusion and dilution method. Statistical analysis was done in descriptive method.
Result: Inhibitory zone was inclined from 1.03 mm in concentration 20% to 7.03 mm in concentration 90%. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was 40% and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) was 50%.
Conclusion: This research shows that Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has potential antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans, in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggiasih Metaliri
"Streptococcus mutans merupakan salah satu faktor penyebab karies. Anggur (Vitis vinifera) mengandung senyawa fenol, diantaranya flavonoid, tannin, antosianin dan resveratrol. Senyawa fenol memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans asal saliva. Tujuan : Mengetahui besar efek antibakteri infusum kulit anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru terhadap Streptococcus mutans asal saliva secara invitro. Metode : Kulit anggur dijadikan infusum, yaitu hasil proses pemanasan kulit anggur. Senyawa fenol dalam infusum kulit anggur diidentifikasikan dengan uji fitokimia. Infusum kulit anggur dibuat menjadi 8 konsentrasi, yaitu konsentrasi 20% hingga 90%. Penelitian ini menggunakan dua macam tes sensitivitas, yaitu metode difusi dan metode dilusi, yang ditujukan untuk menentukan diameter zona hambat, Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Analisa statistik dilakukan dengan metode deskriptif. Hasil : Zona hambatan meningkat dari 0,50 mm pada konsentrasi 20% hingga 6,70 mm pada konsentrasi 90%. Kadar Hambat Minimal (KHM) berada pada konsentrasi 50% dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) berada pada konsentrasi 60%. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian in vitro yang dilakukan, terbukti bahwa infusum kulit anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru memiliki efek antibakteri yang potensial terhadap Streptococcus mutans asal saliva. Saran : Dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan efek lain selain efek antibakteri dari infusum kulit anggur (Vitis vinifera).

Caries was caused by Streptococcus mutans. Grape (Vitis vinifera) variety Blue Probolinggo has active substance named phenolic compounds such as flavonoid, tannin, anthocyanin, and resveratrol. Phenolic compounds have antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans. Objectives : The aim of this research is to determine the antibacterial effect of grape?s skin (Vitis vinifera) infusa variety Blue Probolinggo to salivary Streptococcus mutans, in vitro. Methods : The grape?s skin is made to be infusa, product of the process of steeping grape?s skin. Phenolic compounds in grape?s skin infusa were identified by phytochemical test. After divided to eight concentrations, from 20% till 90%, the grape?s skin infusa was tested against salivary Streptococcus mutans. This research used two kinds of sensitivity test, diffusion method and dilution method. That was aimed to determined an inhibitory zone, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Statistical analysis was done in descriptive method. Result : Inhibitory zone was inclined from 0.50 mm in concentration 20% to 6.70 mm in concentration 90%. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was made at 50% and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) was made at 60%. Conclusion : Infusa of Grape?s skin (Vitis vinifera) variety Blue Probolinggo has potential antibacterial effect against salivary Streptococcus mutan, in vitro. Suggestion : the future research can be done to know the possibility of another effect besides antibacterial effect of grape?skin infusa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Wilmayanti
"Salah satu media cetak yang umum dimanfaatkan oleh Puskesmas untuk upaya kesehatan promotif adalah poster. Kanker serviks menjadi kasus kanker penyebab kematian tertinggi nomor tiga dengan jumlah 21.003 (9,0%) di Indonesia. Penyebab kanker serviks diketahui adalah HPV (Human Papilloma Virus) sub-tipe onkogenik, terutama sub-tipe HPV16 dan 18. Vaksinasi HPV efektif dalam menstimulasi terbentuknya antibodi untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV. Pertambahan kasus baru dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia mendorong vaksin HPV menjadi vaksin wajib diberikan sebagai bagian dari program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Program vaksinasi HPV perlu diikuti dengan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan mortalitas kanker serviks akibat infeksi HPV. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait kejadian kanker serviks serta program vaksinasi HPV yang sudah dilaksanakan dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi HPV. Informasi hasil studi literatur yang dicantumkan dalam poster meliputi statistik pertambahan kasus serta kematian akibat kanker serviks di Indonesia tahun 2020, infeksi HPV, efektivitas dan keamanan vaksin HPV, biaya vaksinasi HPV melalui program BIAS, target dan dosis vaksinasi. Intervensi oleh tenaga kesehatan, misal apoteker menggunakan media poster dapat meningkatkan efektivitas media poster terhadap pengetahuan pasien dan/atau masyarakat.

One of the common print media used by Sub-District Health Centers for promotional health program is posters. Cervical cancer is the third highest cause of cancer cases with 21,003 (9.0%) in Indonesia. The cause of cervical cancer is known to be oncogenic sub-types of HPV (Human Papilloma Virus), especially sub-types HPV16 and 18. HPV vaccination is effective in stimulating the formation of antibodies to provide protection against HPV infection. The increase in new cases and deaths due to cervical cancer in Indonesia has pushed the HPV vaccine to become a mandatory vaccine given as part of the School Immunization Month (BIAS) program. The HPV vaccination program needs to be followed by education to increase public knowledge and awareness. A literature study was carried out regarding the incidence of cervical cancer and the HPV vaccination program that has been implemented to reduce morbidity and mortality rates. Information on the results of literature studies included in the poster are statistics on the increase in cases and deaths due to cervical cancer in Indonesia in 2020, HPV infections, effectiveness and safety of the HPV vaccine, costs of free HPV vaccination through the BIAS program, vaccination targets and doses. Intervention by pharmacists using poster media, can increase the effectiveness of poster media on patient and/or public knowledge.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Tri Utami
"Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi untuk mencapai hasil yang pasti guna meningkatkan mutu hidup pasien.  Pelayanan yang diharapkan dapat terkait dengan waktu tunggu pasien dan pelayanan yang dipersepsikan/dirasakan pasien secara langsung. Waktu   tunggu  yang  lama  merupakan  salah  satu  komponen  yang  berpontensi menyebabkan ketidakpuasan pasien. Bila waktu tunggu lama maka akan dapat mengurangi kenyamanan pasien dan berpengaruh pada utulitas pasien di masa mendatang. Pembuatan laporan tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian standar pelayanan minimun kategori waktu tunggu terhadap pelayanan resep obat racikan di Puskesmas Kecamatan Ciracas pada tahun 2022-2023. Pelaksanaan dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pengumpulan data dari hasil sampling semua pasien terhadap pelayanan resep racikan kategori lama waktu tunggu pada tahun 2022-2023, pengambilan sampling dilakukan setiap 2 kali seminggu. Didapatkan hasil total jumlah resep pada tahun 2022 sebanyak 699, resep yang memenuhi target sebanyak 636 (91%) dan resep yang tidak memenuhi target sebanyak 63 (9%). Pada tahun 2023 total jumlah resep sebanyak 421, jumlah resep yang memenuhi target sebanyak 367 (87,2%) dan jumlah resep yang tidak memenuhi target sebanyak 54 (12,8%). Terdapatnya beberapa jumlah resep yang tidak memenuhi target kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya SDM, tidak bervariasinya obat yang tersedia, belum ditemukan metode yang tepat untuk pembuatan pulveres yang lebih cepat dan aman, serta banyaknya jumlah permintaan resep.
Pharmaceutical services are direct and accountable services to patients related to pharmaceutical preparations aimed at achieving definite results to improve the quality of patients' lives. The expected services can be related to patient waiting time and services perceived directly by the patients. Long waiting times are one of the potential components that can cause patient dissatisfaction. If the waiting time is long, it can reduce patient comfort and affect patient utility in the future. The purpose of this special task report is to analyze the suitability of minimum service standards for waiting time categories for compounded prescription services at the Ciracas District Health Center in 2022-2023. The implementation was carried out using a descriptive method by collecting data from sampling results of all patients regarding compounded prescription services with long waiting time categories in 2022-2023, with sampling conducted twice a week. The total number of prescriptions in 2022 was 699, with 636 prescriptions meeting the target (91%) and 63 prescriptions not meeting the target (9%). In 2023, the total number of prescriptions was 421, with 367 prescriptions meeting the target (87.2%) and 54 prescriptions not meeting the target (12.8%). The presence of some prescriptions not meeting the target may be caused by several factors, including a lack of human resources, limited availability of drugs, the absence of a suitable method for faster and safer powder preparation, and a high number of prescription requests."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Adytha Mutiah Ittie Rusiaty
"Kitosan dan deksametason merupakan material yang digunakan dalam rekayasa jaringan tulang. Kitosan biasa digunakan sebagai scaffold, sedangkan deksametason sering digunakan sebagai sinyal. Salah satu penanda diferensiasi osteoblas adalah Alkaline phosphatase (ALP). Penelitian ini bertujuan menganalisis efek kitosan dibandingkan deksametason dalam menginduksi diferensiasi osteoblas melalui aktivitas ALP pada sel punca pulpa gigi (SPPG). Aktivitas ALP dianalisis dengan ALP assay. Terdapat 4 perlakuan yang memiliki aktivitas ALP diatas kontrol, yakni kitosan 5 ng/ml, deksametason 10 nM dan 100 nM, serta campuran kitosan 5 ng/ml dan deksametason 10 nM. Peningkatan konsentrasi deksametason meningkatkan aktivitas ALP. Peningkatan konsentrasi kitosan menurunkan aktivitas ALP.

Chitosan and dexamethasone are materials that can be used in bone tissue engineering. Chitosan is often used as a scaffold, while dexamethasone is often used as signal. One of the markers of osteoblast differentiation is Alkaline phosphatase (ALP). This research objective is to analyse the effects of chitosan compared to dexamethasone in inducing osteoblast differentiation through ALP activity in Dental Pulp Stem Cells (DPSCs). ALP activity determined by ALP Assay. There were four treatments that have higher activity than the control, they are chitosan 5 ng/ml, 10 nM dexamethasone and 100 nM, and mixture of chitosan 5 ng/ml and 10 nM dexamethasone. The increased concentrations of dexamethasone increases ALP activity and the higher concentration of chitosan will decrease the ALP activity."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ramadiani
"Kitosan telah diketahui sebagai material scaffold poten pada rekayasa jaringan tulang. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi lain kitosan sebagai induktor diferensiasi sel punca pulpa gigi (SPPG) menjadi osteoblas dibandingkan dengan deksametason yang telah umum digunakan, melalui ekspresi mRNA Col1A1. SPPG dikultur pada medium yang mengandung kitosan, deksametason dan kombinasi keduanya selama 7 hari. Ekspresi mRNA Col1A1 diuji dengan metode comparative CT real-time PCR. Medium mineralizing yang ditambahkan 5 ng/ml kitosan dapat meningkatkan ekspresi mRNA Col1A1 pada SPPG dibandingkan dengan kontrol dan kelompok perlakuan lainnya (p<0,05). Kitosan dapat menginduksi diferensiasi tahap awal SPPG menjadi osteoblas bergantung pada konsentrasi yang diberikan.

Chitosan has been proven as potential scaffold in bone tissue engineering. This research intends to analyze the other potency of chitosan as inductor in dental pulp stem cell (DPSC) differentiation into osteoblast compared to dexamethasone which is commonly used, by Col1A1 mRNA expression. DPSC were cultured in medium loaded with chitosan, dexamethasone and combination of both for 7 days. Col1A1 mRNA expression was analyzed by comparative CT method real time PCR. Mineralizing medium loaded with 5 ng/ml chitosan could enhance Col1A1 mRNA expression compared to control and another treated group on p<0,05. Chitosan could stimulate early stage of osteoblast differentiation. The effect was dose-dependent."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vaza Nadia Zairinal
"Ekstrak daun sukun memiliki efek antibakteri. S. sanguinis diketahui sebagai bakteri yang berperan pada pembentukkan awal plak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi antibakteri ekstrak daun sukun terhadap viabilitas biofilm S. sanguinis secara in vitro. Bakteri S. sanguinis ATCC 10556 dikultur pada 96-well plate dan diinkubasi 370C selama 20 jam (fase akumulasi) dan 24 jam (fase maturasi) kemudian dipaparkan ekstrak daun sukun dengan konsentrasi 5; 10; 15; 20; 40; 80; dan 100%. Viabilitas biofilm S. sanguinis diuji menggunakan MTT assay dengan panjang gelombang 490 nm. Hasil dianalisis dengan one-way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan bermakna viabilitas S. sanguinis setelah pemaparan dengan ekstrak daun sukun pelbagai konsentrasi pada fase akumulasi dan fase maturasi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0.05). Viabilitas S. sanguinis setelah pemaparan ekstrak daun sukun konsentrasi 20; 80; dan 100% pada fase akumulasi lebih rendah dibandingkan fase maturasi.

Breadfruit leaf?s extract has a function as antibacterial. S. sanguinis is known as an early agent of formation of bacterial plaque.This research had purpose to analyze the antibacterial effect of breadfruit leaf?s extract against S. sanguinis growth. S. sanguinis ATCC 10556 were cultured in 96-well plate and incubated for 20 hours (accumulation phase) at 37 and 24 hours (maturation phase) then added breadfruit leaf?s extract concentrations 5; 10; 20; 40; 80; and 100%. Viability test was using MTT assay with wavelength of 490 nm. The results were analyzed by one-way ANOVA. The results showed that the viability of S. sanguinis after breadfruit leaf?s extract exposured in all concentrations on accumulation and maturation phase was lower than the control group (p<0.05). The viability of S. sanguinis after added breadfruit leaf?s extract concentration 20; 80; and 100% on accumulation phase was lower than maturation phase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Warda Zulfikar
"Daun Sukun memiliki efek antibakteri. S.mutans berperan dalam pembentukan biofilm. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi ekstrak daun Sukun terhadap viabilitas S.mutans secara in vitro. S.mutans ATCC 25175 dikultur, diinkubasi 20 jam (fase akumulasi) dan 24 jam (fase maturasi), kemudian dipaparkan ekstrak Daun Sukun 5;10;20;40;80;100%. Uji viabilitas menggunakan MTT assay, dianalisis dengan one-way ANOVA. Terdapat penurunan bermakna viabilitas S.mutans fase 20 jam setelah pemaparan ekstrak daun Sukun pada semua konsentrasi, dan fase 24 jam hanya konsentrasi 5% terjadi peningkatan bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p<0.05). Viabilitas biofilm S.mutans pada kelompok perlakuan fase 20 jam lebih rendah dibandingkan fase 24 jam.

Breadfruit leaf's has an antibacterial property. S.mutans has a function to form biofilm. The purpose of this study was to analyze the potential of breadfruit leaf’s extract toward the viability of S.mutans in vitro. S.mutans ATCC 25175 were cultured and incubated for 20 hours (accumulation phase) and 24 hours (maturation phase). Then added with the following breadlfruit leaf’s concentration :5;10;20;40;80;100%. The viability test was using MTT assay and would be analyzed by one-way ANOVA. There was significant decreased of the viability biofilm S.mutans on 20 hours phase after had been added the various concentration of bread fruit leaf’s extract, and on 24 hours phase only concentration 5% viability had increased significantly compared to the control group (p <0.05). The Viability biofilm S.mutans on 20 hours phase for all treatment group was lower than 24 hours phase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>