Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
Novia
"Infeksi laten tuberkulosis merupakan keadaan tubuh yang tidak menunjukkan gejala saat terserang bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi laten dapat berkembang menjadi tuberculosis aktif sehingga perlu diberikan terapi pencegahan tuberkulosis. Salah satu tenaga kesehatan yang berperan dalam penanganan infeksi laten tuberkulosis di rumah sakit adalah apoteker. Informasi mengenai terapi pencegahan tuberkulosis dapat diberikan kepada sesama tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien atau pihak lain di luar rumah sakit. Pelayanan informasi obat dapat dilakukan melalui penerbitan media informasi seperti buklet. Laporan ini bertujuan untuk menyusun buklet terapi pencegahan tuberkulosis. Penyusunan buklet dilakukan dengan metode studi literatur pada peraturan tata laksana terapi pencegahan tuberkulosis yang berlaku di Indonesia. Desain buklet dilakukan dengan menggunakan aplikasi Canva pada kertas ukuran B5. Buklet terdiri dari 16 halaman yang terbagi menjadi cover, isi, daftar pustaka, dan kontak Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Latent tuberculosis infection is a state of the body that has no symptoms when attacked by Mycobacterium tuberculosis bacteria. Latent infection can develop into active tuberculosis so it is necessary to provide preventive therapy for tuberculosis. One of the medical personnel who plays a role in managing latent tuberculosis infection in hospitals is the pharmacist. Information on tuberculosis preventive therapy can be provided to fellow health workers, patients, patients' families, or other parties outside the hospital. Drug information services can be carried out through the publication of information media such as booklets. This report aims to develop a booklet on tuberculosis prevention therapy. The preparation of the booklet was carried out using a literature study method on the regulations on the management of tuberculosis preventive therapy applicable in Indonesia. The booklet design was done using the Canva application on B5-size paper. The booklet consisted of 16 pages divided into cover, content, bibliography, and University of Indonesia Hospital contact."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Diana
"Tuberkulosis resisten obat (TBRO) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius di dunia. TBRO adalah keadaan dimana bakteri tuberkulosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Untuk memastikan terapi obat yang diberikan aman, efektif, dan rasional diperlukan pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien TBRO. Studi retrospektif ini dilakukan pada pasien TBRO yang mendapatkan terapi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) antara April hingga Agustus 2022. Kriteria inklusi pada PTO ini adalah pasien yang tertulis diagnosis TBRO di rekam medik dengan data riwayat pengobatan lengkap. Dari 26 pasien TBRO, didapatkan 20 pasien dengan paduan terapi jangka panjang dan 6 pasien dengan paduan terapi jangka pendek. Dari 20 pasien yang mendapatkan paduan terapi jangka panjang, 3 pasien diantaranya meninggal dunia. Dari 23 pasien yang dilakukan pemantauan terapi obat di Poli TBRO RSUI, sebanyak 87% pasien sudah tepat dosis, 60,9% pasien sudah mendapatkan terapi efek samping obat yang sesuai, dan 87% pasien mendapatkan paduan pengobatan yang sesuai.
Drug-resistant tuberculosis (TBRO) is a very serious health problem in the world. TBRO is a condition where the tuberculosis bacteria can no longer be killed with anti-tuberculosis drugs (OAT). To ensure that drug therapy is safe, effective, and rational, it is necessary to monitor drug therapy (PTO) in TBRO patients. This retrospective study was conducted on TBRO patients receiving therapy at the University of Indonesia Hospital (RSUI) between April and August 2022. The inclusion criteria for this PTO were patients who had a TBRO diagnosis written in the medical record with complete medical history data. Of the 26 TBRO patients, 20 patients received long/individual regiment and 6 patients with short treatment regiment (STR). Of the 20 patients who received long-term therapy, 3 of them died. Of the 23 patients who were monitored for drug therapy at the RSUI TBRO Polyclinic, as many as 87% of patients received the right dose, 60.9% of patients received appropriate drug side effect therapy, and 87% of patients received appropriate treatment regimens."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sakinah
"Pada pengobatan Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO), ada kemungkinan pasien mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD). KTD serius dapat menyebabkan kematian, keadaan yang mengancam yang jiwa, kecacatan permanen, dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Maka dari itu, setiap fasilitas kesehatan TB RO perlu mencatat dan melaporkan KTD Serius. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mencatat dan menganalisis KTD Serius pada pasien TB RO di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada periode Juli – November 2022. KTD Serius pada pasien TB RO dilihat dari Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) pada sistem AFYA Rumah Sakit Universitas Indonesia. Kemudian KTD serius dicatat ke dalam Formulir Pelaporan KTD Serius dan dianalisis. Hasil menunjukkan bahwa ditemukan 8 pasien TB RO yang mengalami KTD serius dan 3 pasien diantaranya mengalami KTD serius sebanyak 2 kali sehingga total ada 11 laporan KTD serius. KTD serius yang ditemukan pada pasien antara lain sesak napas (72,7%), mual muntah (36,4%), nyeri (36,4%), gangguan pencernaan (18,2%), demam (18,2%), batuk darah (9%), dan ruam gatal (9%). Kesimpulannya adalah terdapat sebanyak 11 laporan KTD serius pada pasien TB RO dan KTD serius yang paling banyak ditemukan pada pasien adalah sesak napas.
In the treatment of drug-resistant Tuberculosis (DR TB), there is a possibility that the patient will experience an adverse event. Serious adverse events can cause death, life-threatening conditions, permanent disability, and hospitalization. Therefore, every DR TB health facility needs to record and report serious adverse events. The purpose of this special assignment was to record and analyze serious adverse events in DR TB patients at the Universitas Indonesia Hospital in the period July – November 2022. Serious adverse events in DR TB patients can be seen from the integrated patient progress record in the Universitas Indonesia Hospital AFYA system. Then the serious adverse event was recorded on the serious adverse event reporting form and analyzed. The results showed that there were 8 DR TB patients who had serious adverse events, and 3 of them had two serious adverse events, for a total of 11 serious adverse events reported. Serious adverse events found in patients included shortness of breath (72.7%), nausea, vomiting (36.4%), pain (36.4%), digestive disorders (18.2%), fever (18.2%), coughing up blood (9%), and an itchy rash (9%). In conclusion, there were 11 reports of serious adverse events in DR TB patients, and the most common serious adverse event found in patients was shortness of breath."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Peracikan obat merupakan salah satu bentuk praktik pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang membutuhkan perhatian khusus karena adanya risiko kontaminasi, ketidaksesuaian kekuatan, penyalahgunaan, serta peningkatan waktu tunggu pasien. Terkait hal ini, Klinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sebagai klinik dengan persentasi peresepan racikan yang signifikan membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dengan resep obat racikan dan pola peresepan obat racikan, serta menyusun standardisasi formula peresepan obat racikan pada Klinik Rehab Medik RSUI selama tahun 2021.
Penelitian dilakukan secara deskriptif melalui pengolahan data yang diperoleh dari sistem informasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Selain itu, dilakukan random sampling berdasarkan data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penilitian ini adalah mayoritas pasien merupakan perempuan berusia 45 s.d. 65 tahun dengan penjaminan berobat secara umum dengnan empat macam pola peresepan obat racikan. Penulis juga memberikan rekomendasi standarisasi formula peresepan obat racikan sesuai regimen terapi.
Drug compounding is a form of pharmaceutical service practice in hospitals that requires precise attention because of the risk of contamination, incompatible potency, mishandling, and increased patient waiting time. In this regard, the University of Indonesia Hospital Medical Rehabilitation Clinic (RSUI), a clinic with a significant percentage of extemporaneous prescriptions, requires special attention. Therefore, this study aims to determine the characteristics of patients with extemporaneous prescriptions and patterns of drug prescriptions and develop standardized formulas for prescribing concoction drugs at the RSUI Medical Rehab Clinic in 2021.The research was carried out in alignment with retrospective data processing obtained from the information system at the University of Indonesia Hospital (RSUI). In addition, random sampling was carried out based on data that met the inclusion and exclusion criteria. This research concludes that most patients are women aged 45 to 65 with a general treatment guarantor, with four different patterns of prescribing concoction drugs. The author also recommends standardizing prescription formulas for concoction drugs according to therapeutic regimens."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tanjung, Reforma Yunita Masri
"Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Pelaksanaan pelayanan farmasi klinis disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Salah satu pelayanan farmasi klinis yang perlu dioptimalkan ialah pelayanan informasi obat, baik kepada pasien maupun kepada rekan sejawat yang bertugas. PIO di rumah sakit sangat diperlukan oleh pasien untuk memberikan jaminan pengobatan rasional, efektif, dan aman. Berdasarkan uraian diatas, dengan terlaksananya PIO sangat menguntungkan bagi pasien maupun pihak rumah sakit
Pharmaceutical service is a direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the patient's quality of life. Pharmaceutical services in hospitals include 2 (two) activities, managerial activities in the form of managing pharmaceutical supplies, medical devices and consumable medical materials and clinical pharmacy service activities. The implementation of clinical pharmacy services is adjusted to standards determined by the government. One of the clinical pharmacy services that needs to be optimized is drug information services, both to patients and colleagues on duty. PIO in hospitals is very necessary for patients to provide guarantees of rational, effective and safe treatment. Based on the description above, implementing PIO is very beneficial for both patients and the hospital."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ovi Bahriyani Pamungkasih
"Dengan adanya perkembangan teknologi, mempengaruhi perubahan signifikan pada bidang kesehatan. Kesehatan adalah kebutuhan mendasar setiap manusia untuk dapat menjalani hidup layak dan produktif. Faktor yang mempengaruhi kondisi umum kesehatan di Indonesia yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan, berperan penting untuk tetap menjamin pelayanan kesehatan masyarakat seiring perkembangan teknologi. Sebagai penunjang pembelajaran calon apoteker, dilakukanlah praktik kerja profesi apoteker. Praktik kerja dilaksanakan pada Bulan Juli hingga November 2021. Praktik kerja dilakukan di Rumah Sakit Universitas Indonesia untuk mempelajari peran apoteker dalam pelayanan di instansi rumah sakit. Dalam bidang pemerintahan, dilakukan praktik kerja di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) untuk mengetahui gambaran peran apoteker sebagai pembuat dan pengawas regulasi obat. Praktik kerja juga dilakukan di Apotek Kimia Farma 382 Depok sebagai pembelajaran pelayanan kefarmasian di apotek. Pembelajaran peran apoteker termasuk dalam menganalisis permasalahan di tempat praktik kerja. Oleh karena itu, laporan ini akan membahas analisi masalah di setiap tempat praktik kerja.
The development of technology affects significant changes in the health sector. Health is a basic need for every human being to be able to live a decent and productive life. Factors that influence the general condition of health in Indonesia are the environment, behavior, and health services. As one of the health workers, Pharmacists have an essential role in guaranteeing public health services in line with technological developments. In support of learning of prospective pharmacists, a pharmacist's professional internships are carried out. Internships were held from July to November 2021. The internship is carried out at the Universitas Indonesia’s Hospital to study the role of pharmacists in services in hospital institutions. In the field of government, the internship is carried out at the Indonesian Food and Drug Supervisory Agency to describe the role of pharmacists as makers and supervisors of drug regulations. The internship is also carried out at Kimia Farma Pharmacy as a learning process for pharmaceutical services in pharmacies. Learning the role of pharmacists included analyzing problems in the workplace. Therefore, this report will discuss the analysis of the issues in each workplace practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rahmi Oktaviani
"Formularium Rumah Sakit merupakan daftar Obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi (KFT) yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah sakit. Penyusunan Formularium Rumah Sakit mengacu kepada Formularium Nasional, panduan praktik klinis Rumah sakit serta mempertimbangkan hasil evaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit. Rumah Sakit Universitas Indonesia sendiri telah memiliki Formularium dan dapat dijadikan sebagai bahan belajar bagi calon apoteker tentang manajemen obat di Rumah Sakit. Sama hal nya dengan manajemen di Rumah Sakit, Apotek juga memiliki manajemen dalam pengelolaannya. Apotek yang berkembang dan maju tidak lepas dari manajemen pengelolaan obat yang baik dan terkendali. Perencanaan dan pengadaan obat merupakan kunci utama dan tahap awal yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu apotek. Analisis Pareto ABC merupakan salah satu cara pengendalian persediaan dengan mengelompokkan persediaan menjadi 3 klasifikasi berdasarkan nilai investasi barang yaitu kelompok A, B dan C. Sistem perencanaan dan pengadaan obat di Apotek Roxy Sawangan selama ini belum menggunakan metode analisa pareto ABC namun menggunakan metode konsumsi data penjulan obat harian. Hal tersebutlah yang kemudian dianalisa serta dituangkan kedalam laporan kerja praktik profesi apoteker ini.
The Hospital Formulary is a list of drugs agreed upon by the medical staff, compiled by the Pharmacy and Therapeutics Committee/Team (KFT) determined by the hospital leadership. The preparation of the Hospital Formulary refers to the National Formulary, hospital clinical practice guidelines, and considers the results of the evaluation of drug use in hospitals. The University of Indonesia Hospital itself has a formulary and can be used as learning material for prospective pharmacists about drug management in hospitals. the same thing with management in hospitals, pharmacies also have management in their management. Pharmacies that develop and progress cannot be separated from good and controlled drug management. Planning and procurement of drugs is the main key and an important initial stage in determining the success of a pharmacy. Pareto ABC analysis is one way of controlling inventory by grouping inventory into 3 classifications based on the investment value of goods, namely groups A, B, and C. The planning and procurement system for drugs at Roxy Sawangan Pharmacy has not used the Pareto ABC analysis method but uses the sales data consumption method for daily medicines. Then analyzed and poured into this report on the internship pharmacist's professional."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nadira A`Dila
"Demi meningkatkan cakupan layanan serta keberhasilan pengobatan TB RO dilakukan perluasan penyediaan layanan TB RO pada fasilitas pelayanan kesehatan di 34 provinsi. Sejak tahun 2020, Indonesia berkomitmen mengimplementasikan sistem manajemen dan monitoring efek samping obat secara aktif (MESO-aktif) untuk pasien TB RO. Kejadian tidak diinginkan selama terapi pengobatan wajib dilaporkan dalam formulir pelaporan ESO. Analisis Kejadian Tidak Diinginkan Serius Tuberkulosis Resisten Obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia Periode Desember 2022 – April 2023 dilakukan dengan melakukan pemantauan KTD pasien TB RO melalui SIMRS. Dari hasil analisis data Kejadian Tidak Diinginkan Serius Tuberkulosis Resisten Obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia Periode Desember 2022 – April 2023 masih terdapat 21 Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dialami 13 pasien sehingga Analisis KTD pasien TB RO yang telah dilakukan dapat dilanjutkan dan dilakukan secara rutin agar pelaporan KTD TB RO melalui Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) untuk meningkatkan implementasi MESO aktif di fasilitas pelayanan kesehatan dan mendukung program TBC Nasional dapat terlaksana dengan baik.
In order to increase service coverage and the success of TB RO treatment, the provision of TB RO services has been expanded at health service facilities in 34 provinces. Since 2020, Indonesia has committed to implementing an active drug side effect management and monitoring system (MESO-active) for RO TB patients. Adverse events during medication therapy must be reported on the ESO reporting form. Analysis of Serious Adverse Events of Drug-Resistant Tuberculosis at the University of Indonesia Hospital for December 2022 – April 2023 was carried out by monitoring adverse events in RO TB patients via SIMRS. From the results of data analysis of Serious Adverse Events of Drug-Resistant Tuberculosis at the University of Indonesia Hospital for the period December 2022 – April 2023, there were still 21 Undesirable Events (KTD) experienced by 13 patients, so the adverse event analysis of RO TB patients that has been carried out can be continued and carried out routinely. So, reporting adverse TB RO events through the Tuberculosis Information System (SITB) to increase the implementation of active MESO in health service facilities and support the National TB program can be implemented well."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Cut Rifqa An Nuura
"Pemerintah atas rekomendasi WHO akan melaksanakan pengobatan TB RO dengan paduan Bedaquiline, Pretomanid, dan Linezolid (BPaL) dan Bedaquiline, Prematonid, dan Linezolid, dan Moxifloxacin (BPaLM) bagi pengobatan pasien TB RO yang lebih singkat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk membuat leaflet sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh Apoteker untuk memberikan informasi kepada pasien mengenai pengobatan TB RO. Metode tugas khusus yang dilakukan adalah studi literatur melalui jurnal, buku, materi presentasi, dan peraturan pemerintah. Leaflet yang dibuat merupakan salah satu upaya Apoteker dalam menjelaskan pengetahuan pengobatan paduan terbaru BPaL dan BpaLM baik kepada pasien maupun tenaga Kesehatan lainnya. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan dan penyebaran leaflet yang lebih efektif sebagai bagian dari strategi komprehensif dalam manajemen TB RO di lingkungan rumah sakit.
The government, based on WHO recommendations, will implement RO TB treatment with a combination of Bedaquiline, Pretomanid, and Linezolid (BPaL) and Bedaquiline, Prematonid, and Linezolid, and Moxifloxacin (BPaLM) for shorter treatment for RO TB patients. The purpose of this special assignment is to create leaflets as a communication tool used by pharmacists to provide information to patients regarding RO TB treatment. The specific assignment method carried out is literature study through journals, books, presentation materials and government regulations. The leaflet created is one of the Pharmacists' efforts to explain knowledge of the latest BPaL and BpaLM combination treatments to both patients and other health workers. The implication of this research is the need to develop and distribute more effective leaflets as part of a comprehensive strategy in TB RO management in the hospital environment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Eka Ulya Zubaidah
"Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang serius, terutama di Indonesia. Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 700 ribu kasus TB di Indonesia, menempatkannya sebagai urutan kedua setelah India dalam jumlah kasus. Dalam upaya menanggulangi masalah ini, pemerintah menetapkan TB sebagai salah satu program prioritas nasional, dengan target deteksi mencapai 90% dari total kasus di Indonesia. Pengobatan TB sensitif obat (TBSO) melibatkan regimen obat yang kompleks dan sering berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun. Dalam konteks ini, peran apoteker menjadi semakin penting, mulai dari memastikan ketersediaan obat yang tepat hingga memberikan edukasi kepada pasien tentang penggunaan obat dan mengawasi efek samping. Tulisan ini menguraikan peran apoteker dalam TBSO, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah untuk memaksimalkan kontribusi mereka dalam penanggulangan TB. Dalam pemantauan dan evaluasi, apoteker memainkan peran kunci untuk memastikan respons yang baik terhadap terapi dan deteksi dini efek samping atau masalah lainnya. Selain itu, apoteker juga berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan perawat, dalam merencanakan dan melaksanakan perawatan pasien TB. Dengan peran yang terintegrasi dan kerjasama tim yang erat, apoteker dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya penanggulangan TB di Indonesia.
Tuberculosis (TB) is a serious global health problem, especially in Indonesia. In 2022, the Ministry of Health recorded more than 700 thousand TB cases in Indonesia, placing it second after India in the number of cases. In an effort to overcome this problem, the government has designated TB as one of the national priority programs, with a detection target of reaching 90% of total cases in Indonesia. Treatment of drug-sensitive TB (TBSO) involves complex drug regimens and often lasts for several months to years. In this context, the role of pharmacists becomes increasingly important, from ensuring the availability of the right medication to providing education to patients about medication use and monitoring side effects. This article describes the role of pharmacists in TBSO, the challenges they face, and steps to maximize their contribution to TB control. In monitoring and evaluation, pharmacists play a key role to ensure good response to therapy and early detection of side effects or other problems. Apart from that, pharmacists also collaborate with other health teams, such as doctors and nurses, in planning and implementing TB patient care. With an integrated role and close teamwork, pharmacists can make a significant contribution to TB control efforts in Indonesia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library