Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Lisna
"Penelitian ini membahas mengenai Pengorganisasian akreditasi JCI pengelolaan akreditasi JCI di RSUP Nasional Dr Cipto Magunkusumo Jakarta Tahun 2012. Pengorganiasaian akreditasi JCI berdasarkan pada standar pelaksanaan akreditasi JCI yaitu tahap Initial Assessment, Preparation, Tracer, Implementasi, Evaluasi, Milestone, Mock Survey, Survey akreditasi dan Keputusan akreditasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah data sekunder.
Penelitian menunjukkan bahwa pengorganisasian akreditasi JCI di RSCM sudah berjalan cukup optimal. Walaupun dalam Penatalaksanaannya penyelenggara menghadapi banyak tantangan seperti kurangnya dukungan dari Depkes dalam hal pendanaan, besarnya kapasitas dan ruang lingkup rumah sakit, budaya organisasi yang belum sepenuhya berubah dan kurangnya dukungan dari SDM lain diluar kepanitiaan.

This study discuss the organization overview of JCI accreditation in Dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta 2012. This JCI accreditation organization based on the JCI standard of organizing which start with Initial assessment, Preparation process, Tracer Method, Implementation of the program, Evaluation, Mock survey and survey accreditation / full survey, the milestone, the decision of accreditation . This study uses qualitative research methods with in-depth interviews, observations, and review of the secondary data.
Research shows that the organization of JCI accreditation already been running optimally, even though in conducting the organization of JCI accreditation, the organizer faced many challenges. Some of these challenge being the obstacles for the success of this program. Research result seen from the result of in-depth interviews, all the tables which indicates factual data, and guidelines for review of secondary data.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faqih Hartono
"PT X Unit Citeureup merupakan pabrik industri manufaktur semen terbesar di dunia. Proses industri di dalamnya melibatkan berbagai proses, bahan, serta pekerjaan berbahaya. Sehingga dengan demikian proses kerja di dalamnya banyak menyebabkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, pada saat ini PT X Unit Citeureup juga menghadapi tantangan pandemi COVID-19 sama seperti industri lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif baik kepada pekerja ataupun manajemen PT X Unit Citeureup. Berdasarkan hal tersebut, terbentuknya keselamatan di tempat kerja merupakan hal yang harus diupayakan dan lebih dimaksimalkan. Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi faktor-faktor yang membentuk keselamatan di tempat kerja dengan upaya pencegahan COVID-19 dan dimensi-dimensi kerentanan K3. Dimensi-dimensi tersebut dapat digunakan sebagai dasar studi elemen psikologi organisasi dan iklim keselamatan yang mampu memprediksi keselamatan di tempat kerja. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring melalui google form untuk mengetahui bagaimana persepsi pekerja terkait variabel-variabel yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei dengan besar sampel yang terkumpul adalah 126 responden dari 19 divisi. Data berikutnya dianalisis dengan PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kerentanan K3 seperti kesadaran K3 dan partisipasi K3, serta upaya pencegahan COVID-19 berhubungan secara signifikan terhadap keselamatan di tempat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi terhadap peningkatan kesadaran K3, partisipasi K3, dan upaya pencegahan COVID-19 di tempat kerja dapat meningkatkan keselamatan di tempat kerja pada masa pandemi COVID-19. 

PT X Unit Citeureup is the largest cement manufacturing industrial plant in the world. The industrial processes in it involve a variety of processes, materials, and hazardous works. Thus, the work process in it causes a lot of occupational safety and health risks. In addition, at this time PT X Unit Citeureup is also facing the challenges of the COVID-19 pandemic just like other industries. This situation can have a negative impact on both employees and management of PT X Unit Citeureup. Based on this situation, the establishment of safety in the workplace is something that must be pursued and maximized. This study attempts to evaluate the factors that shape workplace safety with COVID-19 prevention measures and the dimensions of occupational health and safety (OHS) vulnerability. These dimensions can be used as the basis for the study of elements of organizational psychology and safety climate that are able to predict safety in the workplace. This research was conducted through a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data were collected online by using google form to find out how workers perceive related to the variables studied. Data collection was carried out in May with a large sample of 126 respondents from 19 divisions. The next data were analyzed by PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). The results of this study indicate that OHS vulnerability factors such as OHS awareness and OHS participation as well as COVID-19 prevention measures are significantly related to safety in the workplace. These results indicate that interventions to increase OHS awareness, OHS participation, and COVID-19 prevention measures in the workplace can improve workplace safety during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Prabawa
"Untuk mendukung rencana melakukan otomasi pelayanan BC 2.3 diKantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) ini maka Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengeluarkan peraturan P-42/BC/2009 tanggal 18 November 2009 tentang Pelaksanaan Uji Coba Pertukaran Data Elektronik (PDE) Pemberitahuan Impor Barang untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat (BC 2.3) sebagai dasar hukum penerapan Program Aplikasi PDE BC 2.3. Pelayanan kepada Pengusaha di Tempat Penimbunan Berikat dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) yang merupakan unit operasional Direktorat jenderal Bea dan Cukai. Mengingat pentingnya tugas yang diemban oleh KPPBC maka perlu diukur sejauh manakah kualitas pelayanan KPPBC dan Kepuasan Pengusaha di Tempat Penimbunan Berikat (sebagai penerima pelayanan/ pelanggan).
Penelitian ini berusaha untuk menjawab bagaimana deskripsi kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai melalui penerapan Program Aplikasi PDE BC 2.3; bagaimana deskripsi kepuasan pengusaha di Tempat Penimbunan Berikat melalui penerapan Program Aplikasi PDE BC 2.3; dan adakah pengaruh kualitas pelayanan Program Aplikasi PDE BC 2.3 terhadap kepuasan pengusaha di Tempat Penimbunan Berikat. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penulisan ini berkaitan dengan teori-teori dan konsep-konsep adminisrasi publik, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, aplikasi pertukaran data elektronik, serta konsep Tempat Penimbunan Berikat.
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah pengumpulan data primer berupa kuesioner kepada pengusaha dan wawancara kepada pihak Bea dan Cukai dan pengumpulan data sekunder modul dan laporan akuntabilitas DJBC. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengusaha di Tempat Penimbunan Berikat yang telah menggunakan modul aplikasi PDE BC 2.3 yang telah melakukan uji coba di KPPBC Tipe A1 Jakarta. Sedangkan sampel yang dipilih adalah Total Sampling, jadi keseluruhan jumlah pengusaha yang telah terdaftar dalam database sebagai pengguna aplikasi PDE BC 2.3, yaitu sebanyak 116 pengusaha. Dari total sampling tersebut sejumlah 66 pengusaha yang mengembalikan kuesioner. Sehingga jumlah sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah 66 data.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi frekuensi (terhadap indikator variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan) dan uji spearman?s rank untuk meneliti hubungan antar variabel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan yang dirasakan oleh pengusaha ditanggapi secara positif dan terhadap hubungan signifikan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian meliputi pengusaha yang berkaitan dengan aplikasi PDE BC 2.3, Sumber Daya Manusia di KPPBC Tipe A1 Jakarta, dan pelayanan yang diberikan KPPBC Tipe A1 Jakarta kepada pengusaha di Tempat Penimbunan Berikat.

Director General Customs and Office has issued the regulation p-42/BC/2009 on 18 November 2009 as the direction to conduct the automation of BC2.3 service. Since, the regulation was dated the customs office throughout Indonesia should change their way of delivering service at bonded zone from conventional service into the new one via electronic document. Eventually, P- 42/BC/2009 became underlying law of mandatory use of electronic data interchange on bonded zone customs service. Even though the regulation issued by Directorate General Customs and Office (DGCE), the branch customs office as the operational unit of DGCE, is the customs office in charge to delivering service at bonded zone. Based upon the goal to delivering excellent service to the user of bonded zone, it is very important to measure the level of quality of delivering service by Indonesia customs office Jakarta.
This research is aimed to conduct deep analysis of the description of the quality of electronic data interchange services (BC 2.3) providing by customs office, how the description of the user satisfaction on the bonded zone after experiencing the new electronic bonded zone service and another objective is to answer the question, what is the relationship among quality of service and user satisfaction of electronic data interchange service at bonded zone. Another aspect also covered by this research are including literature study, concept and theory of public administration, customer satisfaction, electronic data interchange and study about administering bonded zone.
This research follows quantitative research methodology with typical of research can be categorized as explanation research. The data gathered from primary data source i.e spreading the questioner to the user of bonded zone and also through direct interview with the Indonesian customs officer who involve in electronic service and conducting interview with the some bonded zone owner. The secondary data source obtained from a booklet and official accountability report of DCGE. The population on this research are user at bonded zone who had used electronic data service of BC2.3. Initially this research using total sample, however from total 116 user, as much 66 user has participated of this research by fulfilled the questioner.
This research using frequency description analysis (toward quality service indicators and customer satisfaction) and spearman?s rank test to examine the relation variable among other.This research reveal that the quality of service and customer satisfaction had been responded positively by the user and answering the question that there is significant relationship between quality of service and customer satisfaction.This research also offering some suggestion to improve the quality of service, the suggestion includes the improvement of application of BC2.3 itself, upgrading the human skill and suggestion the breakthrough on the way of delivering service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28355
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atta Rizky Suharto
"Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan dapat diukur dengan berapa banyak kecelakaan yang terjadi setiap tahun dan banyak profesional telah mengembangkan indikator utama sebagai budaya keselamatan untuk mencegahnya. Perusahaan yang bergerak di bidang migas juga memiliki potensi risiko kebakaran, ledakan, pencemaran lingkungan dan kecelakaan kerja lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang penerapan budaya keselamatan di tempat kerja, khususnya perusahaan pengolahan minyak dan gas bumi dan akan digunakan sebagai perilaku keselamatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Studi penelitian melibatkan 356 pekerja di kantor dan lapangan PT XYZ melalui survei online yang menanyakan item demografis dan dimensi iklim keselamatan. Analisis statistik dilakukan dengan uji T sampel independen yang membandingkan item iklim keselamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim keselamatan dalam dimensi organsisasi, pekerjaan dan individu memperolah nilai masing-masing 4,23, 3,98 dan 4,36. Dilihat dari faktor keselamatannya, Personal Priorities and Need for Safety (PPNS) secara umum memiliki persepsi skor tertinggi di antara yang lainnya, sedangkan lingkungan kerja adalah yang paling rendah. Rata-rata perbandingan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara iklim keselamatan berdasarkan lokasi kerja dan pendidikan. Sedangkan variabel posisi manajemen menunjukkan perbedaan rata-rata yang meliputi komitmen manajemen, komunikasi, lingkungan yang mendukung, keterlibatan, prioritas pribadi dan kebutuhan akan keselamatan, dan lingkungan kerja. Selain itu, terdapat tiga kategori temuan paling sering dari PEKA (Safety Observation) yaitu peralatan dan perlengkapan sekitar 61,29%, kondisi lingkungan 25,32%, dan Alat Pelindung Diri 5,34%. Dari hasil pengukuran Tingkat Kematengan Budaya K3 pada PT XYZ terlihat bahwa PT XYZ berada pada level kalkulatif dengan nilai 3,04. Ditinjau dari Level jabatannya yaitu manajemen 3,1 dan pekerja level bawah 2,98

The implementation of Occupational Health and Safety (OHS) in the company can be measured with how many accidents happened each year and many professionals have developed leading indicators as safety culture to prevent these. This study aims to provide comprehensive overview of safety culture implementation in the workplace, in particular oil and gas refining company and will be utilized as safety behaviour to achieve target set by the company. The research study included 356 workers in both office and field through online survey asking for demographic items and safety climate dimensions. The statistical analysis was performed with independent-samples T test comparing safety climate items. The study resulted the safety climate in the dimensions of the organization, work and individual earned values of 4.23, 3.98 and 4.36, respectively. Based on the safety factor, Personal Priorities and Need for Safety (PPNS) in general having highest score perception among others, while work environment has lowest score. The mean comparison showed there was no significant among safety climates based on work location and education. Meanwhile the variable of management position indicated mean difference including management commitment, communication, supportive environment, involvement, personal priorities and need for safety, and work environment. In addition, Three categories of common finding from Safety Observation (PEKA): equipment and supplies around 61.29%, environmental conditions 25.32%, and Personal Protective Equipment 5.34%. From the measurement results of the Safety Culture Maturity Level at PT XYZ, it can be seen that PT XYZ is at a calculative level with a value of 3.04. In terms of position level: upper management 3.1 and lower management 2.98."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Sari
"Salah satu tantangan utama organisasi di era globalisasi ini adalah bagaimana mengarahkan perkembangan organisasi ke arah berkelanjutan yang ideal. Setiap tingkat kesiapan membutuhkan rubrik kapabilitas dan indikator yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Corporate Sustainability Maturity Model (CSMM), yang dapat digunakan oleh organisasi untuk melakukan penilaian diri, mengidentifikasi tingkat kesiapan organisasi saat ini dan transisi ke organisasi berkelanjutan yang lebih matang. Pengembangan CSMM dilakukan dengan menggunakan strategi tiga tahap pengembangan maturity model yaitu scoping, designing dan evaluating. Rancangan CSMM yang melibatkan tinjauan pustaka secara masif, wawancara 7 praktisi dan keterlibatan lebih dari 100 organisasi sebagai narasumber ini menghasilkan 6 domain dan 23 sub-domain; rubrik kapabilitas dan indikator yang didefinisikan untuk 3 tingkat kematangan. CSMM ini kemudian dievaluasi melalui penerapan pada organisasi secara riil melalui dua metode: (i) metode kuesioner & wawancara dan (ii) metode text mining. Berdasarkan temuan, sebagian besar organisasi Indonesia telah menerapkan aktivitas keberlanjutan secara optimal tapi bersifat parsial, tanpa didahului perencanaan strategis atau mengakomodasi tekanan internal dan eksternal yang mendorong upaya keberlanjutan tersebut. Secara keseluruhan, CSMM ini dapat diklaim sebagai sustainability maturity model yang pertama yang dikembangkan dalam menilai kesiapan penerapan prinsip berkelanjutan dalam konteks praktik di Indonesia. Selain itu, penggunaan metode text mining selama proses penilaian dan pembuatan aplikasi pintar sehingga organisasi dapat melakukan penilaian tingkat kematangan secara mandiri dapat diklaim sebagai "angin segar" bagi penelitian dengan topik sejenis.

One of the main challenges of organisations in this era of globalisation is how to navigate their development into ideal sustainable organisations. However, each readiness level requires a different rubric of requirements and indicators. Therefore, this study develops a corporate sustainability maturity model (CSMM), which can be used by organisations to conduct self-assessments, identify their current sustainability maturity levels and transition into mature sustainable organisations. A three-step development strategy was used to develop the proposed CSMM, i.e. the stages of scoping, designing and evaluating. The proposed CSMM includes 6 maturity domains and 23 sub-domains, and the rubric of requirements and indicators were defined among 3 maturity levels. The verified CSMM was then evaluated by assessing real-world organisations. Two methods were applied during the stage of evaluating CSMM: (i) interview & questionnaire assessment method and (ii) text mining assessment method. Based on the findings, most of Indonesian organisations conducted sustainability activities independently, without having a strategic plan in place or accommodating the internal and external pressures that drive the organisational sustainability efforts. Overall, this CSMM can be claimed as the first sustainability maturity model developed for readiness assessment in an Indonesian context. Additionally, based on this CSMM, the usage of text mining method to assess the companies and the creation of smart application so that the organisations are able to do their self-assessment can be claimed as “fresh air” for the researches on similar topics"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library