Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silaen, Ratna Juwita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Masruchin
"Pada penelitian ini telah dikembangkan komposit berbasis polimer polipropilena (PP) dengan penguat serat alam yaitu serat sisal dan serat sabut kelapa. Bentuk morfologi serat alam divariasikan dalam bentuk bulk (chopped) dan berbentuk single of fiber melalui proses pulping. Jenis polimer yang digunakan adalah homopolimer dan kopolimer. Komposit yang dihasilkan dikarakterisasi untuk memperoleh komposit dengan kekuatan optimum tanpa mengesampingkan nilai ketangguhan-nya. Perlakuan panas dilakukan terhadap komposit serat alam pada suhu 70°, 100° dan 130°C selama 20 jam.
Dari penelitian ini diketahui bahwa sifak mekanis polimer PP dapat ditingkatkan dengan penambahan serat alam. Serat sisal memiliki sifat mekanis yang lebih baik jika dibandingkan dengan serat sabut kelapa, hal ini dibuktikan dengan nilai kuat tarik, struktur mikro, derajat kristalinitas dan stabilitas terhadap panas. Dari analisa FE-SEM, perubahan bentuk serat menjadi pulp dapat meningkatkan dispersi serat dalam matrik polimer, namun hal ini hanya meningkatkan kuat tarik dan kuat tekuk. Nilai kuat tarik, kuat tekuk, modulus dan impak komposit pada penelitian ini dapat ditingkatkan dengan tetap mempertahankan bentuk morfologi bulk (chopped) dari serat alam dengan penambahan EPDM 2.5% berat dan perlakuan panas pada 130°C. Mekanisme peningkatan ketangguhan komposit disebabkan oleh pembentukan kristal β-phase PP serta mekanisme fiber pull out dari serat alam bentuk chopped pada matrik polimer. Polimer homopolimer memberikan performa komposit yang lebih baik jika dibandingkan dengan kopolimer.

The aim of this study is to develop polypropylene (PP) composite reinforced with sisal and coconut fibers. The effect of fiber morphology in term of bundles (chopped) and single of fibers (pulp), as well as types of polymer (homopolymer and copolymer) were manufactured to obtain high strength and high toughness composites. Composites were annealed at 70°, 100° and 130°C.
From this study, it is reported that sisal fiber is superior to coconut fibers as reinforcing agents. It is not necessary to convert the bundles into pulp. Optimum composite could be obtained by annealed the composites of 40% weight sisal chopped reinforced PP at 130°C by addition of EPDM 2.5% wt in the presence of PP-g-MA 5% wt. The formation of β-phase crystallization of PP revealed from XRD analysis and fiber pull out mechanism take responsible for the improvement of the high toughness of composite. Homopolymer gave best performance as matrix compared to copolymer for strength and toughness composites.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto
"Batang kelapa sawit merupakan limbah industri kelapa sawit yang melimpah. Salah satu pemanfaatan batang kelapa sawit yaitu untuk bahan campuran pembuatan papan semen. Papan semen berpenguat serat batang kelapa sawit dari penelitian ini ditujukan untuk penyerap suara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perlakuan awal terbaik terhadap serat batang kelapa sawit atau Oil Palm Trunk Fiber (OPTF) untuk meningkatkan kompatibilitas terbaik dengan bahan semen sehingga dihasilkan papan semen untuk penyerap suara dengan kinerja yang baik. Metode penelitian berfokus pada perlakuan pendahuluan terhadap OPTF, tambahan akselerator (CaCl2 3% dari berat semen) dan komposisinya dengan semen untuk menghasilkan papan semen. Perlakuan awal ini berupa perendaman air dingin pada suhu kamar selama 24 jam (OPTF-2) dan perlakuan karbonisasi hidrotermal pada suhu 130°C selama 4 jam (OPTF-3), serta tanpa perlakuan (OPTF-1). Komposisi serat dan semen yang digunakan yaitu 1 : 2,75; 1 : 3,00 dan 1 : 3,25 (basis berat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan terbaik untuk mendapatkan papan semen berpenguat OPTF dengan tujuan penyerap suara pada penelitian ini adalah perlakuan OPTF-3 dengan komposisi serat dan semen 1 : 2,75. Papan ini optimum digunakan sebagai papan penyerap suara pada frekuensi 4000 Hz. Nilai koefisien absorpsi (α) yang diperoleh sebesar 0,91

Oil palm trunk is waste from oil palm industry that abundantly available. One of the uses of oil palm trunks is as mixtures to produce mixtures of cement boards. Palm fiber reinforced cement board from this research was intended for sound absorbtion. This study aimed to analyze the best pretreatment of oil palm trunk fiber (OPTF) to improve the best compatibility with cement materials for producing cement boards for good performance of sound absorbtion. The research method focused on the pre-treated OPTF with the addition of accelerator (CaCl2, 3% by weight of cement) and its composition with cement to produce cement board. This pre-treatment involved cold water immersion at room temperature for 24 hours (OPTF-2) and hydrothermal carbonization treatment at 130°C for 4 hours (OPTF-3); as well as fibre without pre-treatment (OPTF-1). The compositions of fiber and cement were 1: 2.75; 1: 3.00 and 1: 3.25 (weight base). In general, the results showed the best cement board with OPTF-3 fibre and cement composition of 1 : 2.75. The OPTF-3 reinforced cement board worked optimally for a sound absorbtion board at the frequency of 4000 Hz. The absorption coefficient (α) obtained is 0.91"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita Maria
"Ilmu pragmatik sebagai bagian dari ilmu linguistik mulai berkembang di Indonesia pada awal tahun 70-an. Walaupun sudah berjalan sekitar 20 tahun belum banyak orang yang menulis maupun yang membuat penelitian mengenai pragmatik. Saya mencoba membuat penelitian mengenai konvensi pragmatik sekelompok penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
Masalah-masalah yang dibahas dalam tesis ini terdiri atas: bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; dan faktor-faktor pragmatik yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah; agar diperoleh bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jarman; juga agar diperoleh hal-hal yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman ialah pengungkapan makna-makna yang berlainan caranya dalam bahasa Jerman dan dalam bahasa Indonesia, antara lain, pemakaian kata Herr... tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dikombinasikan dengan nama depan atau nama panggilan, tetapi dikombinasikan dengan nama keluarga. Dalam bentuk sopan santun dipakai bentuk pengandaian Konnten Sie...? serta klausa pengandaian "Es ware nett, ...." Pemakaian partikel vielleicht; mal; doch besar pengaruhnya dalam kalimat sopan santun.
Juga bentuk es dan man yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia perlu ditekankan oleh pengajar bahasa Jerman.

Pragmatics is a discipline that has been developed since in the early 1970s. Although it has been over 20 year now, not many people have written nor showed an interest in this area. This Thesis is an attempt to study the pragmatic convention of a group of speakers both in the Indonesian and German language.
The problems discussed in this thesis are as follows: the differences and similarities of pragmatic forms in both Indonesian and German; and pragmatic factors that should be emphasized in the teaching of Indonesian and German. The purpose of this study is to obtain the pragmatic forms in Indonesia, the similarities and differences in pragmatic form in both Indonesian and German; and to find the factors that should be emphasized in teaching of German-in Indonesia
The finding in this analysis shows that the factors that should be emphasized in the teaching of German the differences in the expression of meanings in Indonesian and German, for example, the word `Herr' which cannot occur in isolation, and cannot be use with forenames or nicknames, but it should occur with Emily names. The polite form in German uses the conditional forms `Konnten Sle.... ?' and the conditional clause `Es ware nett '. The Use of the particles `vielleicht, mil, dock' has a great effect the polite forms. Also the forms `es' and `man' that do not exist in Indonesian should be emphasized by the teacher of German."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library