Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambaryatun
Abstrak :
Skripsi yang berjudul Pertentangan Ajaran Cabang Kiri dan Ajaran Cabang Kanan, Dalam Serat Paramayoga ini diajukan untuk melengkapi persyaraan mencapai gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelaahan sastra dengan memakai karya sastra lama yang berjudul Serat Paramayoga karangan R. Ng. Ranggawarsita, dengan memakai pendekatan intrinsik ini adalah bertujuan untuk mengungkapkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam teks tersebut, lewat tokoh-tokohnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, tentu saja tidak dilupakan mendeskripsikan niat penulis, sebeb bagaimanapun penulis selaku pencipta tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Seperti yang telah disebutkan di atas pembahasan mengenai tokoh di sini hanya merupakan langkah awal untuk penelaahan ajaran-ajaran yang ada. Dari hasil klasifikasi mengenai tokoh bisa digolongkan menjadi dua yaitu tokoh cabang kiri dan tokoh cabang kanan. Begitupun ajaran yang dibawanya kemudian disebut ajaran cabang kiri dan ajaran cabang kanan. Ajaran cabang kiri dibawakan oleh para dewa, sedangkan ajaran cabang kanan dibawakan oleh para Nabi. Ajaran cabang kiri dan ajaran cabang kanan ini masing-masing masih bisa ditinjau dari dua tahap.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurweni Saptawuryandari
Abstrak :
Skripsi ini mencoba mengetengahkan mengenai 30 Teks puisi Dolanan Anak-anak yang Diajarkan Di Taman Muda Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Ke 30 teks tersebut merupakan sebagian dari teks-teks yang diajarkan di Taman Muda Taman siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Pembahasan 30 teks puisi tersebut pertama-tama, dilakukan dengan mendeskripsikan bentuk, isi, dan menginterpretasikan teks tersebut secara satu persatu. Setelah teks-teks tersebut dideskripsikan bentuk, isi, dan diinterpretasikan, maka selanjutnya teks-teks tersebut dianalisis. Analisis yang dilakukan berdasarkan metode intrinsik. Dari hasil analisis ini nantinya akan terlihat betapa fungsi yang terkandung dalam tiap-tiap teks puisi dolanan tersebut berfungsi sebagai alat pendidikan, yang meliputi fungsi pendidikan mental, moral, budi pekerti, agama, keindahan, dan kecerdasan. Fungsi ini semua ternyata sesuai dengan maksud pendidikan kesenian di Taman_siswa, yaitu bahwa pendidikan kesenian menurut Tamansiswa adalah syarat mutlak untuk mendidik jasmani, rohani, dan budi pekerti (Ki Hajar Dewantara, 1954:92). Dan sesuai pu_la dengan tujuannya yaitu mendidik manusia yang estetis, yang aktif, kreatif, dan berpribadi (Mohammad Said, 1954: 77).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Laksmi Humani
Abstrak :
Transkripsi drama radio Kembang-kembang Pucuk Gunung (KKPG) ini merupakan pelengkap dari skripsi Drama Radio Kembang-kembang Pucuk Gunung, Suatu Analisis Struktural. Transkripsi ini diperoleh dari 12 (duabelas) buah kaset yang direkam dari radio swasta Radio Kayu Manis karena drama radio KKPG ini pernah disiarkan di sana. Drama radio KKPG ini ternyata terdiri dari 6 (enam) episode, yang tiap episode memakan waktu siaran 90 menit atau 2 (dua) buah kaset. Tiap-tiap episode berisi 12 adegan, dimana pada tiap permulaan episode dimulai dengan sebuah gending pembukaan, dan pada tiap pergantian adegan diselingi dengan gending yang pendek, demikian juga pada akhir episode diakhiri dengan gending yang pendek. Karena drama radio KKPG ini sudah cukup lama diputar atau disiarkan di radio Kayu Manis, maka dalam proses transkripsi ini ditemukan beberapa dialog yang tidak dapat tertangkap oleh pendengaran. Tetapi ternyata dialog-dialog ini tidak mengganggu jalannya cerita. Dengan dilakukan transkripsi dari Drama Radio KKPG ini diharapkan kiranya dapat membantu melancarkan para pembaca skripsi Drama Radio Kembang-Kembang Pucuk Gunung; Suatu Analisis Struktural
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
Abstrak :
Penulisan skripsi ini berangkat dari praduga bahwa cerita Anglingdarma yang sangat popular itu mengandung motif-motif yang mencerminkan pandangan hidup dan budaya Jawa. Salah satu motif itu adalah kutukan. Berdasarkan kenyataan bahwa naskah-naskah yang diteliti terdiri dari beberapa versi dan varian, maka perlu ditentukan naskah yang akan disunting. Penentuan ini berdasarkan keadaan naskah dan perbandingan isi, cerita. Adapun naskah yang kemudian disunting adalah Serat Anglingdarma KBG 98, sedang alih aksara menggunakan metode landasan. Kesimpulan dari analisis adalah kutukan diucapkan oleh tokoh yang mempunyai kasekten, diucapkan secara tiba-tiba tanpa direncanakan lebih dahulu manakala si tokoh disakiti hatinya. Kutukan menimpa tokoh lain yang menyakiti hati tokoh pengucap kutukan. Dan dalam kaitannya dengan Serat Anglingdarma, kutukan berfungsi sebagai penyebab terjadinya alur cerita.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Utami
Abstrak :
Dalam kesusastraan Jawa terdapat bermacam-macam jenis karya sastra. Salah satu jenis karya sastra itu adalah karya sastra babad. Babad adalah cerita yang berisi rangkaian peristiwa di masa lalu. Bentuk penulisan babad biasanya berupa puisi, yaitu tembang macapat. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad gubahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara IV, yang dihimpun oleh Padmasusastra. Isi cerita Serat Babad Warni-warni mengenai pe_sanggrahan di daerah Mangkunagaran dan Surakarta, yaitu terdiri dari : Wonogiri; Giripuro; Tegalgondo; Tasikmadu; Bangsal Tosan; Langenharjo; Karangpandhan dan Sri Katon; Nyanjata Sangsam. Bentuk penulisan Serat Babad Warni-warni adalah puisi, tembang macapat, kecuali cerita Langenharjo yang ditulis dalam cakepan sekar Langengita. Penulisan dalam bentuk sekar seperti yang disebutkan di atas tidak laim dipakai untuk penulisan cerita babad. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad. Pada cerita Giripuro tidak ada satupun unsur kriteria isi cerita babad. Pada cerita Wonogiri, Tegalgondo, Bangsal Tosan, Langenharjo dan Nyanjata Sangsam tidak semua unsur kriteria cerita babad ada. Pada cerita Tasikmadu Berta Karangpandhan dan Sri Katon semua unsur kriteria cerita babad ada. Cerita Giripuro hanyalah menggambarkan deskripsi alam. Cerita Wonogiri dan Nyanjata Sangsam, walaupun tidak semua unsur kriteria isi cerita babad ada, tetap menggambarkan rangkaian peristiwa dengan disertai tahun kejadiannya. Sedangkan cerita Tegalgondo, Bangsal Tosan dan Langenharjo tidak menggambarkan rangkaian peristiwa melainkan keterangan suatu peristiwa didiri-kannya pesanggrahan. Selebihnya isi cerita Serat Babad Warni-warni hanyalah berupa deskripsi alam dan suasana di pesanggrahan. Secara keseluruhan Serat Babad Warni-warni bisa disebut sebagai babad, yang menceritakan peristiwa perjalanan raja ketika bercengkrama di wilayah Mangkunagaran.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library