Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Prawestri
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran keluaran pesawat teleterapi 60Co dalam medium akrilik dan air. Pengukuran bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai nilai persentasi dosis kedalaman (PDD) dan bacaan relatif berkas radiasi gamma 60Co dalam medium akrilik dan air. Pengukuran dilakukan menggunakan bilik ionisasi plan parallel Markus 23343 dan Farmer PTW 30013 dengan teknik SSD 80 cm dan variasi luas lapangan penyinaran 4 x 4 cm2 sampai dengan 30 x 30 cm2. Hasil pengukuran PDD medium akrilik dan air tidak jauh berbeda, yaitu kurang dari 1.2 %. Nilai bacaan relatif lapangan radiasi dari 6 x 6 cm2 sampai dengan 30 x 30 cm2 dalam medium akrilik tidak berbeda jauh dengan pengukuran dalam medium air yaitu kurang dari 2 %. Ini menunjukkan bahwa fantom akrilik dapat menggantikan fantom air dalam dosimetri berkas gamma pada kondisi tertentu.
Measurement of 60Co output has been performed in acrylic (PMMA) and water media using Markus ionization chamber 23343 and Farmer PTW 30013 with SSD 80 cm and field sizes variation from 4 x 4 cm2 until 30 x 30 cm2. The purpose is to get comparative information on Percentage Depth Dose (PDD) and relative reading of gamma ray radiation in acrylic and water media. Results showed PDD in acrylic to be approximative to that in water medium, not more than 1.2 % difference. Relative reading for field sizes from 6 x 6 cm2 until 30 x 30 cm2 in acrylic medium is also close to that in water, not more than 2 % difference. This showed that acrylic phantom may be used as a substitute of water phantom in a certain condition.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Edy Wibowo
Abstrak :
Telah dilakukan simulasi radioterapi paru-paru untuk verifikasi dosis kalkulasi TPS dengan pengukuran. fantom IMRT CIRS yang terdiri dari material jaringan lunak, paru-paru, dan tulang belakang digunakan sebagai objek dalam simulasi ini. Dosimeter yang digunakan dalam pengukuran adalah, bilik ionisasi Farmer tipe PTW 30013 dan NE 2571, serta Thermoluminisence Dosimeter (TLD). Fantom diradiasi menggunakan sinar-X 10 MV, ukuran lapangan 15 x 15 cm2 dengan 2 lapangan plane parallel metode Anterior-Posterior dan Posterior-Anterior (AP/PA) dan oblig Medio-Lateral dan Lateral-Medial (ML/LM) teknik SAD (Source to Axis Distance) 100 cm. Dosis pada jaringan lunak, paru-paru, dan tulang belakang dikalkulasi mengikuti protokol IAEA TRS 277 khusus untuk pengukuran dengan bilik ionisasi, sedangkan untuk pengukuran dengan TLD kalkulasi dosis pada ketiga medium menggunakan hasil kalibrasi. Dari 27 data deviasi antara hasil pengukuran dan kalkulasi TPS yang dievaluasi, untuk metode AP/PA diperoleh 18 data (66,67%) berada pada daerah antara -4 % sampai 6% dan 9 data (33,33%) berada diluarnya. Sedangkan untuk metode ML/LM, 20 data (74,07%) mempunyai deviasi berada dalam daerah ±6%, selebihnya 7 data (25,93%) memiliki deviasi lebih dari ±6%. Dalam penelitian ini, diperkirakan faktor koreksi ketidakhomogenan pada TPS kurang akurat terutama untuk jaringan paru.
A radiotherapy simulation of the lung for TPS verification dosage has been conducted by measurement. An IMRT CIRS phantom, that consisted of soft tissue, lung, and spine material, was used for this simulation. The dosimetry that were used in measurements are 30013 PTW Farmer-type and NE 2571 ionization chamber and also Thermoluminisence Dosimeter (TLD). Phantom was irradiated using a 10 MV X-ray with plane dimensions of 15 x 15 cm2 using 2 plane parallel field Anterior-Posterior method and oblique Lateral-Medial (ML/LM) technique where SAD (Source to Axis Distance) is 100 cm. Dosage at soft tissue, lung, and spine were calculated following the IAEA TRS 277 protocol specifically for ionization chamber measurement while measurements using TLD, dosage for those three areas was calculated using calibration result. Out of 27 deviation datas regarding the evaluation of measurements and TPS calculation, for AP/PA method 18 datas (66.67%) were between -4% and 6%, while 9 datas (33,33%) were beyond it. Whereas for ML/LM method, 20 data (74,07%) have deviation between ±6%, remainder 7 data (25,93%) deviation have more than ±6%. In this study it is estimated that inhomogeneity correction factor for the TPS is not accurate especially for lung tissue.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadli
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran distribusi dosis dan fungsi dosis radial pada medium air dan udara dari sumber Iridium 192 HDR Brakiterapi, dengan menggunakan film Gafchromic tipe EBT 2. Proses radiasi dilakukan dengan menempelkan film ke aplikator selama 30 detik pada medium udara, dan 35 detik pada medium air. Film Gafchromic kemudian discan untuk mendapatkan nilai pixel value. Nilai pixel vaue akan dikalibrasi ke dalam dosis. Distibusi dosis yang telah didapatkan, dapat digunakan untuk mencari nilai fungsi dosis radial. Perhitungan fungsi dosis radial berdasarkan parameter dosimetri AAPM-TG 43.
Measurement dose distribution and radial dose function in the medium of Water and air from the source of Iridium 192 HDR brachytherapy, using EBT film Gafchromic type 2. Radiation processes carried out by gluing the film to the applicator for 30 seconds in the air medium, and 35 seconds in the Water medium. Gafchromic film then scanned to obtain the value of pixel value. Pixel value will be calibrated to the dose. Dose distribution has been obtained, can be used to search for radial dose function values. Radial dose function calculation based dosimetry parameters AAPM TG-43.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29392
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran karakteristik dosimetri sumber Ir-1 92 microselectr0nHDR (mHDR) brakiterapi menggunakan metode Monte Carlo dan eksperimen. Untuk simulasi Monte Carlo digunakan program EGSnrc dengan medium vacum, udara dan air . Untuk eksperimen dilakukan dengan metode “in-air measurement dalam medium udara menggunakan jig, elektrometer Keithley 6487, NE 2571 Fanner chamber dan sumber Ir-192 dengan aktivitas yang terukur 4557 mCi. Dari simulasi, pengukuran kuat kenna per aktivitas rata-rata dalam medium vacum adalah 8.21.10-8 U Bq-1, di udara 8.2.10-8 U Bq-1 dan di air 8.48.10-8 U Bq-1 . Umuk konstanta laju dosis, nilai yang diperoleh adalah 2,79.10-6 Gy s-1 U-1 di vacum, 2,79.10-6 Gy s-1 U-1 di udara dan 3,18.10-6 Gy s-1 U-1 di air. Kuat kenna per aktivitas di udara pada jarak 10 cm yang diperoleh dari simulasi 8,18.10-8 U Bq-1, bila dibandingkan dengan kuat kenna per aktivitas di udara pada jarak yang sama dalam protokol (PIRS-629r) yaitu 9,709.10-8 U Bq-1 memiliki deviasi sebesar 15,73%. Dari eksperimen, hasil pengukuran kuat kenna per aktivitas di udara pada jarak 10 cm adalah 0,001.10-8 U Bq-1 dan kuat kenna per aktivitas di udara pada simulasi adalah 8,18.10-8 U Bq-1, perbedaan yang cukup besar dapat disebabkan karena aktivitas yang dimaksudkan dalam PIRS-629r adalah aktivitas pada sumber, bukan aktivitas yang terukur. Pada kuat kerma per aktivitas di air menunjukkan bahwa jarak efektif pemberian dosis brakiterapi pada jaringan tubuh adalah kurang dari 5,5 cm atau sekitar 5cm. ......Measurement on lr-192 mHDR V2 brachytherapy source's dosimetry characteristic were done using Monte Carlo method and experiment. The Monte Carlo simulation Were done in vacum, air and Water us ing EGSnrc software. The experiment were done by using “in-air measurement” method Which equipment consist of jig, electnometer Keithley 6487, NE 2571 Farmer chamber and Ir-192 source with 4557 mCi of apparent activity. The average of air-kerma strength per unit activity in simulation result is 8.2.10 -8 U Bq -1 in vacum, 8.2.10 -8 U Bq-1 in air and 8.48.10 -8 U Bq -1 in water. Dose rate constant in vacum is 2,79.10 -6Gy s-1 U-1, 2,79.10 -6Gy s-1 U-1 in air and 8,18.10 -6 Gy s-1 U-1 in Water. Air-kerma strength per unit activity at 10 cm in air calculation is 8,18. 10-8 U Bq-1 di vacum, comparing to the air- kerma strength per unit activity at the same distance in air based on protocol (PIRS-629r) 9,709. 10-8 U Bq-1, the deviation is 15,73%. From experiment calculation, the air-kerma strength per unit activity at 10 cm in air is 0,001. 10-8 U Bq-1 and simulation's result is 8,18. 10-8U Bq-1, this large difference may be caused of activity based on PIRS-629r is the real activity of the source, not the apperent activity. The air-kerma strength per unit activity in water shows the effective distance for tissue in brachytherapy treatment is less than 5,5 cm or about 5 cm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Purie W.
Abstrak :
Berkas radiasi yang jatuh pada permukaan tubuh pasien yang tidak rata atau miring menghasilkan distribusi isodosis yang berbeda dengan standar distribusi yang diperoleh pada permukaan yang rata, saat dilakukan penyinaran pada sudut normal. Pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan mencari profil berkas untuk setiap kemiringan sudut saat penyinaran. Kemiringan sudut yang digunakan sampai dengan sudut 60⁰ untuk teknik SAD dan SSD. Sebuah asumsi dibuat yaitu pergeseran berkas geometri yang dihasilkan akibat sudut miring yang diberikan tidak melebihi 2mm. ...... A radiation beam striking an irregular or sloping patient surface produces an isodose distribution that differs from the standard distribution obtained on flat surfaces with a normal beam incidence. An approach is used to address this problem with looking for the beam profile for oblique angles of beam incidence. Applicable for angles of incidence up to 60⁰ for SAD (Source Axis Distance) and SSD (Source Surface Distance) techniques. An assumption is made that the friction of beam geometry that result of oblique angles does not more than 2mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Ferdiansyah
Abstrak :
Pengukuran tanggapan film gafchromic EBT 2 dan TLD dengan variasi sudut datang berkas sinar gamma Cobalt-60 telah dilakukan pada kedalaman 1.5 cm, 2.5 cm, 5cm, 7.5 cm, dan 10 cm dengan sudut gantry 0o, 10o, 20o, dan 30o. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, menggunakan pesawat teleterapi Cobalt-60. Teknik penyinaran dengan kondisi SSD 80 cm dan luas lapangan 10x10 cm2. Penelitian dengan variasi sudut gantry dari 0o sampai dengan 30o mengakibatkan dosis pada kedalaman tertentu mengalami penurunan, dimana pada kedalaman 1.5 cm, 2.5 cm,5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm mengalami penurunan dosis terhadap dosis yang diberikan masing-masing sebesar 1.1%, 1.91%, 7.14%, 10.4%, dan 26.8% pada tanggapan film gafchromic EBT 2, 1.07%, 1.65%, 6.75%, 10.47%, dan 24.28% pada tanggapan TLD chip, dan 0.08%, 1.30%, 6.07%, 9.20%, dan 24.47% pada tanggapan TLD rod. Pada perlakuan klinis, nilai yang masih diterima sekitar 3%. Hasil pengukuran menunjukkan dosis kedalaman pada fantom cenderung menurun terhadap kenaikan sudut gantry. Di sisi lain, hasil profil berkas pada tanggapan film gafchromic EBT 2 berdasarkan panjang flattened region (FR) menunjukkan bahwa pada kedalaman 0 cm dan 1.5 cm masih diperbolehkan sampai sudut gantry 30o. Pada kedalaman 2.5 cm hanya diperbolehkan sampai sudut 20o. Sedangkan, pada kedalaman 5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm hanya diperbolehkan pada sudut 0o, karena jika dilakukan penyinaran pada sudut miring (atau lebih dari 0o) akan terjadi perubahan panjang flattened region lebih dari 2 mm.
Measurement of the response of film gafhcromic EBT 2 and TLD with variation incidence angle of Cobalt-60 gamma ray beam have been done in depth 1.5 cm, 2.5 cm, 5 cm, 7.5 cm, and 10 cm with gantry angle 0o, 10o, 20o, and 30o. Experiments were done at Radiotherapy Instalation of Persahabatan Jakarta Hospital using Cobalt-60 unit. Irradiating technique with condition SSD 80 cm and wide of field radiation 10x10 cm2. Experiment with variation of gantry angle from 0o up to 30o resulting the dose in certain depth decrement, where in the depth 1.5 cm, 2.5 cm, 5 cm,7.5 cm, and 10 cm have the dose decreased of a given dose, respectively by 1.1%, 1.91%, 7.14%, 10.4%, dan 26.8% from the response of gafchromic EBT 2 film, 1.07%, 1.65%, 6.75%, 10.47%, dan 24.28% from the sesponse of TLD chip, and 0.08%, 1.30%, 6.07%, 9.20%, dan 24.47% from the response of TLD rod. In clnical, the value approved until3%. The result of measurement show that phantom depth dose have decreased against gantry angle increment. In the other hand, the beam profile result from the response of gafchromic EBT 2 film by long flattened region (FR) indicates that at a depth of 0 cm and 1.5 cm are still allowed to gantry angle 30o. At a depth of 2.5 cm is only allowed up to 20o angle. Meanwhile, at a depth of 5 cm, 7.5 cm, and 10 cm are permitted only on the angle 0o, because if the irradiation at an oblique angle (or more than 0o) will occur long flattened region changes more than 2 mm.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Fergiawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dosimetri dari film gafchromic XR-RV3 yang memiliki sensitifitas terhadap rentang dosis 1 cGy hingga 30 Gy serta membandingkannya dengan film EBT2 dengan rentang dosis 1 cGy hingga 40 Gy untuk verifikasi dosis pada Radioterapi. Karakteristik film seperti respon terhadap dosis tinggi, pengaruh energi serta orientasi film menjadi fokus penelitian. Pengukuran dilakukan menggunakan energi Megavoltage x-rays (6 MV dan 10 MV), dan Cobalt 60 yang sudah dikalibrasi sesuai dengan protokol dosimetri IAEA TRS-398. Respon film pada masing-masing energi diukur pada rentang dosis 50 cGy hingga 10 Gy. Pemindaian pada masing-masing film menggunakan EPSON Perfection V700 flatbed scanner, mode transmisi untuk film EBT2 dan mode refleksi untuk film XR-RV3, 48 bit color, dan resolusi spasial 75 dpi. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan software FilmQA Pro, ROI berukuran 3 x 3 cm2 pada bagian tengah dari film untuk memperoleh nilai pixel rata-rata. Untuk masing-masing nilai pixel yang diperoleh dari masing-masing film selanjutnya ditentukan nilai rata-rata net Optical Density (netOD). Respon bacaan film EBT2 dan XR-RV3 pada rentang energi yang berbeda menunjukkan pengaruh energi yang rendah dengan deviasi rata – rata sebesar ±1%. Hasil perbandingan karakteristik respon bacaan film EBT2 dan XR-RV3 untuk masing-masing modalitas energi berbeda menunjukkan deviasi sebesar ±3%. Pengujian respon bacaan film XR-RV3 pada sisi orientasi yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan deviasi rata – rata sebesar 0.2%. Hasil evaluasi profil berkas menggunakan film XR-RV3 menunjukkan jumlah noise (disturbance) yang lebih banyak dibandingkan dengan EBT2. Pengukuran nilai simetris dan kerataan berkas pada rentang energi Cobalt-60 menunjukkan penyimpangan yang cukup besar pada posisi film horizontal terhadap sumbu utama berkas yaitu diatas 30%. Pengujian sensitifitas respon bacaan film XR-RV3 pada dosis tinggi dan dosis rendah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan film EBT2. ...... The purpose of this study is to compare the dosimetry characterization of XR-RV3 film with its sensitivity to dose levels from 1 cGy to 30 Gy and EBT2 film with its sensitivity to dose levels from 1 cGy to 40 Gy for dose verification in radiation therapy. The characteristics of film such as response at high dose levels, energy dependence and side orientation dependence to scanner were the main focus of this study. The film response to each energy (foton 6 MV, 10 MV and Cobalt-60) was measured over the dose levels from 50 cGy to 10 Gy and the output source were calibrated following IAEA TRS-398 Dosimetry Protocol. Each film piece was scanned using EPSON Perfection V700 flatbed scanner, 48-bit color, 75 dpi spatial resolution, Transmission mode for EBT2 film and Reflection mode for XR-RV3 film. The data were analyzed using FilmQA Pro Software and for each scanned image, a ROI size 3 x 3 cm2 at the field center was selected to obtain the mean pixel value. Furthermore, the pixel value from each film were calculated to find the average of net Optical Density (netOD). From this study, the result revealed that there was no significant difference in characteristics response between XR-RV3 and EBT2 film with standar deviation of ±3%. The energy dependence of XR-RV3 and EBT2 film was found to be relatively small within measurement uncertainties ±1%. The dependence of XR-RV3 film side orientation is negligibly small with the standard deviation of 0.2%. The result of beam profile dosimetry evaluation using XR-RV3 showed more amount of noise or disturbance than EBT2 film. The measurement of beam symmetry and beam flatness on energy range of Cobalt-60, showed a significant error of film in horizontal position at central axis beam that was above 30%. In addition, the sensitivity of response XR-RV3 film at high and low dose shown better result than EBT2 film.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Apriliani Syaridatul Mu`minah
Abstrak :
ABSTRAK
DSSuperDose v.1.0 merupakan sebuah in-house Treatment Planning System (TPS) yang dikembangkan oleh Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika (LFMB) Universitas Indonesia sebagai suatu perangkat lunak perencanaan terapi pesawat teleterapi cobalt-60. Validasi in-house TPS menjadi parameter penting dalam prosedur jaminan kualitas suatu perangkat lunak perencanaan radioterapi. Verifikasi perhitungan manual, perbandingan dengan ISIS TPS, dan pengukuran dosis serap untuk berbagai kondisi berkas dilakukan terhadap tiga unit pesawat teleterapi cobalt-60. Pengukuran dosis serap dilakukan dengan teknik penyinaran SSD tetap, menggunakan detektor bilik ionisasi di titik pengukuran pada sumbu pusat berkas pada media fantom air. Pengolahan data dan evaluasi dilakukan berdasarkan rekomendasi IAEA dalam TRS 430. Performa in-house TPS optimal untuk memberikan perencanaan terapi teknik SSD tetap pada kondisi berkas terbuka dan penggunaan tray yaitu untuk kedalaman hingga 10 cm (≤ 10 cm), dan ukuran lapangan antara 5×5 hingga 20×20 cm2, sementara untuk penggunaan wedge adalah ukuran lapangan yang lebih kecil dari ukuran dimensi fisik wedge. Perhitungan waktu penyinaran oleh in-house TPS juga menunjukkan kesesuaian yang cukup baik terhadap perhitungan waktu penyinaran oleh ISIS TPS yaitu mencapai 96 %. Dengan demikian, in-house TPS ini sudah cukup akurat sebagai suatu perangkat lunak perencanaan terapi. Akurasi perhitungan in-house TPS dipengaruhi data masukan (input) berkas TPS yang digunakan sebagai basic beam data, dan algoritma perhitungan dalam TPS
ABSTRACT
DSSuperDose v.1.0 is an in-house Treatment Planning System (TPS) developed by Medical Physics and Biophysics Laboratory (LFMB) University of Indonesia as a treatment planning software for cobalt-60 teletherapy unit. Performance validation of TPS calculation is an essensial part in quality assurance (QA) of computerized planning systems for radiotherapy. Verification through manual calculations, comparison to ISIS TPS, and measurements of absorbed dose for varied beam conditions was performed with three teletherapy units. Absorbed dose were measured at central beam axis with an ionization chamber in water phantom. Data evaluation based on IAEA recommendation in TRS 430. In-house TPS gives optimal planning for open and tray beam conditions with depth of isocenter less than 10 cm (≤ 10 cm), and field size 5×5 until 20×20 cm2, while for wedge beam conditions with field size less than the physical size of wedge. Comparison of in-house TPS and ISIS TPS demonstrated a good match of 96 %. From the results, it is concluded that in-house TPS is accurate for treatment planning software of radiotherapy. Accuration of in-house TPS affected by basic beam datas, and calculation algorithm
2015
S60175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library