Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Sri Amalina
"Usaha pembunuhan terhadap diri Presiden Soekarno pada saat Lustrum III Sekolah Rakyat Cikini, tanggal 30 November 1957, dengan cara pelemparan granat oleh 3 orang yang tergabung dalam Gerakan Anti Komunis. Peristiwa Cikini terjadi karena Presiden Soekarno dinilai oleh golongan kanan, terutama Gerakan Anti Komunis telah mulai condong ke kiri. Hal ini terlihat dengan diajaknya Partai Komunis Indonesia untuk duduk dalam Parlemen dan Kabinet. Data-data diperoleh melalui studi kepustakaan serta melakukan wawancara dengan tokoh yang tersangkut dalam Peristiwa Cikini. Kemenangan PKI dalam pemilihan umum I tahun 1955, dengan menduduki urutan nomor 4 setelah Nahdatul Ulama, Masyumi dan Partai Nasional Indonesia membawa partai ini setapak demi setapak ke puncak kekuasaan negara Indonesia. Pengaruh PKI mulai terlihat setelah dikeluarkannya Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957 oleh Presiden Soekarno. Dimana salah satu intinya ada1ah PKI diajak masuk untuk mendukung Kabinet Gotong Royong. Apalagi setelah"
1990
S12489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Isak
"ABSTRAK. Sebagai pokok bahasan penulisan skripsi berjudul PNI BARU 1931-1934, adalah merupakan suatu partai politik, yang turut menyumbangkan pikiran dalam usaha untuk kemerde_kaan Indonesia, yang berperan pada jaman pergerakan. Pada skripsi ini akan membahas partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI BARU), berupa usaha partai yang utama untuk kemerdekakan Indonesia. Juga PNI BARU meren_cana kan perbaikan sistim sosial yang ada waktu itu. Juga membahas pecahnya PNI (Partai Nasional Indo_nesia), adanya pembubaran PNI adalah merupakan suatu pe_larian, bukanlah sebagai taktik atau siasat baru dalam men-eruskan usaha-usaha untuk kemerdekaan Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redi Rahmat
"ABSTRAK
Penelitian mengenai Perkebunan Teh di Afdeeling Suka_bumi (Akhir abad XIX - Awal abad XX ) dilakukan sejak bu_lan Januari 1989 hingga bulan Mei 1990. Penelitian dalam rangka mengumpulkan data dilakukan dengan melalui studi kepustakaan di Jakarta, Bogor, Sukabumi dan Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan teh di Afdeeling Sukabumi dalam kurun waktu tersebut, menunjukkan suatu fenomena yang menarik. Penulis melihat betapa per_kebunan teh berhasil menjadi komoditi ekspor yang utama bagi tulang punggung perekonomian Afdeeling ini, menggeser kedudukan kopi yang sebelumnya merupakan komoditi andalan. Sejalan dengan itu pemerintahan di wilayah ini berkerbang terus mulai dari sebuah distrik hingga menjadi sebuah ka_bupaten. Penulis juga melihat ada beberapa akibat yang di_timbulkan oleh berkembangnya perkebunan teh di Afdeeling ini, dalam bidang sosial ekonomi penduduk setempat. Di an_taranya adalah muncul dan berkembangnya perkebunan teh rak_yat, tumbuhnya organisasi-organisasi perkebunan teh lokal dan semakin majemuknya masyarakat dan ekonomi di Afdeeling Sukabumi ini.

"
1990
S12423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Razak
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang hubungan Sukarno dan Masyumi yang terbagi ke dalam 4 bab. Di dalamnya dikaji kepemimpi_nan Sukarno den tantangan yang dihadapinya dari Masyumi. Bagaimana cara Sukarno menghadapi Masyumi? Itulah yang men_jadi pertanyaan yang penulis anggap perlu untuk dikaji.
Pada bab tentang penulis mengkaji tentang latar belakang pemikiran politik Sukarno dan hal-hal yang mempengeruhinya. Di sini disimpulkan bahwa pcemikiran politik Sukarno adalah sinkretisme yang sangat berkaitan erat dengan budaya poli_tik Jawa.
Pada bab berikutnya dijelaskan tentang sambutan rakyat yang begitu antusias terhadap Sukarno. Rakyat menerimanya seba_gai Ratu Adil; suatu kepercaycan yang meluas di Jawa. De_ngan demikian pola kepemimpinannya sangat cocok dengan orientasi masyarakatnya.
Pada bab ketiga dibahas tantangan yang dihadapi Sukarno. Masyumi menjadi teatangan utama setelah revolusi fisik. Akan tetapi, karena secara internal-struktural Masyumi se_ngat lemah, ditambah 1agi dengan kepercayaan pada mitos mayoritas umat Islam, dengan mudah Sukarno melemahkan Masyumi dan mendirikan NU secara tak langsung sebagai tandi_ngannya.
Bab keempat membahas tentang pemilu 1955. Beberapa peris_tiwa yang mendahuluinya menunjukken lanjutan dari upaya Sukarno untuk mendesak Masyumi agar tidak dapat menang se_cara mu tlak dalam pemilu. Dan ia berhasil.

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Abas
"Situasi politik Indonesia pascapemilu 1955 ternyata melahirkan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan dan menimbulkan ketidakpuasan dari beberapa kalangan masyarakat. Presiden Sukarno yang terasing secara politik melihat celah untuk kembali ke panggung politik dengan memanfaatkan ketidakpuasan beberapa kalangan di masyarakat terhadap tingkah lake partai politik dalam menangani beberapa. Salah satunya adalab intervensi pada urusan militer. Pada pertengahan 1957 Sukarno mengungkapkan keinginannya terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia. la ingin satu situasi politik yang stabil yang disebutnya demokrasi terpimpin.1 Kemudian, presiden mengajukan konsep yang intinya pertama, dalam kabinet seharusnya terdapat semua golongan masyarakat atau pembentukan sebuah kabinet koalisi berkaki banyak. Hal ini didasarkan pads selalu ditolaknya Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk masuk dalam kabinet oleh partai yang dominan kala itu, yaitu partai yang berbasis agama (Islam) seperti Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua, dibentuknya sebuah dewan nasional yang berdasarkan pada sifat-sifat fungsional dan akan dipimpin langsung oleh Sukarno? Usul Sukarno itu mendapat tanggapan positif dari kalangan militer...."
2001
S12421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Vibrant Anwar
"ABSTRAK
Petrus Kafiar, penduduk asli suku Biak Irian, muncul sebagai penginjil bagi sesamanya. Kemunculan itu menjadi kebetulan sejarah karena mulanya dia hanyalah seorang anak yang diculik oleh suku lainnya yang kemudian memperbudak dan menjualnya ke seorang pendeta Kristen, van Hasselt. Oleh van Hasselt, budak yang telah ditebusnya itu kemudian dijadikan anak piara, dididik pengetahuan membaca, menulis dan agama. Bahkan olehnya juga anak ini dibaptiskan. Perkembangan selanjutnya, Petrus yang telah menjadi kaki tangan pendeta dalam penyiaran agama Kristen, menjalani pendidikan yang lebih tinggi dalam soal keagamaan di Seminari Depok. Sekembalinya dari sana, Petrus melanjutkan khotbahnya di tengah masyarakat asalnya. Tapi dalam prosesnya ternyata tak semulus yang diharapkan kendala tetap saja muncul. Kendati demikian, pranannya dalam proses Kristenisasi di pulau Biak-Supiori patut mendapat tempat dalam sejarah Indonesia."
1996
S12433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zon Arya
"Penulisan karya ilmiah ini terdiri dari 5 bab, bab I merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini akan diungkapkan selain alasan pemilihan judul, permasalahan, sifat pelitian, mengenai ejaan juga gambaran singkat dari karya ilmiah ini, bab ini sebagai ancang-ancang untuk melangkah pada bab-bab selanjutnya. Dalam bab II akan dibahas mengenai pengertian dari Undang-undang, yang merupalan hak luar biasa Gubernur Jenderal dan bagaimana serta sejauh mana kedudukannya di dalam undang-undang Hindia-Belanda. Pada bab ini juga akan dibahas latar belakang pelaksanaan Undang-undang ini. Kesalahan utama pada bab ini adalah mengenai Exorbitante Rechten itu sendiri, bab ini merupakan ancang-ancang untuk mamasuki bab selanjutnya yaitu penerapan Undang-undang itu sendiri. Dalam bab III akan dibahas mengenai Pergerakan Nasional Indonesia yang mencakup dari tahun 1926 sampai tahun 1936. diambilnya tahun ini sebagai patokan adalah karena dalam periode tahun ini memerintah dua orang Gubernur Jenderal yang beraliran Liberal dan Konservatif yaitu: de Graeff dan de Jonge. Kedua Gubernur jenderal ini mempunyai pandangan yang berlainan tentang pergerakan nasional di Indonesia. Pada bagian pertama bab ini akan dilihat sekilas pintas tentang pergerakan Nasional dari lahirnya Budi Utomo dan menyusul lahirnya Indonesisch Vereniging di negeri Belanda yang merupakan cikal bakal partai yang paling menonjol dan radikal pada tahun-tahun awal pemerintahan de Graeff. Pada bagian ini sengaja tidak dibahas secara panjang lebar mengenai partai-partai yang muncul di Hindia Belanda , karena karya ilmiah ini akan memfokuskan kepada partai nasional radikal pada periode 1926-1936, yaitu PNI dilanjutkan Partindo dan PNI Baru beserta tokoh-tokohnya. Pada bagian kedua bab ini akan dibahas mengenai kegiatan-kegiatan partai yang radikal pada masa periode pemerintahan dua orang Gubernur Jenderal yaitu: de Graeff dan de Jonge. Dimulai dari pemberontakan PKI yang gagal. pada tahun 1926. Pada bagian ini penulis hanya akan menyoroti Pada kegiatan partai-partai: PNI, Partindo dan PNI baru sampai kepada penangkapan dan pengsingan tokoh-tokohnya. Bab II dan III merupakan latar belakang bagi bab IV yang merupakan permasalahan dari karya ilmiah ini, setelah dibahas pengertian Exorbitante Rechten itu sendiri dan pergerakan nasional. Pada bab ini akan dilihat pengaruhnya terhadap lajunya perjuangan pergerakan nasional, dan akan dilihat keadaan Organisasi dan aktifitasnya setelah para tokohnya ditangkap dan diadili tahun 1929 dan begitu juga dengan Partindo dan PNI baru setelah tokoh-tokohnya diasingkan. Pada bagian kedua bab ini akan dilihat reaksi-reaksi atas penangkapan, pengadilan dan pengasingan tokoh-tokoh pergerakan nasional ( reaksi sekitar Exorbitante Rechten). Dari uraian-uraian pada bab I sampai bab IV akan diperoleh suatu kesimpulan yang merupakan penutup dari karya ilmiah ini."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Hajar Aryanto H.
"Franklin Delano Roosevelt adalah seorang Presiden Amerika Serikat ke-32 yang sukses menduduki kursi Kepresidenan Amerika Serikat empat kali secara berturut-turut . Jabatan pertamanya dimulai sejak tangga! 4 Maret 1933 dimana pada saat itu Amerika Serikat sedang mengalami suatu masa depresi yang sangat hebat, sehingga mampu menghancurkan rasa percaya diri rakyat Amerika untuk keluar dalam kemelut tersebut. Adalah Roosevelt seorang presiden yang mengalami cacat tubuh akibat penyakit polio yang dideritanya, namun mampu mengajarkan rakyatnya untuk menemukan kembali jiwa bangsanya yang hilang dilanda oleh sebuah krisis. Dengan munculnya kembali esensi dari pembangunan yaitu rasa percaya diri, harapan, kehormatan, rasa kemampuan dan kemauan untuk bertindak rnenyebabkan F. D. Roosevelt berhasil mengisi lembaran Sejarah Amerika dengan arti kepemimpinan yang tangguh.
Dalam memimpin F. D. Roosevelt memiliki gaya yang kharismatik dengan cara komunikasi yang penuh semangat serta si at kepeduliannya pada orang-orang kecil yang membuat F. D. Roosevelt begitu dicintai oleh rakyatnya. Begitu juga sikapnya yang fleksibel, mudah bekerjasama dengan berbagai kalangan dan keberaniannya dalam melakukan berbagai eksperimen guns mencari jalan yang tepat dalam menghadapi keadaan adalah kunci sukses dalam keberhasilan pemerintahannya. Oleh karenanya tidak mengherankan apabila 100 hari pertama pemerintahannya dengan 15 Undang-undang pengendalian keadaan, F. D. Roosevelt mampu mengembalikan rasa aman dan kepercayaan rakyatnya, juga senantiasa membuat mereka berpikir dan mengambil rasa tanggung jawab akan keadaan yang dihadapi bersama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S12276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Fadli
"ABSTRAK
Budaya Amerika adalah budaya pengharapan, kaum Puritan meyakini The Promised Land yang akan membebaskan mereka dari tirani pada daerah sebelumnya menuju cita-cita yang kini dikenal sebagai American Dream Berkembangnya Great Awakening kedua di Amerika yang terjadi pada awal abad ke-19 membawa sekali lagi perkembangan agama di Amerika menuju pemikiran yang lebih religius. The Great Awakening II melahirkan pemikiran-pemikiran tentang ketuhanan, kemanusiaan dan rasionalisme. Pemikiran yang rasional, keadaan sosial yang ada, ketidakstabilan politik, pendidikan yang tidak bagus, dan rusaknya kehidupan beragama merupakan faktor pendorong berkembang pesatnya usaha-usaha untuk menciptakan suatu kelompok atau sekte pembaru yang mulai berkembang pada era 1830-an di Amerika.
Penulis melihat terjadi gejolak sosial ketika ajaran Mormon yang dibawa oleh Joseph Smith dengan justifikasi/pembenaran sebuah kitab dan pewahyuan yang diterimanya pada awal abad ke-19, membawa ajaran tersebut sebagai gerakan religius yang besar pada jamannya. Walaupun mereka tidak dapat menyaingi sekte-sekte yang sudah ada sebelum kelahirannya, seperti Metodis dan Presbiterian, sejarah pembentukan konsentrasi mereka di wilayah Barat, Utah, menjadi subjek yang sangat menarik pada kajian perkembangan agama di Amerika ataupun kajian tentang perluasan daerah Barat (Westward Movement)
Salt Lake adalah tempat mereka mengembangkan suatu sistem ekonomi yang maju dan bervariasi yang didasarkan pada sistem pertanian dengan irigasi, pertambangan, dan perindustrian, pengembangan lebih lanjut di bidang sumber daya alam dan manusia yang dilakukan dengan menanamkan investasi yang cukup besar di bidang pendidikan, perbaikan lahan dan tanaman, dan di bidang industri, menyebabkan pertambahan penduduk, naiknya potensi, dan kemajuan kebudayaan. Kota Salt Lake, pada masa selanjutnya merupakan kota terbesar di Utah karena orang-orang Mormon yang pertama menghadapi masalah-masalah alam di pedalaman daerah Barat berhasil memecahkan sebagian besar permasalahan tersebut.
Diresmikannya Utah sebagai negara bagian Amerika pada tahun 1898 merupakan hasil dari komulasi konflik dan konsensul antara Gereja dan orang-orang non Mormon di Amerika. Dengan mengkaji usaha kaum Mormon membangun pemukiman di Salt Lake City, dapat dipahami proses dan dinamisasi dari kebudayaan Amerika dipengaruhi oleh semangat kebebasan. Walaupun tulisan mengenai good society yang menitik beratkan pada peran tokoh yang kharismatik dan cenderung melupakan efek marjinal yang terjadi akibat perubahan sosial dengan menyoroti perjuangan kaum Mormon yang akhirnya mempunyai tempat yang layak, namun dibalik itu tercermin sebuah irama dari proses perkembangan kebudayaan Amerika yang beraneka ragam."
2001
S12349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adel Gustaf
"ABSTRAK
Dalam masa revolusi (1945-1949) perjuangan dalam bidang diplomasi memainkan peranan yang sangat penting, selain perjuangan bersenjata Diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam usaha untuk memperolah pengakuan terhadap kemerdekaan dari negara-negara lain. Pemilihan cara diplomasi dalam perjuangan kemerdekaan didasarkan pada keinginan Indonesia untuk menghindari pertumpahan darah, terutama dan pihak rakyat Indonesia. Selain itu, Indonesia tidak memiliki kekuatan persenjataan yang kuat untuk menandingi kekuatan persenjataan Belanda. Sehingga cara diplomasi dianggap sebagai cara yang paling rasional. Walaupun demikian, tidak semua golongan menyetujui cara diplomasi. Kelompok Persatuan Perjuangan yang dipimpin Tan Malaka tidak menyetujui cara diplomasi. Mereka menginginkan perjuangan bersenjata. Salah seorang yang dianggap memainkan peranan penting dalam perjuangan diplomasi adalah Sutan Sjahrir. Ia adalah Perdana Menteri Indonesia pertama dan salah seorang tokoh pergerakan nasional. Pandangannya mengenai diplomasi diuraikannya dalam pamflet Perdjoeangan Kite' Menurut pendapatnya, cara terbaik dalam mernperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara diplomasi yang luwes dan pintar. Dalam masa pemerintahannya, Sjahrir melakukan diplomasi dengan cara melakukan perundingan dengan, Belanda dan melakukan hubungan dengan negara lainnya untuk mendapatkan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. Salah satu negara yang menjadi tujuan dalam kebijaksanaan diplomasi Sutan Sjahrir adalah Amerika Serikat. Menurut Sjahrir, setelah berakhirnya Perang Dunia II Amerika Serikat telah menjadi kekuatan yang paling besar di Pasifik. Dengan demikian, Amerika memainkan peranan penting dalarn menyelesaikan masalah internasional, terutama di Pasifik. Namun dalam melakukan diplomasi dengan Amerika, Sjahrir menghadapi dua kendala, yaitu: dari dalam negeri dan dari Amerika Serikat. Dari dalam negeri, kendalanya adalah adanya kelompok yang menentang kebijaksanaan diplomasi yang dilakukan Sjahrir. Sedangkan dari Amerika adalah sikap Amerika yang tidak ingin ikut campur dalam masalah Indonesia. Dalam diplomasinya terhadap Amerika Serikat, Sjahrir berusaha bersikap bersahabat dengan Amerika sehingga dapat memperoleh simpati Amerika. Selain itu, Sjahrir juga menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan rasa permusuhan dengan Amerika, seperti bekerja sama dengan blok komunis yang merupakan musuh Amerika Dari usaha-usaha yang dilakukan Sjahrir tersebut, ia berhasil memperoleh simpati dari Amerika. Sesudah Linggarjati ditandatangani Amerika Serikat memberikan pengakuan kedaulatan secara de facto kepada Indonesia. Dan pads saat Sjahrir mengundurkan diri, Amerika Serikat mengirim aide memoire kepada KNIP yang isinya menyatakan bahwa Amerika mendukung Sjahrir. Namun pesan tersebut sampai setelah Sjahrir mengundurkan diri, dan Sjahrir menolak untuk ditunjuk kembali.

"
1996
S12145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>