Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Putu Merlynda Pusvita Dewi
"Latar Belakang: Kanker nasofaring (KNF) merupakan jenis keganasan yang paling umum terjadi di wilayah kepala dan leher di Indonesia. Saat ini, terjadi pergeseran paradigma ke konsep tumor microenvironment, yang menekankan pentingnya penanda biologis. Rasio limfosit monosit (RLM) mencerminkan Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TIL) dan Tumor- Associated Macrophages (TAM). Namun, temuan penelitian tentang RLM, TIL CD8, dan TAM CD163 sebagai prediktor untuk Progression-Free Survival (PFS) masih kontroversial. Belum ada penelitian yang menyelidiki hubungan antara marker-marker ini dan PFS 3 tahun pada pasien KNF stadium lokal lanjut di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui PFS 3 tahun pada pasien KNF stadium lokal lanjut dan mengetahui hubungan antara RLM, TIL, dan TAM dengan PFS 3 tahun.
Metode: Studi kohort retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama periode Januari 2015 hingga 2020. Kami menghimpun data mengenai karakteristik demografis pasien, menghitung RLM, dan pewarnaan imunohistokimia untuk TAM CD163 dan TIL CD8 pada blok biopsi jaringan. Analisis penentuan nilai titik potong dilakukan melalui kurva receiver operating curve (ROC) untuk ketiga ini. Setelahnya, kami melakukan analisis terhadap ketiga parameter tersebut terkait PFS 3 tahun dengan menggunakan kurva Kaplan-Meier dan uji log rank. Untuk mengatasi variabel perancu, dilakukan uji Cox Regression.
Hasil: Didapatkan persentase PFS 3 tahun KNF stadium lokal lanjut sebesar 46,7%. Nilai titik potong terbaik untuk RLM, CD163, dan CD8 berturut – turut adalah 1,82, 1,96, dan 47,5%. Berdasarkan analisis bivariat dan multivariat, didapatkan RLM ≤ 1,82 (aHR 1,785, IK95% 1,057 – 3,018), CD163 ≥196 (aHR 6,126, IK95% 3,382 – 11,097), dan CD8 ≤47,5% (aHR 2,099, IK95% 1,232 – 3,575).
Simpulan: Nilai RLM dan TIL CD8 yang tinggi berhubungan dengan PFS 3 tahun yang baik, sedangkan TAM CD163 yang tinggi berhubungan dengan PFS 3 tahun yang buruk pada pasien KNF lokal lanjut.

Background: Nasopharyngeal cancer (NPC) is the most common malignancy in the head and neck region in Indonesia. Recently, there has been a paradigm shift towards the concept of the tumor microenvironment, emphasizing the significance of biological markers. The lymphocyte-to-monocyte ratio (LMR) reflects Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) and Tumor-Associated Macrophages (TAMs). However, findings on LMR, CD8 TILs, and CD163 TAMs as predictors for Progression-Free Survival (PFS) remain controversial. No study has yet investigated the relationship between these markers and 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC in Indonesia.
Objective: To determine the 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC and to ascertain the relationship between LMR, TILs, and TAMs with 3-year PFS.
Methods: A retrospective cohort study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from January 2015 to 2020. We gathered data on patient demographic characteristics, calculated LMR, and performed immunohistochemical staining for CD163 TAMs and CD8 TILs on tissue biopsy blocks. The determination of cutoff values was performed using receiver operating curve (ROC) analysis for all three. Subsequently, we analyzed these parameters in relation to 3-year PFS using Kaplan-Meier curves and log-rank tests. Cox Regression analysis was conducted to adjust for confounding variables.
Results: The 3-year PFS rate for advanced local-stage NPC was found to be 46.7%. The optimal cutoff values for LMR, CD163, and CD8 were 1.82, 1.96, and 47.5%, respectively. Based on bivariate and multivariate analyses, we found LMR ≤ 1.82 (aHR 1.785, 95% CI 1.057 – 3.018), CD163 ≥196 (aHR 6.126, 95% CI 3.382 – 11.097), and CD8 ≤47.5% (aHR 2.099, 95% CI 1.232 – 3.575).
Conclusion: High LMR and CD8 TIL values are associated with favorable 3-year PFS, while high CD163 TAM values are associated with poor 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brama Ihsan Sazli
"ABSTRAK
Latar Belakang: Puasa selama bulan Ramadhan adalah perubahan dalam gaya hidup untuk periode sebulan penuh yang rutin tiap tahunnya. Sejumlah penelitian menunjukkan terjadinya perubahan biokimia tubuh saat berpuasa baik pada pasien diabetes dan juga nondiabetes yang dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.
Tujuan: Menilai pengaruh berpuasa selama Ramadhan terhadap perubahan kontrol glikemia, kadar Fetuin A, dan TNF-α dibandingkan sebelum dan sesudah puasa Ramadhan
Metode: Penelitian prospektif terhadap dua kelompok (diabetes dan non diabetes). Parameter kontrol glikemik, Fetuin A, dan TNF-α diukur 2-4 minggu sebelum berpuasa Ramadhan, minimal 14 hari puasa Ramadhan dan 4 minggu setelah puasa Ramadhan.
Hasil: Puasa Ramadhan menurunkan glukosa darah puasa (GDP) secara signifikan pada kelompok Diabetes (D) (p=0,013) dan pada kelompok Non Diabetes (ND) (p=0,047), sedangkan serum Fetuin A turun tidak signifikan pada kelompok D (p=0,217) dan secara signifikan pada kelompok ND (p=0,009). Dan tidak ada perubahan yang signifikan kadar TNF-α pada kedua kelompok dibandingkan sebelum puasa Ramadhan (p=0,248, p=0,789). Pada 4 minggu setelah puasa Ramadhan,GDP kembali ke nilai yang tidak berbeda dari nilai dasar pada kedua kelompok, sementara Fetuin A secara signifikan lebih rendah pada kelompok diabetes (p=0,039) dan TNF-α lebih rendah secara signifikan pada kelompok ND (p=0,042) dari dari nilai dasar.
Kesimpulan: Puasa selama Ramadahan memperbaiki kontrol glikemia pada kedua kelompok. Puasa Ramadhan juga mampu menurunkan nilai Fetuin A pada kedua kelompok, dan TNF-α pada kelompok ND

ABSTRACT
Background: Fasting during Ramadan is a anually change in lifestyle for the period of a lunar month. Numerous studies have mentioned the biochemical alterations while fasting among both in nondiabetic patients and diabetic patients which can affect glucose metabolism and insulin sensitivity.
Objective: to assess the impact of fasting during Ramadan on glycemic control, Fetuin A l, and TNF-a compared to before and after Ramadhan fasting
Methods: Prospective Study of diabetic patients (D group) and non-diabetic subjects (ND group). Parameters of glycemic control, Fetuin A, and TNF-a were measured 2-4 weeks before Ramadan fasting, at least 14 days of Ramadan fasting and 4 weeks after Ramadan fasting.
Results: Ramadan fasting reduced fasting blood glucose (FBG) significantly in D groups (p=0,013) and in the (ND) groups (p=0,047) , respectively, serum Fetuin A were lowered insignificantly in D groups (p=0,217) dan significantly in ND groups (p=0,009). And no significant differences of TNF-α level ini both group compared to before Ramadhan fasting (p=0,248, p=0,789). At 4 weeks post-Ramadhan fasting FBG returned to levels indistinguishable from their baseline values in both groups, while Fetuin A was maintained significantly lower in D groups (p=0,039) and TNF-α significantly lower in ND groups (p=0,042) from their baseline.
Conclusions: Fasting during Ramadan improves glycemic control in both groups, Ramadan fasting was also able to reduce Fetuin A level in both groups, and TNF-α in the ND group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library