Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ronal Kardo
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pengaruh matrik kitosan terhadap pelepasan propranolol HCl dari tablet. Tablet lepas terkendali propranolol HCl dibuat secara granulasi basah dengan menggunakan jenis dan jumlah bahan matrik yang berbeda yaitu kitosan, HPMC, dan campuran kitosan:HPMC. Pelepasan propranolol HCl dari matrik ditentukan dengan menggunakan alat uji disolusi tipe 1 dengan kecepatan 50 rpm dalam medium asam pH 1,2 dan medium basa pH 7,5 selama 8 jam. Pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu dan dianalisis menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa matrik kitosan melepaskan propranolol HCl lebih besar bila dibandingkan dengan matrik HPMC dan campuran kitosan:HPMC. Semakin tinggi konsentrasi matrik dapat memperlambat pelepasan propranolol HCl dari tablet. Penggunaan matrik kitosan dan campuran kitosan:HPMC konsentrasi 70 % merupakan matrik yang efektif untuk memperlambat pelepasan propranolol HCl. It has been done influence of chitosan matrix to releasing propranolol HCl from tablet. Propranolol HCl controlled release tablet was made in chitosan matrix. Tablet were made by wet granulation method with different kind and quantity of the matrix i.e. chitosan, HPMC, and compound chitosan:HPMC. The release rate of propranolol HCl from matrix were determined by using dissolution apparatus type 1 with 50 rpm stirring rotation in acid media of pH 1,2 and base media of pH 7,5 for 8 hours. Samples was taken at certain time and the samples were analyzed by spectrophotometer. The result showed that chitosan matrix release propranolol HCl higher than HPMC matrix and compound chitosan:HPMC. More concentration matrix was slower release propranolol HCl from tablet. Chitosan matrix and compound chitosan:HPMC concentration 70 % matrix effective for slower release propranolol HCl.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlela
Abstrak :
Tablet parasetamol seribu rupiah adalah obat penurun panas yang merupakan salah satu dari 10 jenis obat murah yang diproduksi PT Indofarma dan bekerja sama dengan Departemen Kesehatan. Program obat serba seribu dibuat untuk memperluas akses masyarakat terhadap obat dan mewujudkan sistem penanganan obat yang pro rakyat agar masyarakat luas mampu mendapatkan obat dengan harga yang murah dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi responden terhadap obat penurun panas parasetamol seribu rupiah yang beredar di pasaran serta pengujian mutunya. Sebagai responden diambil 100 orang yang membeli ataupun yang tidak membeli obat penurun panas parasetamol seribu rupiah. Responden dibagi menjadi dua yaitu 50 orang responden yang mengunjungi apotek dan 50 orang responden yang mengunjungi toko obat. Responden diwawancarai berdasarkan kuesioner yang telah dibuat. Data yang diperoleh yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan persepsi responden terhadap obat generik serba seribu rupiah dan khususnya obat penurun panas parasetamol seribu rupiah. Mutu tablet parasetamol seribu rupiah ditinjau dari terpenuhinya syarat yang tertera pada monografi dalam Farmakope Indonesia. Syarat tersebut yaitu identifikasi, uji disolusi dan penetapan kadar. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan KLT dengan eluen diklorometana dan metanol (4:1). Kadar hasil uji disolusi diukur dengan menggunakan Spektrofotometri dalam media disolusi dapar fosfst pH 5,8. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap keberadaan tablet obat penurun panas parasetamol seribu rupiah cukup baik (59 %). Persepsi responden pengguna tablet parasetamol seribu rupiah terhadap mutu dan khasiat cukup baik (67,35 %). Sampel obat yang diperoleh dari apotek dan toko obat, setelah diperiksa memenuhi syarat sesuai dengan yang tertera dalam Farmakope Indonesia. Paracetamol tablet with the price of thousand rupiah, a fever lesser medicine has become one of ten generic drugs that produced by PT Indofarma and affiliated with Department of Health. The thousand rupiahs drugs program is made to enlarge the public's access of drugs and to realize the system of drugs handle which pro society so they able to get drugs with low price and good quality. This research is purpose to find out the knowledge level and respondent's perceptions of a thousand rupiahs price of fever lesser paracetamol in which had already sale on market along with its quality test. About a hundred people were taken as potential respondents neither purchase it or nor this medicine. The respondents were divided into two groups namely fifty respondents in dispensary and the other fifty were in drugstores. Respondents were interviewed based on questionnaire construction. Data's available consists respondent's characteristic, knowledge and their perceptions of thousand rupiah generics and particularly paracetamol. The quality of this tablet had been reviewed from the conditions which is to complied within Farmakope Indonesia as printed out in monograph. The terms are, identification, dissolution test and dosage set ups. Identification conducted by using TLC with mobile phase consist of dichloromethane and methanol (4:1). The results of dissolution test was measured by using a Spectrophotometric in dissolution media buffer phosphate pH 5.8. Dosage determination is conducted by Spectrophotometric application. Results of this research has demonstrated that knowledge level to a thousand rupiahs of fever lesser paracetamol are quite good (59 %). Respondents perception from a thousand rupiahs paracetamol user about quality and effication are quite good (67.35 %). Drugs samples are obtained from dispensary and drugs outlet, afterwards it had already examined and tested in order to comply the terms in according to Farmakope Farmakope Indonesia provisions.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apip Hadi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk menguji peningkatan laju disolusi parestamol dengan pembentukan sistem dispersi padat parasetamol dengan pembawa polivinilpirolidon. Hal ini berdasarkan permasalahan teoritis bahwa suatu obat yang sukar larut atau tidak larut dalam air akan mengalami ketidakmenentuan disolusinya sehingga absorpsinya-pun tidak menentu. Dalam penelitian ini digunakan lima perbandingan berat parasetamol (500 mg) dan polivinilpirolidon , yaitu perbandingan 1 : 0,2, perbandingan 1 : 0,4, perbandingan 1 : 0,6 perbandingan 1 ; 0,8 dan perbandingan 1 1. Peningkatan laju disolusi terbesar terjadi pada dispersi padat dengan perbandingan 1 : 1 dibandingkan dengan parasetamol nya sendiri, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk terdisolusi sebesar 80% nya adalah 4,98 menit, sedangkan parasetamol tunggalnya sebesar 7,89 menit. Secara statistik hal ini berbeda secara berrnakna. Sedangkan dispersi padat dengan perbandingan 1 : 1 dibandingkan dengan dispersi padat lain, seperti perbandingan 1 : 0,6 dan 1 : 0,8 tidak berbeda secara bermakna.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine
Abstrak :
Validasi adalah bagian dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang menjamin bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan, atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa menghasilkan produk yang berkualitas. Umumnya produk-produk parenteral disterilisasi menggunakan cara sterilisasi panas lembab menggunakan otoklaf yang dianggap sebagai cara terpercaya dalam proses sterilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan orientasi tahap konfirmasi yang merupakan bagian dari validasi proses sterilisasi dengan otoklaf milik Laboratorium Farmasetika Departemen Farmasi FMIPA UI dan mengetahui pengaruh tekanan, waktu dan volume sampel terhadap proses sterilisasi dengan otoklaf. Orientasi tahap konfirmasi yang dilakukan menggunakan dua indikator, yaitu pertama menggunakan indikator negatif dengan melakukan uji sterilitas terhadap bahan yang telah disterilisasi dan kedua menggunakan indikator positif berupa indikator biologik Bacillus stearothermophilus. Dari hasil penelitian diketahui bahwa otoklaf yang diuji mampu melakukan proses sterilisasi. Tidak diperoleh pengaruh tekanan terhadap proses sterilisasi, akan tetapi diperoleh pengaruh waktu dan volume sampel terhadap proses sterilisasi dengan otoklaf.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septina Suriatmini
Abstrak :
Sirih telah lama dikenal sebagai tanaman obat. Rebusan daunnya biasa digunakan sebagai antiseptik. Rebusan daun sirih dikemudian hari diharapkan dapat berkembang menjadi sediaan steril, seperti pencuci mata. Namun, ada kemungkinan proses sterilisasi menurunkan stabilitas sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara sterilisasi terhadap stabilitas rebusan daun sirih. Rebusan daun sirih disterilkan dengan cara sterilisasi uap (menggunakan otoklaf, 121°C, 15 menit) dan filtrasi. Setelah disterilkan, rebusan daun sirih disimpan selama 1 bulan pada 30, 40 dan 50°C. Pemeriksaan warna, kejernihan, pH dan kadar fenol total rebusan daun sirih dilakukan dalam interval waktu 1 minggu. Kadar fenol total rebusan daun sirih ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah sterilisasi uap dan filtrasi, kejernihan, pH dan kadar fenol total rebusan daun sirih tetap stabil. Namun, warna rebusan daun sirih menjadi lebih gelap setelah sterilisasi uap. Pada penyimpanan minggu pertama dan kedua, pH dan kadar fenol total mengalami penurunan, dan pada minggu ketiga mulai timbul endapan.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Handayani
Abstrak :
Kompleks poliion (KPI) diperoleh melalui interaksi antara polimerpolimer dengan muatan yang berlawanan. Penelitian ini dilakukan antara kitosan dan natrium alginat dengan perbandingan 1:1, 3:7, 7:3, 1:9, dan 9:1 pada pH 4 dan 4,5. Berdasarkan studi pendahuluan, kondisi terbaik untuk menghasilkan KPI adalah pada pH 4,5 dengan perbandingan antara larutan kitosan-natrium alginat=1:1. KPI mempunyai karakter yang berbeda bila dibandingkan dengan kitosan dan natrium alginat. Perbedaan ini ditunjukkan dengan analisis gugus fungsi, analisis termodinamika, dan daya mengembang. Selanjutnya matriks padat KPI dibuat dengan cara cetak langsung menggunakan atenolol sebagai model obat untuk mengetahui profil disolusi. Uji disolusi ini dilakukan dalam medium dapar fosfat pH 7,2 dan asam klorida 0,1 N pada 37±0,5oC selama 8 jam. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa KPI dapat memperlambat disolusi atenolol lebih baik dalam medium asam daripada dalam medium basa.
Polyions complex (PIC) is gained by interaction between oppositely charged polymers. This research was carried out between chitosan and sodium alginate in ratio 1:1, 3:7, 7:3, 1:9, and 9:1, as well as pH 4 and 4,5. Based on the preliminary study, the best condition to produce PIC was in pH 4,5 with ratio 1:1. PIC has different characteristics compared with chitosan and sodium alginate. It was shown by functional groups analysis, thermodynamic analysis, and swelling ability. Solid matrix was made by direct compression using atenolol as a model to observe the dissolution profile. Dissolution test was done in phosphate buffer pH 7,2 and hydrochloric acid 0,1 N solution at 37±0,5oC for 8 hours. The dissolution profile showed that PIC could retard the release of atenolol in acid medium better than in alkaline medium.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Anggraini
Abstrak :
Tablet cepat hancur merupakan jenis tablet yang mudah hancur walau hanya dalam ketersediaan minimum jumlah air, misalnya dalam rongga mulut. Sangat berguna terutama untuk pasien manula dan anakanak yang memiliki kesulitan saat menelan obat bentuk kapsul maupun tablet. Pembuatan tablet cepat hancur membutuhkan eksipien dengan karakteristik: mudah dikempa, laju alir bagus, dan tidak regas. Pada penelitian ini, dibuat tablet cepat hancur menggunakan pati singkong yang dimodifikasi secara fisika dan kimia. Pati singkong dipregelatinasi, lalu diesterifikasi dengan asam propionat, dihasilkan Pregelatinisasi Pati Singkong Propionat (PPSP). Dari hasil karakterisasinya, PPSP memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan pati alami, diantaranya: kekuatan mengembang, laju alir, dan kompresibilitas. Hasil dari penelitian ini, berupa tablet dengan bobot dan ukuran yang seragam, dengan jumlah optimum PPSP adalah 20 % dalam formula menggunakan metode cetak langsung.
The demand of fast-disintegrating tablet has been growing for the last decade, particularly for children and elderly who have difficulty swallowing tablets and capsules. The main of its component is a good desintegrant which has sensitivity in small amount of water, like saliva in oral cavity. Indonesia rich for the natural products, especially cassava starch which was known as a good excipient/desintegrant in tablets, but, because of its flow rate and poor compressibility, untreated natural starch have limitation to used in large consentration for tablet formula. Some special starch products, such as pregelatinized starch were developed by mechanically and chemically processes. This research describe a new approach of pregelatinized propionate of cassava starch (PPCS), that has been characterized having good swelling power, as excipient in fastdisintegrating tablet. The result shows that the optimum concentration of PPCS is 20 % respectively in direct compression methode.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32981
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library