Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helena Rebecca W. T.
Abstrak :
Cerita dan ajaran Kristen sering menjadi inspirasi penulisan karya sastra, salah satunya sajak. Hal itu juga menjadi inspirasi Fridolin Ukur dalam setiap penulisan sajaknya. Itulah sebabnya karya-karya Fridolin Ukur kental dengan warna Kristen. Kedua unsur Kristen yang dapat terlihat dan dirasakan langsung adalah diksi dan rujukan Alkitab. Diksi yang digunakan Fridolin Ukur dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu ketuhanan, Natal, Paskah, ajaran Kristen, diksi dari Alkitab, dan istilah gereja. Dari segi rujukan Alkitab, unsur Kristen dapat dilihat dari nama kitab dan ayatnya, kalimat Alkitab, dan peristiwa besar yang tertulis dalam Alkitab. Unsur-unsur tersebut merupakan warna khas agama Kristen dan memberikan warna bagi dunia kesusastraan. Dalam penggunaannya, Fridolin Ukur tidak menempatkan kedua unsur tersebut untuk mempersoalkan keyakinannya atas ajaran. Kristen. Melalui kedua unsur itu, ia hanya menyampaikan ajaran atau pesan moral agamanya.
2001
S10930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Tumianto
Abstrak :
Novel remaja islami muncul pada akhir tahun 90-an. Novel tersebut memiliki peminat yang banyak. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya penerbit yang menerbitkan novel sejenis. Maraknya novel remaja islami sebagai bahan bacaan serta minimnya penelitian terhadap novel remaja islami membuat penulis tergugah untuk mengetahui ciri yang ada dalam novel remaja islami. Adakah ciri-ciri khusus pada novel remaja islami, hal itulah yang menjadi permasalahan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan ciri-ciri novel remaja islami. Penelitian ini menggunakan sampel buku yang berlabelkan novel remaja islami yang diterbitkan oleh penerbit Mizan. Empat judul yang dijadikan sampel penelitian .ini yaitu, Serpihan Hati (2002) karya Pipiet Senja, Jadian 6 Bulan (2005) karya Rhein Fathia, Mei Lei (2004) karya Anwar Haris, dan Gerimis Terakhir (2004) karya Qizink La Aziza, Penelitian dilakukan dengan melihat unsur intrinsik dari sampel yang telah ditetapkan. Dari hasil analisis, diketahui bahwa novel remaja islami mempunyai ciri yang sama dengan novel popular pada umumnya. Pola penokohan yang terlihat menunjukkan adanya tokoh hitam dan putih. Pengarapan alur kurang diperhatikan sehingga tidak menunjukkan perubahan. Pengarapan latar kurang mendukung penokohan. Ciri yang khas pada novel remaja islami hanya pada tema yang digunakan. Tema pada novel remaja islami selalu dibalut dengan ajaran agama Islam. Namun, pada dasarnya tema yang digunakan sama dengan novel popular. Kesimpulan akhir penelitian ini adalah novel remaja islami hanyalah sebuah label dari penerbit Mizan. Hal tersebut disebabkan ciri yang muncul pada novel remaja islami sama dengan novel populer.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Astriawati Ningrum
Abstrak :
Penelitian mengenai link nasyid Snada, Izzatulislam, dan Gradasi yang mempergunakan analisis stilistik dan tematik dilakukan untuk menguraikan unsur_unsur stilistik apa saja yang digunakan dalam pencapaian tema dan amanat dalam link nasyid serta menunjukkan kecenderungan stilistik dan tematik link-link nasyid Snada, Izaatulislam, dan Gradasi. Dari 8 album yang sudah diproduksi Snada, 10 album Izzatulislam, dan 4 album Gradasi, kemudian dipilih secara random atau acak 5 link yang dianggap mampu mewakili kekhasan stilistika masing-masing tim. Lirik-lirik tersebut kemudian dianalisis secara stilistik untuk mengetahui kecenderungan stilistika dari masing-masing tim. Setelah itu, dianalisis pula kecenderungan tematik lirik-lirik tersebut sebagai pembuktian bahwa stilistika berkaitan erat dengan tema, begitu pula sebaliknya. Hasilnya, lirik-lirik nasyid Snada yang mengangkat tema besar ketakwaan dan kemanusiaan melalui nasihat dan ajakan, disampaikan melalui kalimat-kalimat imperatif-persuasif. Penggunaan kosakata yang umum digunakan dan bermakna denotatif dimaksudkan agar pesan dapat disampaikan dengan tepat kepada pendengar. Bahasa kias yang digunakan pun umumnya adalah bahasa kias yang sarat pengandaian dan merujuk pada tokoh atau perbuatan yang mencerminkan ketakwaan dan kemanusiaan tersebut. Hampir sama dengan Snada, Izzatulislam pun memanfaatkan kalimat-kalimat imperatif untuk mendukung tema jihad yang diangkat dalam iirik-liriknya. Namun, kalimat-kalimat imperatif yang digunakan oleh Izzatulislam lebih bemuansa provokatif. Pemanfaatan kalimat-kalimat imperatif-provokatif ini ditujukan untuk menggugah pendengar untuk berjihad dalam berbagai bentuk. Penegasan tema jihad ini juga dipertegas dengan munculnya kata-kata bernuansa sarkas dan non-eufemistis. Berbeda dengan dua tim nasyid sebelumnya, Gradasi yang mengangkat tema yang lebih beragam, yaitu keadilan, kepahlawanan, cinta, dan keindahan alam, tampaknya berusaha menghindari nuansa imperatif dalam lirik-liriknya. Gradasi justru lebih banyak menggunakan kalimat-kalimat deklaratif-naratif untuk menggambarkan tema-tema tersebut. Istilah-istilah geografis juga dipergunakan dalam lirik-lirik yang berbicara mengenai keindahan alam. Penggunaan kalimat deklaratif-naratif sengaja dilakukan oleh Gradasi untuk menghindari kesan menggurui dalam lirik-liriknya. Selain unsur-unsur stilistika di atas, ketiga tim tersebut juga menggunakan kata serapan bahasa Arab dalam liriknya. Kata serapan tersebut sebagai simbol keislaman yang menjadi ciri khas nasyid. Seperti halnya sebuah puisi, rima digunakan oleh Snada dan Izzatulislam sebagai sarana puitik. Sementara repetisi digunakan oleh ketiga tim sebagai alat pemertahanan topik dan intensifikasi makna.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hartanti
Abstrak :
Penelitian mengenai struktur cerita Kitab Omong Kosong (KOK) dan Ramayana ini menggunakan pandangan Teeuw, Sudjiman, Goldmann, dan Pradotokusumo. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perubahan-perubahan struktur cerita Ramayana dalam KOK sehingga terlihat perbedaan kedua cerita tersebut dan menunjukkan adanya transformasi. Dalam KOK, awalnya diceritakan kisah Ramayana, di mana Rahwana berhasil dikalahkan Rama. Rahwana terus menebarkan kejahatan kepada umat manusia melalui gelembung-gelembung kejahatan yang dikeluarkannya. Tidak terkecuali kepada Rama, raja yang dikenal bijaksana ini. Sinta dituduhnya tidak setia, akibatnya, Sinta memilih lari dari Ayodya. Dan segi struktural dalam KOK, ada sejumlah unsur yang mengalami perluasan, menjadi intisari suatu episode, dimodifakasi, atau tetap dipertahankan sesuai dengan cerita aslinya. Alur cerita Ramayana dijadikan entry point sehingga terbentuk cerita baru. Untuk merangkai peristiwa dalam cerita baru, pengarang menambahkan dua tokoh sentral baru, Satya dan Maneka, yang bertugas mengembangkan cerita. Selain itu, ada juga perubahan karakter beberapa tokoh seperti Rama, Sinta, dan Laksmana dan peralihan peran dari Rama-Sinta ke Satya-Maneka.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnellis
Abstrak :
Sensor atas Karya Sastra : studi kasus novel Jantera Bianglala. Pemunculan karya sastra tidak dapat terlepas dari pengaruh penerbit dan pemerintah. Peran kedua pihak itu dapat mempengaruhi struktur dan isi karya sastra. Kasus sensor atas karya sastra baik berupa sensor preventif maupun sensor represif telah terjadi sepanjang perjalanan sejarah sastra Indonesia, Sejak zaman kerajaan-kerajaan hingga zaman Orde Baru, kasus sensor teruks menimpa sejumlah karya sastra di Indonesia. Kasus ini berkaitan erat dengan sistem politik yang berlaku pada masa sebuah pemerintahan berkuasa. Di antara sejumlah kasus tersebut, kasus yang cukup pelik terjadi pada zaman Orde Baru, yaitu kasus sensor sendiri (self censorship) atas Jantera Bianglala (JB) yang dilakukan berdasarkan pertimbangan penerbit Kompas. Ahmad Tohari selaku pengarang kemudian mengubah isi bagian pertama karyanya itu. Alasan yang mendasari terjadinya sensor ini adalah besarnya tekanan Orde Baru dalam mengontrol kehidupan pers dan sikap berhati-hati Kompas terhadap isi JB yang menyinggung pihak militer. Perubahan yang terjadi pada JB setelah disensor tidak mempengaruhi struktur karya secara keseluruhan, tetapi tetap mengubah makna cerita. Citra militer yang kejam tidak terlihat pada JB yang disensor, tetapi kisah mengenai hakikat kehidupan dalam JB yang disensor menjadi lebih kuat daripada JB yang tidak disensor
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhillaeza Mareta
Abstrak :
Skripsi ini berisi pengkajian atas novel ketujuh Andrea Hirata yang berjudul Sebelas Patriot (2011) yang berkisah tentang kecintaan seorang anak dan sang ayah terhadap sepakbola, PSSI, dan bangsa Indonesia. Kisah dalam Sebelas Patriot bermain di era kolonial (1936—1940) dan selepasnya (1967—1997 ke atas). Di dalam novel yang berlatar tempat di Pulau Belitong dan Benua Eropa ini tergambar pula wajah nasionalisme masyarakat Melayu Belitong melalui sepakbola. Penelitian atas novel ini dilakukan dengan metode deskriptif analisis dan pendekatan sosiologi sastra. Unsur-unsur intrinsik dalam novel dikaji menggunakan pendekatan sosiologi sastra guna mengetahui hubungan konteks nasionalisme di Indonesia baik dalam ranah pergerakan merebut kemerdekaan maupun ranah sepakbola dengan novel Sebelas Patriot. Hasil penelitian membuktikan bahwa Andrea Hirata kembali menghadirkan semangat mengejar mimpi lewat tokoh Ikal dan novel Sebelas Patriot adalah karya yang menghadirkan wajah nasionalisme masyarakat Melayu melalui sepakbola yang sarat akan penghadiran kembali kisah kesejarahan dan pengalaman masa lalu tokoh pencerita. ......This thesis contains the review of Andrea Hirata's seventh novel, entitled Sebelas Patriot (2011) which tells the story of a child and his father's love for football, PSSI, and Indonesia. The stories in Sebelas Patriot play in the colonial era (1936-1940) and thereafter (1967-1997). In this novel, which is sets in Belitong Island and Continental Europe, also reflected face of Belitong Malay nationalism through football. The research was conducted with descriptive analysis method and sociology literature approach. Intrinsic elements in novel examined with sociology literature approach in order to determine the relationship of Indonesian nationalism context within the realm of the movement for independence as well as the realm of football with Sebelas Patriot novel. The results prove that Andrea Hirata bring back the spirit of pursuing dreams through his character named Ikal and Sebelas Patriot novel is a work that presents a face of Malay nationalism through football with telling back historical stories and past experiences of the author.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inung Imtihani
Abstrak :
Skripsi ini membahas cerpen-cerpen pemenang Hadiah Majalah Sastra 1961-1963 beserta persoalan penolakan dari dua pemenang kategori cerpen terhadap Hadiah Majalah Sastra 1962. Persoalan yang melingkungi majalah Sastra tersebut tidak dapat dilepaskan dari pertentangan ideologi politik yang terjadi pada paruh awal dasawarsa 1960-an. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian membuktikan bahwa cerpen-cerpen pemenang Hadiah Majalah Sastra memiliki kekuatan dan kekhasan tersendiri yang membuatnya layak dianugerahi hadiah tersebut. Selain itu, penolakan terhadap hadiah tersebut lebih dilatarbelakangi oleh sentimen pribadi pengarang dan perbedaan ideologi politik. ......This undergraduate thesis discusses short stories awarded by Sastra Magazine in 1961-1963 along with a problem regarding the refusal of two award-winning authors of short stories category towards the awards given by Sastra Magazine in 1962. This issue which surrounds the Sastra Magazine cannot be separated from the political ideology conflict occurred in early half of 1960’s. Qualitative method and literary-sociological approach are applied to analyze the data. The findings show that short stories awarded by Sastra Magazine possess their own strength and uniqueness that deserve the awards. Moreover, the refusal of those awards was just a matter of personal sentiment and the difference of political ideology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhe Mila Herdiyanti
Abstrak :
Skripsi ini membahas perbandingan unsur-unsur intrinsik mencakup alur, latar, penokohan, dan tema, dalam novel Hari-Hari di Rainnesthood dan Cewek Paling Badung di Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kemiripan dan perbedaan yang terdapat dalam novel Hari-Hari di Rainnesthood dan Cewek Paling Badung di Sekolah. Selain itu, dalam skripsi ini juga akan dijelaskan apakah novel Hari-Hari di Rainnesthood terpengaruh novel Cewek Paling Badung di Sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dengan perbandingan sebagai metodenya. Berdasarkan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa Izzati dalam membuat novel Hari-Hari di Rainnesthood terpengaruh novel Cewek Paling Badung di Sekolah karya Enid Blyton, terlihat dari banyaknya kemiripan dari kesemua unsur-unsurnya. Namun, dari perbedaan yang terjadi terlihat bahwa Izzati juga memberikan ide kreatifnya sehingga terdapat inovasi-inovasi dalam cerita Hari-Hari di Rainnesthood. The research of this thesis about comparation of the intrinsict element, plot, setting, character in a story, and theme, from both novels, Hari-Hari di Rainnesthood and Cewek Paling Badung di Sekolah. The purpose of research are how to indicate resemble and differences of Hari-Hari di Rainnesthood and Cewek Paling Badung di Sekolah. Beside that, this thesis will explain about influences of Hari-Hari di Rainnesthood and Cewek Paling Badung di Sekolah as well. The research approach that will be used in this study is intrinsict approach anf comparation method. From all analysis, it has concluded that when Izzati write novel Hari-Hari di Rainnesthood, she was influenced by Cewek Paling Badung di Sekolah novel by Enid Blyton. The indicator on it, is from the resemble of all the intinsict element. In the other hand, from the differences there are show that Izzati also brought the creative ideas when she wrote Hari-Hari di Rainnesthood which gave more innovation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Aditya
Abstrak :
Definisi klasik mengenai mitos adalah suatu cerita tentang asal-usul kosmos atau semesta yang kemudian mengiringi upacara dan ritual yang ada dalam budaya di seluruh dunia. Dalam perkembangan selanjutnya, mitos dipandang sebagai sebuah pemaknaan tingkat dua dari suatu sistem tanda. Sebagai suatu tipe wicara, mitos dapat pula ditemukan dalam karya-karya sastra. Dalam hubungannya dengan teks lain, mitos dapat dikukuhkan (myth of concern) atau dirombak (myth of freedom). Untuk menelaah bagaimana mengukuhkan atau merombak mitos dalam cerpen-cerpen Eka Kurniawan yang terangkum dalam Gelak Sedih, dibutuhkan suatu kerangka kerja intertekstualitas. Intertekstualitas adalah pelintasan suatu sistem tanda kepada sistem tanda lainnya. Dengan intertekstualitas, pembaca dapat menemukan makna sesungguhnya dari pembacaan cerpen-cerpen Eka Kurniawan, berkaitan dengan mitos yang telah dibicarakan. A classic definition of myths is a story about the beginning of cosmos or universe which later accompanying rituals contained in cultures and customs in the whole world. In the next stage, myths regarded as a secondness meaning of a sign system. As a type of speech, myths could be found in literary texts. In its relation with other texts, myths could be confirmed (myth of concern) or untied (myth of freedom). For the sake of regarding the way to confirm or untie myths in Eka Kurniawan?s short stories collected in Gelak Sedih, it needs an intertextuality work concept. Intertextuality is an intersect of a sign system to another. With intertextuality, reader can find the true meaning in Eka Kurniawan?s short stories, related to myths formerly discussed.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evlin
Abstrak :
Skripsi ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam Kalatidha. Dalam Kalatidha, terdapat delapan kritik yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru dan lima kritik yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, Seno Gumira Ajidarma menggunakan enam cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam novelnya kali ini.
This thesis discuss about the social criticism and the novelist's method of criticizing in Kalatidha. This research is using the literature sociology approaching. The aim of this research is to mention all of the critiques and the novelist?s method. There are eight critiques for Orde Baru government and five critiques for Indonesian people that had founded in the novel. From this research, we also know that novelist had his six own style which was the unique way of criticizing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>