Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 6 Document(s) match with the query
cover
H. Baharuddin
"ABSTRAK
Konsep backhaul trips delivery dan swaps of extra capacities telah diperkenalkan secara luas dalam berbagai kesempatan baik dalam konferensi atau seminar di tingkat nasional maupun internasional [1][3]. Hingga saat ini konsep tersebut masih sebagai wacana dalam upaya meningkatkan pangsa pasar penjualan LNG, terbukti dengan belum ada satupun kontrak LNG yang menerapkan konsep tersebut.
Dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep tersebut dan potensi pasar LNG yang ada di dunia hingga saat ini, disertasi ini membahas penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan konsep backhaul trips dan swaps terutama diterapkan pada setiap kemungkinan skenario yang melibatkan baik penerapan backhaul dan swaps secara murni maupun kombinasinya. Ada lima skenario yang dikembangkan dan disimulasikan. Skenario tersebut meliputi: penerapan backhaul trips secara murni (Skenario 1), penerapan swaps secara murni untuk kontrak dengan kapasitas yang sama (Skenario 2) dan kapasitas yang berbeda (Skenario 5), kombinasi backhaul trips dan swaps sebagian (Skenario 3) dan kombinasi backhaul trips dan swaps penuh (Skenario 4). Sebagai acuan, disimulasikan pula sebuah skenario yang menunjukkan bagaimana sebuah kontrak LNG yang sama apabila diterapkan menurut mekanisme penjualan yang lazim digunakan saat ini (Skenario 6 - konvensional). Simulasi dilakukan untuk studi kasus kontrak antara Qatar-Jepang dan Indonesia-India/Pakistan.
Hasil Simulasi menunjukkan bahwa kapasitas tanker yang dapat digunakan dalam penerapan backhaul trips rata-rata adalah 57%. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa skenario yang paling baik ditinjau dari segi efisiensi biaya, feasibility dan analisis resiko adalah Skenario 4 yang merupakan kombinasi antara backhaul trips dan swaps penuh. Skenario tersebut memberikan penurunan biaya transportasi sebesar 44.9%. Batasan penerapan konsep backhaul trips dan swaps ini terletak pada persyaratan letak geografis, volume kontrak maksimum yang dapat dilakukan yaitu sebesar 96% dari volume kontrak utama, dan jangka waktu kontrak backhaul trips yang bergantung pada jangka waktu kontrak utamanya.

Abstract
he concepts of using backhaul deliveries of LNG integrated with the swap of extra production capacity between plants have been publicly promoted in several national and international seminar and conference events [I] [3]. So far, these concepts are still considered new approaches in LNG marketing strategy, since LNG contracts, which are long term contracts, still utilize the traditional way of dedicated LNG transportation that has existed for over 30 years. There have been no LNG contracts that utilize these new strategies.
The research to analyze the implementation of the back haul and swap concepts is performed in this dissertation backed by an in depth understanding of the concepts and the LNG market potential of these concepts in the current world LNG trade. Combinations of the two concepts are also explored.
This research has developed five (5) scenarios and studied them in the form of operating simulations. These are:
Scenario Description
1 Pure backhaul trips
2 Pure production swap for identical volumes
Combination of backhaul and partial swap Combination of backhaul and full swap Pure swap for non-identical volumes
The results are then compared with Scenario 6, which is the conventional production and transportation concept. Case studies used in these simulations are the contracts between Qatar-Japan and Indonesia-India/Pakistan.
Results show that the average tanker capacity that can be utilized for backhaul trips is 57%. Scenario 4 is the best scenario that allows the highest cost efficiency, feasibility and lowest risk. Using the case studies, scenario 4 can reduce transportation cost by up to 44.9%.
However, there are significant limitations for the implementation of the backhaul trip/swap concepts. In order to be successfully implemented, there are geographical limitations that should be considered, as well as recognizing a strong dependence on the main LNG contract in terms of the maximum volume of the contract (96%) that can be considered for backhaul, and the length of the contract.
"
2002
D1165
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Baharuddin
"Konsep backhaul trips delivery dan swaps of extra capacities telah diperkenalkan secara luas dalam berbagai kesempatan baik dalam konferensi atau seminar di tingkat nasional maupun internasional [1][3]. Hingga saat ini konsep tersebut masih sebagai wacana dalam upaya meningkatkan pangsa pasar penjualan LNG, terbukti dengan belum ada satupun kontrak LNG yang menerapkan konsep tersebut.
Dengan latar belakang pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep tersebut dan potensi pasar LNG yang ada di dunia hingga saat ini, disertasi ini membahas penelitian yang dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan konsep backhaul trips dan swaps terutama diterapkan pada setiap kemungkinan skenario yang melibatkan baik penerapan backhaul dan swaps secara murni maupun kombinasinya. Ada lima skenario yang dikembangkan dan disimulasikan. Skenario tersebut meliputi: penerapan backhaul trips secara murni (Skenario 1), penerapan swaps secara murni untuk kontrak dengan kapasitas yang sama (Skenario 2) dan kapasitas yang berbeda (Skenario 5), kombinasi backhaul trips dan swaps sebagian (Skenario 3) dan kombinasi backhaul trips dan swaps penuh (Skenario 4). Sebagai acuan, disimulasikan pula sebuah skenario yang menunjukkan bagaimana sebuah kontrak LNG yang sama apabila diterapkan menurut mekanisme penjualan yang lazim digunakan saat ini (Skenario 6 - konvensional). Simulasi dilakukan untuk studi kasus kontrak antara Qatar-Jepang dan Indonesia-India/Pakistan.
Hasil Simulasi menunjukkan bahwa kapasitas tanker yang dapat digunakan dalam penerapan backhaul trips rata-rata adalah 57%. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa skenario yang paling baik ditinjau dari segi efisiensi biaya, feasibility dan analisis resiko adalah Skenario 4 yang merupakan kombinasi antara backhaul trips dan swaps penuh. Skenario tersebut memberikan penurunan biaya transportasi sebesar 44.9%. Batasan penerapan konsep backhaul trips dan swaps ini terletak pada persyaratan letak geografis, volume kontrak maksimum yang dapat dilakukan yaitu sebesar 96% dari volume kontrak utama, dan jangka waktu kontrak backhaul trips yang bergantung pada jangka waktu kontrak utamanya.

The concepts of using backhaul deliveries of LNG integrated with the swap of extra production capacity between plants have been publicly promoted in several national and international seminar and conference events [I] [3]. So far, these concepts are still considered new approaches in LNG marketing strategy, since LNG contracts, which are long term contracts, still utilize the traditional way of dedicated LNG transportation that has existed for over 30 years. There have been no LNG contracts that utilize these new strategies.
The research to analyze the implementation of the back haul and swap concepts is performed in this dissertation backed by an in depth understanding of the concepts and the LNG market potential of these concepts in the current world LNG trade. Combinations of the two concepts are also explored.
This research has developed five (5) scenarios and studied them in the form of operating simulations. These are:
Scenario Description
1 Pure backhaul trips
2 Pure production swap for identical volumes
Combination of backhaul and partial swap Combination of backhaul and full swap Pure swap for non-identical volumes
The results are then compared with Scenario 6, which is the conventional production and transportation concept. Case studies used in these simulations are the contracts between Qatar-Japan and Indonesia-India/Pakistan.
Results show that the average tanker capacity that can be utilized for backhaul trips is 57%. Scenario 4 is the best scenario that allows the highest cost efficiency, feasibility and lowest risk. Using the case studies, scenario 4 can reduce transportation cost by up to 44.9%.
However, there are significant limitations for the implementation of the backhaul trip/swap concepts. In order to be successfully implemented, there are geographical limitations that should be considered, as well as recognizing a strong dependence on the main LNG contract in terms of the maximum volume of the contract (96%) that can be considered for backhaul, and the length of the contract.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
D88
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
"Kelangkaan komoditas merupakan permasalahan yang dihadapi oleh BUMN-PSO yang menjadi studi kasus. Salah satu penyebabnya adalah inefisiensi dalam sistem distribusi yang berlaku saat ini. Disertasi ini bertujuan untuk mengembangkan model optimasi yang dapat digunakan untuk mendisain sistem distribusi BUMN-PSO. BUMN-PSO memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan komersial umumnya dalam hal kewajiban pemenuhan kebutuhan atas produk subsidi. Metode penelitian ini adalah melalui studi eksplorasi , yaitu melalui interview terhadap manajemen salah satu BUMN-PSO dan kajian pustaka serta studi eksplanatori, yaitu melalui proses pengembangan model optimasi. Model yang dikembangkan berfungsi sebagai alat evaluasi dan pengambil keputusan bagi berbagai strategi usulan untuk meningkatkan efisiensi sistem. Aplikasi model terhadap beberapa kasus hipotetikal dengan menggunakan program aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa sistem operator tunggal akan memberikan efisiensi yang lebih baik. Selain itu, optimasi distribusi secara tersentralisasi berbasis besaran bahan baku memberikan hasil optimasi yang lebih baik dibandingkan dengan optimasi berbasis komoditas. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan aplikasi model terhadap data real BUMN-PSO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D1191
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrin Liputo
"Perkembangan perkotaan secara spasial (ruang) dan peningkatan aktivitas ekonomi kota, telah meningkatkan beban pencemaran udara yang dikeluarkan ke atmosfer. Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, memberikan kontribusi sebagai sumber polusi udara di perkotaan sebesar 70% dimana penyebaran emisi kendaraan bermotor mempunyai pola penyebaran spasial yang meluas. Disisi lain, penggunaan lahan perkotaan membawa konsekuensi negatif terhadap aspek lingkungan, dimana lahan yang tadinya merupakan ruang terbuka hijau, dengan bertambahnya kebutuhan penduduk akan ruang menyebabkan terjadinya konversi lahan hijau menjadi kawasan terbangun. Jakarta, dengan luas lahan terbuka sebesar 33%, termasuk lahan belum terbangun, seharusnya dapat memperbaiki mutu udara akibat kendaraan bermotor. Namun, kenyataannya lahan terbuka tersebut tidak sepenuhnya membantu memperbaiki kualitas udara Jakarta. Penelitian ini bertujuan membangun model hubungan emisi dengan curah hujan, volume lalu lintas dan kualitas kawasan hijau perkotaan.
Berdasarkan metoda Korelasi Kolmogorov-Smirnov dan Analysis of Variance, ditemukan pengaruh curah hujan, volume lalu lintas, luas RTH, sebaran RTH, kerapatan dan jenis tanaman terhadap konsentrasi zat pencemar primer CO, HC, NO2, SO2, PM10, TSP di Provinsi DKI Jakarta, selain itu ditemukan juga bahwa kondisi topografi wilayah kajian berpengaruh terhadap konsentrasi dan sebaran pencemar primer. Berdasarkan hubungan sebaran pencemar primer dan kualitas kawasan hijau tersebut ditemukan 6 model hubungan antara emisi dengan curah hujan, volume lalu lintas dan kualitas RTH berdasarkan karakteristik wilayah penelitian.

The development of urban spatial and an increase in economic activity of the city, has increased the burden of air pollution released into the atmosphere. Motor vehicles as a means of transport, contribute as a source of urban air pollution by 70% where the spread of motor vehicle emissions have a widespread pattern of spatial distribution. On the other hand, urban land use have serious negative consequences on environmental aspects, where the land was once an open green space, with increasing space needs of the population will lead to the conversion of green land into developed space. Jakarta, with an area of open land by 33%, including undeveloped land, supposed to improve air quality as a result of a motor vehicle. However, in reality the open space is not fully helped improved the air quality in Jakarta. This study aims to build a model of the relationship of emissions and quality of urban green areas.
Based on methods of the Kolmogorov-Smirnov correlation and data analysis of variance, it was found the effect of rainfall intensity, traffic volume, area and distribution of green space, density and type of plants to the concentration of primary pollutants CO, HC, NO2, SO2, PM10 and TSP in Jakarta Capital City. Furthermore, it was also found that the tophographical of study area was also effect to concentration and distribution of primary pollutants. Based on the relationship between primary pollutants distribution and quality of the green areas, it was found 6 models of the relationship between emissions and the intensity of rainfall, traffic volume and quality of urban green areas based on the characteristics of the study area.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Burhan
"Layanan ride sourcing atau lebih dikenal sebagai layanan taksi online semakin populer sebagai pelengkap sarana angkutan umum bagi masyarakat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan jumlah armada yang bergabung dalam perusahaan platform atau operator penyedia layanan taksi online juga kian membesar. Jika pertumbuhan jumlah armada ini tidak dibatasi, maka masalah kemacetan yang sudah ada di Kota Jakarta saat ini bisa tambah memburuk. Sementara dari segi operasional, layanan taksi online masih dikatakan belum efektif, hal ini bisa dilihat dari waktu tunggu penumpang yang masih cukup tinggi dan adanya sistem surge pricing, yaitu tarif pelayanan lebih tinggi dari tarif biasanya karena tingginya permintaan layanan kendaraan sedangkan ketersediaan kendaraan sedikit.
Untuk mengatasi permasalahan meningkatnya jumlah armada taksi online dan juga masalah operasional pada layanan taksi online, penelitian ini bertujuan mengembangkan skema sharing platform untuk mengoptimalkan penggunaan layanan ride splitting pada layanan taksi online. Layanan ride splitting merupakan layanan ride sourcingdimana satu pengemudi (kendaraan) dapat melayani minimal dua pesanan customer sekaligus dalam satu kali perjalanan. Jumlah penumpang dalam satu pesanan customer bisa lebih dari satu orang, akan tetapi semua penumpang dalam satu pesanan customer tersebut mempunyai lokasi asal dan tujuan yang sama. Sementara itu, skema sharing platform atau resource sharing pada layanan ride sourcing adalah suatu skema dimana customer yang memesan layanan kendaraan dari platform A dapat dilayani oleh kendaraan dari platform B, begitu juga sebaliknya, dengan profit sharing yang telah ditentukan sebelumnya.
Model optimasi penggunaan layananan ride splitting dengan menerapkan skema sharing platform yang dikembangkan menggunakan bentuk New Modified Maximum Weighted Bipartite Matching, sedangkan metode penyelesaiannya menggunakan Greedy Heuristic Method. Fungsi tujuan dari model optimasi tersebut yaitu memaksimumkan nilai bobot yang merupakan rasio antara profit yang diperoleh operator dan pengemudi dengan konversi nilai uang dari waktu tunggu penumpang. Nilai bobot yang maksimum disini berarti memaksimumkan profit sekaligus meminimumkan waktu tunggu penumpang.
Untuk menguji model optimasi yang dikembangkan dilakukan simulasi dengan mempertimbangkan beberapa scenario. Skenario tersebut terkait dengan nilai faktor profit sharing , tarif perjalanan yang dikenakan operator per customer, serta kondisi lalu lintas berupa kecepatan tempuh perjalanan. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa layanan ride splitting yang menerapkan skema sharing platform dengan memperoleh hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan layanan tanpa skema. Nilai 95% artinya operator kendaraan awal yang dipesan oleh customermemperoleh profit sharing sebesar 5% dari operator kendaraan yang ditugaskan melayani customer dengan adanya sharing platform. Hasil yang lebih baik pada simulasi tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai bobot yang lebih besar sekitar 4,5% - 25,3 %, total profit dari operator dan pengemudi yang lebih besar sekitar 15,91% – 48,9%, waktu tunggu dari customer yang lebih kecil sekitar 1,9% - 13,7% dan jumlah pasangan ride splitting yang lebih besar sekitar 8,57%- 12,85%.

Ride sourcing services, or more famously known as online taxi services, is getting more popular as a complement of public transportation for the community. This has caused the growth in the number of fleet joining the platform company or the online taxi company to also increase. If the growth in the number of fleet is not regulated, the traffic issues currently already existing in Jakarta can get even worse. On the other hand, from the operational point of view, online taxi services is deemed as not yet effective; which can be seen from the long waiting time for the passengers and the surge pricing system that occurs when the demand for the vehicle is higher than the number of vehicles available.
To solve issues of the increasing number of online taxi fleet and also the operational issues in the online taxi services, this study aims to develop a sharing platform scheme to optimize the use of ride splitting service in online taxi services. Ride splitting services is a ride sourcing service where one vehicle can serve at least two request customers at one trip. The number of passengers per customer can be more than of one person, but all the passengers in one request customer have the same origin and destination. On the other hand, sharing platform scheme or resource sharing in ride sourcing services is a scheme where a customer ordering vehicle service from platform A can be served by vehicle from platform B, and the other way around, with a predetermined profit sharing applied.
The optimized model of ride splitting service usage by applying sharing platform scheme is developed using the New Modified Maximum Weighted Bipartite Matching form, while the solving method is using Greedy Heuristic Method. The objective function of the optimized model is to maximize the weighted value which is the ratio between profit earned by the operator and money conversion of the passenger’s waiting time. Maximum weighted value means maximizing the profit and minimizing the waiting time.
To test the optimized model developed, we do a simulation which takes into consideration several different scenarios. Those scenarios are related to factor values of profit sharing , travel rate difference charged by the operator per customer, and paying attention to the existing traffic condition. The simulation shows that ride splitting services applying sharing platform scheme with 95% gets better results than services without scheme. The value of 95% means initial operator requested by the customer gets 5% of profit sharing from the operator whose vehicle is actually serving the customer with sharing platform. The better results from the simulation are the higher weighted value of 4.5% - 25.3%, higher total profit of the operator and drivers of 15.91%-48.9%, and shorter customer waiting time of 1.9%-13.7% and bigger number of matchs of 8.57%-12.85%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Remi Fitriadi Kurnia
"Pembangunan jalan tol dengan skema penugasan di Indonesia memiliki beberapa tantangan baik dari sisi keterbatasan penyediaan pendanaan, masih rendahnya traffic yang melintas dibandingkan perencanaan bisnis awal serta belum optimalnya implementasi land value capture. Hal ini berdampak pada terhambatnya penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional dan kinerja perusahaan pengembang jalan tol menurun bahkan terancam bangkrut. Oleh karena itu, pengembangan model bisnis berbasis land value capture pada pengusahaan jalan tol penugasan sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model bisnis pengusahaan jalan tol penugasan di Indonesia dan memberikan rekomendasi improvement model bisnis berupa Road Plus Property Developer (RPPD) yang dapat meningkatkan kinerja investasi proyek serta perbaikan kinerja Perusahaan pengembang Jalan tol. Model bisnis RPPD mengintegrasikan antara pengusahaan jalan tol dan pengembangan asset atau properti dalam satu hak pengusahaan jalan tol skema penugasan. Metode Relative Importance Index (RII), Structural Equation Modelling (SEM), Business Model Canvas (BMC), Life Cycle Cost (LCC) dan Soft System Methodology (SSM) telah digunakan dalam mengembangkan model bisnis RPPD pada pengusahaan jalan tol penugasan. Model bisnis RPPD ini mampu memberikan nilai tambah bagi Perusahaan pengembang jalan tol maupun bagi Pemerintah sebagai pemilik proyek. Berdasarkan pada studi kasus perhitungan kinerja investasi melalui evaluasi kelayakan finansial pada Jalan Tol Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar terbukti bahwa integrasi bisnis pengusahaan jalan tol dengan pengembangan Kawasan Industri mampu meningkatkan kelayakan dengan IRR sebesar 14,07% meningkat sekitar 25% dibandingkan dengan IRR pengusahaan jalan tol eksisting sebesar 11,18%, hal ini disebabkan karena adanya bangkitan traffic dari aktivitas industry. Selain itu, pengelolaan bisnis properti seperti Rest Area, Billboard dan Fiber Optic mampu menghasilkan IRR sebesar 15,82%. Peningkatan kinerja investasi tersebut berdampak langsung secara positif yang dibuktikan melalui temuan dan teori yang dihasilkan. Temuan akhir mengindikasikan bahwa cara meningkatkan kinerja investasi pada pengusahaan Jalan Tol skema penugasan dapat dicapai melalui penerapan model bisnis Road Plus Property Developer.

The construction of toll roads with an assignment scheme in Indonesia has several challenges, both in terms of limited funding, low traffic compared to the initial business plan, and the low implementation of land value capture. This has an impact on the delay in the completion of the construction of the National Strategic Project and the performance of toll road developer companies has decreased and even threatened with bankruptcy. Therefore, the development of a business model based on land value capture in the management of toll roads with assignments is very necessary. The purpose of this study is to identify the business model of toll road management with assignments in Indonesia and to provide recommendations for business model improvement in the form of Road Plus Property Developer (RPPD) which can improve project investment performance and improve financial performance in toll road development companies. The RPPD business model integrates toll road management and asset or property development in one toll road management right with an assignment scheme. The Relative Importance Index (RII), Structural Equation Modeling (SEM), Business Model Canvas (BMC), Life Cycle Cost (LCC) and Soft System Methodology (SSM) methods have been used in developing the RPPD business model in the management of toll roads with assignments. This RPPD business model will be able to provide added value for the toll road developer company and for the government as the project owner. Based on case studies calculating investment performance through financial feasibility evaluations on the Bakauheni-Terbanggi Besar Toll Road, it is proven that the integration of the toll road business with the development of Industrial Areas is able to increase feasibility with an IRR of 14.07%, an increase of around 25% compared to the existing of toll road operations with IRR 11.18%, due to the generation of traffic from industrial activities. Besides that, property business management such as Rest Areas, Billboards and Fiber Optic is able to produce an IRR of 15.82%. This investment performance increase has a direct positive impact as proven through the findings and theories produced. The final findings indicate that the way to improve investment performance in toll road concession schemes can be achieved through implementing the Road Plus Property Developer business model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library