Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B. Bimakarsa Wijaya
Abstrak :
Baja bebas atom interstisi (IF Steel) adalah produk baja lembaran dingin unggulan dengan sifat mampu bentuk setara kualitas E-DDQ (extra-deep drawing quality) dan banyak digunakan untuk aplikasi otomotif, galvanil, enamel, dan berbagai produk lainnya. Dengan kadar C dan N yang sangat rendah (<80 ppm) dan penambahan Ti atau Nb sebagai penstabil maka baja ini memiliki perilaku rekristalisasi yang berbeda dibandingkan baja karbon rendah biasa. Untuk itu telah dilakukan penelitian tentang mekanisme dan kinetika rekristalisasi IF Steel tipe Ti-Stabillized dalam simulasi proses anil kontinyu. Simulasi pendinginan canai panas dan reduksi tebal canai dingin dilakukan untuk memperoleh variasi pra-kondisi sebelum simulasi anil yang ditujukan untuk memperoleh laju rekristalisasi pada beberapa kondisi isotermal. Dengan pemeriksaan metalografi (optik dan SEM) dan dengan bantuan perangkat lunak pengolah citra (image processing) maka derajat rekristalisasi dihitung dan selanjutnya dianalisa berdasarkan model kinetika JMAK (Avrami) dan model S-F (Speich-Fisher). Hasil percobaan menunjukkan bahwa mekanisme rekristalisasi pada tahap pengintian dipengaruhi oleh pengintian pada pita transisi dan di sekitar partikel presipitat TiN kadar pada saat recovery, sementara mekanisme pertumbuhan butir selama rekristalisasi banyak dipengaruhi oleh efek pinning (Zener's drag) partikel presipitat halus TiC yang menyebabkan kinetika rekristalisasi terhambat dan lebih rendah dari baja karbon biasa. Temperatur rekristalisasi ditemukan sekitar 730 - 750°C sementara eksponen waktu kinetika rekristalisasi bervariasi antara 0.66 - 0.72 (n, JMAK) dan 0.83 - 1.20 On, SF) tergantung pada kondisi awal, yaitu dispersi partikel presipitat yang dipengaruhi oleh temperatur penggulungan (coiling) canai panas dan variasi derajat reduksi dingin. Dengan menaikkan temperatur coiling (>700°C) dan jumlah reduksi dingin (>85 %) makes kinetika rekristalisasi IF Steel dapat ditingkatkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandang Suhendra
Abstrak :
Diamond-like carbon amorfos telah berhasil dideposisikan pada substrate steel, menggunakan ion beam tunggal dan dua sumber karbon dalam bentuk gas dan padat (solid). Film-film hasil deposisi terbentuk dalam tiga warna, yaitu biru, kuning dan putih. Ketiga warna tersebut sangat bergantung pada jaraknya terhadap target solid. Ketebalan film berkisar mulai dari beberapa puluh sampai 200 nm, dan hardness nya dalam range 13.37 sampai 20.21 GPa. Tidak ada bukti yang penting mengenai terjadinya karburasi (carburation) dari substrate steel selama proses deposisi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RM. Herdis Ibnu Hayat
Abstrak :
Efisensi proses produksi dapat dilakukan melalui pemakaian bahan baku yang optimum. Optimasi bahan baku menjadi sangat penting jika terdapat beberapa Jenis bahan baku yang dapat digunakan. Dalam kasus yang dihadapi oleh sebuah pabrik yang pembuat baja, adalah pemilihan bahan baku proses pembuatan baja (steel making) yang dilakukan di Slab Steel Plant untuk menghasilkan slab baja, menggunakan Electric Arc Furnace. Bahan-bahan baku utama yang digunakan adalah sponge iron, hot bricket iron, pig Iron, dan scrap yang terdiri dari return scrap, purchased scrap, skull tundish, dan skull ladle, bahan baku pembantu, yaitu flux, grafit, deoksidator, dan bahan pemadu yang berperan dalam pencapaian spesifikasi komposisi kimia produk, yaitu ferro alloy. Hingga kini penggunaan bahan-bahan baku ini tidak berdasarkan perhitungan optimasi. Padahal bahan-bahan baku tersebut memiliki harga dan komposisi kimia yang berbeda dan mencakup porsi 63.46 % dalam komposisi biaya produksi. Dalam studi optimasi yang dilakukan, dibuat penggambaran proses pembuatan baja dalam bentuk model linier dengan bahan-bahan baku sebagai variabel-variabel yang akan dioptimasikan. Untuk itu proses pembuatan baja diasumsikan sebagai suatu black box, sehingga reaksi-reaksi kimia yang terlibat tidak perlu diperhatikan. Model dibuat berdasarkan data proses pembuatan Baja di dapur no 7 Slab Steel Plant I terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi Λ-0630K. Penyusunan model menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku dalam proses pembuatan baja dapat digambarkan dalam bentuk model linter. Hasil optimasi menggunakan program Linier Descrete Optimizer atau LINDO, memperlihatkan bahwa komposisi bahan baku yang optimum berdasarkan batasan-batasan proses yang diterapkan terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi A-0630K adalah, return scrap 3.455 %, skull tundish 1.185 %, skull ladle 0.889 %, sponge iron 74.974 %, pig iron 13.152 %, flux batu kapur 4.251 %, grafit 0.820 %, ferro-silicon .0473 %, silicon-mangan 0.504 % dan deoksidator alumunium 0.296 % . Kamposisi bahan baku optimum ini memberikan penghematan sebesar Rp 10417.024 per Ton produk atau 3.543 % terhadap biaya aktual.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Sutowo
Abstrak :
Pemakaian cerium telah lama dikenal sebagai unsur pembulat graft pada proses pembuatan besi tuang nodular. Unsur cerium banyak terdapat pada hasil limbah produksi timah dalam bentuk senyawa cerium oksalat, diharapkan cerium oksalat tersebut dapat terdekamposisi menjadi logam cerium pada temperatur yang relatif tinggi. Pada penelitian ini unsur cerium yang digunakan dalam bentuk cerium oksalat dipadukan dengan unsur magnesium sebagai pembulat graft (noduliser). Variasi cerium oksalat yang ditambahkan adalah 0,117% tanpa magnesium, 0,092% dengan 0,006% Mg, 0,075% dengan 0,014% Mg dan 0,058% dengan 0,016% Mg. Hasil penelitian yang didapat yaitu bahwa penambahan cerium oksalat tidak mempengaruhi terbentuknya graft bulat, graft bulat yang terbentuk sebagai akibat pengaruh adanya unsur magnesium. Semakin besar prosentase cerium oksalat yang ditambahkan, porositas semakin besar karena adanya gas - gas yang terperangkap demikian juga induksi yang timbul banyak mengandung oksigen yang berasal dari senyawa. oksalat. Kekuatan tarik terbesar mencapai 47 kg/mm2 dengan kekerasan 179 HBN, sifat mekanik yang dihasilkan cenderung menurun walaupun prosentasi cerium oksalat yang lambahkan meningkat sehingga pemakaian senyawa cerium oksalat tidak efektif untuk digunakan sebagai unsur pembulat graft.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikky Burhan
Abstrak :
Menjelang era globalisasi dan masa perdagangan bebas, Indonesia akan menuju kepada kernapanan ilmu dan teknologi, khususnya dalam bidang industri komponen. Narnun untuk mencapai kebangkitan nasional kedua di bidang industri harus ada hubuagan kendtraan antara indnstri besar dan menengah dengan industri kecil yang ada di negara ini. Salah satu bentuk dari kendtraan tersebut adalah dengan melimpahkan sebagian ilmu dan teknologi tersebut kepada indnstri kecil. Dalam program Vucer ll ini, akan dicoba suatu terobosan barn untuk mencapai kemitraan tersebut dengan pembuatan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam bidang kemaritiman yaitu pembuatan komponen baling-baling (propelet) kapal. Selain masih banyaknya produk propeler impor, pembuatan baling-baling yang ada sekarang lidak metnproduksi baling-baling dahulu skala kecil. Hal ini disebebkan oleh tidak efisiennya produk tersebut dibuat di perusainum besar atau menengah, karena order yang sedikit. Agar meningkatkan efisiensi, maka order yang sedikit ini dilimpahkan kepada industri kecit Narnun kembali kepada masalah awal, industri kecil belum menguasai ilmu dan teknologi pembuatan produk yang diingiukan. Penelitian untuk meningkatkan kwalitas baling-baling (propeler) ini diawali dengan mendesain pola baling-baling, dilanjutkan dengan mendesain, memilih dan mernbuat cetnkan untuk baling-baling. Kemudian diteruskan dengan melakukan peleburan berbagai macam bahan scrap aluminium, memilih serta menguji bahan yang ada, membandingkan sifat-sifat mekanis bahan-bahan tersebut. Akhirnya dilakukan proses pemesinan untuk mendapatkan dimensi yang diinginkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ucok Afriansyah R
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemikiran untuk meningkatkan kemampuan industri kecii dalam bidang industri pengecoran logam. Adapun produk cor yang dipilih untuk diteiiti adalah baiing-baling aluminium yang telah marnpu dibuat oleh pengrajin industri kecil. Namun demikian masih periu dilakukan beberapa proses yang dapat meningkatkan kualitas produk cor aluminium hasil pengeboran dari industri kecil, sehingga dapat bersaing di pasaran. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dimulai dengan mendesain serta membuat pola dari kayu, dilanjutkan dengan pemilihan dan pembuatan cetakan, peleburan scrap aluminium yang ada di industri kecil, penuangan hasil peieburan ke dalam cetakan dengan perlakuan yang berbeda, pengujian produk cor baik sifat mekanis maupun sifat-sifat metalurgis lainnya. Penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil antara Iain pengeooran dengan menggunakan cetakan resin mendapatkan hasil berupa sifat mekanis yang lebih baik dari pengecoran yang menggunakan oetakan pasir biasa. Selain itu pengecoran dengan penambahan fluks dan degasser iuga memberikan hasil yang lebih baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Tolhas P.
Abstrak :
ABSTRAK
Pcnggunaan zcolit alam di Indonesia scbagai bahan baku mcmiliki potcnsi bcsar untuk dikcmbangkan dalam dunia industri maupun perta.nian.Dimana, zeolit di alam terdapat di sekilar gunung berapi.Jcnis zeolil aiam sangai dipengnruhi oleh lingklmgan lokal scpcni lcmpcralur, tckanan uap air dan komposisi air tanah lokasi.Sehingga zeolil nlam pads umumnya hcnnutu rcndah.

Pada pcnclilian ini, zeolit yang memiliki bentuk pori tetrahedral dan kandungan unsur Si dan Al scbagai umsur dominan.S<:rbuk zeolit di rej7uk.s(cuci) pada tcrnpcratur 200°C lalu dikcringkan pada tcmperalur ll0°C sclama 3 jam.Kemudian dikompaksi dcngan tukanan 45.000 N.K.cmudian disinlcr padda tcmpcratur BUOUC dcngan wakhl sinlcr 60 menil, 70 mcnii dan 80 mcnil.

Hasil pcnclilian mcnunjukan zeoil lampung mcmiiiki komposisi rasio rata-rata Si/Al 5,485 dan rnemiliki profil zcolit dominan jenis klinoptilolil dengan fraksi bcrat sebesa: 83,34 % sedang jenis mordcnit sebesar l5,66%.80 menit 46_67%.Pcngaruh waktu sinler terhadap kekerasan (VI-TN) zcolit pada 60 meniI.,70 dau 80 menil bertumt- turut adalah 125,320 kg/mmz; 130,518 kg,/mm? dan 133,417 kg/mmz.
2001
S41394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Karlo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Ikbal Hikmawan
Abstrak :
Cadangan gas alam yang lerdapat di Indonesia memili/V kandungan CO; yang cukup tinggi. Periu dspikirkan agar CO2 yung merugikan bisa mengunmngkan untuk kehidupan di masa depan. CO; dimanfaatkan sebagrzi bahan balm industri petrok'imia.Bahan balm indusrri petrokimia adalah gas sinretis (' CO dan H 2 ) yang didapat dari pengkonversian gas CH; dan CO, Proses ini dikena! dengan proses reformasi CO; dengan reaksi sebagai berikut: CH.; + co, zco + 2H, AHMK = 2,4723 zffimo. Agar reaksi yang terjadi Iebih ejeknf maka digunakan katalis yang biasnya digunakan didunia industri dan punya nilai ekonomis yang bagus yaiiu Ni, agar kaialis leliih signUikan dalam hal ini karalis .s-ebagai realctan diperlukan sebuah penyangga zeolir. Diilhnya zeoiit disebabkan lerdapat banyak di Indonesia serta merupakan cadangan mineral masa depan. Zealir sebagai penyangga bisa lerakrivasi melalui melode ion exchange yang akon menukankan kation - karionnya dan diselipkan inti akr1fNi yang akan diselidiki dalam penelitian ini seberapa besar persen loading Ni yang teijadi dengan menggunakan perubahan konsentrasi Iaruian aktivasi. Selain ilu jua ciiteliti hubungan perubahan konslanta tersebut dengan luas permukaan Serta rata - rata radius pori melaiui rnetode Brunaeur, Emmet, Teller sehingga sisi dari metalurgisnya rerlihan Pada penelitian ini data IGZF (X - Ray Fluorosence ) culfup sigwgfkan unfuk rnemperlihatffan bahwa % Ni yang mula - mula pada raw material nd ( non defined ) serelah diperiakukan pengujian berubah menjadi lebih besar dengan semakin tingginya perubahan lconsentrasi Iarutan aktivasi. Sedangkan untuk unsur K+ Serra Ca 2+ senarusnya dengan meningkarnya inti aknfyang masuk otornatis terjadi pennlmran dan unsur K+ dan Ca 2+ menunm, terapi terlihat tidak signdikan. Hanya saja diperlukan penelirian yang Iebih Ianjzlr untuk mendapailcan % Ni yang for - loaded sesuai dengan teoritis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia Hermawan
Abstrak :
Penyakit karies gigi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Hal ini terlihat dari angka prevalensi karies gigi pada murid sekolah usia 14 tahun di seluruh propinsi Indonesia pada akhir Pelita III, IV dan tahun 1995 sebesar 72,76 %, 73,41 % dan 74,41 %. DKI Jakarta merupakan daerah yang mempunyai prevalensi karies gigi yang cukup tinggi, yaitu sebesar 93,38 % dan rata-rata angka pengalaman karies gigi (DMF-T) =2,82 gigi per anak dan angka PTI (jumlah gigi yang ditambal dibanding dengan pengalaman karies) sebesar 9,06 %. Angka ini masih jauh dibawah standar indikator target derajat kesehatan gigi dan mulut tahun 2000 yaitu minimal 50% pada usia 12 tahun. Hal ini menunjukkan kurangnya motivasi untuk berobat. Dengan demikian di DKI penyakit karies gigi masih merupakan masalah yang perlu diprioritaskan untuk dilakukan upaya penanggulangan. Namun upaya kuratif termasuk relatif mahal, sehingga dipilih altematif pencegahan karies yang antara lain dengan kumur Fluor. Berdasarkan altematif tersebut maka dapat digambarkan masalah penelitian yaitu belum adanya evaluasi tentang hubungan antara pemberian kumur Fluor dengan angka DMF-T, serta faktor lain yang diduga turut berperan dalam hubungan tersebut. Adapun tujuan penelitian adalah diketahuinya rata-rata angka pengalaman karies gigi murid SD di DKI Jakarta dan diketahuinya hubungan pemberian kumur Fluor dengan angka DMF-T pada murid SD di DKI Jakarta, setelah dikontrol dengan variabel kebiasaan sikat gigi, konsumsi gula, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan pengetahuan pemeliharan kesehatan gigi. Pada penelitian ini digunakan disain Cross Sectional , dengan populasi adalah seluruh murid SD di 5 wilayah DKI Jakarta, baik yang mendapat kumur Fluor maupun tidak. Sedangkan sampel adalah murid SD kelas 5 dan 6 yang berusia 12 tahun pada SD tertentu yang dipilih secara acak bertingkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata angka DMF-T pada murid SD di DKI Jakarta adalah 3,020 gigi per anak, berarti sedikit melampaui Batas maksimal indikator derajat kesehatan gigi tahun 2000 ( lebih kecil dari 3 ). Namun rata-rata angka DMF-T pada kelompok kumur Fluor lebih kecil /lebih baik (2,74) gigi per anak, dibandingkan kelompok non kumur Fluor yaitu 3,30 gigi per anak. Dilihat dari segi hubungan, maka terdapat hubungan yang bermakna antara variabel kumur Fluor, kebiasaan sikat gigi dan pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi, sehingga cocok dimasukkan dalam permodelan. Dari faktor kekuatan hubungan dan peluang meningkatnya kekuatan hubungannya dengan angka DMF-T , faktor kebiasaan sikat gigi adalah yang paling kuat hubungannya, diikuti kumur Fluor dan pengetahuan kesehatan gigi. Ditinjau dari segi efektivitas kegiatan sikat gigi masal dalam program UKGS disertai penyuluhan tentang kebiasaan sikat gigi merupakan Cara yang paling efektif, efisien dan serta alternatif yang paling tepat. Pada penelitian ini penulis menyarankan agar kegiatan sikat gigi masal dan penyuluhan tentang kebiasaan sikat gigi terus dilakukan secara intensif dan berkesinambungan di seluruh Indonesia. Sedangkan kumur Fluor khusus pada daerah dengan konsentrasi Fluor dalam air minum rendah. Khusus DKI Jakarta dan kota besar lainnya dengan sosial ekonomi cukup baik, dianjurkan kegiatan sikat gigi masal disertai penyuluhan tentang kebiasaan sikat gigi dengan menggunakan pasta mengandung Fluor. ......The Association between fluorides mouth rinsing and Caries Experience (DMF-T) score in primary school students at DKI Jakarta in 1995-1996.Caries dentist is still a serious health problem. It was shown by dental caries prevalence in 14 years students in Pelita III, IV and 1995, is 72,76 %, 73,74 °/o and 74,41 %. DKI Jakarta has a high caries prevalence, that is 93,38 % and DMF-T = 2,82 teeth for each student and PTI (Performance Treatment index or the amount of teeth have been filled compared by DMF-T score) = 9,06 %. This percentage is much lower than the standard of dental health indicator in the year of 2000, which will be achieved as 50% at 12 years students. It was proved that there is lack of motivation to treat dental caries. That's why dental caries is still a main priority problem to solve. But as we know, curative effort is relative more expensive, so it was chosen alternative for preventing caries by fluorides mouth rinsing. Due to this alternative, there are several research problems : there are no evaluation about association between fluorides mouth rinsing and DMF-T score after controlling by another factor had relationship. The purpose of the research is getting the mean of DMF-T score at primary school students at DKI Jakarta and knowing the association between fluorides mouth rinsing and DMF-T score after controlling by several factors such as tooth brushing habitual, sugar consumption, level of education of the parents, job of the parents and knowledge about dental health care. In this Cross Sectional research, we use population of all primary school students in 5 area in DKI Jakarta. The sample are the 5 and 6 years primary school students who are 12 years old, and chosen by multistage random sampling method. This research shows that the mean of DMF-T score is 3.020 teeth for each student, or little bit higher than the standard of dental health target in the year of 2000. (< 3). But if we compare in 2 groups, the mean DMF-T score in fluoridation group (2.74) is smaller or better than in non fluoridation group (3.30). Concerning about the association, there is a association between flour mouth rinsing, tooth 'brushing habitual and knowledge of dental health care, so it was fit to be a best model. If we note about the strength of the association and the probability estimate of the association to DMF-T score, tooth brushing habitual has a strongest association and followed by fluorides mouth rinsing and knowledge of dental health care. Mass tooth brushing in School Dental Programmed (UKGS) and promotion about tooth brushing habitual is the most effective and the best alternative. In this research the writer suggests that mass tooth brushing and promotion about tooth brushing habitual would be done intensively and continuously in the whole area of Indonesia. Fluorides mouth rinsing is recommended for certain area, which are fluorides concentration in water supplies is low. Especially for DKI Jakarta and other big cities, which are the sicio-economic condition is relative good , it was suggested mass tooth brushing and promotion about tooth brushing habitual with fluorides paste.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>