Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indria Wardhani
"Salah satu pengobatan untuk limfoma non-Hodgkin adalah kemoterapi menggunakan CHOP (Siklofosfamid ,Doksorubisin, Vinkristin, Prednison). Efek samping dari kemoterapi ini adalah mual dan muntah dan hal ini dapat menggangu pengobatan karena menimbulkan ketidaknyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antiemetik pada kemoterapi CHOP, dan faktor - faktor yang mempengaruhi keadaan pasien pasca kemoterapi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat retrospektif dan dengan cara observasional. Penelitian dilakukan pada pasien limfoma non-Hodgkin di Ruang Rawat Singkat RS. Kanker Dharmais selama periode Juni 2005-Mei 2006.
Penelitian menunjukan bahwa pada pemberian antiemetik ternyata tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia pasien, seri kemoterapi, stadium kanker dan jenis antiemetik dengan kejadian tidak muntah pasca kemoterapi. (P>0,05). Ondansetron mempunyai kemungkinan kejadian tidak muntah 1,63 kali lebih besar dari granisetron dan 1,03 kali terhadap tropisetron. Sedangkan untuk granisetron mempunyai kejadian tidak muntah 0,64 kali lebih rendah dibanding tropisetron.

One of the medical treatment for lymphoma non-Hodgkin is chemotherapy such as CHOP (Cyclophosphamide, Doxorubicin, Vincristine, Prednisone ). The side effect chemotherapy is nausea and vomiting, and the side efect can interfere with the medical treatment cause to occur uncomfortable. The purpose of this research is to know the pattern of antiemetic of CHOP chemotherapy and relation between factors influenced in nausea and vomiting with post chemoterapy condition.
The design of this research was cross sectional and have the quality retrospective with observational method. The research had done to lymphoma non-Hodgkin patients in one day care ward of Dharmais Cancer Hospital during June 2005-May 2006.
The research shown after receive antiemetic that there was no relationship between patient?s age, chemotherapy cycles, lymphoma stages and type of antiemetic with condition of non-vomiting 1,63 times higher than granisetron and 1,03 times than tropisetron. While granisetron had possibility of non vomiting 0,64 times than tropisetron.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chinta Pratama Saputra
"Pencemaran yang diakibatkan oleh limbah minyak bumi telah mencapai tingkat yang memprihatinkan, ditambah lagi teknologi pengolahannya masih belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena limbah minyak bumi merupakan limbah yang sulit untuk didegradasi oleh bakteri karena banyaknya kandungan senyawa ikatan kompleks di dalamnya. Karena itu, pada penelitian ini digunakan proses ozonasi sebagai pretreatment dengan tujuan untuk meningkatkan proses biodegradasi. Adapun variasi kondisi operasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dosis ozon dan nilai pH serta bakteri yang digunakan sebagai agen pendegradasi adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan proses ozonasi dapat meningkatkan biodegradasi yang ditunjukkan dengan peningkatan persentase degradasi dan pertumbuhan populasi bakteri. Selain itu, kemampuan bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam mendegradasi limbah minyak bumi berbeda-beda untuk masing-masing nilai pH. Persentase degradasi tertinggi untuk variasi dosis ozon didapatkan sebesar 79,32% dicapai saat dosis ozon 0,53 g/jam, sedangkan untuk variasi pH dicapai saat pH bernilai 7 sebesar 75,21%.
......Contamination caused by petroleum waste has reached alarming levels, plus its processing technology is not yet effective and efficient. This is caused by petroleum waste is difficult to be degraded by bacteria because of the many complex bonding compound content in it. Therefore, this study used ozonation as pretreatment process with the aim to enhance the biodegradation process. The variations in operating conditions performed in this study was a dose of ozone and pH. The bacterial isolates were used as a degrading agent is the bacteria Pseudomonas aeruginosa.
The results obtained showed that ozonation processes can enhance biodegradability as indicated by the increase in the percentage of degradation and population growth of bacteria. In addition, the ability of the bacteria Pseudomonas aeruginosa in degrading petroleum waste vary each pH value. The highest percentage of biodegradation for ozone dose variation obtained 79.32% achieved at doses of 0.53 g ozone / h, while for the variation of pH value obtained 75.21% achieved at pH 7."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library