Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rohmi
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Muhibuddin Waly
Abstrak :
Kasus DBD dewasa terus meningkat pesat, di lain pihak penelitian-penelitian yang dilaporkan terutama dilakukan pada anak-anak Trombositopenia merupakan unsur sentral dalam patogenesis penyakit DBD. Penyebab utama trombositopenia yang diakui saat ini pada demam/sakit <5 hari adalah sumsum tulang, oleh karena didapatkan gambaran hiposelularitas pada seluruh sampel dengan jumlah megakariosit menurun sampai dengan normal. Sedangkan setelah demam/sakit 5 hari penyebab trombositopenianya terutama oleh proses di peri£er yaitu konsumtif koagulopati, antigen antibodi kompleks yang merusak trombosit, peningkatan aktivitas RES jaringan untuk menghancurkan trombosit serta kemungkinan kemampuan virus itu sendiri untuk merusak trombosit. Masalah lain lagi yaitu terus berkembangnya patofisiologi DBD mulai dari teori secondary heterologus infection, teori virulensi dan teori genetik dani Halstead. Dengan diketahuinya bahwa sel target dan virus dengue untuk dapat berkembang biak adalah sel monosit, makrofag dan sel kupffer kemudian diketahui pula adanya respons imunologis tubuh terhadap infeksi virus dengue dan tersebarnya kompleks virus antibodi (antigen antibodi kompleks) ke banyak jaringan tubuh (endotel pembuluh darah, ginjal, otak, trombosit, pankreas), maka reaksi hipersensitivitas tipe III dipertimbangkan sebagai dasar patofisiologi DBD. Hal ini akan bertambah kuat bila pemberian steroid temyata mampu untuk mengurangi lama trombositopenia sehingga mempercepat lama perawatan dan mencegah komplikasi. Hal lain yang memperkuat teori hipersensitivitas tipe III selain penyebaran kompleks imun di jaringan-jaringan tubuh ialah apabila diternukan reaksi autoimun (reaksi imunologis tubuh untuk menghancurkan jaringannya sendiri). Pada penelitian ini ternyata didapatkan reaksi autoimun berupa antibodi trombosit yang positif sampai dengan 62,5% sampel dan terbukti secara statistik sebagai penyebab utama trombositopenia serta penurunan-penurunan tajam dari jumlah trombosit. Steroid ternyata terbukti secara klinik dan statistik mengurangi lama trobositopenia dan mencegah penurunan tajam dari jumlah trombosit pada pasien-pasien dengan antibodi trombosit yang positif. Selain itu pada penelitian ini juga dibuktikan bahwa tidak semua gambaran sumsum tulang menunjukkan hiposelularitas pada demam/sakit <5 hari (hanya 63,5% sampel). Sedangkan secara analisis regresi multipel sumsum tulang ternyata hanya menempati urutan ketiga sebagai penyebab trombositopenia kelompok demam/sakit <5 hari setelah antibodi trombosit dan DIC talc terkompensasi (berarti proses diperiferlah yang lebih berpengaruh). Selain hal-hal di atas pada penelitian ini didapatkan bahwa hemokoensentrasi yang.meningkat hanya terdapat pada 30% sampel, trauma sebagai penyebab utama terjadinya perdarahan nyata dan sensitivitas serta spesifisitas dari rapid imunokrornatografi yang cukup baik.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Widodo
Abstrak :
Dari penelitan oleh Suckfull dkk terhadap 52 kasus tuli mendadak yang disertai atau tanpa vertigo, didapatkan peningkatan kadar fibrinogen bila dibandingkan pasien normal. Keartaan ini dapat menyebabkan peningkatan viskositas plasma darah, sehingga terjadi gangguan perfusi ke jaringan, balk oleh karena gangguan aliran darah atau karena keadaan trombosis. Menurut Silverstein dick seperti dikutip Brandt, insiders vertigo pada keadaan hiperviskositas karena polisitemi dapat mencapai 40%. Dan menurut Andrew dick seperti dikutip Brandt melaporkan 3 kasus dengan serangan vertigo yang episodik, secara langsung berhubungan dengan keadaan hiperviskositas. Masalah Penelitian Dan kajian di atas, dapat dikemukakan pertanyaan penelitian yang perlu dicarikan jawabannya, yaitu : 1. Apakah keadaan hiperkoagulasi dapat mempengaruhi terjadinya vertigo 2. Berapa proporsi percontoh vertigo yang mengalami keadaan hiperkoagulasi 3. Apakah terdapat perbedaan keadaan hemostasis pada orang dengan dan tanpa vertigo Tujuan Penatian 1. Tujuan Umum Peningkatan penatalaksanaan pasien gangguan keseimbangan dengan keadaan hiperkoagulasi 2 Tujuan Khusus I. Mengetahui prevalensi dan gambaran keadaan hiperkoagulasi di kalangan pasien vertigo di sub bagian neurotologi bagian THT FKUIIRSUPNCM Jakarta 2. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara keadaan hiperkoagulasi dengan resiko terjadinya vertigo.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Rebekka
Abstrak :
Latar belakang: Tromboemboli vena (TEV) dapat bermanifestasi sebagai trombosis vena dalam (TVD) ataupun emboli paru (EP). EP sebagai komplikasi TVD dapat berakibat fatal. TVD umumnya terjadi disebabkan multipel faktor risiko seperti penyakit penyerta (komorbid), faktor provokasi, gangguan hemostasis dll. Gangguan fungsi hemostasis berupa keadaan protrombotik sudah dimulai dari awal stadium penyakit ginjal kronik (PGK). Menurunnya laju filtrasi glomerulus berkolerasi dengan peningkatan TEV. Mekanisme pasti bagaimana terjadinya TVD pada penderita PGK sampai saat ini masih belum jelas. Tujuan: Untuk mengetahui profil hemostasis dan faktor risiko yang berhubungan dengan TVD pada pasien PGK. Metode : Penelitian potong lintang retospektif dengan memakai data sekunder pada pasien PGK stadium 3-5 yang dirawat inap selama 1.5 tahun antara Oktober 2011- April 2013. Faktor risiko TVD yang diteliti meliputi DM, CHF, stroke iskemik, faktor provokasi, usia lanjut dan penurunan LFG. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan regresi logistik untuk mendapatkan faktor risiko yang paling berhubungan dengan terjadinya TVD pada pasien PGK. Adanya perbedaan proporsi pada kedua kelompok dinilai dengan analisis bivariat. Hasil: Proporsi TVD kasus baru yang telah dikonfirmasi dengan USG Doppler ditemukan sebesar 8% (91 dari 1115 pasien). Subyek penelitian sebanyak 160 pasien terdiri atas kelompok TVD 75 orang dan kelompok Non TVD 85 orang, subyek juga terbagi dalam kelompok Dialisis 77 orang dan Non Dialisis 83 orang. Pada pemeriksaan hemostasis ditemukan persentase rasio APTT <0.8 (1.9%), rasio PT <0.8 (0%), INR <0.8 (0%), fibrinogen >400 mg/dl (56.2%) dan D-Dimer >500 μg/l (87.5%) pada keseluruhan pasien PGK. Kadar fibrinogen lebih tinggi pada kelompok TVD daripada Non TVD. Tidak ada perbedaan hemostasis antara kelompok Dialisis dan Non Dialisis. Dari beberapa faktor risiko TVD yang diteliti, DM merupakan faktor risiko yang bermakna sesuai p <0.001, OR 4.5 (95% KI 2.3-8.8). Kesimpulan: Sebagian besar pasien PGK cenderung mengalami hiperkoagulasi. Pasien PGK dengan DM berisiko untuk mengalami TVD. DM bersama faktor risiko lain dapat menjadi predisposisi terjadinya TVD pada PGK. ......Background: Venous thromboembolism (VTE) may manifest as deep vein thrombosis (DVT) or pulmonary embolism (PE). PE as a major complication of DVT and can lead to potentially fatal. DVT can occur as the result of multiple risk factors such as comorbidities, provoked factors, abnormal hemostasis functions and others. Chronic kidney disease (CKD) is typically associated with a prothrombotic tendency in the early stages of the disease. The declining of glomerular filtration rate (GFR) is correlated with increasing of VTE. The exact mechanism of how DVT develops in CKD patients remains unclear. Aim: To determine the hemostasis profiles and risk factors associated with DVT in CKD patients. Methods: Retrospective cross sectional study was hold by review the medical records from stage 3-5 CKD patients that hospitalized during 1.5 years (October 2011 - April 2013). Multiple risk factors for TVD such as CHF, stroke ischemic, provoked factors, elderly and decreasing of eGFR were examined. Bivariate and multivariate analysis with logistic regression performed to obtain the most risk factors associated with the occurrence of TVD in CKD patients. The differences of proportion between both groups were assessed by bivariate analysis. Results: The proportion of first DVT confirmed by doppler ultrasound was 8% (91 of 1115 patients). 160 patients were divided into groups. 75 and 85 patients comprised the group with DVT-Non DVT as well as 77 and 83 patients comprised the group with Dialysis-Non Dialysis. We found the APTT ratio <0.8 (1.9 %), PT ratio <0.8 (0 %), INR <0.8 (0 %), fibrinogen level >400 mg/dl (56.2 %) and DDimer level >500 μg/l (87.5 %) in all CKD patients. The level of fibrinogen was higher when DVT group compared to Non DVT group. There was no significant differences of hemostasis functions between Dialysis and Non Dialysis group. Multivariate analysis demonstrated that diabetes mellitus (p<0.001, OR: 4.5; 95% CI: 2.3 to 8.8) was associated with DVT in CKD patients among all risk factors. Conclusion: Most CKD patients tend to have hypercoagulation. Diabetes was associated with DVT risk in CKD patients. Diabetes with other risk factors could be as predispotition factors for DVT in CKD in this study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library