Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Susanto Notosaputro
"ABSTRAK
Neoplasia endometrium dalam klinik muncul sebagai keluhan gangguan haid dalam berbagai bentuk. Keluhan ini merupakan kasus sehari-hari dalam klinik ginekologi. Diagnosis pasti, yang dapat berbentuk hiperplasia kistik, hiperplasia adenomatosa, hiperplasia atipik, atau adanokarsinoma berbagai derajat, hanya mungkin ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologik.
Dalam patogenesisnya, rangkaian jejas ini umumnya berkaitan erat dengan hormon estrogen. Kadar hormon estrogen yang tinggi dan berlangsung lama tanpa diimbangi oleh hormon progesteron akan menyebabkan berlangsungnya perangsangan yang terus menerus pada sel epitel kelenjar sehingga terjadi proliferasi yang berlebihan. Untuk dapat bekerja, hormon ini membutuhkan suatu protein spesifik dalam sel sasaran yang dikenal sebagai "reseptor". Pada dasarnya receptor mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) mengenal dan mengikat hormon estrogen, dan 2) mengantar hormon estrogen dari sitoplasma ke inti sel sehingga berlangsung respons sel yang spesifik. Dalam inti sel, kompleks reseptor-estrogen ini berikatan dengan bagian kromatin yang disebut "akseptor". Dengan berlangsungnya rangkaian ikatan ini, inti sel mulai membentuk mRNA yang dikeluarkan ke sitoplasma dan sel mulai membentuk protein spesifik yang pada akhirnya menghasilkan pembelahan sel.
Pengenalan terdapatnya reseptor estrogen ini bermanfaat dalam pengobatan maupun penentuan prognosis penderita. Suatu adenokarsinoma endometrium misalnya, bila memiliki cukup reseptor dapat diberikan pengobatan hormonal yang jauh lebih menguntungkan dari pada sitostatika. Demikian juga tumor demikian menunjukkan prognosis yang lebih baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai manfaat pulasan imunoperoksidase dalam mengenal reseptor estrogen, sekaligus mempelajari pola distribusi dan intensitasnya dalam sel sasaran serta melihat hubungannya dengan jenis neoplasia. Diharapkan penelitian ini selanjutnya akan bermanfaat bagi ahli patologi anatomik, para ahli klinik yang menangani penderita, saerta bagi para peneliti sebagai dasar penelitian selanjutnya.
Dalam penelitian ini diperiksa sejumlah 36 kasus, 5 (=13,9%) di antaranya terdiri atas adenokarsinoma endometrium berdiferensiasi baik. Jumlah kasus ini lebih kurang sebanding dengan jumlah kasus yang telah didiagnosis sebagai neoplasia endometrium di Bagian Patologi Anatomik FKUI selama 7 tahun {1980--1986) yaitu sebanyak 1240 kasus, di antaranya 186 (=15%) kasus adalah karsinoma.
Diperiksa pula 10 sediaan endometrium normal masa proliferasi den sekresi dan 2 sediaan endometrium dalam gangguan keseimbangan horman. Diagnosis histopatologik ditegakkan berdasarkan hasil pulasan rutin hematoksilineosin. Untuk mengenal reseptor estrogen dipergunakan pulasan imunoperoksidase dengan memakai antibodi anti-estradiol, dikerjakan pada jaringan yang telah difiksasi dan dibuat blok parafin. Hasil pulasan umumnya memuaskan karena 1) antibodi yang digunakan memiliki spesifisitas yang cukup tinggi, 2) kromogen memberikan warna merah-coklat yang kontras terhadap latar belakang yang kebiruan, dan 3) pulasan tending dengan hematoksilin Mayer tidak menghalangi pembacaan warna kromogen. Spesifisitas pulasan dikontrol dengan sediaan yang sama tetapi tidak diberikan antibodi anti-estradiol, melainkan diberikan serum non-imun. Pulasan non-spesifik berlangsung juga pada jaringan ikat kolagen den sel granulosit, namun secara morfologik mudah dibedakan dari sel epitel kelenjar.
Pembacaan dilakukan.dengan pembesaran 450 kali pada 10 lapangan, hanya sel epitel kelenjar yang dinilai serta dirinci atas inti dan sitoplasma. Dilakukan pengukuran semikuantitatif atas distribusi reseptor estrogen maupun intensitas pulasannya.
Peniiaian distribusi reseptor estrogen dinyatakan dalam % positif polpulasi sel kelenjar. Jumlah nilai yang diperoleh dikonversikan dalam bentuk derajat distribusi, dinyatakan dalan derajat 1 {20 - 40% positif) sampai dengan derajat 3 ' (> 60% positif) dan basil yang negatif (< 20% positif).Penilaian intensitas pulasan dirinci atas +, ++, dan +++ berdasarkan kepadatan granula yang terpulas.
Pada endometrium normal, sebaran reseptor estrogen dalam inti sel kelenjar memperlihatkan keterkaitan dengan periode siklus haid. Derajat terendah didapatkan pada masa proliferasi awal, menoapai nilai tertinggi dalam masa proliferasi lanjut, menetap selama masa sekresi awal, kemudian menurun menoapai nilai minimal dalam masa sekresi lanjut.
Guna melihat hubungan antara status reseptor dengan derajat perubahan histopatologik, dilakukan pengujian statistik menurut Kendall dengan 2 variabel kategori berderajat. Bila didapatkan hubungan bermakna, kemaknaan hubungan itu ditentukan dengan menggunakan koefisien kemaknaan dari Kendall pula.
Analisis status reseptor dalam hubungannya dengan perubahan histopatologik dari normal hingga karsinoma tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Sebaran reseptor estrogen dalam inti sel kelenjar yang mencapai derajat III didapatkan pada 40% kasus dari kelompok endometrium normal, namun hanya 11,11% kasus dari kelompok neoplasia. Rendahnya jumlah kasus dalam kelompok yang terakhir ini menunjukkan perbedaan perilaku biologik antara kedua kelompok. Selanjutnya dari kelompok neoplasia dilakukan analisis tersendiri.
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi reseptor dalam inti sel kelenjar mempunyai hubungan yang bermakna dengan jenis neoplasia (0,001 < p < 0,01; r = 0,29). Makin keras neoplasia, makin luas sebaran reseptor 'estrogen dalam inti sel kelenjar. Meskipun demikian, beberapa kasus menunjukkan sebaran yang menyimpang dari pola umum.
Distribusi reseptor estrogen dalam sitoplasma sel kelenjar maupun intensitasnya dalam inti dan sitoplasma tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan jenis neoplasia.
"
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Teguhsantoso
"Peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional, juga merupakan pendorong utama dalam pembangunan nasional. Tanpa ketersediaan energi, pertumbuhan ekonomi yang menjadi indikator utama keberhasilan pembangunan tidak akan nampak bergerak, tapi sampai sekarang masih banyak daerah yang belurn terjangkau aliran listrik khususnya di daerah terpencil yang memiliki akscsbilitas yang rendah, padahal di daerah tersebut terdapat potensi lokal terutama sumber-sumber energi terbanlkan seperti sumber daya air, namun pemanfaatannya masih minim. Akan tetapi, sampai saat ini pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan berbasis milcrohidro masih sangat tcrbatas jika dibandingkan dengan potensi yang ada. Bila kita mencermati kekurangan energi listrik di daerah terpencil sampai saat ini maka menjadi sebuah ancaman yang serius bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dimasa yang akan datang.
Permasalalian pcnelitian ini untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan PLN dan masih mengganlungkan bahan bakar fosil sebagai pembangkit, maka perlu pemberdayaan energi terbarukan berbasis mikrohidro yang memanfaatkan potensi sumber daya lokal agar mampu meningkatkan rasio elektrifikasi nasional khususnya pemanfaatan sumber daya air sebagai pembangkit Iistlik dan dikelola secara optimal sehingga tingkat ketersediaan bagi pcmakai mempunyai kualitas baik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui penelitian kepustakaan, wawancara dengan para pakar, survei dan obscrvasi di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro untuk rncndapatkan data .dan informasi. Penelitian ini menggunakan beberapa analisis yaitu analisis kendala di 3 (tiga) lokasi Pembangkit Listrik Tcnaga Mikrohidro; analisis intelijen dalam pemberdayaan Pernbangkit Listrik Tenaga Mikrohidro memfokuskan keberlanjulan dari aspek teknis, pembiayaan, sosial, manajemen/kelembagaan dan sumber daya alam; analisis resiko pada Daerah Aliran Sungai untuk mengurangi resiko bencana banjir di daerah aliran sungai yang merupakan tempat lokasi powerhouse; dan analisis SWOT untuk menentukan slrategi dalam pemberdayaan energi berbasis mikrohidro.
Hasil penelitian bahwa pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dengan baik akan mendukung keberlanjutan pembangkit listrik, hal ini dipengaruhi oleh bebcrapa aspek utama dan dipengaruhi oleh kestabilan kondisi Daerah Aliran Sungai serta dalarn realisasinya perlu strategi dengan menggunakan kekuatan untuk mcraih peluang yang ada (ckspansi) untuk memberikan kesiapan antisipasi krisis energi untuk mempercepat tercapainya pemberdayaan energi terbarukan berbasis mikrohidro sebagai upaya mengamankan pasokan energi nasional.

The role of energi is critical to increased economic activity and national security, is also a major driving force in national development. Without the availability of energi, economic growth became the main indicator of success of development may not seem to move, but until now there are many areas not reached by the flow of electricity especially in remote areas who have low accessibility, whereas in the local area thereiare potential sources of energi especially renewable resources such as water, but its use is still minimal. I-lowevcr, until recently the development and utilization of renewable energi~based micro-hydro is still very limited when compared with the existing potential, When we look at thc shortage of electric energi in remote areas until recently it became a serious threat to the Republic of Indonesia in the future.
The problem of this research to meet the electricity needs, especially in remote areas not reached by the -grid and still dependent of fossil fuels as power, it is necessary to empower micro-hydro-based renewable energi that utilize local resources to be able to increase the national electrification ratio in particular the utilization of resources water resources as power plants and managed optimally so that the level of availability for the user to have good quality.
This research use descriptive method of analysis through library research, interviews with experts, surveys and observations on the location of micro hydro power plant to obtain data and information. This study uses some analysis of constraint analysis in 3 (three) the location of micro hydro power plant; intelligence analysis in the empowennent of micro hydro power plant focus of sustainability from the technical, iinancial, social, management / institutional and natural resources; risk analysis in basin River to reduce flood risk in the watershed which is the location where the powerhouse; and SWOT analysis to determine strategies in empowerrnenbbased micro-hydro energi.
The study show that the management of micro hydro power plant with a good will support the sustainability of power generation, it is influenced by several major aspects and is influenced by the stability condition ofthe Watershed as well as in its realization need a strategy to use force to seize opportunities that exist (expansion) to provide readiness anticipated encrgi crisis to accelerate the achievement of empowerment-based micro-hydro renewable energi in an effort to secure national energi supply.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33398
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Evi Melina
"Semakin berharganya waktu bagi masyarakat modern yang mobilitasnya semakin meningkat, menyebabkan waktu tunggu menjadi pertimbangan penting sebelum seseorang memutuskan memilih rumah sakit yang akan dikunjungi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu pasien poliklinik rawat jalan di RSUD Pasar Rebo tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang dengan sampel 199 pasien. Pasien yang terbanyak adalah pasien yang menunggu ≥ 60 menit (75,9 %). Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu adalah keterlambatan dokter (88,5 %), jenis pembayaran pelayanan terutama pada pasien askes (98,1 %), jenis poliklinik jantung (100 %), jumlah pasien ≥ 64 pasien sebesar (99 %), dan penyelenggaraan BRM (77,8%).

The increase of time value for the high mobility society has caused waiting time as an important factor and being considered by someone who will visit the hospital. The purpose of this study was to determine factors associated with patient waiting time at outpatient clinics in Pasar Rebo Hospital in 2011. It is quantitative study with a cross sectional design and 199 respondents. Most patients are waiting for ≥ 60 minutes (75,9%). Factors associated with waiting time in outpatient clinics are physician tardiness (88.5%), payment method especially on Askes? patients (98.1%), cardiology clinic (100%), quantity of patient ≥ 64 patients (99%), and the implementation of medical record (77,8%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Rizky Sahar
"Indonesia as an archipelago country with those majoring people activity is fishery. Mini Ice Plant will help economy activity in coastal area which level of application technology as well as economy level is low. Mini Ice Plant with simple form low power will be reduced cost to produce ice which used to maintain quality of fish catches. Simulation process of CFD is done as one of effort to make maximization of heat transfer process and solidification which happened on the Mini Ice Plant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50872
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rikko Defriadi
"Efisiensi merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan suatu system. Bagaimana dengan jumlah energy masuk sekecil mungkin dan didapat jumlah energy keluaran yang lebih besar. Paper ini akan membahas segala aspek yang melingkupinya termasuk aspek perhitungan dalam menentukan efisiensi kerja suatu komponen. Aspek yang dibahas melingkupi perancangan system, simulasi tata udara pada system, dan perhitungan efisiensi komponen utama system.

Efficiency is very important in designing a system. How to use the amount of energy into as small as possible and get the greater amount of output energy. This paper will discuss all the aspects that encompass it, including aspects of the calculation in determining the work efficiency of a component. Discussed aspects of the design surrounding the system, air conditioning system simulation, and computation of efficiency in the main components of the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50913
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Suryanti
"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya pemeliharaan kesehatan yang dilakukan oleh diri sendiri dan keluarga dalam mewujudkan budaya hidup sehat dalam keluarga baik secara fisik, mental dan spiritual. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga yang dipilih dalam penelitian ini yaitu menimbang bayi dan balita secara teratur, mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, melakukan aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran dan faktorfaktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Desa Iwul Kecamatan Parung Bogor tahun 2015. Variabel bebas pada penelitian ini adalah karakteristik (pendidikan, umur, pendapatan), pengetahuan tentang PHBS, ketersediaan sarana PHBS dan dukungan sosial. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan 4 indikator yaitu menimbang bayi dan balita secara teratur, mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun, melakukan aktivitas setiap hari minimal 30 menit dan tidak merokok di dalam rumah. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional dan menggunakan uji chi square untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Clean and Healthy Behavior Lives (PHBS) is a health maintenance efforts undertaken by yourself and family in creating a culture of healthy living in the family both physically, mentally and spiritually. Behavioral indicators of clean and healthy household arrangement chosen in this study is weigh infants and toddlers regularly, wash hands with soap and clean water, physical activity and not smoking in the house.
This study aimed to obtain information about distribution and the factors associated with PHBS households in the order of the District Iwul Parung Bogor in 2015. The independent variables in this study are the characteristics (education, age, income), knowledge of PHBS, availability resources of PHBS and social support. The dependent variable in this study is a clean and healthy living behaviors (PHBS) with 4 indicators of weighing babies and toddlers regularly, wash hands with clean running water and soap, do activities every day at least 30 minutes and no smoking in the house. The design study is cross-sectional and the chi square test to look at the relationship between independent variables and the dependent variable.
The results showed that there was a significant relationship between income, knowledge and availability of resources for the implementation of PHBS in the village Iwul (p value <0.05). While the factors of age, education and social support showed that no significant relationship to the implementation of PHBS. This research can be a comparison and evaluation of the plan of activities to improve the behavior of a clean and healthy living in the village Iwul particularly on four indicators."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S58679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildhatun Khoiriah
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dan menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor , sepuluh kecamatan dinyatakan endemis dengan jumlah penderita DBD sangat tinggi. Sepuluh kecamatan dimaksud salah satunya adalah kecamatan Parung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosiodemografi dan kondisi lingkungan fisik dengan kejadian DBD di wilayah tersebut tahun 2016.Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 270 responden.Populasi Data primer didapat dengan melakukan wawancara langsung mengenai DBD dan observasi kondisi lingkungan fisik rumah responden. Hasil analisis bivariat menunjukkan, pada variabel sosiodemografi yang terdapat hubungan dengan kejadian DBD yaitu pengetahuan dengan OR 7,821(95% CI : 4,346-14,076), dan perilaku dengan OR 26,344 (95% CI: 13,470-51,523). Kondisi lingkungan fisik yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu keberadaan tempat penampungan air dengan OR 21 (95% CI: 6,203-68,107)., keberadaan jentik dengan OR 3,592 (95% CI:2,162-5,967), dan keberadaan kasa pada ventilasi dengan OR 10,288 (95% CI: 5,864-18,-51). Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan pengetahuan, perilaku, keberadaan TPA, keberadaan jentik, dan keberadaan kasa ventilasi dengan OR 81. Varibel perilaku merupakan faktor paling dominan terhadap kejadian DBD

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an environtment-centered plague and also a society health problem and according to Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, ten districts endemic expressed by the number of dengue fever patients is very high. One of them is Parung subdistrict. This reseach is aimed to discover the relationship between sociodemography and The physical environment condition of DHF case in that area in 2016. The research design used cross sectional with 270 sample of participants. The population of the research isthe community member who live and stay in Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor The result from bivariat analysis shows, sosiodemography variables which links to the DHF incidence is knowledge with OR 7,821(95% CI : 4,346-14,076), and behavior with OR 26,344 (95% CI: 13,470-51,523). Physical Enviroment condition which links to DHF incidence is the presence of container with OR 21 (95% CI: 6,203-68,107), existence of mosquito larva with OR 3,592 (95% CI:2,162-5,967), and presence of kasa ventilation with OR 10,288 (95% CI: 5,864-18,-51). The result from multivarite analysis shows the relationship between, knowledge, behavior, presence of container, existence of mosquito larva, and presence of kasa ventilation with OR, 81. The behavior variable is the most dominantly influential to the DHF incidence"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Pranowo
"Refraktori castable atau sering juga dikenal dengan beton tahan api merupakan bahan yang tahan terhadap panas dan mempertahankan stabilitas fisik dan kimia yang cukup untuk keperluan struktural saat bahan tersebut terkena lingkungan dengan suhu tinggi. Refraktori castable banyak digunakan secara luas pada industri operasi – operasi pada suhu tinggi seperti pada industri peleburan logam/ smelter, industri semen, sistem pembangkit energi maupun industri petrokimia. Dengan permintaan yang kian meningkat akan kebutuhan terhadap refraktori, kemudian aplikasi refraktori castable yang sangat luas dikarenakan merupakan jenis refraktori monolitik. Oleh sebab itu pengembangan dan penelitian berkaitan dengan refraktori castable masih sangat diperlukan, terlebih lagi Indonesia membutuhkan permintaan kebutuhan terhadap refraktori yang tinggi seiring dengan rencana pemerintah untuk membangun smelter-smelter baru. Pada penelitian ini ditelusuri mengenai pengaruh penambahan aditif dengan kadar 0,1% ; 0,3% ; dan 0,5% pada refraktori castable berjenis konvensional. Aditif yang diteliti pengaruhnya pada penelitian ini adalah aditif sodium tripolyphospate dan sodium citrate. Pengujian mekanis kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada sampel untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat mekanisnya, selain itu pengujian karakterisasi kimia juga dilakukan pada penelitian ini. Didapati hasil bahwa aditif sodium tripolyphospate dan sodium citrate memiliki pengaruh pada peningkatan mekanis refraktori castable konvensional yang akan dibahas lebih lanjut melalui penelitian ini.

Refractory castable or often also known as refractory concrete is a material that is resistant to heat and maintains sufficient physical and chemical stability for structural purposes when the material is exposed to high temperature environments. Castable refractories are widely used in industrial operations at high temperatures such as the metal smelting/smelter industry, cement industry, energy generation systems and the petrochemical industry. With the increasing demand for the need for refractories, then the application of castable refractories is very broad because they are monolithic refractories. Therefore, development and research related to castable refractories is still very much needed, especially Indonesia requires a high demand for refractories in line with the government's plan to build new smelters. In this study, we investigated the effect of adding an additive with a concentration of 0.1%; 0.3% ; and 0.5% in conventional castable refractories. The additives studied for their effect in this study were sodium tripolyphospate and sodium citrate additives. Mechanical testing of compressive strength and flexural strength was carried out on the sample to determine the effect on its mechanical properties, in addition to chemical characterization testing was also carried out in this study. It was found that sodium tripolyphospate and sodium citrate additives have an effect on mechanical repair of conventional castable refractories which will be discussed further in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Naviadi
"Refraktori castable konvensional digunakan secara umum sebagai material penunjang pada industri pengecoran logam dan sektor industri manufaktur lainnya yang memiliki proses pemanasan hingga suhu tinggi. Aplikasi dari castable konvensional yang umum digunakan sebagai lapisan pada instalasi tungku maupun boiler, mengharuskan proses pemasangan serta sifat dari material refraktori yang tepat sehingga mempermudah dalam proses instalasi. Penelitian ini memiliki fokus untuk melihat pengaruh penambahan jenis aditif rheology modifier terhadap sifat mekanis refraktori castable kovensional. Dimana jenis aditif rheology modifier diperuntukan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanis yang dapat mempermudah proses instalasi dari material refraktori castable baik dari waktu maupun proses instalasi. Sifat mekanis pada penelitian dilakukan dengan melakukan pengujian mekanis berupa kuat tekan, kuat lentur, massa jenis serta penyusutan untuk melihat efek penambahan variasi kadar aditif baik polikarboksilat maupun sodium fosfat sebesar 0.1% wt, 0.3% wt dan 0.5% wt dan juga castable konvensional yang tidak diberi penambahan aditif, dengan diberi perlakuan panas setelah proses pencetakan dengan suhu ruang, suhu 110oC dan 815oC. Hasil penelitian menunjukan penambahan aditif polikarboksilat cenderung menghasilkan sifat mekanis yang lebih optimal dibandingkan sampel tanpa aditif dan dengan penambahan sodium fosfat. Penambahan dari masing-masing aditif memiliki kecenderungan optimal pada penambahan 0.3%wt, sedangkan pada penambahan 0.5%wt harus diiringi dengan suhu perlakuan panas yang sesuai.

Conventional castable refractory is used in general as a supporting material in the metal casting industry and other manufacturing industry sectors that have a heating process to high temperatures. The application of conventional castables, which are commonly used as layers in furnace and boiler installations, requires the installation process and the nature of the right refractory material so as to facilitate the installation process. This study has a focus on looking at the effect of the addition of rheology modifier additive types on the mechanical properties of conventional castable refractory. Rheology modifier additive is intended to improve mechanical properties that can facilitate the installation process of castable refractory materials both from time and installation process. The mechanical properties of the study were carried out by conducting mechanical tests in the form of compressive strength, bending strength, density and shrinkage to see the effect of adding variations in additive levels, both polycarboxylate and sodium phosphate by 0.1% wt, 0.3% wt and 0.5% wt and also conventional castables that were not given additive additions, by being heat treated after the printing process with room temperature, temperatures of 110oC and 815oC. Results showed that the addition of polycarboxylic additives tended to produce more optimal mechanical properties than samples without additives and with the addition of sodium phosphate. The addition of each additive has an optimal tendency at an addition of 0.3%wt, while in addition to 0.5%wt it should be accompanied by an appropriate heat treatment temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif
"Sistem Pendingin Ultra Low semakin berkembang untuk tujuan pengobatan dan medis. Sel hidup atau organ tubuh memerlukan suhu yang sangat rendah dalam penyimpanannya, untuk itu perlu adanya mesin pendingin ultra low, mesin pendingin ini kemudian dikenal dengan Sistem refrigerasi Autocascade. Dalam perkembangannya Sistem refrigerasi Autocascade menggunakan refrigeran yang dapat merusak ozon atau menyebabkan pemanasan global yang segera dilarang pemakaiannya. Oleh karena itu, ditelitilah refrigeran yang lebih ramah lingkungan seperti refrigeran hidrokarbon. Sistem refrigerasi Autocascade memiliki karakteristik yang tergantung pada refrigeran yang digunakan, maka dari itu dilakukan penelitian terhadap pemilihan refrigeran hidrokarbon baik untuk high system (fase liquid) maupun low system (fase gas).
Penelitian ini menginvestigasi sistem refrigerasi autocascade dengan menggunakan tiga campuran refrigeran dengan memvariasikan refrigeran untuk low system (fase gas). Refrigeran yang digunakan adalah Propane dan Butan sebagai refrigeran fase liquid dan Metan dan Etan sebagai refrigeran fase gas. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada komposisi yang hampir sama, pemilihan metan sebagai refrigeran fase gas pada sistem menghasilkan sistem yang lebih stabil walaupun temperaturnya hanya sampai -26,8°C.

Ultra Low Refrigeration System growing for medicinal purposes and medical research. Living cells or organs of the body requires very low temperatures in storage, to the need for ultra low engine coolant, engine coolant is then known as Autocascade refrigeration system. In the development of refrigeration systems using refrigerant Autocascade that can damage the ozone or global warming are immediately banned its use. Therefore, scientist are invented more environmentally friendly refrigerants such as hydrocarbon refrigerants. Autocascade refrigeration system has characteristics that depend on the refrigerant used, and therefore conducted a study of selection for hydrocarbon refrigerant on high system (liquid phase) and low system (gas phase).
This study investigates autocascade refrigeration system using refrigerant mixtures of three refrigerants by varying the low system (gas phase) refrigerant. Refrigerants used are Propanee and Butane as a refrigerant liquid phase and the Methane and Ethane as a refrigerant gas phase. This study shows that at nearly the same composition, the selection of methane as a gas phase refrigerant in the system produces a more stable system, although the temperature only up to -26,8°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42981
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>