Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marliana Ritung
Abstrak :
Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Dimana bagi pelanggan, mutu pelayanan resep farmasi yang baik umumnya dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan. Kegiatan yang terjadi dalam proses pelayanan resep diduga dipengaruhi oleh faktor jenis resep, jumlah item obat dan shift petugas Instalasi Farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu setiap kegiatan layanan resep racikan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi, selama empat minggu setiap hari Sabtu mulai bulan Mei 2003. Sampel penelitian sebanyak 337 lembar resep racikan, penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata total waktu pelayanan resep racikan di Instalasi Farmasi rawat jalan RSIA Hermina Bekasi tahun 2003 adalah sebesar 24,14 menit. Dan terlihat perbedaan yang bermakna pada lama waktu pelayanan resep antara jenis racikan bungkus, kapsul, cairan dan salep. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan manajemen rumah sakit mengadakan pemberdayaan karyawan pada tahapan yang dianggap penting, mengadakan pengembangan perluasan ruangan instalasi farrnasi rawat jalan, diadakan pemisahan loket penyerahan resep antara poliklinik ibu dan poliklinik anak, agar tidak terjadi penumpukan resep di bagian penerimaan resep. Juga diharapkan adanya pelatihan petugas khususnya pada tahap pengemasan jenis kapsul dan penggunaan alat pengisi kapsul. Hal ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi proses perbaikan dalam meningkatkan mutu layanan kefarmasian. Daftar Pustaka 36 (1980 - 2002) ......Length of Time for Dispensed Medicine Prescription Service on Saturday to The Outpatient Pharmacy at Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina BekasiPharmacy Installation is a unit in the Hospital that gives product and services in the form of prescription services. Whereas for the customer, a good pharmacy's prescription services quality are usually related to providing quick service. The activities that occurred in a prescription services operational process are hypothetically influenced by several factors; the prescription kind, number of items and work shift. The research intended to discover length if time to every service of dispensed medicine prescription, together with influenced factors. In research took place in the pharmacy installation of the RSIA Hermina Bekasi, for four weeks every Saturday since May 2003. The research samples included 337 prescription, the research uses the cross sectional. The analysis being used are descriptive statistics analysis and inference statistics analysis. The result of the research shows that the average for total waiting time for dispensed medicine prescription services for outpatient at RSIA Hermina Bekasi for 2003 are 24,14 minutes. And it shows the difference of the waiting time for prescription services; dispensed medicine kind, medicine item kind and shift. Based of this research to avoid stacking of prescription hopefully hospital management can make efficient use of the employee, in the important phase, to enlarge the room for pharmacy installation for outpatient, to separate the prescription counter between polyclinic for mother and polyclinic for child. Also hopefully, the hospital can make efficient use of the employee with training specially in phase of drugs packaging for capsule. Hopefully this information can be use as some sort of guidance to improve pharmacy service quality. Bibliography 36 (1980 - 2002)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanty Herawaty
Abstrak :
ABSTRAK Dalam upaya mewujudkan perilaku hidup sehat melalui pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan jamban keluarga dan sarana air bersih yang diikuti penggunaannya secara umum serta penerapan kebiasaan hidup bersih sesuai nilai agama dan budaya sehat, telah dicanangkan Gerakan Jumat Bersih (GM) secara Nasional pada tahun 1994. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mensukseskan GJB yang keseluruhannya memerlukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral. Wadah untuk melaksanakan kerjasama lintas sektoral adalah Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) GJB, mulai tingkat Pusat sampai dengan tingkat Kecamatan. Akan tempi cakupan jamban dan sarana air bersih sampai saat ini masih belum memenuhi harapan. Salah satu penyebabnya adalah kualitas perencanaan Tim Pokjanal GJB Kecamatan yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komponen faktor input (pengetahuan, struktur organisasi, informasi, anggaran), faktor proses (koordinasi, metoda) dan faktor eksternal (bimbingan teknis, supervisi Tim Pokjanal GJB Kotamadya) terhadap kualitas perencanaan yang dihasilkan oleh Tim Pokjanal GJB Kecamatan Metoda penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kualitatif, pengumpulan informasi 1 data melalui Diskusi Kelompok Terarah ( DKT ), wawancara mendalam dan talaahan dokumen. Responden penelitian adalah anggota Tim Pokjanal GJB Kecamatan dari 6 Kecamatan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel yaitu pengetahuan, struktur organisasi, informasi, anggaran, koordinasi, metoda, bimbingan teknis serta supervisi mempunyai hubungan dengan kualitas perencanaan Tim Pokjanal GJB Kecamatan . Dare seluruh variabel yang berhubungan dengan kualitas perencanaan Tim Pokjanal GJB Kecamatan, faktor yang lebih dominan adalah masalah bimbingan teknis, anggaran dan supervisi. Dengan demikian saran yang diajukan adalah peningkatan fungsi Tim Pokjanal GJB Kecamatan dengan memperjelas uraian tugas dan mekanisme kerja Tim dan menerbitkan Surat Keputusan Camat tentang Pembentukan Tim Pokjanal GJB Kecamatan serta Petunjuk teknis GJB. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Tim dalam membuat perencanaan kegiatan GJB, perlu pelatihan khusus perencanaan GJB bagi Tim Pokjanal GJB Kecamatan atau bimbingan teknis intensif perencanaan GJB yang diselenggarakan oleh Tim Pokjanal GJB Kotamadya. Agar memudahkan dalarn pembuatan perencanaan GJB perlu disusun pedoman tata laksana Perencanaan GJB tingkat Kotamadya dan Kecamatan. Selanjutnya perlu peningkatan komunikasi kegiatan Tim Pokjanal GJB Kecamatan dengan Tim Pokjanal GJB Kotamadya dalam perencanaan kegiatan lintas program dan lintas sektoral dengan iebih memfungsikan forum koordinasi yang sudah ada.
ABSTRACT The Factors Related To The Planning Quality Of Sub District Of Team Operational Working Of Clean Friday Movement At Bogor In 1998The clean Friday Movement is developed to repair and maintanance of the privacy and facility for clean water that is followed up to utilizing in a manner the general public with application clean live appropriate value of religious and healty culture which has been propagandized by Clean Friday Movement (CFM) as a manner National in 1994. Any effort has done for succesing the CFM that its whole required by coorporate beetwen pass program and sectoral. Team Work Operational Of CFM is made as coordinating institution to bring about coorporation to pass sectoral that is exist from district to sub-district but the privacy scope and facility of clean water have not been expected yet. The one reason is the quality of Sub District of Team Operational Working of CFM still low. The aimed of this research is to find out the relation beetwen input factor component (knowledge, organization structure, information and budget), process factor (coordination, method) and external factor ( technical guidance, supervision of District of Team Operational Working or CFM) into the planning quality that resulted by Sub District of Team Operational Working of CFM). The method of research that used is the qualitative research, the collecting data/information is performed beside throught Focus Group Discussion (FGD) with document research. The responden of research is all members of Sub District of Team Operational Working of CFM from the exist 6 Sub District. The result of research indicates that whole variables, they are knowledge, organization structure, information, budget, coordination, method, technical guidance, and supervision have to do with the planning quality of Sub District of the Team Operational Working of Clean Friday Movement. The dominant factor of whole variables that related with planning quality of Sub District of theTeam Operational Working of CFM that is discussed in the Focus Group Discussion and depth interview are technical guidance, cost and supervision. The suggestion that requred is the improvement of function beetwen Sub District of Team Operational Working of Clean Friday Movement with explained the jobs and Sub District of Team Work mechanism and published the Sub District of letter of Major Decrec about how to built up the team operational working of CFM and technical directed of CFM. To increase the knowledge and the skill of team in order to make the planning activity of CFM, it is needed the special training about planning of CFM or intensify technical guidance about planning of CFM that is hold by District of Team Operational Working of CFM. To make the planning of CFM easly it is needed arrangement of the characteristic order at District and Sub District. Further more it is needed to increase the communication beetwen Sub District of Team Operational Working and District of team Operational Working at pass program and sectoral's planning with make the functionalixed of the exist coordination.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purnomo Wara Agung
Abstrak :
Instalasi Radiologi merupakan salah satu unit penunjang yang penting dalam membantu menegakkan diagnosa sehingga mutu pelayanannya harus memenuhi bahkan melebihi harapan dokter perujuk. Bahkan keberadaannya dapat menjadi produk unggulan atau kebanggaan rumah sakit sesuai dengan teknologi peralatan yang digunakannya. RSUD Sekarwangi yang mempunyai peluang dengan posisi strategis dan cukup banyak pemasok dari perusahaan di sekitar, ditambah kekuatan dari kenaikan unit produksi (Rawat Jalan, Rawat Inap, UGD, dsb), data epidemiologi serta tarif yang relatif murah. Ternyata kurang dapat menghadapi tantangan unit radiologi di luar RSUD Sekarwangi yang relatif lebih baik dan cepat hasilnya. Hal ini dibuktikan dengan kelemahan pemanfaatan pelayanan radiologi di RSUD yang belum optimal dan adanya rujukan keluar rumah sakit. Dua hal yang menjadi fokus penelitian ini yaitu mutu pelayanan radiologi dan dokter perujuk. Sehingga tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui kepuasan dokter perujuk terhadap mutu pelayanan dan minat untuk merujuk kembali ke Instalasi Radiologi RSUD Sekarwangi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey, yang akan melihat hubungan kepuasan dokter perujuk dengan minat merujuk kembali dan mutu pelayanan dimensi servqual. Untuk kepentingan manajemen rumah sakit, kepuasan dokter perujuk akan dianalisis dengan importance performance matrix dan tingkat kesesuaiannnya. Kesimpulan hasil penelitian ditemukan kualitas pelayanan yang belum memuaskan ada 6 faktor yang berada dalam kuadran I dari importance performance matrix. Prioritas yang perlu ditingkatkan atau koreksi pada faktor kecepatan pelayanan dengan tingkat kesesuaiannya paling rendah yaitu 47,59 %. Secara deskriptif, sebagian besar kepuasan dokter perujuk keseluruhan terhadap pelayanan radiologi rendah 52,78 % dengan minat merujuk sedang 44,44 %. Terdapat hubungan antara minat merujuk kembali dengan kepuasan dokter perujuk keseluruhan maupun tiap dimensi Servqual. Demikian juga terdapat hubungan antara kepuasan dokter perujuk dengan mutu pelayanan Servqual. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan dan diperbaiki faktor-faktor mutu pelayanan yang berada dalam kuadran I atau tingkat kesesuaiannya rendah agar meningkatkan kepuasan dokter perujuk dan minat merujuk kembali.
The radiology instancy has been getting either to back up helping to rise up diagnosa, so as to the qualified service must qualify, while the existency could become the superior product or the hospital pride to get suitable with the technology to be used it. RSUD sekarwangi has been having the strategistive position and has been getting enough the backers up from firms, it has been added the strength from the unit production, epidemiology data also the chepest price. It has been really, not to stand against the unit chillence of radiology out of RSUD Sekarwangi which has better and quickest. Result, well, it has been improofed with radiology weakness benefit service at RSUD that hasn't been getting optimal and it has been available to replace the hospital. Two cases has been becoming the research focus namely : the qualified radiology service and a doctor. So far as the aim from this research has been knowing the doctor's satisfaction through the qualified service and wishing to replace to Radiology Sekarwangi RSUD. This research has been getting the quantitative with survey methode, the doctor's satisfaction will be dianalysis with the importance-performance matrix and the big one ofadaptation between the qualified work as well as the doctor's importance. The connection the qualified service with the doctor's satisfaction, also the connection of doctor's satisfaction by wishing to replace dianalysis with the statistic test. The conclusion of research result had been found the qualified service that hasn't been getting satisfactive to have six factors to be available in the first quadrant from importance-performance matrix. The priority to need to be branched up or the correction on the speed service factor because of the adoptation has been getting the lowest one namely 47,59 %. It has been getting descriptively which has been getting the biggest one of the doctor's satisfaction all of services of the lowest radiology 52,78 % by wishing to replace to get enough 44,44 %. Double regression test result has been showing to get exist the connection between the qualified sevice of servqual dimension by the doctor's satisfaction but the test result qualifaction couldn't explain the emphaty doctor's satisfaction. The doctor's connective satisfaction through the subrnittive wishing with crostabulation and Che square Analysis result to get affective each other. Therefore to require to be rised up and to be betterened the qualified factors of service that has been getting in the first quadrant or the low adoptation level, in order to branching up doctor's satisfaction and the wishing to replace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumisis
Abstrak :
Berdasarkan SDKI 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup (DepKes RI, 2001). Untuk menurunkan Angka Kematian Thu (AKI) dan memperluas cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada sasaran dengan menempatkan bidan di desa sejak tahun 1991, namun sampai saat ini kegiatan ini belum menunjukkkan hasil yang bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja bidan di desa dalam pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya Kinerja baik bila cakupan K4 > 80% dan pertolongan persalinan > 69%, kinerja kurang jika cakupan K4 < 80% dan pertolongan persalinan < 69% atau salah satunya kurang. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah seluruh populasi bidan di desa yang sudah bertugas di Kabupaten Indragiri Hilir minimal satu tahun berjumlah 78 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisa univariat dilakukan dengan analisa deskriktif untuk melihat gambaran kinerja dan karekteristik individu, analisa bivariat dengan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel babas dengan variabel terikat, serta analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan. Hasil penelitian menunjukkan 74,4% kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir kurang dan 25,6% kinerja baik yang berarti kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir kurang. Faktor-faktor yang mempunyai hubungan yang bemakna dengan kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir antara lain, kemampuan, pengalaman , imbalan, supervisi dan desain kerja Sedangkan faktor saranalprasarana, pelatihan dan motivasi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan di desa di Kabupaten Indragiri Hilir. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah faktor imbalan, diikuti oleh desain kerja dan kemampuan. Disarankan agar memberikan reward bagi bidan di desa, bidan di desa tidak merangkap sebagai Kepala Pustu dan peningkatan kemampuan dengan meningkatkan kualitas supervisi dan memperbaiki sistem pelatihan. ......Factors Which Are Related To The Performance Villages Midwives In Indragiri Hilir Districk In 2002According to Indonesian Demographic Survey of Health (SDKI) 1997, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high with 334 deaths 1 100.000 live births, (Indonesian Department of Health, 2001). To decrease the Maternal Mortality Rate and to improve mother and child care coverage, the government recruited midwives and posted them in the villages. Although this program was started in 1991, the result showed unsatisfactory performance. The purpose of this study was conducted to know how the performance of village midwives in antenatal care and delivery assistance and factors related to it. The performance parameter are said satisfactory if K4 > 80% and delivery assistance69%. This study was conducted in the District of Indragiri Hilir by using Cross Sectional design. The sample of the study were 78 midwives in the villages that had worked in the district minimally one year. The data were proceeded and analyzed by using univariate, bivariate and multivariate analysis. Univariate analysis was done by descriptive analysis to know the performance and individual characteristic, bivariate analysis by using Chi-Square test was to know the relationship of independent variables and dependent variables. In the other part, multivariate analysis by using logistic regression test was to know the most dominant factor. The result of the study showed that 74,4% of midwives' performance in Indragiri Hilir District were unsatisfactory, while 25,6% were satisfactory. This meant that the midwife's performance in the district was unsatisfactory. Factors related to village midwives' performance in the District of Indragiri Hilir were, such as, ability, experience, reward, supervision, and work design. On the other hand, factors, such as facilities, training and motivation were not related to the midwives' performance. The significant factors related to midwives' performance were reward, that were followed by work design and ability factors, It is suggested to provide reward tovillage midwivesand to develop their competence by improving supervision quality and training system and to those midwives, is not to serve as head of complementary health center at the same time of being a midwife.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana Bhakti Mekkah
Abstrak :
Dalam menghadapi persaingan antara rumah sakit dan adanya era globalisasi, rumah sakit hares mampu bertahan hidup melalul peningkatan mutu pelayanan dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Namun sejak Indonesia mengalami krisis di berbagai bidang, maka rumah sakit harus melihat kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya dan tidak mengabaikan pelayanan sosial sesuai dengan misi rumah sakit dan memberikan pelayanan yang lebih bail( kepada masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Rumah Sakit Harum adalah rumah sakit swata tipe madya, harus dapat mengembangkan semua unitnya utamanya pelayanan rawat Map yang memberikan kontribusi pendapatan yang terbesar. Layanan rawat inap Rumah sakit Harum dalam dua tahun terakhir ini pemanfaatannya menurun, pada tahun 1996 BOR 59,9 % dan pada tahun 1997 BOR 43,1 %. Persaingan dalam pelaksanaan layanan rawat inap cukup berat sehingga perlu merumuskan strategi pemasaran layanan rawat inap yang akan dijalankan. Terdapat beberapa faktor pada lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pemanfaatan layanan rawat inap. Dan lingkungan eksternal diidentifikasi peluang antara lain peningkatan golongan sosial ekonomi menengah ke bawah, sedangkan pada ancaman adanya RS pesaing yang mempunyai fasilitas yang lebih modem dan dokter subspesialis yang lebih lengkap. Pada lingkungan internal diidentifikasi kekuatan berupa letak rumah sakit yang strategis dan mudah dicapai, ketersediaan dokter spesialis dan 4 subspesialis bedah dengan kelemahan internal antara lain adanya konflik antara dokter dan pihak rumah sakit dan kegiatan pemasaran yang belum memadai. Dari hasil identifikasi lalu dilakukan analisis matriks SWOT ( TOWS ) untuk merumuskan strategi pemasaran layanan rawat inap yaitu dengan strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Dengan melihat kondisi yang ada pada saat ini, maka dusulkan perbaikan hubungan dokter dan pihak rumah sakit dengan membuat kontrak kerja sarna yang menguntungkan kedua belah pihak, jugs membuat "Paket Hemat" ( Bedah ), "Paket Unggulan" (Kebidanan ) serta rnenyediakan "Paket Karyawan". ...... The Effect of Working Programs on Low Back Pain Occured on Women Employer at P.T. Dewi Duta Busana Tama in North of JakartaLow back pain is a sign of sigh or disturbance of movement system usually found out in working area. In several industries such as garment industry, especially in sewing division because they worked with backless chair. Low back pain is a silent symptom, most of them consider that low back pain is a small minority of case. So that, they didn`t pay more attention to this matter, and it will be decreasing of productivity not only in quality and quantity but also a great losses in treatment. Low back pain is strongly related with posture and working position, design equipments, facility, layout of working area. Special attention and well management must be paid to the caused factors so, low back pain can be prevented. Experimentally study held in garment industry that low back pain is used to find in sewing division. A simple experiment study held and it finds that in amount of 171 population women employers which is divided in two groups, they are consisted of control groups and intervency groups based in random row. The purpose of this experimental study is to know how far the influence of working program and its implementation, as well as sitting stretches on their work. The result of experimental study is show that intervency group can reduce low back pain until 80% and decreasing of pain 11%. According to t - test for paired sample is found a significant result, so intervency program is very important to loss of low back pain, with sitting stretches it will make our body fit, in order to prevent occupational disease, improvement and maintenance of fitting condition of employer must be optimally.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Desianti Pritasari
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya data mengenai pengiriman pasien oleh perusahaan-perusahaan yang menjalin perjanjian kerja sama dengan Rumah Sakit PERTAMINA Klayan. Data tersebut menunjukkan terdapat 3 dari 14 perusahaan yang menjalin PKS pada tahun 2002 tidak melakukan pengiriman pasien sedangkan 11 perusahaan lainnya yang melakukan pengiriman pasien ke RS PERTAMINA Mayan di tahun 2002 pada bulan - bulan tertentu tidak mengirimkan pasien. Tujuan peneiitian ini adalah mengetahui faktor-faktor pada perusahaan dan faktor - faktor pada rumah sakit yang dapat menyebabkan perusahaan yang menjalin PKS melakukan dan tidak melakukan pengiriman ke RS PERTAMINA Klayan. Disain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengambil data langsung ke sumber data. Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang berwenang membawahi masalah kesehatan karyawan disetiap perusahaan dan karyawan perusahaan yang pernah merasakan pelayanan RS PERTAMINA Klayan. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi dengan sumber untuk menjaga keabsahan data. Pada penelitian ini diamati faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadi atau tidaknya pengiriman pasien, yaitu: 1. Faktor Perusahaan: Karakteristik Perusahaan, Angka Kesakitan, Kebijakan, Penilaian terhadap isi PKS dan Pengambilan Keputusan. 2. Faktor rumah sakit: Pelayanan, Fasilitas Pelayanan, Waktu, Tarif dan Informasi. Hasil penelitian menunjukan terjadinya pengiriman dari 11 perusahaan di tahun 2002 ke RS PERTAMINA Klayan (RSPK) disebabkan oleh karakteristik perusahaan yang menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan seperti yang dimiliki oleh RSPK, sebaran tempat tinggal karyawan perusahaan yang dekat dengan lokasi RSPK, pimpinan perusahaaan yang memutuskan menjadikan RSPK sebagai pusat rujukan, pelayanan dokter dan perawat RSPK yang dinilai baik oleh informan, tarif rawat inap dan rawat jalan RSPK yang dinilai sesuai dengan kualitas pelayanan, kecepatan pelayanan rawat inap RSPK dan pendekatan persuasif mengenai informasi pelayanan RSPK. Faktor penyebab tidak terjadinya pengiriman pasien oleh 3 perusahaan dan faktor penyebab pengiriman pasien 11 perusahaan tidak optimal ke RSPK di tahun 2002 adalah 68,58% sebaran tempat tinggal seluruh karyawan di 14 perusahaan dikategorikan jauh dari lokasi RSPK, karyawan sebagai pengambil keputusan mempunyai banyak pilihan rumah sakit karena perusahaan memiliki perjanjian kerjasama (PKS) dengan rumah sakit lain selain RSPK, fasilitas kesehatan karyawan yang ditanggung perusahaan terbatas, isi PKS antara RSPK dengan perusahaan tidak mengikat perusahaan untuk mengirim pasien hanya kepada RSPK, image tarif RSPK yang mahal bagi karyawan 3 perusahaan yang tidak melakukan pengiriman pasien ke RSPK ditahun 2002, lamanya penagihan dari pihak rumah sakit kepada perusahaan membuat perusahaan merasa dirugikan baik secara waktu, ketepatan pelaksanaan pasal penagihan PKS dan materi khususnya yang terjadi pada PT Terminal Batubara Indah cabang Cirebon. Literatur: 24 buku (1977 -- 2002)
The Analysis Causation Factor Member of Agreement Company Sent and Not Sent Their Patient to PERTAMINA Klayan Hospital in CirebonThis research have a background data about quantity patient from companies that have master of agreement (MOU) with PERTAMINA Klayan hospital. From 14 companies, 3 of them not sent their patient to PERTAMINA Klayan hospital in 2002. in the other side 11 companies which sent their patient, in a certain month doesn't sent their patient. The aim of this research is to find out the causation factor at the company and hospital which is cause companies with MOU sent and not sent their patient to PERTAMINA Klayan hospital. This approach is qualitative approach with symbolic interaction research has been carried out based on data from interview. Informant in this research who is a person with authorithy on official health care problem in every company and company's employee who are ex. patient PERTAMINA Klayan hospital. This research take triangulation data in order to preserve validity of data. This research observe causaction factor companies with MOU sent or riot sent their patient, as follow as: 1. Company Factor: Company Characteristic, Figure of Illness, Policy, Proportion Section of MOU and Decision Making. 2. Hospital Factor: Service, Facility of service, Time, Price and Information. In 2002, the result of this research show that sent from 11 companies to PERTAMINA Hospital Klayan was caused by company's character which was appeared the need of healthy service like PERTAMINA Hospital Klayan, employee's residence which is near from PERTAMINA Hospital Klayan as center referral, service PERTAMINA Hospital Klayan doctor and nurses who judged kind by informant, hospitalize fee which is according to service quality, speed of hospitalize service PERTAMINA Hospital Klayan and persuasive approximation about PERTAMINA Hospital Klayan service information. The cause factor does not sent the patient by 3 companies and the cause factor sent patient from 11 companies were optimal to PERTAMINA Hospital Klayan in 2002 around 68,58% spread of residence whole of in 14 companies. Those categories are far from PERTANIINA Hospital Klayan location, the employee has many options because the company had MOU (member of understanding) with another hospital beside PERTAMINA Hospital Klayan, the facility of employee's health who guaranteed by company, the content of MOU between PERTAMINA Hospital Klayan with company is not to set the company to send the patient to hospital, the expensive fee in PERTAMINA Hospital Klayan for employee 3 companies which is not sent to hospital in 2002, the time limit of debt from hospital to company make they feel lost, in time, accuracy of debt chapter and especially in PT Terminal Batubara Indah Cab. Cirebon. Literature: 24 books (1977-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Somari Wiriaatmadja
Abstrak :
This study aims at describing syntactic behavior of congruence and rection in Arabic by examining the syntactic element attached to them. This study also aims at determining types of congruence and rection in Arabic that have not been revealed so far. Syntactic element that is involved in the process of congruence and rection is the secondary category such as person, number, gender, definiteness, case, mood, and aspect. Both of congruence and rection focused on relation between constituents in one construction. The two term can be distinguished by looking at the category involved. Congruence focuses on the relation between constituents in one construction that is marked by the appearance of the same category, for example, the category of person, number, and gender play an important role in the relation between a subject and its verbal predicate, while rection focuses on relation that is marked by the appearance of a certain category resulted from the relation between one constituent and another constituent, for example, accusative case in the objective function is a result of relation between an object and its predicate. This study concludes that in Arabic, congruence and rection can be found at the clause and phrase level.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T9953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyono
Abstrak :
ABSTRAK Sebagaimana kebanyakan rumah sakit di Indonesia, rumah sakit kepolisian pusat RS. Sukanto Jakarta, yang disebut juga Rumkit Polpus, saat ini tengah menghadapi masalah kekurangan tanaga, khususnya tenaga perawat. Usulan guna menambah tenaga tersebut tidak pernah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, sehingga masalah ini menjadi kronis namun tetap faktual. Penelitian ini bertnjuan mencari penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah di atas dengan jalan menganalisa tingkat produktivitas waktu asuhan keperawatan pada unit rawat inap interna, yaitu besarnya prosentase pemanfaatan waktu kerja yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung. Dengan mengetahui tingkat produktivitas ini, kita dapat mengetahui apakah masalah tadi masih memungkinkan untuk diselesaikan tanpa penambahan tenaga, tapi cukup dengan melakukan efisiensi terhadap penggunaan tenaga yang ada atau dengan kata lain meningkatkan produktivitas waktu kerjanya. Penelitian didisain secara deskriptif analitis, untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu produktivitas waktu asuhan keperawatan sebagai variabel terikat dan karakteristik perawat, ruang perawatan serta shift kerja sebagai variabel bebas. Teknik pengumpulan data secara cross sectional menggunakan metoda work sampling terhadap semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap interna Rumkit Polpus sebagai responden. Selanjutnya analisa bivariate dilakukan menggunakan uji t dan / atau uji F (Uji Anova) dengan memakai bantuan komputer, yaitu program minitab. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa produktivitas waktu asuhan keperawatan di unit rawat inap interna hanya 56.36 %. Hal ini cukup rendah dibandingkan standar yang diharapkan. Dari bhsil uji statistik, produktivitas tersebut berhubungan dengan shift kerja, status perkawinan, kepangkatan, masa kerja, status ketenagaan dan pendidikan tambahan dari pada perawat yang bersangkutan. Perawat-perawat yang mempunyai jabatan atruktural, yang umurnya makin tinggi, yang mempunyai masa kerja lebih lama dan yang telah mendapatkan pendidikan tambahan ternyata lebih jarang melaksanakan kegiatan langsung. Waktu kerja mereka pada umumnya lebih banyak digunakan untuk kegiatan tidak langsung atau kegiatan non fungsional yang merupakan tuntutan organisasi. Dengan demikian penulis menyarankan bahwa untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga di Rumkit Polpus adalah dengan jalan, antara lain : 1. Mengingat produktivitas perawat pada unit rawat inap interna Rumkit Polpus masih di bawah standar, maka dalam jangka pendek until mengatasi masalah tersebut adalah dengan jalan meningkatkan produktivitas yang ada Hal ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pengetaluan / keterampilan, partisipasi dalam seminar / diskusi, meningkatkan motivasi kerja dan menanamkan rasa sense of belonging. 2. Melatih tenaga non medis agar dapat membantu melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan yang sederbana dan memanfaatkan alumni SPK / Akper mink menjalani masa wajib kerja terlebih dahulu di Rumkit Polpus sebelum diangkat menjadi pegawai negeri atau bekerja pada instansi kesehatan swasta 3. Menambah jumlah perawat yang bertugas setiap hari serta mengubah proporsi perawat tersebut ke dalam dinas masing-masing shift kerja yang disesuaikan dengan beban kerja Daftar Pustaka : 40 (1975 - 1995 )
ABSTRACT Productivity Related Factors Of Nursing-Care-Time At "Interna" Ward Unit Of Central Police Hospital RS. Sukanto Jakarta As most of Indonesian hospitals, The Central Police Hospital RS. Sukanto in Jakarta, which is used to be named Rumkit Polpus, currently facing a problem of lacking of labor-force, especially nurses. A proposition to recruit more nurses is just never happened to fulfill the urgent need, so the problem is getting worse but still factual. This observation is to seek the appropriate solution to handle that problem through analyzing the productivity level of nursing-care-time at interior ward unit of the hospital, that is the percentage of working-time utilization to run direct and indirect activities. By recognizing the productivity level, we could figure out whether the problem could still be accomplished without any additional nurse or would it be enough to optimize the nursing activities by using the existing nurses, or in the other word, we could improve their working time productivity. The observation was designed in descriptive-analytical approach to find out the interconnection between two variables, those are nursing-care-time productivity as a dependent variable and nurse characteristic, caring room ( ward) and also working-shift as independent variables. Data collecting techniques in cross-sectional way, using work sampling method to measure all nurses which are stationed at the interna ward unit of Rumkit Polpus as respondents. Father more, with a support of computer assistance, which is to be called minicab program, bivariate analysis is run through t-test and I or F-test (Anova test ). From the final outcome we could know that the productivity of nursing-care-time is only 56.36 %. 'This result is just so poor if compared toward the expected standard From the statistical analysis, the productivity was related with working-shin, marital status, job level, working time related experience, status of employment and additional courses of the nurses. The nurses with structural positions, older age, longer working period and nurses with additional courses showed that they seldom did direct activities. Most of them spent their work-time for indirect and I or non-functional activities, that used to be a request of the organization (Rumkit Polpus ). Facing that truth, the author recommends that if we want to handle the problem of lacking of nurses at Rumkit Polpus, we could do some actions, such as : 1. Recognize that the productivity of the nurses in interna ward unit is still under the standard, so the only effective way to solve the problem is by improving the existing productivity for now. This way could be run through improving the knowledges / skills, working motivation, attending seminars / discussions and giving a sense of belonging to the nurses. 2. Training the non-medic staff in order to enhance their capability to do simple nursing-care activities and utilizing alumni of Nursery School / Academy to do a mandatory work at Rumkit Polpus before being inaugurated to be state-employee or working at private hospital / health care institution. 3. Adding more nurses to work on daily base and changing the proportion of the nurses into their own working shift, balanced with their work load. Bibliography : 40 ( 1975 - 1995 )
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binawati Hadikusuma
Abstrak :
ABSTRAK Dari hasil Supas 1985 diketahui angka kematian bayi masih cukup tinggi yaitu 70 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini secara umum masih cukup tinggi walaupun telah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 1984 Pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan "Kesehatan Bagi Semua Orang Pada Tahun 2000" telah mengembangkan suatu pendekatan baru yang disebut Keterpaduan KB-Kes. Pendekatan ini didasarkan pada keterpaduan 5 program prioritas yang meliputi program KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Keterpaduan ini telah dilaksanakan secara luas dan merupakan kegiatan yang dikenal sebagai posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Hampir di semua tempat, pelaksanaan posyandu tidak berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyaknya hambatan-hambatan yang bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan kegiatan tersebut. Di Kelurahan Penjaringan khususnya di daerah binaan Atma Jaya pelaksanaan program secara umum dapat dikatakan cukup lancar meskipun ada hambatan-hambatan yang masih dirasakan. Beberapa hambatan yang dirasakan antara lain kehadiran kader, pencatatan dan pelaporan, ketidakhadiran ibu balita serta rendahnya cakupan, hasil kegiatan dan pencapaian program. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kader dan faktor pengelolaan dengan penggunaan posyandu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan mengadakan wawancara dan uji ketrampilan pada semua kader di Kelurahan Penjaringan serta mendapatkan data sekunder tentang jumlah balita dan pencatatan pelaporan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi drop out kader semakin rendah penggunaan posyandu. Kesimpulan lain yang didapat yaitu semakin sedikit jumlah balita semakin tinggi penggunaan posyandu. Untuk meningkatkan penggunaan posyandu di Kelurahan Penjaringan disarankan jumlah posyandu diperbanyak, jumlah kader ditambah, pemberian penghargaan pada kader, bimbingan dan pelatihan dari petugas puskesmas/dokter ditingkatkan bagi para kader yang tergolong pengetahuan/ ketrampilan kurang.
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Budiman
Abstrak :
ABSTRAK
Manajemen Rawat Nginap yang baik memerlukan sistem informasi yang tepat dan memadai. Untuk itu diperlukan data yang jumlahnya cukup banyak, selain itu data ini harus benar dan betul. Karena kompleks dan banyaknya data tersebut maka diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik.

Dan analisa pencatatan pelaporan di unit Rawat Nginap maka didapatkan bahwa pencatatan dan pelaporan Rawat Nginap tersebut belum disusun secara sistem, hal ini terjadi terutama pada data yang bersumber penderita.

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem pencatatan dan pelaporan Rawat Nginap bersumber penderita.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah.

Dengan tehnik "Critical Success Factor" dapat diidentifikasi kebutuhan informasi unit Rawat Nginap dan Direktur yang berhubungan dengan Rawat Nginap.

Sesudah itu dapat ditetapkan data bersumber penderita yang dibutuhkan dan kemudian dikembangkan format laporan yang dibutuhkan serta pedoman sistemnya.

Sistem pencatatan dan pelaporan ini diuji coba dengan suatu tehnik penelitian lapangan yang dinamakan "Reflection-In-Action" serta pengujian keluaran uji coba secara "One Group Pretest - Fastest".

Hasil dari uji coba ini adalah terdapatnya perubahan dari format pada rancangan awal yang terdiri dari 5 (lima) jenis laporan harian menjadi, 3 (tiga) jenis laporan harian dan 1 (satu) laporan bulanan. Selain itu terdapat peningkatan mutu data bila dibandingkan antara cara pencatatan pelaporan lama dengan sistem pencatatan pelaporan baru.

Juga terdapat penurunan dari beban kerja petugas unit Rawat Nginap dan biaya yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan bila dibandingkan antara cara lama dengan sistem baru.

Berdasarkan hasil uji coba di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan Rawat Nginap bersumber penderita ini merupakan sistem yang tepat untuk dilaksanakan di R.S.U. Sumedang karena dengan sistem ini masalah pencatatan pelaporan lama dapat ditanggulangi.

Oleh karena itu disarankan agar sistem pencatatan dan pelaporan Rawat Nginap bersumber penderita ini dilaksanakan di seluruh unit Rawat Nginap dan secara bertahap dikembangkan menjadi sistem informasi Rawat Nginap yang lengkap.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>