Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atik Puji Rahayu
"ABSTRAK
Keluarga membawa klien psikotik fase awal early psychosis berobat pertama kali kepengobatan alternatif dan setelah bertahun-tahun klien baru dibawa berobat oleh keluarga kerumah sakit, sehingga duration untreated psychosis memanjang. Perawat belummenggunakan asuhan keperawatan psikotik fase awal. Tujuan penelitian ini untukmendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman keluarga dan perawat dalamdeteksi dini klien psikotik fase awal. Desain penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi.Partisipan penelitian berjumlah 15 orang terdiri dari 8 partisipan keluarga dan 7 partisipanperawat. Analisis data dilakukan dengan metode Colaizzi pada partisipan keluargaditemukan 4 tema, pada perawat ditemukan 6 tema dan triangulasi data ditemukan 5 tema.Lima tema yang dihasilkan adalah etiologi psikotik fase awal, manifestasi klinik psikotik faseawal, cara merawat psikotik fase awal, dampak perawatan psikotik fase awal dan prosespengkajian psikotik fase awal. Kemampuan diperlukan dalam deteksi dini klien psikotik faseawal baik oleh keluarga dan perawat.

ABSTRACT
The family brings clients psychotic initial phase early psychosis to alternative to get firsttreatment, after years clients taken to treatment by the family to the hospital, so that untreatedpsychosis duration lengthening. Nurses have not been using approaches of nursing care earlypsychosis. The purpose of this study to gain a deep understanding of the experience offamilies and nurse in the early detection of psychotic initial phase. This research usequalitative design phenomenological approach. Participants study amounted to 15 peopleconsisting of 8 participants families and seven participants nurse. The data analysis wasconducted using Colaizzi and triangulation, the result theme is 4 for family and 6 for nurseand 5 theme getting from triangulation. Five themes result is the initial etiology of psychoticinitial phase, clinical manifestations of psychotic initial phase, how to treat psychotic initialphase, the impact of the psychotic initial phase care and assesment process of psychoticinitial phase. Capacity is needed in the early detection client early psychotic both of familiesand nurse. "
2017
T47187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Mazaya Pitari
"Peristiwa traumatis dapat berdampak pada kehidupan seseorang, baik itu negatif maupun positif. Dampak positif setelah peristiwa traumatis disebut PTG. Pertumbuhan Pascatrauma (PTG) adalah sejumlah perubahan psikologis positif karena pergumulan batin terjadi di dalam diri seseorang sehubungan dengan peristiwa traumatis yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pertumbuhan pasca trauma (PTG) dari para kandidat petugas kesehatan di cluster ilmu kesehatan UI. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Desain deskriptif dengan sampel 378 siswa. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50,2% siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma (PTG) pada tingkat tinggi dan 49,8% siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma (PTG) pada tingkat rendah. Selain itu menurut domain, sebagian besar siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma tingkat tinggi (PTG) di Apresiasi domain untuk kehidupan mahasiswa kesehatan sebesar 61,5% sedangkan terbanyak banyak siswa mengalami pertumbuhan pasca trauma tingkat rendah (PTG) dalam domain tersebut berhubungan dengan orang lain berjumlah 49,1% dari mahasiswa kesehatan. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ada peningkatan kegiatan seperti pengenalan pengetahuan tentang pertumbuhan pasca trauma (PTG) untuk mahasiswa kesehatan.

Traumatic events can have an impact on a person's life, be it negative or positive. The positive impact after a traumatic event is called PTG. Post-traumatic growth (PTG) is a number of positive psychological changes due to inner struggles occurring within a person in connection with the traumatic event they are experiencing. This study aims to see a picture of post-traumatic growth (PTG) of health worker candidates in the UI health science cluster. The research was conducted using a descriptive design with a sample of 378 students. The sample was selected using purposive sampling method. The results showed that 50.2% of students experienced post-traumatic growth (PTG) at a high level and 49.8% of students experienced post-traumatic growth (PTG) at a low level. Additionally by domain, most of the students experienced high rate of posttraumatic growth (PTG) in The appreciation of the domain for the life of health students was 61.5%, while most students experienced low-level post-traumatic growth (PTG) in the domain relating to other people amounting to 49.1% of health students. The results of this study recommend that there be an increase in activities such as the introduction of knowledge about post-traumatic growth (PTG) for health students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyati
"ABSTRAK
Klien perilaku kekerasan membahayakan baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal ini menjadi alasan klien dirawat di rumah sakit. Perilaku kekerasan ditunjukkan dengan kekerasan fisik dan verbal. Penanganan perilaku kekerasan di rumah sakit sering menggunakan tindakan pengikatan. Proses tindakan pengikatan memiliki dampak fisik dan psikologis. Penelitian
ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman klien perilaku kekerasan yang pernah dilakukan pengikatan melalui studi fenomenologi. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 8. Tema yang ditemukan ada 4 yaitu: amuk sebagai alasan pengikatan, dukungan positif tenaga profesional
selama pengikatan, mekanisme koping selama pengikatan, dampak biopsikososial selama pengikatan dan rasa tidak berharga selama pengikatan. Saat pengikatan tidak dapat dihindari, maka kehadiran perawat selama pengikatan sangat penting, kehadiran perawat memberikan rasa aman dan
nyaman. mempengaruhi rasa aman klien. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat harus memonitor dan mengevaluasi klien selama pengikatan.

ABSTRACT
Patients with violent behavior can harm themselves, others and environment. It was bad trigger the patients were hospitalized.Violence forms of behavior can be characterized by verbal and physical attack. Management of violent behavior in hospital often uses restraint, but restraint has physical and psychological effects. This study aimed to explore restraint experience of patient with violent behavior. The research method used phenomenological study with quallitative approach. The research sample was 8 partisipants taken by purposive sampling method. This research resulted 5 themes were aggressive behavior as a main reason of restraint, professional healthcare supports during restraint, coping mechanism during restraint, biopsychosocial effects of restraint and feeling worthless during restraint. When restraint was unavoidable, the presence of nurses during mechanical restraint was important, their presence was meaningful making patients safe and comfortable. It is recommended that nurses must be monitoring and evaluating the patients during restraint."
2016
T46640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyati
"ABSTRAK
Klien perilaku kekerasan membahayakan baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Hal ini menjadi alasan klien dirawat di rumah sakit. Perilaku kekerasan ditunjukkan dengan
kekerasan fisik dan verbal. Penanganan perilaku kekerasan di rumah sakit sering menggunakan
tindakan pengikatan. Proses tindakan pengikatan memiliki dampak fisik dan psikologis. Penelitian
ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman klien perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
pengikatan melalui studi fenomenologi. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 8. Tema yang
ditemukan ada 4 yaitu: : amuk sebagai alasan pengikatan, dukungan positif tenaga profesional
selama pengikatan, mekanisme koping selama pengikatan, dampak biopsikososial selama
pengikatan dan rasa tidak berharga selama pengikatan. Saat pengikatan tidak dapat dihindari, maka
kehadiran perawat selama pengikatan sangat penting, kehadiran perawat memberikan rasa aman dan
nyaman. mempengaruhi rasa aman klien. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat harus
memonitor dan mengevaluasi klien selama pengikatan

ABSTRACT
Patients with violent behavior can harm themselves, others and environment. It was bad trigger the
patients were hospitalized.Violence forms of behavior can be characterized by verbal and physical
attack. Management of violent behavior in hospital often uses restraint, but restraint has physical
and psychological effects. This study aimed to explore restraint experience of patient with violent
behavior. The research method used phenomenological study with quallitative approach. The
research sample was 8 partisipants taken by purposive sampling method. This research resulted 5
themes were aggressive behavior as a main reason of restraint, professional healthcare supports
during restraint, coping mechanism during restraint, biopsychosocial effects of restraint and feeling
worthless during restraint. When restraint was unavoidable, the presence of nurses during
mechanical restraint was important, their presence was meaningful making patients safe and
comfortable. It is recommended that nurses must be monitoring and evaluating the patients during
restraint."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anisah
"Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif terhadap perasaan marah, sedangkan marah adalah perasaan yang tidak menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. Laporan kasus ini bertujuan menunjukkan manfaat terapi asertif dan psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada lima klien laki-laki dewasa dengan pemberian terapi asertif yang dilakukan dalam tujuh pertemuan dan psikoedukasi keluarga yang dilakukan dalam tiga pertemuan.
Hasil menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan yang berdampak pada penurunan tanda dan gejala perilaku kekerasan baik secara fisik maupun psikis, mampu mengungkapkan keinginan dan kebutuhan secara asertif. Keluarga mampu merawat klien dengan risiko perilaku kekerasan. Kedua terapi ini dilakukan bersamaan pada klien risiko perilaku kekerasan dengan keluarganya yang menghasilkan kemampuan klien dalam mengendalikan perilaku kekerasan, dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian merupakan tindak lanjut dari case series untuk melihat efektivitas terapi asertif dan terapi psikoedukasi keluarga pada klien risiko perilaku kekerasan.

Violent behavior is a maladaptive response to feelings of anger, while anger is an unpleasant feeling in everyday life. This case report aims to demonstrate the benefits of assertive therapy and family psychoeducation on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of violent behavior risk in five adult male clients with assertive therapy performed in seven meetings and family psychoeducation conducted in three meetings.
The results show an increase in the ability to control the risk of violent behavior that affects the decrease of signs and symptoms of violent behavior both physically and psychologically, able to express desire and needs assertively. Families are able to care for clients at risk of violent behavior. Both of these therapies are performed simultaneously on the client's risk of violent behavior with his family that results in the client's ability to control violent behavior, family support contributes to the client's ability to resolve the problem. The study is a follow-up of the case series to see the effectiveness of assertive therapy and family psychoeducation therapy on clients' risk of violent behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Nurilla Safitri
"Psikosis ditandai dengan adanya perubahan proses pikir, perasaan dan perilaku yang menyimpang dan membuat rasa tidak nyaman dan aman. Harga diri rendah merupakan gejala negatif yang ditemukan pada klien psikosis. Tujuan karya ilmiah untuk menguraikan penerapan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga pada klien dengan harga diri rendah. Karya ilmiah ini menggunakan pendekatan metode case series. Sampel berjumlah 32 orang dan dibagi 3 kelompok sesuai kriteria inklusi yaitu kelompok pertama untuk klien relapse dengan perlakuan terapi kognitif perilaku, kelompok dua klien early psychosis dengan perlakuan terapi kognitif perilaku dan kelompok tiga klien early psychosis dengan perlakuan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi kelurga.Alat ukur menggunakan lembar evaluasi tanda dan gejala serta kemampuan klien harga diri rendah. Analisa tampilan data berupa persentasi dalam bentuk tabulasi. Hasil menunjukkan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga pada klien early psychosis menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan klien lebih besar dibandingkan dengan klien relapse dan early psychosis yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif perilaku. Rekomendasi penulisan ini adalah penerapan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga dapat meningkatkan harga diri klien dan dapat digunakan sebagai standar terapi spesialis keperawatan jiwa.

Psychosis is characterized by a change of thought processes, feelings and behaviors that deviate and create discomfort and security. Low self-esteem is a negative symptom found in clients of psychosis. The purpose of scientific work is to describe the application of cognitive behavior therapy and family psychoeducation to clients with low self-esteem. This study uses a case series method approach. The sample was 32 people and divided into 3 groups according to the inclusion criteria ie the first group for the relapse client with the treatment of cognitive behavior therapy, the second group clients early psychosis with cognitive behavior therapy treatment and the third group clients early psychosis with treatment of cognitive behavior and family psychoeducation therapy. Using evaluation sheets of signs and symptoms as well as low self esteem client ability. Analysis of data display in the form of percentage in tabulation form. The results show nursing actions, cognitive behavior therapy and family psychoeducation on early psychosis clients decrease signs and symptoms and increase client ability greater than with relapse and early psychosis clients who only get nursing actions and cognitive behavior therapy. Recommendation of this writing is the application of cognitive behavior therapy and family psychoeducation can increase the client's self-esteem and can be used as a standard therapy of mental nursing specialists."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marice Benga Olla
"Orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik ataupun ancaman untuk kesalahan yang anak buat. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penerapan pola asuh otoriter yang disertai dengan perilaku kekerasan orang tua terhadap anak harus dicegah. Desain kualitatif fenomenologi digunakan untuk melihat lebih dalam tentang pengalaman keluarga menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah di Kabupaten Maluku Tengah. Pemilihan partisipan dengan menggunakan metode purpossive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Saturasi data dicapai pada partisipan keenam.
Penelitian ini menghasilkan tiga tema yaitu upaya orang tua mendidik anak dalam mencapai standar nilai dan norma keluarga, kegagalan mencapai standar nilai dan norma keluarga, dan masalah yang dialami anak sebagai akibat dari pola asuh yang digunakan. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan riset lanjutan dari perspektif nilai-nilai budaya untuk menggali dan memahami lebih jauh tentang faktor-faktor yang mendukung orang tua menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak.

Parents who use authoritarian parenting style tends to use physical punishment or threats for children who make some mistakes. The negative impact caused by the implementation of authoritarian parenting style are accompanied with violent behavior of parents against children should be prevented. Phenomenological qualitative design was used to look more deeply about the family's experience using authoritarian parenting style in caring for school-age children. The Participants in this study were parents who used authoritarian parenting style in caring for school-age children in Central Maluku district. In selecting the participants, this study used purposive sampling. In collecting data, this study utilized in-depth interviews and analyzed by using Colaizzi method. The Saturation data was achieved in the sixth participant.
This research resulted in three themes, namely the efforts of parents to educate children to reach the standard of family values and norms, failure to achieve a standard of values and norms of the family and problems experienced by children as result of parenting style used. The recommendation of this study is the need to be done further research from the perspective of cultural values to explore and understand more about the factors that support parents using authoritarian parenting style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library