Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agel Vidian Krama
Abstrak :
[ABSTRAK
Pemanasan global telah mengakibatkan peningkatan air laut dan banjir rob yang melanda daerah dataran pantai termasuk Kota Jakarta yang merupakan pusat perekonomian Indonesia. Jakarta merupakan wilayah yang mengalami perkembangan pembangunan yang pesat. Model spasial banjir rob DKI Jakarta yang didasarkan pada fluktuasi gelombang pasang, penurunan muka tanah dan ketinggian tempat merupakan kajian utama dalam penelitian ini. Melalui grid 2x2 meter penurunan muka tanah diektraksi menjadi informasi spasial sebagai basis data pemodelan. Berdasarkan hasil regresi linear multivariate. Melalui hasil verifikasi lapangan di tiga puluh dua lokasi untuk memperkuat model regresi model linear multivariate. Hasil analisis menunjukan wilayah yang akan tergenang pada tahun 2030, 2050, 2080, dan 2100 cenderung bertambah dari sekarang, 25% sampai 36% dari luas wilayah DKI Jakarta.
ABSTRACT
Plain area, including the city of Jakarta which is the center of the Indonesian economy. Jakarta is a region that is experienced a rapid development progress. Spatial models of tidal flood Jakarta based on fluctuations in the tidal wave, land subsidence and elevation are the main study in this research. Through the grid of 2x2 meters of land subsidence was extracted into spatial information as database modeling. Based on the results of multivariate linear regression. Through the results of field verification of the thirtytwo locations to strengthen the multivariate linear regression model models. Results of the analysis showed that the area would be inundated in 2030, 2050, 2080, and 2100 tended to increase from now, 25% to 36% of the total area of Jakarta., plain area, including the city of Jakarta which is the center of the Indonesian economy. Jakarta is a region that is experienced a rapid development progress. Spatial models of tidal flood Jakarta based on fluctuations in the tidal wave, land subsidence and elevation are the main study in this research. Through the grid of 2x2 meters of land subsidence was extracted into spatial information as database modeling. Based on the results of multivariate linear regression. Through the results of field verification of the thirtytwo locations to strengthen the multivariate linear regression model models. Results of the analysis showed that the area would be inundated in 2030, 2050, 2080, and 2100 tended to increase from now, 25% to 36% of the total area of Jakarta.]
2015
T42744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Priyadi
Abstrak :
[ABSTRAK
Kabupaten Banggai memiliki potensi unggulan daerah dari sector maritime berupa perikanan tangkap, tetapi implementasi manajeman penangkapannya belum optimal. Ikan pelagis besar merupakan salah satu potensi unggulan di kabupaten ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran daerah potensial keberadaan ikan pelagis besar di perairan Kabuaten Banggai dengan menggabungkan teknologi knowledge base dan teknologi Geographic Information System (GIS). Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi klorofil-a dan suhu permukaan laut yang bersumber dari data citra aqua modis selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun. Hasil dari penelitian ini adalah sebaran potensial ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Banggai. Umumnya sebaran potensi ikan pelagis besar di perairan Kabupetan Banggai memiliki kelas kerapatan rendah, sedang, dan tinggi pada wilayah Kecamatan Boalemo dan Kecamatan Masama pada bulan Juli dan Agustus dengan wilayah cukup luas, dan wilayah dengan kelas kerapatan rendah, sedang dan tinggi yang selalu ada sepanjang tahun pada wilayah Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
ABSTRACT
Banggai district has excellent potential areas of fisheries maritime sectors, but the implementation is not yet optimal for fisheries management, the big pelagic fish are one of the excellent potential in this district (Banggai District). The purpose of this study was to determine the distribution of potential areas where the big pelagic fish in the ocean of the Banggai District by integrated technology knowledge base and Geographic Information System (GIS). The study was conducted by identifying chlorophyll-a and sea surface temperature derived from the fashionable aqua image data over a period of 7 (seven) years. Results from this study is the potential distribution of big pelagic fish in the ocean of the Banggai district. Generally the potential distribution of big pelagic fish in the ocean of the Banggai island have low, medium, and high density grade in the District of Boalemo and the District Masama in July and August with a fairly wide area, and areas with a low density grade, medium and high are always there along year in the area Morowali and Banggai Kepulauan, Banggai district has excellent potential areas of fisheries maritime sectors, but the implementation is not yet optimal for fisheries management, the big pelagic fish are one of the excellent potential in this district (Banggai District). The purpose of this study was to determine the distribution of potential areas where the big pelagic fish in the ocean of the Banggai District by integrated technology knowledge base and Geographic Information System (GIS). The study was conducted by identifying chlorophyll-a and sea surface temperature derived from the fashionable aqua image data over a period of 7 (seven) years. Results from this study is the potential distribution of big pelagic fish in the ocean of the Banggai district. Generally the potential distribution of big pelagic fish in the ocean of the Banggai island have low, medium, and high density grade in the District of Boalemo and the District Masama in July and August with a fairly wide area, and areas with a low density grade, medium and high are always there along year in the area Morowali and Banggai Kepulauan]
2015
T43569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qamilah
Abstrak :
Pemanasan global telah menganggu sistem iklim global dan menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim. Hujan ekstrim merupakan salah satu indikasi terjadinya kejadian iklim ekstrim. Dampak akibat terjadinya hujan ekstrim di sebagian wilayah Indonesia menimbulkan bencana alam, salah satunya bencana longsor. Indonesia yang sebagian wilayahnya berupa daerah perbukitan dan pegunungan, menyebabkan sebagian wilayah tersebut menjadi daerah yang rawan kejadian longsor. Kebumen merupakan salah satu wilayah yang dinyatakan termasuk wilayah dengan kejadian longsor tinggi. Berdasarkan banyaknya titik kejadian longsor membuktikan bahwa wilayah Kabupaten Kebumen merupakan salah satu wilayah yang tergolong rentan terhadap kejadian longsor. Melalui pendekatan Modeling GIS melalui Tools SINMAP diperoleh bahwa wilayah Kabupaten Kebumen yang berpotensi longsor terluas terdapat di Kecamatan Rowokele dengan luas 60% dari total wilayah yang berpotensi tinggi. Hasil pemodelan SINMAP kemudian dilakukan validasi berdasarkan titik kejadian longsor yang ada dan selanjutnya wilayah yang potensi dianalisis dengan Analytical Hierarchy Process (AHP), sehingga diperoleh bahwa wilayah yang dinyatakan rentan tersebar pada 149 desa, dengan desa yang memiliki rentan tinggi tersebar di 6 desa yaitu Desa Kebakalan, Desa Kajoran, Desa Kalirejo, Desa Clapar, Desa Logandu, dan Desa Wadasmalang atau 4,02% dari total wilayah yang dinyatakan rentan terhadap longsor. Terkait dengan perubahan iklim, maka kerentanan wilayah terhadap longsor sehubungan dengan perubahan Iklim terbagi atas sebaran kerentanan longsor berdasarkan rerata frekuensi hujan ekstrim yang terus meningkat sepanjang tahun dengan intensitas hujan ekstrim >20 kejadian tersebar di Desa Sawangan. Untuk sebaran kerentanan longsor berdasarkan tren hujan ekstrim dengan tingkat rentan tinggi dan nlai tren mengalami kenaikan dengan r > 0,4 terdapat di Kecamatan Sempor.
Global warming disturbing the global climate system and causing increased frequency and intensity of extreme climate events. Extreme of rain is an indication the occurrence of extreme climate events. Impacts due to the occurrence extreme rainfall in some parts of Indonesia caused natural disasters, one of the landslides. Indonesia that partly in the form of hilly and mountainous regions, causing most of the territory into areas prone to landslide. Kebumen is one of the areas declared to including areas with a high incidence of landslides. Based on the number of points landslide prove that Kebumen district is one of the region that are vulnerable to landslide. Through the GIS Modeling approach of through Tools SINMAP obtained that the district of Kebumen potentially there are the largest landslide in the district with an area Rowokele 60% of the total area of high potential. The modeling results SINMAP then validated by a point landslide existing and further areas of potential analyzed with Analytical Hierarchy Process (AHP), to obtain that areas declared to vulnerable scattered in 149 villages, the village has a vulnerable high spread in 6 villages namely Kebakalan, Kajoran Village, Village Kalirejo, Clapar Village, Village Logandu and Wadasmalang village with a total area 5.71% of the total areas declared to vulnerable landslides. Related climate change, the vulnerability of the region to landslides in connection with climate change consists of the distribution of landslide vulnerability based on the average frequency of extreme rainfall that is continued to increase throughout the year with extreme rainfall intensity> 20 events spread in the District Sawangan. For the distribution of landslide vulnerability by extreme rainfall trends with high levels of vulnerable and value of trend has increased with r> 0.4 there are in the district Sempor.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eliyasari
Abstrak :
ABSTRAK Konflik kehutanan umumnya dikarenakan adanya ketimpangan penguasaan atas tanah dan sumber daya alam, tumpang tindih, administrasi penggunaan tanah yang kurang baik, dan penegakan hukum yang lemah. Konflik penggunaan tanah dapat mengganggu tujuan pembangunan nasional. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk dan kemiskinan menyebabkan meningkatnya kebutuhan tanah yang menjadi faktor penyebab timbulnya konflik penggunaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan HTI Register 45 yang buruk sebagai aspek yang paling berpengaruh terhadap adanya potensi konflik. Buruknya pengelolaan akan mendorong masyarakat untuk menggunakan tanah-tanah perkebunan yang tidak digarap untuk kepentingan pribadinya. Ditinjau dari aspek sosial, HTI yang berpotensi konflik tinggi adalah masyarakat dengan kepadatan penduduk yang tinggi, tingkat kemiskinan yang tinggi dan penguasaan lahan pertanian yang sempit. Ditinjau dari aspek fisik, Kawasan yang berpotensi konflik adalah kawasan yang memiliki tanah yang belum digarap, memiliki aksesibilitas yang baik dan memiliki harga tanah yang tinggi.
ABSTRACT Forestry conflict are generally due to the inequality of control over land and natural resources, overlapping, chaotic administration of land use, and weak law enforcement. Land use conflicts in the plantation sector can interfere with development goals national. On the other hand, population growth and poverty lead to increased land requirements that become factors causing land use conflicts. The results showed HTI management register 45 bad as the most influential aspects against any potential conflict. Poor management will encourage people to use the estate lands are not cultivated for personal use. Judging from the social aspect, HTI high conflict potential is communities with a high population density, high levels of poverty and narrow agricultural land tenure. Judging from the physical aspect, which potentially conflict area is the area that has not been tilled land, has good accessibility and has a high land prices.
2015
T44939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Aceh merupakan salah satu provinsi dengan tingkat rawan bencana yang sangat tinggi. Bencana tsunami 2004 silam telah menyebabkan hilangnya hutan pantai dan hutan mangrove di Provinsi Aceh. Hilangnya sumber daya ini memiliki dampak langsung terhadap kelangsungan hidup dari para korban tsunami yang selamat serta dampak lanjutannya. dibutuhkan suatu program konservasi yang bersifat kontinu dan edukatif melalui ranah pendidikan, dalam hal ini penerapan pendidikan kearifan lokal berbasis mangrove. Penelitian ini dilakukan di Kota Lhokseumawe, Pantai Timur Aceh. Sebaran hutan mangrove dan sebaran sekolah yang membentuk pola spasial yang berbeda-beda dan tersebar di wilayah administrasi Kota Lhokseumawe menjadi acuan dalam penerapan pendidikan kearifan lokal berbasis mangrove. Metode pengolahan data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode statistik pearson product moment. Dari jumlah keseluruhan sekolah tingkat menengah pertama di Kota Lhokseumawe yaitu sebanyak 41 Sekolah Negeri, Swasta dan Sekolah Agama, terdapat 31 sekolah yang diprioritaskan untuk dilaksanakan pendidikan kearifan lokal berbasis mangrove. Prioritas I sebanyak 18 sekolah, prioritas II sebanyak 10 sekolah dan prioritas III sebanyak 3 sekolah dengan standar kompetensi pembelajaran yang berbeda satu sama lain
ABSTRACT
Aceh is one of the provinces with high level of hazard. Tsunami disaster in 2004 has caused the loss of coastal forests and mangroves in the Aceh province. The loss of these resources has a direct impact on the survival victims of the tsunami and subsequent impact. it takes a conservation program that is continuous and educative through the education, in this case the application of local wisdom education of mangrove. This research was conducted in Lhokseumawe city, Aceh East Coast. The distribution of mangrove forests and the spread of schools forming spatial patterns vary and spread in the administrative area of Lhokseumawe become a reference in the application of local wisdom education of mangrove. Data processing method performed by descriptive and quantitative method by pearson product moment statistic method. Of the total number of junior high schools in the city of Lhokseumawe as many as 41 Public Schools, Private and Religious School, there are 31 schools with priority for local wisdom education implemented mangrove. Priority I as many as 18 schools, 10 schools priority II and 3 school for priority with learning competency standards that differ from each other
2016
T45914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Libriyono
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis perubahan garis pantai merupakan hal yang fundamental dalam melakukan investigasi di daerah pesisir baik oleh peneliti, perekayasa, maupun pengambil kebijakan. Strategi yang efektif dalam pengelolaan daerah pantai bergantung adanya tingkat ketelitian dalam pola dan rata-rata perubahan dalam jangka waktu yang lama atas perubahan garis pantai. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk model spasial perubahan garis pantai melalui hasil identifikasi dan kuantifikasi berdasarkan kronologi perubahan garis pantai yang telah terjadi dan prediksi posisi garis pantai berkaitan dengan adanya rencana reklamasi dan pembangunan tanggul laut di kawasan Teluk Jakarta. Hasil pemodelan untuk merepresentasikan kurun waktu 1972 ? 2015 menunjukkan rata-rata laju perubahan -2,24 meter/tahun. Secara umum menunjukkan sebagian besar garis pantai mengalami pergeseran atau perubahan ke arah daratan (erosi) untuk bagian barat dan selatan, sedangkan kejadian akresi/penambahan terjadi sebagian besar di bagian timur Teluk Jakarta. Prediksi posisi garis pantai di tahun 2035 dengan kondisi area rencana RTRW di Teluk Jakarta direalisasikan, maka beberapa pulau reklamasi akan mengalami deposisi sedimen dan terjadi penggabungan pulau-pulau tersebut, baik antar pulau reklamasi maupun dengan daratan utama (Pulau Jawa). Rata-rata pergeseran adalah -79.08 meter/tahun (Zona 1), -56.46 meter/tahun (Zona 2), dan 16.70 meter/tahun (Zona 3).
ABSTRACT
Analysis of shoreline change is fundamental in conducting investigations in the coastal area both by researchers, engineers, and policy makers. An effective strategy in the management of coastal areas depend the level of accuracy in the pattern and the average change in the long term on shoreline change.This study was conducted to obtain the form of spatial models of shoreline change through the identification and quantification based on the chronology of shoreline change has occured and the prediction of shoreline position with regard to the planned reclamation and construction of sea dikes in the Jakarta Bay. Modeling results coastline changes in the period 1972 - 2015 shows the dominance of erosion in most parts of the study area with an average rate of change of -2.24 meters/year. Most of the coastline experienced a shift or change in inland (erosion), whereas the incidence of accretion occurs mostly in the eastern part of Jakarta Bay. Prediction shoreline position in 2035 with condition of the plan area in Jakarta Bay realized, the reclaimed island will experience some sediment deposition and merger of these island, both inter-island reclamation and to the mainland (Java island). The average shift is equal to -79.08 meters/year (Zone 1), -56.46 meters/year (Zone 2), and 16.70 meters/year (Zone 3).
2016
T46191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicca Karolinoerita
Abstrak :
ABSTRAK
Tanah gambut merupakan ekosistem yang rapuh fragile , banyak diantaranya ketika akan dimanfaatkan, kemudian berujung pada kegagalan dan akhirnya ditelantarkan, sehingga pemanfaatan dan penggunaannya harus secara bijak dan didasarkan pada karakteristik tanah. Perluasan penggunaan tanah gambut meningkat pesat di beberapa provinsi yang memiliki areal gambut luas seperti di Jambi. Jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki tanah gambut dengan luasan, diurutan ketujuh di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan penggunaan tanah, yang berpotensi terhadap berkurang dan hilangnya fungsi-fungsi tanah gambut yang bernilai tinggi, dengan menggunakan metode Cellular Automata CA . Metode CA ini dijalankan dengan menggunakan aplikasi LCM Land Change Modeler dengan 6 faktor pendorong yang mempengaruhi, dimana perubahan paling dominan terjadi dari hutan menjadi perkebunan. Perubahan Penggunaan tanah dilihat pada rentang tahun 1990, 2000, 2010, dan 2014. Hasil analisis yang diperoleh kemudian dilakukan validasi Kappa. Hasil validasi Kappa tersebut digunakan untuk membuat simulasi model perubahan penggunaan tanah di tahun 2030, dengan tingkat akurasi model mencapai 75.74 .
ABSTRACT
Peatlands is a fragile ecosystem, which is very difficult to be maintained and utilized, and finally will be abandoned. Therefore, peatlands utilization must be careful and refer to the land characteristic. Massive and extensive peatlands utilizations could be found in some provinces, including Jambi. Peatlands area in Jambi is the seven largest in Indonesia. Using Cellular Automata CA method, the aim of this research is to identify land use change that gives impact to the loss and decrease of high value peatlands. CA method runs by LCM Land Change Modeler with 6 influencing supporting factors, where the most dominant change could be found in the forest to plantation area. Land use change is analyzed from following year 1990, 2000, 2010, and 2014. The result analysis is validated using Kappa to create a land use model simulation in 2030. The accuracy of this simulation reaches 75.74 .
2016
T47245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Zulkarnain
Abstrak :
Cascade pond system yang terdiri dari 6 situ terletak pada Daerah Tangkapan air DTA kampus Universitas Indonesia UI , Depok. DTA ini didominasi oleh permukiman padat penduduk dengan tingkat kekedapan mulai dari sedang hingga tinggi. Makroinvertebrata dapat menjadi salah satu instrumen bioindikator penilaian kesehatan DTA karena beberapa keunggulannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai kondisi kesehatan DTA berdasarkan indeks makroinvertebrata SingScore dan Hilsenhoff biotic index serta mengetahui faktor yang mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata. Canonical correspondence analysis CCA digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara kelimpahan makroinvertebrata dengan beberapa faktor lingkungan. Penilaian kesehatan DTA kampus UI, Depok menyatakan bahwa semakin ke arah hilir, situ cenderung lebih sehat berdasarkan SingScore. Parameter fisik-lingkungan DTA tidak mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata yang toleran dan sensitif secara merata karena hanya memiliki eigenvalue sebesar 0,18. Parameter fisik-kimia air mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata yang ditunjukan dengan eigenvalue sebesar 0,45. Diagram ordinasi CCA menggambarkan bahwa kelimpahan makroinvertebrata yang sensitif dipengaruhi oleh substrat alami sedangkan kelimpahan makroinvertebrata yang toleran sangat dipengaruhi oleh substrat artifisial. ...... A cascade pond system consists of six ponds located at Universitas Indonesia Campus Depok catchment area. Its catchment area is dominated by high density urban area with moderate to high imperviousness rate. Macroinvertebrate index is one of bioindicator instrument for catchment health assessment. The aim of this study is assessing the current state of cascade pond system health based on SingScore and Hilsenhoff biotic index. Canonical correspondence analysis CCA describes the relationship between macroinvertebrate abundance and some catchment area rsquo s physical environment parameters i.e. impervious cover, vegetation cover, road density, water physicochemistry, and pond morphology. The health assessment based on SingScore shows that the lower ponds are relatively healthier than the upper. Physical environment parameter doesn rsquo t significantly affect the distribution of macroinvertebrate because the eigenvalue is only 0,18. Water physicochemistry predispose the abundance of tolerant and sensitive macroinvertebrate with eigenvalue 0,45. Ordination diagram of CCA depict that the abundance of sensitive macroinvertebrates are be affected to natural substrate while tolerant macroinvertebrates are showing high relationship with artificial substrate retaining wall .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
Abstrak :
Berjalan kaki bukan hanya merupakan moda transportasi dasar yang murah dan mudah di dalam suatu kota yang pergerakan manusia dan barangnya tinggi dan kompleks, namun disebut juga sebagai perekat moda transportasi. Trotoar adalah salah satu jalur bagi pejalan kaki. Namun sayangnya trotoar tidak dianggap sebagai infrastruktur yang melekat pada sistem transportasi dan perancangan kota yang baik. Tidak adanya standarisasi yang baku dari segi fasilitas dan pengontrolan terhadap pemanfaatan non pejalan kaki yang ada sehingga kondisi trotoar bervariasi dari segi fisik dan sosial. Untuk itu penelitian ini bertujuan menemukan persepsi pejalan kaki terhadap kondisi tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi aktif dan wawancara mendalam dengan informan sebagai pejalan kaki dengan menggunakan tiga indikator persepsi, yaitu motif, harapan, dan minat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini didapat kategori persepsi yang beragam dari tiap indikator persepsi di mana kelengkapan fasilitas dan penyalahgunaan oleh kelompok non pejalan kaki di tiap fungsi bangunan berbeda. ......Walking is not just a mode of transportation that is cheap and convenient base in a city. In a city, the movement of people and goods are high and complex, but is also known as adhesive mode of transportation. The sidewalk is one lane for pedestrians. But unfortunately the pavement is not considered as an infrastructure that is attached to the transport system and good urban design. The lack of standardization in terms of facilities and control of the use of non existing pedestrian sidewalk makes a varies condition of physical and social. This research aims to discover pedestrian perception because of those condition. Data collected through observation and active participation of in-depth interviews with informants as a pedestrian by using three indicators of perception, such as motive, expectation, and interest. The analysis used is descriptive analysis. The results of this study concluded that there are varies of perception category for each perception indicator which is facility completeness and use of non-pedestrian for each building function are different.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Bidara
Abstrak :
Pengelolaan DAS terpadu di Indonesia telah didorong oleh pemerintah untuk melibatkan partisipasi masyarakat. Sehubungan dengan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan DAS Ciliwung, sejak tahun 2009 terjadi fenomena tumbuhnya komunitas masyarakat di sepanjang Ciliwung dari hulu hingga ke hilir dengan nama Komunitas Peduli Ciliwung (KPC). Dengan mengunakan metode purposive sampling dan analisis pola keruangan deskriptif, penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pola keruangan partisipasi masyarakat melalui KPC dalam pengelolaan DAS dilihat berdasarkan segmentasi DASnya. Hasilnya, kegiatan KPC secara umum terbagi ke dalam 4 jenis yaitu: (a) Kualitas Sumber Daya Air, (b) Kebersihan Sungai (Sampah), (c) Kendali Banjir, dan (d) Biodiversiti. Adapun kegiatan di masing-masing segmentasi DAS yaitu Segmen Hulu pada kualitas sumber daya air, Segmen Tengah pada kebersihan sungai dari sampah dan kendali banjir (advokasi ke Pemda), dan Segmen Hilir pada keanekaragaman hayati dan kendali banjir (berupa program/kegiatan). Dalam menjalankan kegiatan di masing-masing KPC, belum ada koordinasi terpusat antar-KPC dari hulu hingga ke hilir, baru terbatas pada program yang bersifat eventual atau berupa acara besar tahunan saja. ...... Integrated watershed management in Indonesia has been driven by the government to involve public participation. Relate to the community involvement in the management of Ciliwung watershed, since 2009 occurred the phenomenon in the communities along the Ciliwung River from upstream to downstream with the name Community Care of Ciliwung (KPC). By using purposive sampling and analysis of spatial patterns , this study is directed to determine the spatial pattern through KPC's participation in watershed management based segmentation of watershed. As a result, KPC activities are generally divided into 4 types:(a) Quality of Water Resources, (b) River Cleanliness from Garbage, (c) Flood Control, and (d) Biodiversity. The activities in each watershed segmentation is Upstream Segment on the quality of water resource, the Middle Segment on river cleanliness (garbage) and flood control (advocacy to local government), and the Downstream Segment on biodiversity and flood control (in the form of programs/activities). In carrying out the activities in each of KPC, there is no centralized coordination of inter-KPC from upstream to downstream, which is limited only to the eventual program or a major annual event.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>