Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zuraida Usman Bany
"ABSTRAK
PeneIitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pengelolaan praktek kerja lapangan siswa SPRG Depkes Banda Aceh tahun 1999. Metode penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif Informan terdiri dari kelompok siswa yang telah melaksanakan PKL pada bulan Maret tahun 1999, kelompok guru SPRG, Kepala poli gigi dan mulut lahan praktek, instruktur lahan praktek, Kepala unit pendidikan SPRG dan kepala tata usaha SPRG Banda Aceh yang berkaitan dengan administrasi surat menyurat PKL. Keseluruhannya berjumlah 26 orang.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (WM) terhadap Ka. poli gigi dan instruktur lahan praktek, KTU serta Ka. unit. Pendidikan SPRG dan diskusi kelompok terarah (DKT) terhadap kelompok guru dan kelompok siswa.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa proses pengelolaan PKL mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian belum dilaksanakan sesuai dengan pedoman PKL SPRG yang dikeluarkan oleh Pusdiknakes. Hal lain yang penting adalah pada pelaksanaan kegiatan PKL tersebut yang mengkoordinir kegiatan adalah Ka.ur.klinik dimana seharusnya adalah Ka. ur.pendidikan.
Guru penanggung jawab mata pelajaran yang berkaitan dengan PKL serta pengajar yang menjadi guru pembimbing tidak pernah terlihat dalam perencanaan PKL. Pertemuan dengan instruktur klinik pun tidak pernah dilakukan. Akibatnya koordinasi antara institusi dengan lahan praktek tidak ada, sehingga menyebabkan adanya perbedaan persepsi antara guru sekolah dengan pembimbing lahan praktek tentang tujuan yang ingin dicapai yang mengacu kepada kompetensi yang dipersyaratkan. Ternyata selama ini belum pernah dilakukan suatu evaluasi yang menyeluruh bagaimana pengelolaan pelaksanaan kegiatan PKL SPRG Banda Aceh.
Untuk mengefektifkan kegiatan, maka disarankan sebagai penanggung jawab teknis kegiatan PKL adalah kepala unit pendidikan yang sesuai dengan pedoman Pusdiknakes. Begitu juga dengan pengelolaan PKL agar berhasil dengan baik, maka pelaksanaan kegiatannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam pedoman PKL bagi SPRG yang dikeluarkan oleh Pusdiknakes, dilakukan pengelolaan hubungan kemitraan antara institusi pendidikan dengan lahan praktek serta program pembelajaran tuntas.
Oleh karena masih banyak guru yang belum mengikuti pelatihan Akta mengajar III dan Akta mengajar IV disarankan kepada Kanwil Depkes D.I Aceh untuk memfasilitasi pelatihan tersebut kepala guru-guru SPRG. Guru-guru yang berkualifikasi SPRG dipersiapkan untuk mengikuti pendidikan Diploma III Kesehatan Gigi.
Agar tugas-tugas rutin sekolah dapat berjalan dengan lancar, Pemda TK I Aceh memprioritaskan pengadaan transpor untuk SPRG.
Daftar bacaan : 31 (1975 -1999)
Analysis of Field Work Management to Improve the Quality of Education of Dentists Nursery School, Banda Aceh in 1999-Academic YearThis research has been done to obtain the depth information about the field to work maintenance of the students at Dentists Nursery School (SPRG) Depkes Banda Aceh in year 1999. The design of this research is a qualitative method. Analysis unit is the group of student whom already done the field work on March I999, the teachers at Dentist Nursery School, the head of tooth and mouth clinical in practice area, the clinical instructor at the practice site, the clinical instructor at the practice site, the head of unit education at dentist nursery school, the head of administration department at SPRG and all of them are 26 persons.
The process of gathering the data has been done with the depth interview for the head of tooth and mouth clinical and clinical instructor in practice area, the head of administration department at SPRG and the head of unit education at dentist nursery school and focus group discussion technique for the teachers and student group.
From this result shows that the maintain process of the field to work since the planning, organize, realization, observing and evaluation hasn't been done according to the manual of field to work SPRG which product by Pusdiknakes (The Center of Health Man Power Education Ministry of Health). Besides that, another important thing is coordinator of fieldwork was clinical department was organized of this field to work by educational department.
The teacher who has a responsibility of that subject which related with field work and also the teacher who has been as an instructor never been involved in planning process of field work, and it made the meeting with the clinical instructor never been done. It has a consequence, that the coordination between institutions with practice area wasn't good enough. It was made a different perception between the teachers and the instructor of the practice site about the purpose, suitable to competencies which being a pre-requirement/condition. There is an evaluation hasn't been done yet to maintain the realization of the fieldwork at Dentist Nursery School Banda Aceh.
Be made more effective this activity, the man who has a responsibility of this technique should be the Head of Education department according to the rules. To obtain the success of maintenance the field site, so that realization must be follow the rules in field work manual to Dentist Nursery School which guidance from Pusdiknakes, partner relationship management education department with practice area and final education program.
Many teachers have not follow the education/training of teaching's Akta III and Teaching's Akta IV yet, so I suggest to The Head of health Department. D.T. Aceh to allocate the fund in order to realize that training to dentist nursery school teacher. Qualified teachers dentists nursery school following to prepared D HI dentist nursery education.
In order to make the routine task well done, the Provincial DI Aceh government should make it as a priority for transportation.
References: 31 (1975 - 1999)
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Maimunah
"WHO (1987) memperkirakan 500.000 ibu meninggal di dunia setiap tahunnya akibat penyulit selama hamil, bersalin dan nifas, dan 99% terjadi di negara-negara berkembang. Berdasarkan data SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) angka kematian ibu masih tinggi yaitu sebesar 390/100.000 kelahiran hidup. Untuk menunjang program pembangunan kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh melakukan perencanaan upaya penurunan AKI (Angka Kematian lbu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) yaitu antara lain mempersiapkan dan mendidik tenaga kesehatan (bidan) untuk melakukan pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin melihat keterampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal. Data Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh tahun 1998, cakupan Kl dan K4 masih jauh dari target nasional (K1=90%, K4=80%). Dari data Kabupaten Aceh Besar dan Kecamatan Kuta Baro juga masih sangat rendah dari target nasional. Untuk peningkatan peranan dalam menyelenggarakan kesehatan ibu dan anak diadakan peninjauan kembali peraturan dan perundang-undangan tentang Registrasi Bidan No. 36311980, dan tahun 1996 keluar Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 572/Menkes/Per/1996. Sehubungan dengan hal tersebut bidan diharapkan mempunyai keterampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal.
Tujuan penelitian adalah diketahuinya keterampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan potong lintang. Pengamatan dilakukan diseluruh desa Kecamatan Kuta Baro (total populasi). Dengan jumlah 87 pasien dan 44 bidan, pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan daftar isian terhadap keterampilan bidan melakukan asuhan kebidanan antenatal, mengisi angka untuk menjawab pengetahuan tentang keterampilan bidan melakukan asuhan kebidanan antenatal. Analisa data adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
Hasil analisis univariat keterampilan bidan melakukan anamnesis diperoleh hasil 50,6% yang terampil, tidak terampil 49,4%. Keterampilan menimbang berat badan diperoleh sebesar 82,8% terampil, 17,2% tidak terampil. Pengukuran tekanan darah diperoleh 67,8% terampil, 32,2% tidak terampil. Hasil yang diperoleh dalam melakukan periksa pandang 49% terampil dan sebanyak 51% tidak terampil, sedangkan hasil yang diperoleh dalam melakukan periksa raba abdomen 92% terampil, 8% tidak terampil, periksa dengar sebanyak 87,4% yang terampil, tidak terampil sebanyak 12,6% serta penyuluhan 88,5% yang terampil, 11,5% yang tidak terampil.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p<0.05) antara pengetahuan bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang, umur bidan dengan anamnesis, umur bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang, umur bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan penyuluhan, masa kerja bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang, masa kerja bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan penyuluhan, banyaknya pelatihan yang diikuti bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang.

WHO (1987) estimated 500,000 women passed away every year because of pregnancy, 99% of them happened in the developing countries. Based on Indonesia Health and Demographic Survey (IHDS) or SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) Maternal Mortality Rate in Indonesia Currently is about 390/100.000 live births.
To support the national on health development, Daerah Istimewa Aceh province is carrying out program to reduce maternal mortality rate in infant mortality rate by preparing and training health providers (midwives) to provide adequate health services for mother and children. Considering the situation in country in general and specifically DI Aceh the author is carrying out research to examine the midwives skill in practicing midwifery antenatal care and it's related factors.
According to the data available at Kantor Wilayah Kesehatan Daerah Istimewa Aceh achievement of K1 and K4 in 1998 is for bellow the national target (K1=90%, K4=80%). The Data in Aceh Besar regency and Kuta Baro sub district also show the low of K1 and K4 compared national target .To improve mother and child health, rules and legislation of midwives registration No. 363/1980 is reviewed and them in 1996 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 572/Menkes/Per/1998 is authorized.
To examine the midwives skill in midwifery care and its influencing factors are the purpose of this research. A cross sectional method of data collection and observation have been done in very Single Village on the sub district of Kuta Baro with 87 patients and 44 midwives as total population.
Data collection was also carried out using questionnaires to reveal midwives knowledge about midwifery their skill in practicing midwifery antenatal care. After data collection on has been done, the univariate and bivariate is conducted to reveal the distribution and relationship between variables.
The result of univariate analysis on midwives skill in practicing anamnesis as follows 50.6% is skillful, 49.4% not skillful. Measuring weight 82.8% is skillful, and 17.2% are not skillful. Measuring blood tension 67.8% is skillful, and 32.2% are not skillful. Measuring inspection diagnose 39.1% are skillful, and 60.9% are not skillful, measuring palpation 92% are skillful, and 8% are not skillful, measuring auscultation 87.4% are skillful, and 12.6% are not skillful, measuring consultation 88.5% are skillful, and 11.5% are not skillful.
The result of bivariate analysis determined the significant association (p<0.05) between knowledge and skill in inspection at diagnose practice, ages with skill in anamnesis practice, ages with skill in-inspection diagnose practice, ages with skill in consultation practice, job experience with midwives skill in inspection of diagnose practice, job experience with skill in consultation practice, and frequency of training participation with midwives skill in inspection diagnose practice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T4641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sakhnan
"Upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB telah memperlihatkan hasil yang cukup baik, dengan cakupan program KB sebesar 73,6% (BKKBN,1998). Namun kalau dilihat pada wilayah-wilayah terpencil dan tertinggal ternyata pencapaian cakupan program KB masih rendah, seperti halnya pada suku Talang Mamak di desa Seberida Propinsi Riau, baru mencapai 21%. Sehubungan dengan hal tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pencapaian cakupan program KB serta belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu PUS suku Talang Mamak dalam program KB.
Subyek dari penelitian ini dipilih suku Talang Mamak tinggal di desa Seberida yang terdapat di Propinsi Riau. Yang dijadikan responden adalah semua ibu PUS berusia 15 - 49 tahun. Sedangkan yang menjadi kajian penelitian mengenai keikutsertaan ibu PUS dalam program KB, yaitu faktor-faktor: umur, jumlah anak, nilai anak, jarak lokasi, pengetahuan, sikap dan perilaku petugas. Rancangan yang digunakan adalah melalui pendekatan Cross-sectional. Data dianalisis melalui bantuan univariat dan bivariat untuk melihat hubungnan faktor-faktor, selanjutnya melihat faktor yang dominan melalui analisa multivariat.
Berdasarkan hasil analisa univariat dan bivariat diperoleh faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu PUS dalam program KB pada suku Talang Mamak yaitu faktor: nilai anak, pengetahuan, sikap, perilaku petugas. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan keikutsertaan Ibu PUS dalam program KB yaitu faktor: umur, jumlah anak, jarak lokasi.
Hasil analisis multivariat mendapatkan faktor yang signifikan adalah nilai anak, pengetahuan, perilaku petugas. Sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan keikutsertaan ibu PUS dalam program KB adalah nilai anak.
Pengupayaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan program KB di masa yang akan datang, berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilakukan pendekatan secara sosial budaya, yaitu antara lain melalui pemberdayaan masyarakat. Tujuannya agar faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan dalam program KB yang erat kaitan dengan sosial budaya seperti nilai anak.

Factors Related to Participation of Fertile Couples in Family Planning Program in Sub-Ethnic of Talang Mamak in Seberida Village of Riau Province, year 2001Government efforts in controlling the population growth rate through family planning have shown fairly good results, with family planning program coverage 73.6% (BKKBN, 1998). However, in remote and backward areas the family planning coverage is still low, such as in sub-ethnic of Talang Mamak in Seberida Village, Riau Province, it only achieved 21%. Therefore, the problem in this research is the low coverage of family planning program and unknown factors related to participation of fertile couple of Sub-Ethnic of Talang Mamak in family planning program.
The selected subject of this research in Sub-Ethnic of Talang Mamak that live in Seberida Village in Riau Province. The respondents are all mothers in their fertile age between 15-49 years. While the topic of this research is regarding participation of fertile mothers in family planning program, factors such as: age, number of children, value of children, distance of location, knowledge, attitude and behavior of personnel. The design used in this research is Cross-sectional approach. The data is analyzed by using univariate and bivariate methods to identify the relationship of the factors, and then find oui the dominant factor through multivariate analysis.
Based on the Univariate and Bivariate analysis the factors related to the participation of fertile mothers in the family planning program in Sub-Ethnic of Talang Mamak are the factors such as: the value of children, knowledge, and behavior of the personnel. While the, factors not related to the participation of fertile mothers in the family planning program are: age, number of children and distance of location.
The result of Multivariate analysis found out the significant factors such as value of children, knowledge, and behavior of personnel. While the most dominant factor related to the participation of fertile mother in the family planning program is the value of children.
The efforts that can be done to increase coverage of the family planning program in the future based on results of this research is that such efforts are done with social and cultural approach through empowerment of the people, so the hindrance related to the participation in the family planning program closely related to the social cultural matters can be reduced.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suginarti
"Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan siswa bidan dalam pertolongan persalinan setelah semester 1 di Jawa Barat tahun 1997 dilakukan penelitian dengan rancangan Studi Penampang Analitik ,dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui Diskusi Kelompok Terarah dan wawancara mendalam terhadap orang yang terkait.
Populasi adalah seluruh siswa bidan angkatan 1996/1997 di Jawa Barat yang telah menyelesaikan ujian semester I Math Ajaran Asuhan Kebidanan pada Ibu ( MA 110 ). Sampel diambil secara Sistimatik Random Sampling, dengan besar sampel adalah 409 siswa.
Untuk mendapatkan hubungan antara beberapa faktor dengan pengetahuan maupun ketrampilan dilakukan uji statistik Korelasi dan Uji t , dengan 95 % confidence Interval.Untuk mendapatkan faktor-faktor yang paling mempengaruhi pengetahuan atau ketrampilan dilakukan uji Muitipel Regresi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa bidan pada pertolongan persalinan dipengaruhi oleh pengalaman siswa membantu menolong persalinan patologis sebelum dan sewaktu PPB .Sedangkan ketrampilan siswa pada pertolongan persalinan dipengaruhi nilai ujian semester I . pengetahuan pertolongan persalinan, anal SPK, dan persalinan patologis yang dilakukan siswa sendiri saat PPB.
Pada pemegang program pendidikan bidan disarankan pada saat seleksi siswa bidan sebaiknya diprioritaskan kepada peserta yang mempunyai pengalaman kerja di pelayanan , dilakukan realokasi kurikulum pada mata ajaran asuhan kebidanan ( MA 110 ), materi upaya rujukan ibu resiko tinggi, dengan mengajarkannya pada semester pertama. Hal ini dimaksud untuk menambah pengetahuan siswa bidan sedini mungkin dalam pertolongan persalinan. Sedangkan untuk menambah ketrampilan siswa dalam pertolongan persalinan dengan mentargetkan siswa melakukan tindakan awal pada upaya rujukan ibu/bayi resiko tinggi. Target tersebut harus dimulai sejak semester satu.
Pada pemegang program bidan desa ,apabila melaksanakan penyegaran mengenai upaya rujukan untuk ibu/bayi beresiko tinggi sebaiknya mengikut sertakan sekolah ataupun pembimbing lapangan siswa bidan .Hal ini dimaksud agar mereka mengajarkan ilmunya ke siswa bidan dengan benar.

To find out the factor influencing the knowledge and skill midwives student in delivery after first semester in West Java in 1997 have done research with study The Crossectional Analitic Design, and conducted with qualitatif research throgh Focused Group Discusion and deep interview to personal object.
The population are all midwives student periodic 1996/1997 in West Java which have finished the examine first semester I in Obsetric Care syllabus ( MA 110 ) .The Sample have taken with Random Sampling Systematic, with value the Samples are 409 students.
To get the relationship between some factors with the knowledge and the skill have examined the statistic corelation and " t test " , with 95 % cofidence interval
To get the facotrs most influencing the knowledge or the skill have Multiple Linear Regression examined.
The result of research showed the knowliedge of midwives student in delivery influenced by the student experience in delivery patologis before and in PPB. The student skill in delivery influenced by the score of first semester examination,the knowledge of delivery , The SPK origin and delivery patologis which done by student itself in PPB.
To midwifery educational programmers have suggested when selecting the midwives student is better to priority the student which have experience in service area , Realocation the curriculum in Obcetric Care syllabus ( MA 110) , the reference material with high risk pregnancy , though in first semester.
This fact is to add the knowledge midwives student as soon in delivery. To add the skill of student in delivery are to give the student target to do prelimenary action in high risk reference mother/baby.
The village midwives programmer , if to do refreshing in pregnancy high risk reference or neonatal high risk if followed the school ( PPB program ) or clinical instructional.
In this case mean that they teach their knowledge to midwives student with true.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjasmi
"Hasil SDKI 1994 AKI 390/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan tahun 1988 450/100.000 kelahiran hidup, penurunannya sangat lambat. Target akhir Pelita VI adalah 225/100.000 kelahiran hidup. Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan pemerataan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, pemerintah telah menempatkan 55.563 bidan di setiap desa di Indonesia . Untuk meningkatkan peran bidan, pemerintah telah memberikan wewenang yang lebih luas kepada bidan dengan dikeluarkannya Permenkes no 572 tahun 1996, dimana bidan dapat mengelola kasus patologi dan risiko tinggi tertentu seperti perdarahan post partum. Agar wewenang ini dapat dilaksanakan, dan tujuan penempatan bidan di desa dapat tercapai, perlu didukung dengan tenaga bidan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk memperoleh informasi sejauh mana ketrampilan bidan di desa dalam penanganan kasus-kasus patologi / risiko tinggi seperti perdarahan post partum akibat retensio plasenta.
Penelitian dilakukan dengan metode studi kualitatif dengan hasil sebagian besar bidan di desa belum mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam penanganan perdarahan post partum akibat retensio plasenta, usia masih muda, pendidikan terlalu singkat, belum memperoleh pelatihan klinik dan masa kerja masih pendek serta kelengkapan sarana kesehatan yang tidak memadai yang mempengaruhi ketrampilannya melakukan tindakan manual plasenta.
Setelah diperoleh informasi ini, akan disampaikan kepada pihak terkait untuk meninjau kebijakan pendidikan bidan agar dapat meluluskan bidan dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan unit pelayanan termasuk di desa, dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bidan di desa melalui pelatihan klinik serta memenuhi kelengkapan sarana kesehatan di desa,sehingga tujuan penempatan bidan di desa dapat tercapai dan akhirnya dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu.

Qualitative Study on Skills of Village Midwives in the Management of Post Partum Haemorage due to Placenta Retention in subdistrict Mauk, Tangerang District, West JavaThe 1994 National Population and Demographic Survey reported that Maternal Mortality Rate in Indonesia was 390/100.000 life births as compared to 4501100.000 life births in 1986. The government has set its target to decrease MMR to 50 % at the end of the sixth Pelita, whish is in the year 2003. One national effort to decrease the Maternal Mortality Rate was by producing and deploying 55.563 midwives at the entire villages. Realizing that those village midwives will work at remote areas in managing pathologycal and high risk maternal and child health cases, the Minister of Health increases the midwives authority by launching Perrnenkes no.57211996.
This study aims to identify the Village Midwives Skills in managing Haemorrhage Post Partum cases at subdistrict Mauk in West Java. Chasing qualitative approach, data was collected through indepth interview, observation in conducting skills and focus group discussion. Young, unmarried are the dominant profile of 20 ( total permulation) village midwives who were interviewed. The study found that majority of the village midwives are not able in performing manual placenta in Haemorrage Post Partum cases because they did not have enough knowledge and skills in the subject matter, no prior experiences in performing the skills and insufficient medical equipment.
The study recommend that decision maker should review and reform the existing Midwifey Education Program in order to produce proffesional midwives, knowledgeable and skillful in providing Maternal and Child Health services at village level. Increasing village midwives knowledge and skills can be done through clinical training, completing the equipment needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library