Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Wentry
"Pengobatan merupakan salah satu upaya terapi yang dilakukan oleh dokter atau paramedis terhadap pasien. Penggunaan obat untuk tujuan pengobatan harus didasarkan pada prinsip bahwa secara medis akan memberikan manfaat dan aman bagi pasien. Dalam praktek pengobatan sering ditemui kebiasaan-kebiasaan penggunaan obat yang tidak sesuai dengan prinsip diatas, hal ini disebut dengan penggunaan obat tidak rasional. Dampak penggunaan obat tidak rasional dapat menimbulkan rendahnya mutu pelayanan, meningkatnya biaya kesehatan, dan ketergantungan masyarakat terhadap obat-obat tertentu.
Untuk mengurangi praktek penggunaan obat tidak rasional, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui proyek kesehatan IV di 5 propinsi termasuk Sumatera Barat dengan melaksanakan pelatihan penggunaan obat secara rasional untuk dokter dan paramedis serta pelatihan supervisi terpadu pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional di Puskesmas.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penggunaan obat tidak rasional dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan obat tidak rasional untuk penyakit ISPA non Pneumonia di Puskesmas se Kota Solok dengan metoda cross sectional yang diambil secara purpusif.
Dari penelitian ini didapatkan proporsi penggunaan obat tidak rasional 26,9%, dimana 64,4% resep ditulis oleh tenaga perawat/bidan dan 35,6% ditulis oleh dokter. Hasil analisis bivariat menunjukkan beberapa variabel yang secara statistik bermakna (p<0,05) yang berhubungan dengan penggunaan obat tidak rasional yaitu; jenis tenaga, mesa kerja, penetapan diagnosis, sikap terhadap penggunaan obat secara rasional, sikap terhadap pedoman pengobatan, tingkat kecukupan obat dan tingkat pengetahuan pasien/pengantar tentang penggunaan obat. Selanjutnya dari basil analisis multivariate diketahui bahwa faktor sikap tenaga kesehatan terhadap Pedoman Pengobatan dan Penetapan Diagnosis merupakan faktor risiko yang paling dominan.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok agar membangun komitmen bersama dengan jajaran yang terlibat langsung pada pelayanan pengobatan di Puskesmas dengari membuat Surat Keputusan sebagai petunjuk pelak,anaan program penggunaan obat secara rasional, melaksanakan sosialisasi berupa penyuluhan yang tepat sasaran dan mengadakan pelatihan yang terprogram tentang pedoman pengobatan dan penggunaan obat secara rasional serta meningkatkan kegiatan monitoring, evaluasi dan suvervisi ke Puskesmas.

Factors which have Relationship with Irrational Use of Medicine for Non-Pneumonia ISPA Diseases in Public Health Centers of Solok, West Sumatra, 2001Healing diseases is one therapeutic effort conducted by a doctor or a paramedic towards patients. The use of medicine for healing diseases must be based on the principle that such effort will be useful and safe for patients.
In healing diseases, practices of using medicine are often found not going along with such mentioned above principle, of which it is called as irrational use of medicine. The impact of such irrational use of medicine is that it can cause decrease in service quality, rise in health costs, and public dependence on certain kinds of medicine.
To lessen such practice of irrational use of medicine, the Government has made various efforts through health projects W in five provinces including West Sumatra by way of conducting training of rational use of medicine for doctors and paramedics, and integrated supervision training in administration and rational use of medicine in Public Health Centers.
This research has the objective to obtain information about irrational use of medicine and factors which have relationship with irrational use of medicine for ISPA Non-Pneumonia Diseases in Public Health Centers of Solok by applying cross-sectional methods which is taken as purposively.
From this research the proportion of irrational use of medicine indicate 26.9 % in which 64.4 % of the prescriptions are written by nurses and 35.6 % by doctors. The outcomes of bivariat analysis shows that some variables are statistically significant (p<0.05) which has relationship with irrational use of medicine, i.e. types of labors, period of work, diagnosis determination, attitudes to rational use of medicine, attitudes to healing procedure, rates of medicine adequacy and knowledge levels of patients / introduction to use of medicine. Furthermore, from the outcomes of multivariate analysis, it is learnt that the factor of paramedics' attitudes towards Healing Procedure and Diagnosis Determination constitute factor of risk which is the most dominant.
Based on this research it is suggested that Head of Health Institution of Solok establish common commitment with the line-ups who involve directly in healing services in Public Health Center by issuing a decree as the manual of conducting program of rational use of medicine, carry out socialization in the form of effective counseling, provide programmed trainings regarding healing procedure and rational use of medicine, and increase such activities as monitoring, making evaluations and supervising in Public Health Centers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romilda Arivina da Costa
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh (1) minimnya penelitian yang bersifat empirik dan komprehensif menyangkut bahasa-bahasa daerah di Maluku; (2) bahasa Hatuhaha (BHT) termasuk bahasa daerah di Maluku yang masih digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh masyarakat Hatuhaha Amarima (HA) yang berdiam Pulau Haruku; (3) meskipun BHT masih digunakan secara vernakular, tetapi pergeseran ke bahasa Melayu Ambon (BMA), dan bahasa Indonesia (BI) sedang terjadi secara intensif terkait dengan faktor (a) kolonialisasi; (b) fragmentasi agama; (c) implementasi kebijakan yang kurang berpihak pada pelestarian dan pengembangan bahasa dan budaya daerah setempat; (d) kepentingan sosialisasi dan emasipasi nasional dalam berkompetisi di pasar kerja; (e) perkembangan dunia pendidikan formal; (f) kecenderungan generasi muda untuk menggunakan BMA dan BI dalam komunikasi sehari-hari. Di sisi lain, status BHT ditetapkan sebagai bahasa yang sekarat (moribund) di dalam Ethnologue: Languages of the World, yang berarti bahwa penutur BHT yang tersisa saat ini hanyalah generasi lanjut usia (GL) dan yang di atasnya. Mengacu pada latar belakang tersebut, permasalahan yang dikaji adalah vitalitas BHT yang diindikasikan melalui sikap dan penggunaan bahasa penutur BHT berdasarkan variabel agama, pendidikan, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, dan ditriangulasikan dengan data observasi, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumentasi. Selanjutnya, data-data kuesioner yang berhubungan dengan sikap dan penggunaan BHT dianalisis secara statistik dengan teknik Anova dan Chi kuadrat. Hasilnya memperlihatkan bahwa tingkat kebanggaan penutur terhadap BHT sangat tinggi, yang berarti sikap mereka sangat positif. Berbeda dengan tingkat kekerapan penggunaan BHT berada pada rentangan kuat sampai sangat lemah. Berdasarkan kondisi tersebut, status vitalitas BHT ditetapkan sebagai bahasa yang lemah karena transmisi antargenerasi yang terhambat menurut EGIDS. Status ini setara dengan skala terancam (threatened) yang artinya semua generasi masih menggunakan BHT dalam komunikasi sehari-hari, tetapi berangsur-angsur kehilangan penutur, terutama dari generasi muda (GM). Penetapan status BHT ini sekaligus merupakan koreksi bagi Ethnologue. Hambatan transmisi antargenerasi tersebut berkaitan antara lain dengan sakralisasi BHT, pengkhususan fungsi BHT, pendokumentasian BHT, pengajaran BHT di sekolah, kepentingan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja, pelaksanaan dan pelestarian adat, pengamalan agama dan aktivitas religi, dan pengembangan peran dalam struktur HA.

The background of this study were (1) the limitation empiric and comprehensive research of traditional languages in Maluku; (2) Hatuhaha language (BHT) is included as regional language in Mollucas that has been using by Hatuhaha Amarima (HA) community of Haruku Island; (3) although BHT has till been using vernacularly yet, there is an intensive shift to Melayu Ambonese language (BMA) and Indonesian language (BI) due to some factors: (a) colonialization; (b) religion fragmentation; (c) the implementation of policies that was not support the regional language and culture in heritage in the development; (d) socialization and national emancipation in marketplace; (e) formal education development; (f) the tendency of young generation to use been BMA in their daily life. On the other side BHT has been determined as moribund in the Ethnologue: Languages of the World which means the speaker of BHT now a days are only the old generation (GM). Based on the back ground above, these studi of about the vitality of BHT that indicated by attitude and language use of BHT speakers based on religion, education, age, gender, and occupation. The data had been collected by survey and had been triangulated by observation, deep interview, and document analysis. The data from the questioner had been knowledge by Anova and Chi-Square. The results showed that the level of self esteem of BHT speakers which means the attitude was positive. The level of frequency in using BHT was in range strong to weak. Based on those conditions the BHT vitality was determine as a weak language since the transmission among generations was impeded according to EGIDS. The status equals to the threatened scale. It means all generations are still using BHT in daily life. However the speakers gradually decrease meanly in young generation. These determination is a correction to Ethnologue. The abstraction of among generations transmission was interconnected to the sacralization of BHT, especially function of BHT, BHT documentation, teaching BHT in school, education and marketplace, culture conservation, religion activities, and the role development in HA structure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library