Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Santoso
"Indonesia di masa yang akan datang diprediksi akan mengalami krisis energi nasional sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan sumber energi fosil adalah dengan mencari sumber energi terbarukan. Mikroalga mempunyai potensi besar sebagai sumber energi terbarukan karena mikroalga mempunyai keuntungan akibat produktivitas yang tinggi dan ramah lingkungan. Walaupun demikian biaya produksi biomassa mikroalga masih tinggi dan nilai NER (net energy ratio) relatif rendah apabila dibandingkan biaya produksi dan NER biomassa yang lain seperti minyak kelapa sawit, biji jarak dan jenis umbi-umbian.
Berdasarkan hasil studi literatur terungkap bahwa metode perhitungan LCA (life cycle assessment) pada proses produksi biodiesel belum memperhitungkan variabel komoditas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi metode perhitungan LCA dengan menambahkan variabel komoditas lingkungan yaitu biaya sosial, nilai lahan dan biaya lingkungan. Penentuan biaya sosial dihitung berdasarkan nilai potensi konflik sosial yang mungkin terjadi. Nilai potensi konflik sosial diperkirakan dari prosentase nilai investasi total berdasarkan studi dari beberapa sumber. Nilai lahan dihitung dari nilai hasil produksi lahan dan nilai fungsi ekologis lahan. Nilai lingkungan dihitung berdasarkan biaya (nilai kerugian) akibat pencemaran udara. Nilai pencemaran udara ini dihitung dengan menggunakan perangkat lunak Environmental Priority Strategy (EPS) versi 2000 yang sudah disetarakan dengan elastisitas lingkungan Indonesia.
Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel komoditas lingkungan yang ditambahkan pada perhitungan LCA metode modifikasi menyebabkan harga produksi biodiesel untuk mikroalga dan kelapa sawit masing-masing naik 3% dan 18% sehingga harganya menjadi Rp. 9.292/liter dan Rp. 9.546,-/liter. Hasil perhitungan NER pada metode LCA existing, dan LCA modifikasi pada produksi biodiesel mikroalga adalah 0,62 ± 0,078 dan 0,60 ± 0,075, sedangkan pada produksi biodiesel kelapa sawit adalah 4,17 ± 0,79 dan 3,22 ± 0,61. Dengan demikian selisih nilai NER antara metode existing dan metode modifikasi pada biodiesel mikroalga adalah 0,021 ± 0,002 dan pada kelapa sawit adalah 0,952 ± 0,181. Rendahnya nilai selisih NER pada biomassa mikroalga menunjukkan bahwa proses produksi biodiesel dari biomassa ini cenderung lebih ramah lingkungan. Hasil perhitungan t-test untuk masing-masing nilai NER mikroalga dan kelapa sawit pada metode LCA existing dan metode modifikasi menunjukkan nilai yang berbeda nyata (signifikan). Demikian juga berdasarkan perhitungan t-test untuk selisih nilai NER LCA existing lebih kecil pada biomassa mikroalga daripada kelapa sawit. Hasil ini membuktikan bahwa perhitungan LCA modifikasi yang memasukkan variabel lingkungan menunjukkan bahwa metode modifikasi memberikan hasil yang signifikan pada proses produksi yang ramah lingkungan (non-eksploitatif) dibandingkan yang tidak ramah lingkungan (eksploitatif).
Hasil analisis keberlanjutan proses produksi biodiesel mikroalga yang dinyatakan dalam nilai total indeks keberlanjutan biomassa adalah sekitar 51,56%, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi biodiesel mikroalga mempunyai prospek besar sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan di Indonesia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Razikun
"Peran perusahaan kecil menengah dalam pengokohan ekonomi Indonesia, khususnya dalam peningkatan lapangan kerja, sangal besar. Namun kalau dilihat kontribusinya atas PDB, tingkat produktifitas UKM masih sangat kecil, daya saingnya juga masih rendah. Semua itu bermuara pada kinerja yang juga masih rendah. Padahal potensi sumber daya dan peluang pasar UKM sangat besar. Faktor apa yang mempengaruhi kinerja UKM di Indonesia menjadi pertanyaan dalam penelitian ini.
Kinerja usaha dipengaruhioleh segitiga interaksi antara faktor internal perusahaan, lingkungan industri dan kebijakan publik ( Day, et.aI, 1997) . Kinerja usaha merupakan suatu proses di mana faktor internal ( Sumber daya, kapabilitas, Orientasi kewirausahaan) dan lingkungan industri menjadi input untuk pembuatan strategi organisasi Proses ini akan berjalan dengan baik apabila didukung kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi faktor internal dan faktor ekternal.
Berdasar hal tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh faktor internal (sumber daya, kapabilitas, orientasi kewirausahaan) , strategi serta lingkungan industri terhadap kinerja usaha; menguji pengaruh kebijakan pemerintah terhadap faktor internal, strategi dan Iingkungan industri ; menganalisis perbedaan model pengembangan kinerja UKM berdasarkan Iokasi usaha, orientasi pasar dan usia perusahaan ; menganalisis berbagai kebijakan dan kelembagaan pemerintah yang terkait dengan pengembangan UKM.
Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik dengan melibatkan 152 UKM industri komponen otornotif di jabodetabek, Sukabumi, Bandung dan Tegal. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik stratifikasi sampling. Data diperoleh dengan menggunakan metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan. Untuk pendalaman dilakukan wawancara dengan para informan terpilih yang mewakili berbagai kelompok. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik model persamaan struktural (Struktural Equation Model-SEM), dengan menggunakan software LISREL, selain itu digunakan pula uji perbedaan rata-rata serta dilengkapi pula dengan analisis kualitalif untuk memperdalam analisis kebijakan dan kelembagaan pemerintah serta studi perbandingan beberapa negara. Penelitian dilakukan pada Desernber 2006 sampai Juli 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel sumber daya yang dimediasi oleh strategi memberi pengaruh yang signifikan terbesar terhadap kinerja, (2) variabel kapabilitas yang dimediasi oleh strategi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja, (3) variabel orientasi kewirausahaan yang dimediasi oleh stratagi membari pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja, (4) variabel Hngkungan eksternal yang dimadiasi olah strategi memberi pengaruh yang signifikan terkecil terhadap kinerja, (5) Kebijakan pernerintah memberi pengaruh yang signifikan terbesar ternadap kapabihtas, disusul dengan sumber daya dan lingkungan industri , sadangkan kebijakan pemerintah memberikan pengaruh signifikan terkecil tarhadap orientasi kewirausahaan (6) Kebijakan pemerintah memberi pengaruh yang tidak sugnifikan terhadap strategi perusahaan.
Ditemukan pula bahwa tidak terdapat perbedaan berdasarkan lokasi usaha dan orientasi pasar UKM, namun terdapat perbedaan yang nyata berdasarkan usia perusahaan. Pola perbedaannya terjadi antara perusahaan yang berusia di bawah 10 tahun dengan perusahaan yang berusia di atasnya. Perusahaan yang berusia di atas 10 tahun cenderung stagnan dan kurang berkambang, hal ini berbeda dengan konsep siklus industri yang mengatakan bahwa perusahaan akan terus tumbuh sampai fase kematangan sebelum kemudian cenderung mangalami panurunanjika tidak ada inovasi baru.
Ditemukan bahwa meskipun kebijakan pemerintah mempunyai peran yang besar dalam menlngkatkan sumber daya dan kapabltas UKM. Namun perangkat kebijakan dan perangkat kelembagaan masih belum mampu mendorong inovasi dan imitasi teknologi UKM. Masih banyak kebijakan pemerintah yang tidak koheren serta kelembagaan yang kurang terkoordinasi dan tidak terintegrasi.
Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa UKM yang berada dilokasi penelitian memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi perusahaan yang mampu menciptakan kinerja yang unggul. Pengembangan UKM membutuhkan komitmen yang kuat, kegiatan yang terencana, kabijakan yang mendukung dan kelembagaan yang terintegrasi. Melalui perlindungan, pembelajaran dan pemacuan industri. Perlindungan dilakukan dangan adanya kebijakan parsyaratan kandungan lokal, tarif bea masuk yang tinggi bagi komponen impor, dan peraturan subcontarcting. Pembelajaran dilakukan dengan melakukan investasi dalam sumber daya manusia, kemitraan dengan lembaga lain yang menghasilkan dan memasok teknologi. Pertumbuhan dipacu oleh kebijakan industri, perdagangan dan invastasi yang kondusif dan konsisten, reformasi kelembagaan , dukungan Iembaga keuangan dan jaringan perusahaan muItinasional. Pengembangan UKM akan sangat berarti jika dilakukan pemerintah dalam bentuk Sistem lnovasi Nasional yang menekankan adanya kebujakan dan kelembagaan yang terintegrasi.
The role of small medium enterprises (SME) in strengthening Indonesian economy has been significant, particularly in creating more work employments. However, in terms of its contribution to PDB, the level of productivity of SME is insignificant, and so forth is its level of competitiveness. Overall, this is because of the lack of performance among SME, even though the potency of resources and market opportunities have existed. This study will attempt to elaborate what factors which mainly affect the performance of SME in Indonesia.
Business performance is affected by a triangle interaction of company internal factor, industrial environment and public policy (Day, et al, 1997). It is a process which internal factor (resources, capabilities, entrepreneurship orientation) and industrial environment become input for strategical organization. This process will smoothly run if it is supported by government policy which affect to internal and external factors.
Above all, the aim of this study is to attest the effects of internal factor (resources, capabilities, entrepreneurship orientation), strategy and industrial environment toward business performance; to attest the effects of government policy toward internal factor, strategy and industrial environment; to analyze the different model of SME performance development based on location, market orientation and age of company; to analyze various government policies and government institution which involved in developing SME.
This study emphasizes the use of positivist approach which involves 152 SME automotive component across Jabodetabek, Sukabumi and Tegal. The stratification sampling is applied. Data are collected by survey method and list of questioner ln more depth. a series selected interviews are completed amid various groups. Furthermore, data are elaborated and analyzed by Structural Equation Model (SEM) with LISREL software. ln addition it is analyzed by Analysis of Variance completed with qualitative analysis to deepen observed its policy analysis and government institution also to comparative studies of few countries. The study was conducted from December 2006 until July 2007.
The study shows that (1) variable of resources which mediated by strategy affect to performance significantly, (2) variable of capabilities which mediated by strategy affect to performance significantly, (3) variable of entrepreneurship orientation which mediated by strategy affect the less significant to performance, (4) variable of external environment which mediated by strategy affect the least significant to performance. (5) government policy affect the most significant toward capabilities, next to resources and industrial environment, whilst government policy affect the least significant to entrepreneurship orientation, (6) government policy affect insignificantly to company strategy.
It is found that there is no difference in terms of business location, and market orientation of SME, but there is significant difference in terms of company's age. The difference model happens to company which their ages are under 10 years compared to the older. Companies over 10 years of age tend to stagnant and steady, in which contrary to concept of industrial cycle that concludes company will grow up until reaches its mature before it lead to decrease if absence of new innovation.
The study found that even though government policy plays significant role in developing resources and capabilities of SME, however it does not correlate positively in terms of boasting innovation and technology imitation amid SME. Enormous of government policies are not coherent, uncoordinated and disintegral with related institutions.
This study concludes that SME which located have been observed have significant potency to be developed into the best performance companies. Therefore, development of SME will chiefly contribute by creating National innovation System which emphasizing the existence of integrated policies and institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
D885
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jefri Semuel Bale
"[ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode non destructive
testing (NDT) termografi dan didukung oleh emisi akustik dan juga tomografi atau
computed tomography (CT) scan pada pengamatan perilaku kerusakan material
komposit yang diuji tarik dalam kondisi statis dan fatik. Selain itu, metode NDT
termografi diterapkan dengan tujuan spesifik untuk menentukan sifat mekanik
material komposit yang diuji fatik.Termografi dan emisi akustik digunakan dalam
teknik pemantauan real-time selama pengujian mekanis berlangsung. Di sisi lain,
pengamatan NDT tomografi digunakan untuk analisis pasca kegagalan. Untuk
mencapai hal ini, komposit serat kaca kontinue satu arah (GFRP) dan komposit serat
karbon non-kontinue acak (DCFC) telah digunakan sebagai benda uji. Serangkaian
uji tarik mekanik dilakukan di bawah beban statis dan fatik. Selama pengujian,
termografi digunakan dalam pengamatan untuk memiliki profil suhu pada permukaan
spesimen dan didukung oleh pengamatan emisi akustik. Tomografi digunakan untuk
mengkonfirmasi kemunculan kerusakan dan kondisi material setelah uji fatik.
Analisis dari pengamatan NDT dan hasil percobaan menunjukkan konfirmasi
yang baik antara hasil mekanik dan NDT termografi dengan didukung oleh
pengamatan emisi akustik dalam mendeteksi kemunculan dan propagasi kerusakan
untuk GFRP dan DCFC akibat uji statik. Uji fatik menunjukkan bahwa disipasi panas
sangat terkait dengan evolusi kerusakan GFRP dan DCFC. Dari analisis pasca
kegagalan, analisis tomografi berhasil mendiskripsikan kondisi material dan
kemunculan kerusakan setelah uji fatik untuk GFRP dan DCFC. Termografi berhasil
diterapkan untuk menentukan kekuatan fatik dengan 4% kesalahan dan juga untuk
memprediksi kurva SN dari GFRP dan DCFC.

ABSTRACT
The aim of this study is to apply non destructive testing (NDT) method of
thermography and supported by acoustic emission and also computed tomography
(CT) scan on the observation of damage behaviour of composite material under
static and fatigue test. Furthermore, NDT method of thermography is applied with the
specific aim to determine mechanical properties of composite material under fatigue
test. Thermography and acoustic emission are used in real-time monitoring
techniques during the test. On the other hand, NDT observation of tomography is
used for a post-failure analysis. In order to achieve this, continuous glass fiber
composite (GFRP) and discontinuous carbon fiber composite (DCFC) have been used
as the test specimens. A series of mechanical tensile test was carried out under static
and fatigue load. During the test, an IR camera was used to have the temperature
profile on specimen surface and supported by acoustic emission. The CT scan was
used to confirm the appearance of damage and material condition after fatigue test.
The analysis from the NDT observation and the experiment results shown the
good agreement between mechanical results and NDT thermography with supported
by acoustic emission observation in detect the appearance and propagation of damage
for GFRP and DCFC under static test. Fatigue test shows that thermal dissipation is
strongly related to the damage evolution of GFRP and DCFC. From post failure
analysis, CT scan analysis successfully measured and evaluated damage and material
condition after fatigue test for GFRP and DCFC. Thermography can be successfully
applied to determine high cycle fatigue strength (HCFS) with 0.04 % error and also to
predict the S-N curve of GFRP and DCFC.;;Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode non destructive
testing (NDT) termografi dan didukung oleh emisi akustik dan juga tomografi atau
computed tomography (CT) scan pada pengamatan perilaku kerusakan material
komposit yang diuji tarik dalam kondisi statis dan fatik. Selain itu, metode NDT
termografi diterapkan dengan tujuan spesifik untuk menentukan sifat mekanik
material komposit yang diuji fatik.Termografi dan emisi akustik digunakan dalam
teknik pemantauan real-time selama pengujian mekanis berlangsung. Di sisi lain,
pengamatan NDT tomografi digunakan untuk analisis pasca kegagalan. Untuk
mencapai hal ini, komposit serat kaca kontinue satu arah (GFRP) dan komposit serat
karbon non-kontinue acak (DCFC) telah digunakan sebagai benda uji. Serangkaian
uji tarik mekanik dilakukan di bawah beban statis dan fatik. Selama pengujian,
termografi digunakan dalam pengamatan untuk memiliki profil suhu pada permukaan
spesimen dan didukung oleh pengamatan emisi akustik. Tomografi digunakan untuk
mengkonfirmasi kemunculan kerusakan dan kondisi material setelah uji fatik.
Analisis dari pengamatan NDT dan hasil percobaan menunjukkan konfirmasi
yang baik antara hasil mekanik dan NDT termografi dengan didukung oleh
pengamatan emisi akustik dalam mendeteksi kemunculan dan propagasi kerusakan
untuk GFRP dan DCFC akibat uji statik. Uji fatik menunjukkan bahwa disipasi panas
sangat terkait dengan evolusi kerusakan GFRP dan DCFC. Dari analisis pasca
kegagalan, analisis tomografi berhasil mendiskripsikan kondisi material dan
kemunculan kerusakan setelah uji fatik untuk GFRP dan DCFC. Termografi berhasil
diterapkan untuk menentukan kekuatan fatik dengan 4% kesalahan dan juga untuk
memprediksi kurva SN dari GFRP dan DCFC., Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode non destructive
testing (NDT) termografi dan didukung oleh emisi akustik dan juga tomografi atau
computed tomography (CT) scan pada pengamatan perilaku kerusakan material
komposit yang diuji tarik dalam kondisi statis dan fatik. Selain itu, metode NDT
termografi diterapkan dengan tujuan spesifik untuk menentukan sifat mekanik
material komposit yang diuji fatik.Termografi dan emisi akustik digunakan dalam
teknik pemantauan real-time selama pengujian mekanis berlangsung. Di sisi lain,
pengamatan NDT tomografi digunakan untuk analisis pasca kegagalan. Untuk
mencapai hal ini, komposit serat kaca kontinue satu arah (GFRP) dan komposit serat
karbon non-kontinue acak (DCFC) telah digunakan sebagai benda uji. Serangkaian
uji tarik mekanik dilakukan di bawah beban statis dan fatik. Selama pengujian,
termografi digunakan dalam pengamatan untuk memiliki profil suhu pada permukaan
spesimen dan didukung oleh pengamatan emisi akustik. Tomografi digunakan untuk
mengkonfirmasi kemunculan kerusakan dan kondisi material setelah uji fatik.
Analisis dari pengamatan NDT dan hasil percobaan menunjukkan konfirmasi
yang baik antara hasil mekanik dan NDT termografi dengan didukung oleh
pengamatan emisi akustik dalam mendeteksi kemunculan dan propagasi kerusakan
untuk GFRP dan DCFC akibat uji statik. Uji fatik menunjukkan bahwa disipasi panas
sangat terkait dengan evolusi kerusakan GFRP dan DCFC. Dari analisis pasca
kegagalan, analisis tomografi berhasil mendiskripsikan kondisi material dan
kemunculan kerusakan setelah uji fatik untuk GFRP dan DCFC. Termografi berhasil
diterapkan untuk menentukan kekuatan fatik dengan 4% kesalahan dan juga untuk
memprediksi kurva SN dari GFRP dan DCFC.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1985
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Prayogo
2012
D1876
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Dewi Sulamet Ariobimo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D1776
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Dwi Saptioratri Budiono
"Estimasi biaya produk manufaktur pada early phase of design process berguna dalam mempercepat waktu produk ke pasar, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas untuk menghasilkan produk dengan tingkat daya saing yang tinggi di pasar bebas. Model estimasi biaya yang saat ini ada masih mendasarkan perhitungannya pada suatu disain yang sudah diputuskan sehingga sulit untuk diterapkan pada tahap awal proses design karena minimnya informasi.
Kecepatan dan keakurasian perkiraan biaya didapat dengan terlebih dahulu dikembangkan persamaan umum untuk menghitung besar kompleksitas proses pemesinan, ypcx = a*ln(xvol)+b dan persamaan umum untuk menghitung waktu pemesinan, ytime = c*{a*ln(xvol)+b}+d yang didasarkan atas feature produk yang bervariasi. Besar biaya didapat dengan memanfaatkan waktu pemesinan yang didapat untuk menghitung biaya langsung dan biaya tak langsung dari suatu produk. Hasil implementasi model pada rancangan produk SPMF menghasilkan perbedaan waktu pemesinan total sebesar 28,9 menit, sedangkan perhitungan Siemens-Nx menghasilkan total waktu pemesinan sebesar 25,9 menit atau turun (berbeda) sebesar 10%.
Hasil uji klarifikasi terhadap perkiraan harga dari beberapa industri pemesinan memperlihatkan bahwa model dapat menghasilkan perkiraan harga dibawah perkiraan terendah yang dilakukan oleh industri sebesar 6%. Selain uji klarifikasi juga menghasilkan suatu template struktur biaya yang akan memudahkan industri dalam melaksanakan proses estimasi biaya.

Product manufacturing cost estimation in the early stages of the design process is useful for accelerating product time to market, reducing costs, and increasing quality in order to obtain products with high level of competitiveness in the free market. Complexity and machining cost are important things to estimate final cost of the product. However, the current cost estimation model only considers its calculation based on design which has been determined before, so that it is difficult to apply in early design process because of minimum information.
The speed and accuracy of cost estimates obtained by first developed a general equation for calculating the complexity of machining processes, ypcx = a * ln (xvol) + b and a general equation for calculating the machining time, ytime = c * {a * ln (xvol) + b } + d that developed from variations of product features. Estimated cost is calculated by utilizing the machining time obtained to calculate the cost of direct and indirect costs of a product. Implementation of the model on the product SPMF produce differences in total machining time of 28.9 minutes, while the Siemens-Nx calculation resulted in a total machining time of 25.9 minutes or decrese by 10%.
The result of a clarification test done with some of the machinery industry about cost estimation show that the model can produce estimates of a price below the lowest estimate made by the industry amounted to 6%. In addition to clarifying the test also produced a template cost structure that will allow the industry to implement cost estimation process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D2153
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Sari
"Fokus dari disertasi ini adalah memodelkan interaksi antara guna lahan, transportasi, dan lingkungan dalam meningkatkan dan mengatur kualitas perkotaan. Salah satu konsep untuk menggabungkan ketiga aspek tersebut adalah Pembangunan Berorientasi Transit, yaitu konsep pengaturan pertumbuhan ruang pada koridor transit dengan ciri-ciri guna lahan campuran, kompak, kemudahan untuk berjalan kaki, dan pembangunan yang difokuskan di sekitar kawasan transit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun konsep pengaturan pembangunan perkotaan yang fokus pada konsep TOD ramah lingkungan. Penelitian ini mengusulkan tapak ekologis, emisi karbon, dan daya dukung ruang terbuka hijau sebagai indikator pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis guna lahan perkotaan dengan SIG, analisis transportasi, dan memprediksi skenario-skenario kebijakan pembangunan dengan menggunakan system dynamics.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemuatan konsep pembangunan berorientasi transit menjadi penting, tidak hanya untuk merestrukturisasi pertumbuhan guna lahan perkotaan secara efektif, atau meningkatkan penggunaan moda transportasi publik, namun juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.

The focus of this study is the modelling of interaction between land use, transportation, and environment in improving and managing urban quality. One of the concepts to integrate those three aspects is Transit Oriented Development (TOD). It is a concept of managing urban growth in transit corridor with the characteristics of mixed land use, compact, walking-distance, and development focused around public transit area. The purpose of this study is to build a concept for managing urban development with the focus of green TOD concept.
This study proposes ecological footprint, carbon emission, and green open space carrying capacity as sustainable urban development indicators. The methods applied for this research consist of urban land use analysis using GIS, transport analysis, and forecasting the development scenarios using system dynamics.
The simulation result reveals that the introduction of transit oriented development concept is of importance not only for restructuring urban land use growth effectively or regaining the modal share of public transport but also improving the urban environment quality.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Sihono Gabriel
"ABSTRAK
Kualitas sampah kemasan plastik yang rendah menjadi kendala bagi kualitas hasil proses daur ulang mekanikal dan sebaliknya kapasitas produksi daur ulang menjadi pembatas saat bahan baku berlebih. Penciptaan nilai kualitas sampah plastik dengan paradigma perbaikan kualitas sampah diubah dengan paradigma konservasi nilai material melalui rancangan kemasan ramah daur ulang dan kepedulian pemangku kepentingan. Peningkatan jumlah bahan baku berkualitas tinggi diantisipasi dengan kehadiran sistem manufaktur terintegrasi berbasis wilayah dengan dukungan pemangku kepentingan dan komunitas. Skema pengembangan sistem manufaktur terintegrasi di sembilan kota di Jawa Barat berpotensi meningkatkan pemanfaatan sampah kemasan plastik kaku hingga tersisa hanya 6% di tahun 2025 dengan volume produksi 270 ton bijih plastik hasil daur ulang berkualitas tinggi setiap hari. Pengusahaan yang layak secara finansial dan ekonomi serta membantu pengurangan sampah plastik yang tidak terkelola ini memerlukan dukungan regulasi serta penerapannya secara konsisten dan berkelanjutan. Serangkaian rencana implementasi program dan jadwal pelaksanaannya diajukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Low quality of plastic waste is a constraint of mechanical recycling product quality, while limitation of capacity is a counter-productive within a surplus of higher quality raw materials. Quality value creation with plastic waste quality improvement paradigm should be shifted to material value conservation paradigm through design for recycling of plastic packaging and awareness of its stakeholders. Surplus of higher quality of plastic waste anticipated with integrated manufacturing systems for a region and stakeholders as well as community awareness. A development scheme of this system for nine cities in West Java will increase rigid plastic waste utilization with only 6% unmanaged waste in 2025 and produce 270 metric tons/day of high quality recycled plastic pellets. Viability of business both in financial as well as economic measures and its role in unmanaged waste reduction need a proper regulation with a consistent and sustainable implementation. A set of program implementation plans as well as its time schedule proposed in this research."
Depok: 2015
D2048
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henky Suskito Nugroho
"ABSTRAK
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas permintaan pasar terhadap produk manufaktur, maka usaha serta upaya industri untuk memenuhi permintaan pasar senantiasa menjadi perhatian para peneliti di dunia. Khususnya bidang kompleksitas produk (product complexity) serta tingkat kematangan industri (industrial maturity level), saat ini kajian kedua bidang tersebut dilakukan secara parsial. Kajian pada bidang kompleksitas produk mengarah pada keterkaitan antara tingkat kompleksitas produk, proses pembuatan, manajemen operasi dan sistem manufaktur. Sedangkan kajian oleh industri berupaya mendapatkan suatu model yang dapat digunakan sebagai best practice dalam menilai tingkat kematangan industri. Kajian disertasi ini untuk mendapatkan sebuah model penilaian serta pengukuran tingkat kematangan industri yang dapat diterapkan dalam konteks industri komponen otomotif khususnya aktivitas teknologi stamping berdasarkan kompleksitas produk pressed part.
Guna memperoleh model tersebut, dilakukan analisa Structural Equation Modeling (SEM) terhadap pengaruh variabel kompleksitas produk dengan kematangan industri. Pengembangan model tingkat kematangan industri berdasarkan state of the art teknologi manufaktur, serta konsep kompleksitas produk manufaktur berdasarkan fitur dan spesifikasi dari produk.
Model penilaian tingkat kematangan industri stamping telah di uji coba pada outer panel, inner panel serta supporting panel produk pressed part, serta dilakukan serangkaian uji verifikasi dan validasi kompleksitas produk terhadap tingkat kematangan industri dalam menghasilkan produk sesuai spesifikasi.
Hasil uji menunjukkan model penilaian tingkat kematangan industri stamping berdasarkan kompleksitas produk pressed part dengan tingkat deviasi 6.32%. Dengan dihasilkan model penilaian kematangan industri stamping maka diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai dan meningkatkan kemampuan industri komponen otomotif berbasis kompleksitas produk pressed part.

ABSTRACT
With the increasing complexity of market demand for manufactured products, the efforts of industries to meet the market demand have always been the attention of researchers in the world. Nowadays particularly studies in the fields of product complexity and industrial maturity level are being conducted partially. The research studies in the fields of product complexity are focussed on the relationship between product complexity level, manufacturing process, operations management and the manufacturing system. Meanwhile, the studies were carried out by industry to obtain a model which can be used as the best practice in assessing industrial maturity level. This research is to obtain an assessment model as well as measurement which can be applied in the automotive component manufacturing industry, especially in stamping technology activities based on product complexity of pressed parts.
In order to obtain such model, Structural Equation Modeling (SEM) analysis on the relationship between product complexity variables and industrial maturity has been performed. Industrial maturity model was developed based on state of the art of manufacturing technology, and manufacturing product complexity based on feature and specification of the product.
For stamping industry maturity level model, a calculation trial on samples of outer panel, inner panel and supporting panel of pressed part products was performed. A series of verification and validation tests on the product complexity as well as expert perception tests on industrial maturity in producing products with the required specification were conducted.
Results of the verification and comparison tests show that the industrial maturity level assessment model of stamping industry based on product complexity level of the pressed parts yields deviation rate of 6.32%. In conclusions, the industrial maturity level model for stamping industry is expected to be used as a reference in assessing industrial capability based on product complexity of pressed parts. Industrial maturity.
"
2016
D2166
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agri Suwandi
"ABSTRAK
Penggantian total sendi lutut atau TKR, adalah prosedur rekonstruksi bidang ortopedi yang terbukti dapat menghilangkan rasa sakit akibat penyakit Osteoarthritis. Dimensi prostheses TKR yang ada, ditentukan berdasarkan statistik antropometri orang Barat ras Caucasian , secara signifikan berbeda dengan orang Asia kebanyakan ras Mongoloid dan Negroid , sehingga timbul berbagai masalah. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 3 tahap, yaitu: pengembangan desain, pengembangan proses manufaktur serta pengujian prototipe secara sederhana. Dimana penelitian ini berfokus pada 2 hal, yaitu: 1 . Metode untuk mendapatkan dimensi tulang lutut tanpa mengukur secara langsung; 2 . Metode yang lebih cepat untuk proses manufaktur dengan teknologi Investment Casting. Adapun hasil penelitian yang dilakukan adalah 1 Data dimensi acuan produk customized prostheses TKR, menggunakan hasil pengolahan data CT scan pasien; 2 Pengurangan jumlah tahapan IC dari 9 menjadi 7 tahapan, dimana pembuatan pattern menggunakan mesin rapid prototyping jenis Fused Deposition Modeling, sedangkan untuk tahap menghilangkan pattern dan pengerasan cangkang keramik digabung menjadi satu dengan metode pembakaran burn-out . Hasil perbandingan dimensi tulang dan produk menunjukkan kesesuaian dimensi dengan waktu proses manufaktur yang lebih cepat. Secara umum, metode untuk mendapatkan dimensi dan proses manufaktur Investment Casting yang dikembangkan dapat diaplikasikan pada berbagai produk.

ABSTRACT
The total knee replacement or TKR, orthopedic reconstruction procedure is proven can eliminate the pain of Osteoarthritis disease. The dimensions of the existing prostheses TKR, determined based on the statistics of Anthropometry in the West race Caucasian , significantly different from Asians mostly of Mongoloid and Negroid race , so that various problems. The research consists of 3 stages, there are development of design, manufacturing processes and a simple testing prototypes. Where research was focused on 1 a methods how to acquire the dimensions of the knee bone without measuring 2 a faster method for manufacturing processes with Investment Casting. As for the results of the research are 1 reference customized prostheses TKR are using CT scan data 2 a reduction step of Investment Casting from 9 to 7 steps, where the pattern making use a rapid prototyping machine kind of Fused Deposition Modeling, and merged step of removes the pattern and hardening the ceramic shell with the burn out method. The comparison bone dimensions and the product have the suitability with the rapid manufacturing process. In General, the method has developed can be applied to various products."
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>