Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Francisca Lindawati Soetanto
"ABSTRAK
Dengan semakin bertambahnya kasus Hepatistis B dan AIDS dewasa ini maka penanganan alat dan bahan kedokteran gigi harus lebih teliti karena dapat menjadi media penularan penyakit. Gigi tiruan merupakan media penularan penyakit apabila pembuatannya tidak termonitor dengan bailkdalam hal sterilisasi.
Untuk sterilisasi gigi tiruan, ADA merekomendasikan perendaman gigi tiruan dalam desinfektan selama sepuluh jam. Bahan desinfektan yang direkomendasi oleh ADA adalah alkalin glutaraldehid sedangkan desinfektan yang lazim digunakan rumah sakitrumah sakit di Indonesia adalah chlorhexidine.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desinfektan terhadap transverse strength basis gigi tiruan resin akrilik. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran nilai sorpsi cairan dan nilai transverse strength resin akrilik yang pengerasannya dengan pemanasan (Heat cured acrylic resin) setelah perendaman dalam air, chlorhexidine serta alkalin glutaraldehid selama 24 jam dan 72 jam
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai sorpsi cairan dipengaruhi oleh lama perendaman dan Jenis larutan perendam tetapi transverse strength tidak dipengaruhi oleh lama serta jenis larutan perendam. Pertambahan jumlah sorpsi cairan tidak mempengaruhi transverse strength bahan. Dapat disimpulkan bahwa perendaman dalam air, chlorhexidine, alkalin glutaraldehid sampai jangka waktu tiga hari tidak mempengaruhi transverse strength resin akrilik yang pengerasannya dengan pemanasan. "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumempouw, Margaretha Grace
"Proses pembuatan restorasi metal porselen di laboratorium, memerlukan langkah-langkah persiapan diantaranya adalah melalui cara pengasahan permukaan logam ('coping') yang bertujuan membentuk "texture" permukaan untuk membentuk ikatan mekanik dengan porselen.
Untuk mengasah permukaan logam ('coping?), umumnya digunakan bur yang mengandung bahan-bahan abrasif dan pengikat (binder) disertai penyemprotan (sandblasting). Partikel-partikel abrasif dan pengikat ini dapat terlepas dan melekat pada permukaan logam pada saat pengasahan, sehingga akan mempengaruhi "texture"permukaan dan kebersihan "coping" yang akan menghambat ikatan dengan porselen serta mempengaruhi kualitas restorasi metal porselen.
Pada penelitian ini diamati 30 specimen Ni Cr yang permukaannya dipersiapkan melalui pengasahan dengan menggunakan bur Keramik, Carbide, Carborandur disertai sand-blast alumina oksida 50 um. Kekasaran permukaan dihitung dengan surface test dan texture permukaan diamati dengan profil gambar grafik dan foto SEM.
Hasil penelitian dianalisis dengan test Anova satu arah menunjukkan adanya kekasaran yang berbeda berinakna antara pengasahan dengan bur carbide, dibandingkan pengasahan dengan bur Ceramic dan Carborandunn. Pengamatan melalui SEM, menunjukkan adanya perbedaan dalam gambaran texture permukaan yang diasah dengan ketiga bahan abrasive tersebut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1992
T3901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukyanto
"ABSTRAK
Menurut Undang - Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Untuk mewhjudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, di selenggarakan kampanye kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif) , pencegahan penyakit (preventif) , penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan oleh pengguna, penyelenggara, maupun penyedia fasilitas kesehatan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal maka peranan ilmuwan bidang kesehatan sangat dibutuhkan.
Rumah Sakit Dokter Ciptomangunkusumo Jakarta sebagai salah satu penyedia fasilitas pelayanan kesehatan, terkait dengan sistem rujukan yang telah ditetapkan oleh pemerintah ( Departemen Kesehatan ) Republik Indonesia. Pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut, penatalaksanaannya dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu kesehatan yang sebagian besar merupakan rujukan dari rumah sakit pemerintah atau swasta. Demikian juga rujukan dari puskesmas, klinik-klinik umum maupun spesialis serta dokter praktek swasta perorangan.
Khususnya penatalaksanaan penderita yang datang dengan kasus ameloblastoma mandibula di poliklinik bedah mulut UPF. Kesehatan Gigi dan Mulut RSCM/FKG U I Jakarta sampai saat ini belum ada Standar Operasional Prosedur ( SOP ) tentang penatalaksanaan ameloblastoma mandibula. Untuk itu perlu
adanya kajian maupun laik uji coba terapan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) yang telah tersusun tentang penatalaksanaan ameloblastoma mandibula. Diharapkan hasil pengkajian maupun laik uji coba Standar Operasional Prosedur( SOP ) tersebut memperoleh standar pelayanan yang dapat diterapkan bagirumah sakit pusat rujukan pelayanan kesehatan.
Diamana terapan Standar Operasional Prosedur yang laik tersebut ternyata merupakan salah satu unsur upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi rumah sakit pusat rujukan maka dukungan kebijakan, organisasi., maupun manajemen sangat diperlukan. Disamping itu diperlukan juga dukungan sarana prasarana yang memadai sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan masing-masing, disiplin ilmu untuk penatalaksanaan ameloblastoma mandibula secara terpadu."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliani Kusumaputra Isbandiono
"Kasus trauma oro-maksilofasial cukup banyak yang ditangani Poliklinik Bedah Mulut Rumah Sakit Umum Tangerang. Namun masih diperlukan data tentang frekwensi, distribusi jenis kelamin, umur penderita yang mengalami trauma tersebut, jenis trauma, lokasi fraktur yang sering, penatalaksanaannya, dan hasil terapinya.
Dalam penelitian yang dilakukan selama 12 bulan ini yaitu sejak 1 oktober 1992 sainpai dengan 30 September 1993 diperoleh angka penderita trauma oro-maksilofasial di Rumah Sakit Umum Tangerang sebanyak 108 orang. Dari penelitian ini terungkap bahwa penderita terbanyak adalah laki-laki, kelompok umur yang terbanyak mengalami trauma ini adalah 21-30 tahun, sedangkan jenis trauma yang terbanyak adalah campuran jaringan lunak dan keras, serta lokasi fraktur yang paling sering adalah di daerah sepertiga tengah muka.
Dari penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa kecelakaan lalu lintas paling banyak menyebabkan trauma oro-maksilofasial. Dan korban tersebut ternyata lebih banyak dialami oleh laki-laki. Kelompok umur yang paling banyak mengalami trauma oro-maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas adalah 21-30 tahun, sedangkan lokasi fraktur di regio oro-maksilofasial akibat kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi di daerah sepertiga tengah muka.
Pada pengamatan terlihat terapi yang dilakukan pada penderita bervariasi mulai dari pemberian obat-obatan saja, penjahitan luka, pencabutan gigi, alveolektomi, serta reposisi dan fiksasi. Kemudian dilakukan evaluasi dari terapi yang berupa tindakan. Hasilnya 69% dari penderita yang mengalami trauma jaringan lunak dan mendapat tindakan penjahitan dinyatakan sembuh. Sementara itu 64.6% penderita yang mengalami fraktur dan mendapat tindakan fiksasi dinyatakan sembuh."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1994
T3002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library