Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Diana Nurwidiastuti
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang keberadaan PKL di Surakarta yang menjamur pasca terjadinya krisis ekonomi 1997 dan kerusuhan Mei 1998. Sebagai salah satu bagian dari sektor informal, PKL menjadi pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Namun, jumlahnya yang semakin banyak kemudian menimbulkan berbagai masalah perkotaan. Pemerintah Surakarta yang dipimpin oleh Joko Widodo kemudian mengadakan pola penataan PKL yang bersifat humanis. Salah satu yang dinilai paling berhasil adalah relokasi PKL dari Monumen Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo. Relokasi 989 PKL ini berlangsung tanpa menimbulkan kerusuhan dan dilakukan dengan prosesi budaya lokal. Keberhasilan ini membuat Surakarta dianugerahi gelar Kota Terbaik dan menjadi proyek percontohan bagi daerah dan Negara lain yang mengalami permasalahan serupa.
......This study discusses about the existence of street vendors in Surakarta which boomed after 1997 economic crisis and May 1998 chaos. As a part of informal sector, street vendors become a labor-intensive occupation and give contribution to local revenue. In other hand, the increasing number of street vendors later was causing many urban problems. Surakarta government, led by Joko Widodo as Mayor held street vendors regulation which based on humanity. One of the most successful program was the relocation of Monumen Banjarsari's street vendors to Klithikan Notoharjo Market. The relocation of these 989 street vendors came off with no chaos and held with local culture procession. This successful program makes Surakarta awarded as Best City and becomes pilot project for other region and country facing similar problem.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47762
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Sofyan
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang perjalanan Kotabaru sebagai sebuah bagian dari sejarah Yogyakarta. Kotabaru Yogyakarta adalah sebuah kelurahan yang terdapat di wilayah kecamatan Gondokusuman. Kotabaru berkembang sebagai sebuah wilayah yang di khususkan untuk penduduk Belanda pada masa kolonialisme Belanda. Pada masa pendudukan Jepang Kotabaru berubah fungsi menjadi markas militer tentara Jepang (Kido Butai). Kotabaru memiliki bangunan besar dan luas yang cocok untuk dijadikan gudang peluru dan amunisi lainnya. Ketika kolonialisme Belanda dan pendudukan Jepang berakhir. Kotabaru berkembang menjadi sebuah perumahan elit pribumi yang mampu membayar sewa hak tanah di atas tanah Kraton. Hasil penelitian ini membahas bagaimana perubahan pemukiman yang terjadi di Kotabaru serta dampak perubahan tersebut terhadap kampung di sekitarnya.
......This study discusses Kotabaru trip as a part of the history of Yogyakarta. Kotabaru Yogyakarta is a village located in the district Gondokusuman. Kotabaru developed as an area dedicated to the population in the Netherlands during the Dutch colonialism. During the Japanese occupation Kotabaru turned into the headquarters of the Japanese army military (Kido Butai). Kotabaru has a large and spacious building suitable to be used as warehouse bullets and other ammunition. When the Dutch colonialism and Japanese occupation ended. Kotabaru developed into an elite residential indigenous land rights is able to pay rent on the palace ground. Results of this study discusses how the changes that occur in Kotabaru settlement and the effects on the surrounding villages.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52521
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hafsari Amini
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai dinamika kartun politik pada surat kabar Suluh Indonesia yang menggambarkan situasi politik di Indonesia pada tahun 1956- 1958, khususnya yang bertemakan pemerintahan, aksi subversif, dan hubungan Indonesia – Belanda pasca kedaulatan RI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini adalah bahwa kartun politik pada surat kabar Suluh Indonesia yang merupakan surat kabar partisan dari Partai Nasional Indonesia (PNI) sering digunakan sebagai media kritik bagi partai atau golongan politik yang tidak sejalan. Selain itu surat kabar ini juga digunakan sebagai media penyebar pengaruh dan pujian kepada partainya sendiri.
......The focus of this study is explain about political cartoons dynamics on Suluh Indonesia which describe political situation in Indonesia (1956-1958), especially government, subversive action, and relation between Indonesia – Netherland after Indonesia’s independence. The research using historical methods which is consist of four steps, heuristic, critic, interpretation, and historiography. The result of this research shows the the political cartoons on Suluh Indonesia which had been a part of Partai Nasional Indonesia used as media critic from the opposite party and political groups, and also as complimentary media for own party.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47062
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Michael Agustinus
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas pemikiran Liem Koen Hian, salah satu pendiri Partai Tionghoa Indonesia (PTI), tentang kedudukan orang Tionghoa di Indonesia. Skripsi ini mengambil periodisasi tahun 1919 ? 1951. Tahun 1919 adalah tahun ketika Liem mulai aktif menunjukkan pemikiran-pemikiran politiknya, sedangkan 1951 merupakan tahun ketika Liem memutuskan untuk meninggalkan arena politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikirannya mengenai kedudukan orang Tionghoa dipengaruhi oleh kedudukan orang-orang Tionghoa sebagai minoritas perantara di Hindia Belanda dan perkembangan nasionalisme Indonesia. Dalam pemikiran Liem, kebangsaan Indonesia didasari oleh persamaan kepentingan, nasib, dan cita-cita sehingga tidak mustahil bagi peranakan Tionghoa untuk menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Penerlitian ini juga memperlihatkan bahwa Liem adalah salah satu peletak dasar bagi bergabungnya golongan peranakan Tionghoa dalam kebangsaan Indonesia.
ABSTRACT
This thesis is explain Liem Koen Hian‟s thoughts, one of the founders of Partai Tionghoa Indonesia (PTI), about the Chinese position in Indonesia. The period of this thesis is between 1919 ? 1951. On 1919 Liem started active show his political thoughts, therefore 1951 is the year when Liem decide to leave the arena of politic. The result from this study shows that his thoughts about the Chinese position was influenced by the Chinese‟s position as the middleman minority in Dutch Indische and the development of Indonesian nationalism. In Liem‟s thoughts, Indonesian nation was based by the similarity of interest, fate, and desire until it is possible for the peranakan Chinese to be a part of Indonesian. On this study also shows that Liem is one of the founders for the peranakan Chinese to gather into the Indonesian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43684
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library