Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Mawaddah
Abstrak :
Beras merah dan beras ketan hitam kaya akan kandungan nutrisi dan serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Perbedaan beras merah dan beras ketan hitam terletak pada kandungan pati yaitu amilosa dan amilopektin yang dapat mempengaruhi daya cerna. Beras dengan daya cerna yang rendah dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes dan obesitas. Penelitian ini memodifikasi beras merah dan beras ketan hitam dengan modifikasi tunggal HMT dan Tautan silang serta modifikasi ganda HMT-Tautan silang dengan asam sitrat dan Tautan silang-HMT dengan berbagai variasi kelembapan dan kosentrasi asam sitrat untuk mengetahui sifat fisikokimia dan daya cerna terendah dari beras merah dan beras ketan hitam. Modifikasi tunggal dan ganda dapat menurunkan daya cerna tetapi modifikasi HMT 25%-Tautan silang 20% menunjukkan daya cerna terendah pada beras ketan hitam. Perbedaan kadar amilosa dan amilopektin pada sampel dapat menyebabkan perbedaan penurunan kelarutan dan swelling power. Kelarutan terendah terdapat pada beras merah variasi HMT25%-Tautan silang 20% dan swelling power terendah pada sampel beras merah variasi HMT25%-Tautan silang 20%. Terbentuknya ikatan kovalen baru setelah proses modifikasi ikatan silang dapat diidentifikasi dengan FTIR pada daerah 1735 cm-1 ......Brown rice and black glutinous rice are rich in nutrients and fiber the body needs. The difference between brown and black glutinous rice lies in the starch content, namely amylose, and amylopectin, which can affect digestibility. Low digestibility rice can lower blood glucose levels, so it is needed for people with diabetes and obesity. This study modified brown rice and black glutinous rice with single modification HMT and Croslingking and double modification HMT-crosslinking with citric acid and Crosslinking- HMT with various variations to determine the physicochemical properties and the lowest digestibility of brown rice and black glutinous rice. Single Modification and Multiple modifications can reduce digestibility, but a modification of HMT 25%-Crosslinking 20% showed the lowest digestibility in black glutinous rice. Differences in amylose and amylopectin levels in the sample can cause differences in the decrease in solubility and swelling power. The lowest solubility was found in brown rice with the HMT 25%- Crosslinking 20% variation, and the lowest swelling power in the brown rice sample with the HMT 25%-Crosslinking 20% variation. The formation of new covalent bonds after the crosslinking modification process can be identified by FTIR in the 1735 cm region. 
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Vidola
Abstrak :
Asam risinoleat memiliki struktur yang unik karena memiliki beberapa gugus fungsi yang dapat dimodifikasi melalui esterifikasi, amidasi, epoksidasi, oksidasi, hidrasi, dan hidrogenasi. Modifikasi yang terjadi pada asam risinoleat menyebabkan asam lemak ini memiliki beberapa bioaktivitas seperti antiinflamasi, antioksidan, antitumor, antimikroba, dan lainnya. Pada penelitian ini, asam risinoleat diesterifikasi dengan metanol lalu metil risinoleat yang terbentuk diamidasi dengan senyawa amina. Amina yang digunakan ialah monoetanolamina dan dietanolamina. Metil risinoleat yang disintesis memiliki konfigurasi cis berdasarkan data karakterisasi NMR. Senyawa lipoamida yang disintesis dari metil risinoleat dengan monoetanolamina dan dietanolamina diidentifikasi dengan KLT dengan eluen n-heksana dan etil asetat 1:3 v/v dan memiliki nilai retention factor sebesar 0,18 dan 0,10 secara berturut-turut. Lipoamida yang terbentuk juga dikarakterisasi dengan FTIR dan NMR. Pada spektrum FTIR, lipoamida yang disintesis dari metil risinoleat dan monoetanolamina memiliki serapan O-H pada bilangan gelombang 3500-3120 cm-1, serapan N-H pada 3297 cm-1, serapan C=O amida pada 1644 cm-1, serta serapan C-N pada 1061 cm-1. Lipoamida yang disintesis dari metil risinoleat dan dietanolamina memiliki serapan O-H pada bilangan gelombang 3500-3040 cm-1, serapan C=O amida pada 1618 cm-1, dan serapan C-N pada 1054 cm-1. Pengujian antimikroba terhadap lipoamida yang disintesis menghasilkan zona bening untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, tetapi aktivitas antimikroba lipoamida tersebut tergolong lemah. Zona bening yang terbentuk pada S. aureus adalah 7,00 mm untuk kedua lipoamida, sedangkan pada E. coli sebesar 6,67 mm untuk kedua lipoamida. ......Ricinoleic acid has a unique structure because it has several functional groups that can be modified through esterification, amidation, epoxidation, oxidation, hydration, and hydrogenation. Modifications in ricinoleic acid cause this fatty acid has several bioactivities such as anti-inflammatory, antioxidant, antitumor, antimicrobial, and others. In this study, ricinoleic acid was esterified with methanol, and then the ester formed was amidated with two kinds of amines compound, namely monoethanolamine and diethanolamine. The synthesized methyl ricinoleate had a cis configuration based on the NMR characterization spectrum. Lipoamides synthesized from methyl ricinoleate with monoethanolamine and diethanolamine were identified by TLC with n-hexane and ethyl acetate 1:3 v/v as eluent and had retention factor values of 0.18 and 0.10, respectively. The lipoamides were also characterized by FTIR and NMR. In the FTIR spectrum, lipoamide synthesized from methyl ricinoleate and monoethanolamine had O-H absorption in the range of 3500-3120 cm-1, N-H absorption at 3297 cm-1, C=O amide absorption at 1644 cm-1, and C-N absorption at 1061 cm-1. Lipoamide synthesized from methyl ricinoleate and diethanolamine had O-H absorption in the range of 3500-3040 cm-1, C=O amide absorption at 1618 cm-1, and C-N absorption at 1054 cm-1. The synthesized lipoamides produced inhibition zone for both Staphylococcus aureus and Escherichia coli, but the antimicrobial activity of these lipoamides was weak. The inhibition zone formed in S. aureus was 7,00 mm for both lipoamides, while in E. coli it was 6.67 mm for both lipoamides.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Zikri Anty
Abstrak :
Asam lemak telah diketahui menghasilkan senyawa yang bermanfaat melalui transformasi secara sederhana, karena mengandung rantai hidrokarbon dan gugus karboksilat yang reaktif. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang aktivitas antimikroba, antidiabetik, antiinflamasi, dan antikanker dari turunan asam lemak. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa ester asam lemak dengan kurkumin menggunakan esterifikasi Steglich, melalui reaksi kopling dengan DCC dan katalis DMAP. Senyawa ester diindentifikasi menggunakan KLT dengan eluen n-heksana:etil asetat (1:1, v/v) dan didapatkan nilai Rf untuk produk ester lebih tinggi daripada prekursor. Nilai Rf produk ester di asam lemak dengan kurkumin lebih tinggi daripada mono asam lemak dengan kurkumin. Purifikasi produk dilakukan dengan kromatografi kolom gel silika menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (12:1, v/v). Hasil pemurnian produk dikarakterisasi dengan spektrofotometri FT-IR dan UV-Vis. Karakterisasi menggunakan FT-IR menunjukkan adanya serapan baru gugus fungsi ester C=O pada bilangan gelombang 1760 cm-1 – 1735 cm-1. Terdapat pula puncak serapan gugus fungsi C=O karboksil keton pada 1640 cm-1 -1620 cm-1, gugus fungsi C=C aromatik pada 1650 cm-1 – 1566 cm-1, gugus fungsi C-O aromatik pada 1310 cm-1 – 1250 cm-1, dan C-O-C pada 1075 cm-1 – 1020 cm-1. Perbedaan produk ester di dan mono yaitu, pada mono masih adanya serapan O-H fenolik yang tidak mengalami reaksi esterifikasi. Hasil karakterisasi produk ester dengan UV-Vis menunjukkan adanya pergeseran batokromik pada produk ester mono asam lemak. Hasil uji toksisitas terhadap Daphnia magna menunjukkan nilai LC50 produk senyawa ester dioleat-kurkumin sebesar 189,91 mg/L dan monooleat-kurkumin sebesar 98,68 mg/L. Berdasarkan nilai LC50, ester monooleat-kurkumin dikategorikan sangat toksik dan berpotensi sebagai senyawa bioaktif. Hasil uji antimikroba produk ester terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menunjukkan aktivitas antimikroba yang lemah. ......Fatty acids have been known to produce useful compounds through simple transformations, because they contain a reactive hydrocarbon chain and carboxylic group. Various studies have been conducted on the antimicrobial, antidiabetic, anti-inflammatory, and anticancer activities of fatty acid derivatives. In this study, the synthesis of fatty acid ester compounds with curcumin was carried out using Steglich esterification. Esterification was carried out by coupling reaction with DCC and DMAP catalyst. The ester compounds were identified using TLC with n-hexane: ethyl acetate (1:1, v/v) as the eluent and the Rf value for the ester product was higher than that of the precursor. The Rf value of di ester products fatty acids with curcumin was higher than mono fatty acids with curcumin. The product was then purified using silica gel column chromatography with n-hexane:ethyl acetate (12:1, v/v) as the eluent. Product purification was carried out using silica gel column chromatography with n-hexane:ethyl acetate (12:1, v/v) as the eluent. The purified product was characterized by FT-IR and UV spectrophotometry. Characterization using FT-IR showed new absorption of ester functional group C=O at wave number 1760 cm-1 – 1735 cm-1. There were also absorption peaks of the C=O carboxyl ketone functional group at 1640 cm-1 -1620 cm-1, the aromatic C=C functional group at 1650 cm-1 – 1566 cm-1, the aromatic C-O functional group at 1310 cm-1 – 1250 cm-1, and C-O-C at 1075 cm-1 – 1020 cm-1. The difference between di and mono ester products is that only mono exhibited the O-H absorption of free phenolic group of curcumin. The monofatty acid ester product showed bathochromic shift by UV analysis. The toxicity test results on Daphnia magna showed that the LC50 value of the dioleic-curcumin ester compound was 189.91 mg/L and monooleate-curcumin was 98.68 mg/L. Based on the LC50 value, the monooleic-curcumin ester is categorized as very toxic and had potential as a bioactive compound. The antimicrobial test results of the ester products against Staphylococcus aureus and Escherichia coli showed that these compounds were categorized as weak antimicrobial agents.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhinal Zikri Firdaus
Abstrak :
Penyakit akibat infeksi bakteri masih menjadi masalah di masyarakat. Salah satu cara untuk mengatasi infeksi tersebut dengan menggunakan antibiotika. Namun, beberapa penelitian melaporkan banyak bakteri telah resisten terhadap antibiotika tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk memodifikasi asam risinoleat dan mereaksikannya dengan asam galat untuk menghasilkan produk yang memiliki aktivitas antibakteri. Esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan asam risinoleat dan oleat dengan metanol serta adanya penambahan katalis asam sulfat. Metil ester yang terbentuk selanjutnya dioksidasi menggunakan H2O2 30%. Tahap berikutnya adalah reaksi esterifikasi Steglich dengan asam galat. Tahapan reaksi dipantau menggunakan KLT. Produk hasil reaksi dikarakterisasi menggunakan FTIR, NMR dan UV, setelah dilakukan pemurnian dengan kromatografi kolom. Dari tahapan sintesis fenolipid didapatkan produk berupa fenolipid metil risinoleat, fenolipid oksida risinoleat, dan fenolipid oksida metil oleat. Hasil karakterisasi FTIR produk fenolipid didapatkan peningkatan intensitas pita serapan gugus -OH pada rentang bilangan gelombang 3500 cm-1 sampai 3200 cm-1 yang menunjukkan adanya pertambahan gugus -OH. Ciri khas serapan lainnya terdapat serapan -C-O ester aromatik pada bilangan gelombang 1300 cm-1 sampai 1000 cm-1. Selain itu, terdeteksi serapan infra merah gugus C=C aromatik pada bilangan gelombang 1625 cm-1 samapai 1500 cm-1. Produk fenolipid yang diperoleh diuji tosisitasnya terhadap Daphnia magna. Hasil uji menunjukkan bahwa senyawa fenolipid memiliki toksisitas yang sangat tinggi dengan nilai LC50 <100 ppm. Produk hasil sintesis jugdiuji aktivitas antibakterinya terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa produk fenolipid mengalami sedikit peningkatan aktivitas dibandingkan senyawa prekursor yang ditunjukkan pada nilai zona inhibisin namun masih tergolong memiliki aktivitas lemah ......Diseases caused by bacterial infections are still a problem in society. One way to treat the infection is to use antibiotics. However, some studies report that many bacteria have become resistant to certain antibiotics. This research was conducted to modify ricinoleic acid and react with gallic acid to produce a product that has antibacterial activity. Esterification was carried out by reacting ricinoleic and oleic acids with methanol with the addition of sulfuric acid as a catalyst. The methyl ester formed was then oxidized using 30% H2O2. The Steglich esterification reaction with gallic acid. The reaction steps were monitored using TLC. The reaction products were characterized using FTIR, NMR, and UV after purification by column chromatography. From the phenolipid synthesis stage, the products obtained were phenolipid methyl ricinoleate, phenolipid ricinoleic oxide, and phenolipid oxide methyl oleate. The results of FTIR characterization of phenolipid products showed an increase in the intensity of the absorption band of the-OH group in the range of wave numbers from 3500 cm-1 to 3200 cm-1, which indicated an increase in the-OH group. Another characteristic of absorption is the absorption of-C-O aromatic esters at wave numbers of 1300 cm-1 to 1000 cm-1. In addition, infrared absorption of the aromatic C=C group was detected at wave numbers from 1625 cm1 to 1500 cm-1. The phenolipid products obtained weres examined for their toxicity against Daphnia magna. The results showed that all phenolipid compounds were categorized as very strong toxicity with an LC50 value of <100 ppm. The synthesized products were also tested for their antibacterial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The test results showed that the phenolipid product experienced a slight increase in activity compared to the precursor compound, indicated by the inhibitory zone value, but was still classified as having weak activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maisya Hanifah
Abstrak :
Asam risinoleat merupakan asam lemak dengan 18 karbon, ikatan rangkap pada C9, dan gugus hidroksil pada C12. Struktur unik dari asam risinoleat dapat dimodifikasi menghasilkan berbagai senyawa turunan dengan beragam aktivitas biologis, salah satunya aktivitas antimikroba. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa 12-hidroksi-N-pentilstearamida yang diawali dengan reaksi esterifikasi asam risinoleat menjadi metil risinoleat, reduksi pada ikatan rangkap, dan dilanjutkan dengan amidasi menggunakan amilamina. Produk lipoamida yang terbentuk dikarakterisasi dengan FTIR menghasilkan serapan N-H dan O-H yang overlapping pada bilangan gelombang sekitar 3400-3500 cm-1, dan serapan C=O amida pada bilangan gelombang 1641 cm-1 serta terdapat serapan C-N pada bilangan gelombang sekitar 1310-1230 cm-1. Aktivitas antimikroba senyawa tersebut lebih tinggi dibandingkan asam risinoleat dengan diameter inhibisi sebesar 7,5 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan sebesar 8 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sementara uji toksisitas 12-hidroksi-N-pentilstearamida terhadap Daphnia magna dengan waktu perlakuan 24 jam menghasilkan nilai LC50 sebesar 59,83 ppm dan termasuk ke dalam kategori senyawa toksik tinggi. ...... Ricinoleic acid is a fatty acid with 18 carbons, a double bond at C9, and a hydroxyl group at C12. The unique structure of ricinoleic acid can be modified to produce derivative compounds with various biological activities, one of it is antimicrobial activity. In this research, the synthesis of 12-hydroxy-N-pentylstearamide was carried out starting with the esterification reaction of ricinoleic acid to methyl ricinoleate, reduction of the double bond, and continued with amidation using amylamine. The lipoamide product formed was characterized by FTIR resulting in overlapping N-H and O-H absorption at wave numbers around 3400-3500 cm-1, and C=O amide absorption at wave number 1641 cm-1, and there was C-N absorption at wave numbers around 1310-1230 cm-1. The antimicrobial activity of these compounds was higher than ricinoleic acid with an inhibition diameter of 7.5 mm against Escherichia coli and 8 mm against Staphylococcus aureus. Meanwhile, the toxicity test of 12-hydroxy-N-pentylstearamide against Daphnia magna with a treatment time of 24 hours resulted in an LC50 value of 59.83 ppm and included in the category of highly toxic compounds.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Alviana
Abstrak :
Penyakit seliak diperkirakan diderita oleh sekitar 0,5-1% dari populasi di banyak bagian dunia yang mengharuskan penderita ini untuk menghindari semua sumber gluten dalam produk pangan. Tepung beras menjadi salah satu tepung gluten-free yang paling umum digunakan di berbagai produk makanan. Namun, struktur pati alaminya memiliki aplikasi yang terbatas untuk diolah sebagai makanan sehingga memerlukan modifikasi untuk diubah menjadi pati resisten. Pada penelitian ini, modifikasi pati tepung beras dilakukan secara kimia melalui metode ikat silang fosfat menggunakan campuran STMP: STPP (99: 1) dengan variasi konsentrasi. Keberhasilan modifikasi ditandai adanya penambahan puncak pada bilangan gelombang 1294 cm-1 menunjukkan ikatan P=O dan 1015 cm-1 menunjukkan ikatan P-O-C saat dikarakterisasi menggunakan FTIR. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbaikan sifat fungsional seperti penurunan kelarutan, swelling power, dan daya cerna pati tepung beras hasil modifikasi. Hasil modifikasi terbaik yaitu hasil penambahan STMP: STPP (99: 1) 10% dan 6% digunakan sebagai campuran bahan pembuatan gluten-free rice cookies yang menghasilkan penurunan daya cerna dan karakteristik yang lebih baik berdasarkan uji organoleptik. Maka, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan produk makanan gluten-free menggunakan tepung beras termodifikasi yang memiliki sifat fungsional lebih baik. ......Celiac disease is estimated to affect around 0.5 - 1% of the population in many parts of the world which requires these sufferers to avoid all sources of gluten in food products. Rice flour is one of the most used gluten-free flour in various food products. However, the structure of natural starch has limited application for processing as food, so it requires modification to convert it into resistant starch. In this study, starch modification of rice flour was carried out chemically through the phosphate crosslinking method using a mixture of STMP: STPP (99: 1) with various concentrations. The success of the modification was marked by the addition of a peak at a wavenumber of 1294 cm-1 indicating a P=O bond and 1015 cm-1 indicating a P-O-C bond when characterized using FTIR. The test results showed that there were improvements in functional properties such as decreased solubility, swelling power, and digestibility of modified starches rice flour. The best modified result was the addition of STMP: STPP (99: 1) 10% and 6% which was used as a mixture of ingredients for making gluten-free rice cookies which resulted in reduced digestibility and better characteristics based on organoleptic tests. Thus, this research can be used as a basis for developing gluten-free food products using modified rice flour which has better functional properties.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatil Baqy
Abstrak :
Beras merupakan sumber pati yang mudah didapatkan, tidak mengandung gluten (gluten-free), dan dapat diolah menjadi tepung yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mie. Pati dalam bentuk alaminya memiliki beberapa kelemahan antara lain, tidak tahan terhadap pemanasan, kelarutan dan daya cerna pati yang tinggi. Perlu dilakukan modifikasi pati untuk menghasilkan pati dengan daya cerna yang lebih rendah dan dengan sifat fungsional yang lebih baik. Pada penelitian ini berhasil dilakukan modifikasi pati melalui metode ikat silang menggunakan agen pengikat silang natrium trimetafosfat (STMP) terhadap tepung beras sebagai bahan dasar pembuatan mie bebas gluten, dan diamati pengaruh modifikasi tersebut terhadap swelling power, kelarutan, dan daya cerna pati serta daya cerna mie beras. Karakterisasi dengan FTIR pada pati hasil modifikasi menunjukkan terbentuknya ikatan silang pati dengan STMP dengan munculnya puncak serapan pada bilangan gelombang 1297 cm-1 dan 1019 cm-1 yang merupakan serapan dari ikatan P=O dan P-O-C. Hasil pengujian menunjukkan terjadinya penurunan terhadap swelling power, kelarutan, dan daya cerna pati. Pati beras modifikasi mengalami penurunan daya cerna relatif hingga 20,67%. Pembuatan mie berbahan pati beras modifikasi berhasil dilakukan. Diperoleh mie beras berbahan pati modifikasi memiliki daya cerna yang menurun dibandingkan dengan mie beras kontrol yang terbuat dari pati beras tanpa modifikasi. ......Rice is a source of starch that is easily available, does not contain gluten (gluten-free), and can be processed into flour, which can be used as a basic ingredient for making noodles. Starch in its natural form has several weaknesses, including heat resistance, high solubility and digestibility. It is necessary to modify starch to produce starch with lower digestibility and better functional properties. In this study, starch modification was successfully carried out through the crosslinking method using sodium trimetaphosphate (STMP) as a crosslinking agent on rice flour as a basic ingredient for making gluten-free noodles, and the effect of this modification was observed on swelling power, solubility, and starch digestibility as well as rice noodles digestibility. Characterization with FTIR on modified starch showed the formation of starch cross links with STMP with the appearance of absorption peaks at wave numbers 1297 cm-1 and 1019 cm-1 which were absorptions from P=O and P-O-C bonds. The test results showed a decrease in the swelling power, solubility, and digestibility of starch. Modified rice starch decreased relative digestibility up to 20.67%. The manufacture of noodles made from modified rice starch was successfully carried out. It was found that rice noodles made from modified starch had decreased digestibility compared to control rice noodles made from unmodified rice starch.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Hardhani
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid yang dapat ditemukan secara alami pada bagian rizoma tanaman kunyit (Curcuma longa). Triazol merupakan senyawa heterosiklik yang mengandung atom nitrogen dan banyak dimanfaatkan dalam senyawa obat. Kedua senyawa tersebut telah menunjukkan aktivitas farmakologis dan biologis yang baik sehingga pada penelitian ini dilakukan sintesis tiga senyawa analog kurkumin monokarbonil yang memiliki cincin heterosiklik triazol menggunakan zingeron, dehidrozingeron, dan dehidrozingeron demetoksi sebagai senyawa prekursor. Senyawa hasil sintesis dimurnikan dengan kromatografi kolom dan telah dibuktikan pembentukannya melalui identifikasi kromatografi lapis tipis. Struktur senyawa hasil sintesis berhasil dikonfirmasi menggunakan karakterisasi FTIR, NMR, dan LC-MS. Hasil sintesis senyawa produk akhir triazol zingeron menghasilkan rendemen sebesar 92%, senyawa triazol dehidrozingeron menghasilkan rendemen sebesar 85%, dan senyawa triazol dehidrozingeron demetoksi menghasilkan rendemen sebesar 98%. Aktivitas penangkapan radikal bebas senyawa hasil sintesis ditinjau menggunakan metode DPPH. Diperoleh nilai persen inhibisi radikal senyawa triazol zingeron sebesar 24,97%, senyawa triazol dehidrozingeron sebesar 32,04%, dan senyawa triazol dehidrozingeron demetoksi sebesar 23,67%. ......Curcumin is a secondary metabolite compound of the flavonoid class which can be found naturally in the rhizome of turmeric plant (Curcuma longa). Triazoles are heterocyclic compounds containing three nitrogen atoms and has been widely used in medicinal drugs. Both compounds have shown decent pharmacological and biological activity. Thus, during this part of my B.Sc. project, three monocarbonyl curcumin analogs bearing triazole heterocycles have been designed and synthesized from three different precursors: zingerone, dehydrozingerone, and dehydrozingerone demethoxy. The synthesized compounds were purified by silica-gel column chromatography and proven by identification with thin layer chromatography. The structure of the synthesized compounds was confirmed by FTIR, NMR, and LC-MS characterization. The yield of obtained products were 92%, 85%, and 98% for triazole zingerone, triazole dehydrozingerone, and dehydrozignerone demethoxy, respectively. Free radical scavenging activity of the resulting compounds was evaluated using DPPH assay. The radical inhibition percentage value of triazole zingerone was obtained by 24.97%, triazole dehydrozingerone was 32.04%, and triazole dehydrozingerone demethoxy obtained 23.67%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine
Abstrak :
Asam risinoleat merupakan komponen penyusun utama minyak jarak. Turunan asam risinoleat banyak dimanfaatkan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Pada penelitian ini, salah satu turunan asam risinoleat yaitu metil risinoleat, direduksi lalu diamidasi dengan monoetanolamina berlebih dengan perbandingan mol 1:12. Diperoleh rendemen reaksi reduksi metil risinoleat sebesar 22,06% dan rendemen reaksi amidasi produk reduksinya sebesar 28,79%. Produk amidasi metil 12-hidroksistearat dengan monoetanolamina yang diperoleh dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil spektrum FTIR menunjukkan bahwa terdapat gugus fungsi amida pada sampel, ditandai dengan adanya spektrum serapan ulur N-H dan O-H yang overlapping pada bilangan gelombang 3754 cm-1 hingga 3105 cm-1 dan serapan kuat pada puncak C=O amida sekunder pada bilangan gelombang 1646 cm-1. Produk lipoamida, yaitu (R)-12-hidroksi-N-(2-hidroksietil)stearamida, diuji sitotoksisitasnya terhadap sel HeLa dengan metode MTT dan dilakukan analisis data menggunakan software GraphPad Prism versi 9.5.0 untuk Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lipoamida ini memiliki aktivitas sitotoksik sedang terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 sebesar 17,23 μM. ......Ricinoleic acid is the main component of castor oil. Ricinoleic acid derivatives are widely used to inhibit cancer cell growth. In this study, methyl ricinoleate, one of the ricinoleic acid derivatives, was reduced, then amidated with excess monoethanolamine at mole ratio of 1:12. It was found that the yield of reduced methyl ricinoleate obtained was 22.06% and the yield of amidation product was 28.79%. FTIR was used to characterize the amide product of methyl 12-hydroxystearate and monoethanolamine. The FTIR spectra reveal that the sample contained an amide functional group in the presence of overlapping N-H and O-H stretching absorption from 3754 cm-1 to 3105 cm-1 and strong absorption of the C=O secondary amide peak at 1646 cm-1. Thelipoamide product, namely 12-hydroxy-N-(2-hydroxyethyl)stearamide, was tested forcytotoxicity against HeLa cells using the MTT method and data analysis was performed using GraphPad Prism software version 9.5.0 for Windows. According to the result,the inhibitory concentration (IC50) of this lipoamide was 17.23 μM, which wasclassified as moderate activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiroh
Abstrak :
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis dengan pengobatan yang dapat dilakukan ialah kemoterapi menggunakan suatu obat antikanker. Asam linoleat diketahui berpotensi sebagai agen antimikroba dan antikanker, sehingga dikembangkan senyawa turunan asam linoleat dengan mengubahnya menjadi senyawaan amida. Pada penelitian ini dilakukan reaksi amidasi langsung asam linoleat dengan etanolamina dan dietanolamina. Produk yang terbentuk diidentifikasi keberadaannya dengan KLT lalu dimurnikan dengan kromatografi kolom dan selanjutnya dikarakterisasi menggunakan FTIR (fourier transform infra-red) Shimadzu dan 1H-NMR (nuclear magnetic resonance). Setelah itu dilakukan uji aktivitas antimikroba senyawa prekursor dan produk terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus serta uji sitotoksisitas dilakukan terhadap sel HeLa dengan metode MTT Assay untuk mendapatkan nilai IC50-nya. Pada pengujian aktivitas antimikroba, lipoamida linoleat-dietanolamina menghasilkan aktivitas antimikroba yang lebih besar dibandingkan dengan lipoamida linoleat-etanolamina pada bakteri uji >E. coli. Sementara itu, pengujian aktivitas sitotoksik senyawa lipoamida linoleat-etanolamina dan lipoamida linoleat-dietanolamina terhadap sel HeLa menghasilkan nilai IC50 berturut-turut sebesar 60,65 μM dan 55,81 μM.  Hasil ini mengindikasikan bahwa senyawa lipoamida memiliki aktivitas sitotoksik dengan lipoamida linoleat-dietanolamina memiliki sifat toksisitas yang lebih tinggi dibandingkan lipoamida linoleat-etanolamina. ......Cancer is a type of chronic disease that can be treated with chemotherapy using an anticancer drug. Linoleic acid is known to have potential as an antimicrobial and anticancer agent, so linoleic acid derivatives were developed by converting them into amide compounds. In this research, the direct amidation reaction of linoleic acid with ethanolamine and diethanolamine was carried out. The product formed was identified by TLC, purified by column chromatography, and then characterized using Shimadzu's FTIR (fourier transform infrared) and 1H-NMR (nuclear magnetic resonance). After that, the antimicrobial activity test of the precursor compounds and products was carried out against Escherichia coli and Staphylococcus aureus, and the cytotoxicity test was carried out on HeLa cells using the MTT assay method to obtain their IC50 value. Lipoamide linoleic-diethanolamine produced greater antimicrobial activity in E. coli test bacteria than lipoamide linoleate-ethanolamine. Meanwhile, testing the cytotoxic activity of lipoamide linoleic-ethanolamine and lipoamide linoleic-diethanolamine against HeLa cells yielded IC50 values ​​of 60.65 μM and 55.81 μM, respectively. These results indicate that lipoamide compounds have cytotoxic activity with linoleic-diethanolamine lipoamide having higher toxicity than linoleic-ethanolamine lipoamide.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>