Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Lydia Kartika Basaria
"Dengan adanya permintaan minyak bumi dan gas di dunia, proses pengolahan minyak dan gas pada suatu pabrik atau industri dinilai sangat kompleks dengan berbagai peralatan yang memiliki peranan sangat penting sehingga dapat mengancam keselamatan, bahaya serta dapat menjadi penghalang dalam proses produksi, seperti halnya yang akan dibahas di dalam tesis ini yaitu Bejana Tekan berupa Slop Drum. Analisis data telah didapatkan dari hasil perhitungan risk based inspection dengan menggunakan metode semi kuantitatif sehingga dapat menentukan risiko dengan perhitungan kemungkinan dan konsekuensi dari bejana tekan ini berdasarkan faktor kerusakan yang terjadi atau sesuai dengan kondisi peralatan saat ini. Hasil studi ini menunjukkan bejana tekan ini yang telah berumur 37 tahun, nilai sisa umur layan (EL) minimum adalah 30 tahun yang ditemukan pada komponen Nozzle N12-Pipe Weld dengan laju korosi adalah 0,105 mmpy. Penelitian ini mengindikasi bahwa pemilihan strategi inspeksi berdasarkan tingkat kategori risiko yang dihasilkan.

Having the worldwide demand for oil and gas, the oil and gas processing process in a factory or industry is considered very complex, with different machinery that has an extremely significant function so that it can threaten safety, be dangerous, and become an obstacle in the production process, as will be discussed in this thesis, which includes a Pressure Vessel that takes the shape of a Slop Drum. Data analysis has been performed on the results of risk-based inspection calculations using semi-quantitative methods, which allowed risk to be identified by calculating the possibilities and consequences of this pressure vessel based on the damage factors that occur or the current condition of the equipment. The outcomes of the investigation indicate that this pressure vessel is 37 years, with a minimum remaining service life (EL) value of 30 years found in the N12-Pipe Weld Nozzle component with a corrosion rate of 0.105 mmpy. The present research demonstrated that inspection procedures are determined based on the resulting risk category level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aldi Tripangestu
"Penelitian ini menyelidiki kegagalan pada pipa pengangkut dalam tungku pemanas ulang tipe walking beam di PT. X, Kota Cilegon. Inspeksi visual, uji komposisi kimia, dan evaluasi laju korosi mengungkapkan kerusakan fisik seperti retakan, endapan kerak berwarna hitam dan putih, fenomena bulging, serta pengurangan ketebalan pipa sebesar 47% dari ketebalan asli (25 mm). Mekanisme kerusakan diawali oleh tingginya oksida Fe yang menyebabkan korosi dengan dominasi fasa wustite (FeO), serta unsur Ca, Mg, dan Si yang berkontribusi terhadap pembentukan kerak. Laju korosi yang tercatat (6.05 dan 6.20 mpy) melebihi standar perusahaan (< 5 mpy), dan kekerasan air yang tinggi (82.02 mg/L dalam sirkulasi pipa) mendukung pembentukan kerak. Indeks LSI dan RSI menunjukkan air sangat agresif dengan tingkat korosivitas tinggi. Kerusakan refraktori menyebabkan pipa terekspos langsung pada temperatur tinggi, yang meningkatkan laju creep pada material pipa. Pemanasan ini menyebabkan pembentukan kerak di dalam pipa, yang bertindak sebagai isolator termal dan menyebabkan pemanasan lokal (localized overheating). Akibatnya, deformasi seperti bulging terjadi pada pipa dan akhirnya pipa mengalami kebocoran. Analisis FMEA menunjukkan nilai RPN tertinggi adalah 486 untuk pemeliharaan pipa pengangkut, sehingga diperlukan peningkatan kontrol terhadap terak dalam tungku pemanas ulang, pembersihan rutin terhadap terak, serta peninjauan jadwal dan frekuensi pembersihan untuk mencegah kerusakan serupa.

This study investigates the failure of skid pipes within a walking beam reheating furnace at PT. X, Cilegon City. Visual inspection, chemical composition analysis, and corrosion rate evaluation revealed physical damages such as cracks, black and white scale deposits, bulging, and a 47% reduction in pipe thickness from the original 25 mm. The damage mechanism is initiated by high levels of Fe oxides causing corrosion with a dominant wustite (FeO) phase, and elements such as Ca, Mg, and Si contributing to scale formation. Recorded corrosion rates (6.05 and 6.20 mpy) exceed the company's standard (< 5 mpy), and high water hardness (82.02 mg/L in pipe circulation) supports scale formation. The LSI and RSI indices indicate highly aggressive water with high corrosiveness. Damage to refractories results in direct exposure of pipes to high temperatures, thereby accelerating the creep rate of pipe materials. This heating process induces scale formation within the pipes, which acts as a thermal insulator, promoting localized overheating. Consequently, this thermal stress leads to deformations such as bulging, ultimately resulting in pipe failure and leakage. FMEA analysis shows the highest RPN value of 486 for skid pipe maintenance, necessitating enhanced slag control within the reheating furnace, routine slag cleaning, and a review of cleaning schedules and frequencies to prevent similar failures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Yoseph Valentino
"Kesesuaian dan efisiensi komponen peralatan dan fasilitas minyak bumi perlu dipastikan kelayakan dan performanya agar operabilitas dapat berjalan sesuai dengan target dan mencegah agar tidak terjadinya yang berakibat kepada keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan aset perusahaan. Oleh sebab itu manajemen risiko perpipaan sangat penting untuk pemeliharaan aset sistem jaringan pipa yang tepat waktu dan efektif, termasuk jaringan pipa. Meskipun analisis RBI memberikan rencana inspeksi yang sangat baik dalam menganalisis risiko dari suatu sistem peralatan namun membutuhkan pengumpulan data yang ekstensif dan perhitungan yang detail. Sebagaimana disarankan dalam DNV-RP-G101 dan DNV-RP-F107, analisa awal kekritisan dapat dilakukan sebelum melakukan analisis RBI lengkap. Equipment Criticality Analysis (ECA) dapat menjadi acuan awal dalam penilaian pipa penyalur karena sifatnya yang sederhana dan dapat dieksekusi dengan cepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis kritikalitas pipa penyalur gasoline dan gasoil menggunakan kombinasi model penilaian risiko dengan Equipment Criticality Analysis (ECA) dan Inspeksi Berbasis Risiko serta memberikan rencana inspeksi terhadap nilai risiko. Dalam studi kasus dipilih dua segmen pipa dimana segmen KM 133+414 sampai KM 147+310 merupakan segmen yang lebih rentan karena mempunyai rating kemungkinan 4 sedangkan KM 147+533 sampai KM 152+800 memiliki rating kemungkinan 3, baik pada saat mengalirkan gasoline, maupun gasoil. Hasil kritikalitas dari masing-masing segmen adalah C2 yang merupakan kritikalitas sedang, sehingga segmen pipa penyalur diharapkan dapat menerima penilaian yang lebih menyeluruh. Strategi inspeksi dan pemeliharaan yang efektif kemudian disusun dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi insiden.

The suitability and efficiency of components of petroleum equipment and facilities needs to be ensured for their suitability and performance so that operability can run according to targets and prevent incidents that could impact safety, health, the environment and company assets. Piping risk management is therefore critical for the timely and effective maintenance of pipeline system assets, including pipelines, components, equipment and related spare parts. Although RBI analysis provides an excellent inspection plan for analyzing the risk of an equipment system, it requires extensive data collection and detailed calculations. As suggested in DNV-RP-G101 and DNV-RP-F107, a preliminary criticality analysis can be performed before performing a complete RBI analysis. Equipment Criticality Analysis (ECA) can be an initial reference in assessing distribution pipes because it is simple and can be executed quickly. This research aims to analyze the criticality of gasoline and gasoil distribution pipes using a combination of risk assessment models with Equipment Criticality Analysis (ECA) and Risk-Based Inspection as well as providing an inspection plan for risk values. In the case study, two pipe segments were chosen, where the KM 133+414 to KM 147+310 segment is the more vulnerable segment because it has a probability rating of 4, while KM 147+533 to KM 152+800 has a probability rating of 3, both when flowing gasoline and gasoil. The criticality result for each segment is C2 which is medium criticality, so the distribution pipe segment is expected to receive a more comprehensive assessment. An effective inspection and maintenance strategy is then developed with the aim of reducing the frequency of incidents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library