Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abel Benaya
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah lapisan kevlar dan impregnasi nano alumina pada serat kevlar terhadap ketahanan balistik komposit laminat hybrid. Terdapat beberapa bahan yang digunakan diantaranya adalah lembaran alumunium 2024-T3, serat kevlar berjenis 29, nano alumina serta resin epoksi.Dalam membuat larutan pengimpregnasi, bahan yang digunakan ialah larutan Polietilen glikol-400 yang kemudian dicampur dengan nano alumina dengan menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam. Untuk menurunkan tegangan dan mengoptimalkan proses impregnasi pada serat kevlar, juga digunakan larutan etanol pada campuran larutan impregnasi. Setelah itu serat kevlar direndam dengan campuran yang sudah dibuat lalu dikeringkan. Langkah selanjutnya ialah merakit struktur komposit laminat dengan metode hand layup dengan bantuan epoksi sebagai perekat dan dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang dengan bantuan epoksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan jumlah lapisan sangat berpengaruh kepada ketahanan sampel dalam uji balistik maupun impak.Pengaruh dari variasi lapisan dan impregnasi nano alumina dapat meningkatkan ketahan balistik dan impak dari sampel.Hal ini dianalisis berdasarkan beberapa pengujian seperti pengamatan visual dan foto makro. Di sisi lain pengujian ketahan balistik juga diikuti dengan pengukuran diameter perforasi sekaligus tingkat kedalaman penetrasi yang dibentuk akibat proyektil. ...... The goals of this research is to determine the effect of variations in the number of kevlar layers and nano alumina impregnation on kevlar fibres on the ballistic resistance of hybrid laminate composites. There are several materials used; aluminium sheet 2024-T3, kevlar fibre type 29, nano alumina and epoxy resin. In the process of making the impregnation solution, the component that used is Polyethylene glycol-400 solution, who will be mixing with nano alumina using a magnetic stirrer for 2 hours. For optimize the impregnation process in kevlar fibres and reduce the stress, ethanol solution was giving in a mixture of impregnation solution. After the Kevlar layers soaked in a solution, then the kevlar must be dried. The next step is to assemble the laminate composite structure by hand layup method with epoxy resin as an adhesive, and then by drying at room temperature. The experimental results show that increasing the number of layers and adding alumina particle on Kevlar fiber increases the effect of sample durability on ballistic tests and impacts. Those were analyzed based on several assessments; visual observations and macro photographs. On the other hand, ballistic endurance testing is also measured based on the size of the perforation diameter and the depth of penetration formed by the projectile.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Ainun Azhar
Abstrak :
Limbah plastik kemasan merupakan salah satu jenis limbah plastik yang banyak dihasilkan oleh masyarakat Indonesia serta jarang sekali untuk diolah kembali. Industri pembuatan kertas di Indonesia yang besar juga menghasilkan limbah berupa lindi hitam yang mengandung lignin di dalamnya. Maka dari itu diperlukan upaya baru untuk mengurangi kedua permasalahan limbah ini, yaitu pemanfaatan limbah plastik multilayer dari kemasan mi instan serta lignin hasil dari pengolahan lindi hitam sebagai modifier bagi bitumen sehingga menghasilkan polymer modified bitumen (PMB). Bitumen akan dimodifikasi oleh limbah plastik multilayer dengan bantuan lignin sebagai compatibilizer. Pembuatan PMB dilakukan dengan metode hot melt mixing dengan penambahan limbah plastik multilayer sebanyak 4 %berat serta penambahan lignin yang divariasikan sejumlah 0,1 %berat; 0,3 %berat; dan 0,5 %berat. Proses akan dilakukan dengan variasi temperatur dari 170°C, 180°C, dan 190°C selama 30 menit. Sampel kemudian diuji untuk mengetahui kandungan, morfologi, serta sifat termalnya dengan menggunakan FTIR, SEM, serta TGA. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan lignin meningkatkan stabilitas termal dari campuran PMB serta temperatur proses dapat meningkatkan distribusi dari partikel limbah plastik multilayer dalam PMB.
Plastic packaging waste is one of the most discarded plastic product in Indonesia and it is very rarely got reused. Indonesia also produces so much paper, which create waste called black liquor that contains lignin. Hence, new effort is needed to reduce these waste problems, one of them is to use multilayer plastic waste in the form of instant noodle package and lignin from black liquor as modifier for bitumen, creating polymer modified bitumen (PMB). Bitumen is modified by multilayer plastic waste with the help from lignin as compatibilizer. PMB is made using hot melt mixing method, with the addition of multilayer plastic waste as many as 4 wt% and lignin varied from 0,1 wt%; 0,3 wt%; to 0,5 wt%. The process is done with varied temperature, from 170°C, 180°C, to 190°C for 30 minutes. Samples then tested to see their content, morphology, and thermal property by using FTIR, SEM, and TGA. The result of these tests concluded that the addition of lignin to PMB increase the thermal stability of the mixture and the increasing of process temperature can increase plastic waste distribution quality in the mixture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Ramadhan Susilo
Abstrak :
Komposit merupakan material yang sedang dikembangkan yang terdiri dari dua material atau lebih untuk meningkatkan sifat mekanis. Komposit magnesium merupakan material yang cocok untuk dijadikan kerangka kendaraan karena magnesium memiliki nilai densitas yang paling rendah dibandingkan dengan logam lainnya sehingga dapat dihasilkan kerangka kendaraan yang ringan dengan sifat mekanik yang baik. Pada penelitian ini,komposit diciptakan dengan mencampurkan magnesium sebagai matriks dan mikro SiC sebagai penguat dengan penambahan fraksi volume sebesar 2, 4, 6 dan 8 %vf. Proses fabrikasi komposit magnesium ini adalah pengecoran aduk. Hasil dari penelitian ini menunujukkan bahwa dengan penambahan penguat partikel mikro SiC akan meningkatkan sifat mekanis komposit,yaitu kekerasan kekuatan dan tahan aus. Penambahan partikel penguat mikro SiC yang menghasilkan komposit magnesium paling baik yaitu dengan penambahan fraksi volume 8%vf yang menghasilkan nilai kekerasan sebesar 83 HB dan laju keausan sebesar 0,002015706 mm3/m. Peningkatan sifat mekanis pada komposit magnesium disebabkan oleh pengecilan ukuran butir dan mekanisme penguatan Orowan.
Composite is a material that being developed which consists of two or more materials to improve mechanical properties. Magnesium composite is a suitable material to be used as a vehicle body structure because magnesium has the lowest density value compared to other metals so that a lightweight body structure can be produced with good mechanical properties. In this study, composites were created by mixing magnesium as a matrix and SiC particles as reinforcement with the addition of a volume fraction of 2% vf, 4% vf, 6% vf, and 8% vf. This magnesium composite fabrication process is stir casting. The results of this study show that the addition of SiC micro particles will improve the mechanical properties of composites, such as hardness and wear resistance. The addition of SiC micro-reinforcing particles that produced the best magnesium composite was by adding an 8% vf volume fraction which produced a hardness value of 83 HB and a wear rate of 0.002015706 mm3/m. Increased mechanical properties in magnesium composites caused by reduced grain size and Orowan strengthening mechanism.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumman Rifa Matalino
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis simulasi termodinamika dan pengaruh temperatur serta penambahan NH3 selama reduksi nikel laterit saprolit sintetis. Perangkat lunak simulasi termodinamika HSC Chemistry 9.1.5® digunakan untuk memprediksi fasa-fasa yang ada, komposisi kesetimbangan, dan spontanitas reaksi. Sintesis bahan umpan melibatkan ball milling dan kalsinasi pada suhu 1200oC kemudian direduksi pada suhu 800, 900, dan 1000oC dengan variasi penambahan amonia sebesar 35, 40, dan 45%. Analisis predominance diagram menunjukkan bahwa atmosfer reduksi dengan tekanan parsial oksigen 10-18 atm atau lebih rendah diperlukan untuk transformasi fasa. Analisis diagram komposisi kesetimbangan menunjukkan perolehan nikel maksimum pada temperatur rendah, tetapi puncak perolehan Fe terjadi pada penambahan amonia 35%. Selanjutnya, dekomposisi amonia terjadi pada suhu 200oC. Analisis spontanitas reaksi menunjukkan bahwa Amonia beroperasi secara langsung dalam reduksi pada suhu yang lebih rendah dari 600°C sementara reduksi tidak langsung oksida terjadi secara spontan mulai dari suhu 900°C. Analisis x-ray diffraction menunjukkan bahwa reduksi fayalit, forsterit, dan enstatit terjadi pada suhu 900oC dengan puncak perolehan nikel dan besi pada suhu 1000oC. Analisis mikroskop optik memperkirakan adanya fasa logam.

 


This study aims to investigate thermodynamic simulation analysis and the influence of temperature and NH3 addition during the reduction of synthetic saprolitic nickel laterite. HSC Chemistry 9.1.5® thermodynamic simulation software is used to predict the phases present, equilibrium composition, and reaction spontaneity. The synthesis of feed material involves ball milling and calcination at 1200oC then reduced at temperatures of 800, 900 and 1000oC with ammonia addition variety of 35, 40, and 45%. Predominance diagram analysis showed that a reducing atmosphere with oxygen partial pressure of 10-18 atm or lower is required for phase transformation. Equilibrium composition diagram analysis revealed maximum nickel recovery at low temperature, but peak Fe recovery at ammonia addition of 35%. Furthermore, ammonia decomposition occurred at 200oC. Reaction spontaneity analysis revealed Ammonia operates directly in reduction at temperatures lower than 600°C while indirect reduction of oxides was spontaneous starting at 900oC. X-ray diffraction analysis revealed that reduction of fayalite, forsterite, and enstatite occurred at 900oC with peak nickel and iron recovery at 1000oC with optical microscope analysis predicted the presence of a metallic phase.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ramadhan
Abstrak :
Friksi yang tidak dikendalikan pada mesin dapat mengakibatkan keausan yang tinggi, menyebabkan maintenance yang sering, dan membuat umur pendek serta memiliki efisiensi energi yang rendah. Lubrikasi merupakan solusi untuk masalah ini dengan membentuk lapisan pelumas yang mencegah kontak langsung antara permukaan material, mengurangi gesekan dan keausan pada mesin. Material nanopartikel timah oksida dan graphene digunakan sebagai aditif pada lubrikan PAO karena masing-masing material sudah menunjukkan performa yang baik dalam menurunkan coefficient of friction (COF) dan wear scar dimension (WSD) pada minyak PAO. Selain itu usaha pemanfaatan SnO2 dilakukan guna memaksimalkan hilirasi tambang dan industri timah dengan usaha pengolahan limbah solder dross. Sintesis SnO₂ dilakukan dari limbah solder dross menggunakan metode leaching dengan asam nitrat berkonsentrasi 68%. Hasil sintesis menunjukkan kemurnian SnO₂ sebesar 98.4%. Karakterisasi XRD mengindikasikan fase kristal rutile dengan ukuran kristal sekitar 21.7 nm. SEM-EDS mengungkapkan partikel SnO₂ berukuran rata-rata 198.5 nm² yang cenderung beraglomerasi. Graphene yang digunakan menunjukkan kemurnian tinggi dengan kandungan karbon 99.4% berdasarkan berat. Pengujian HFRR dilakukan untuk menilai kinerja tribologi dari berbagai sampel pelumas. Penambahan 0.05 wt% graphene dan variasi konsentrasi SnO₂ (1 wt%, 3 wt%, dan 5 wt%) secara signifikan menurunkan COF dan WSD dibandingkan dengan PAO murni. Penambahan 1 wt% SnO₂ dan 0.05 wt% graphene memberikan hasil paling optimal dengan penurunan COF sebesar 44.59% dan WSD sebesar 71.53% dibandingkan PAO murni. ......Uncontrolled friction in machinery can lead to high wear, frequent maintenance, short lifespan, and low energy efficiency. Lubrication addresses these issues by forming a lubricating layer that prevents direct contact between material surfaces, reducing friction and wear. Tin oxide nanoparticles and graphene are used as additives in PAO lubricants due to their proven performance in reducing the coefficient of friction (COF) and wear scar dimension (WSD) in PAO oil. Additionally, the utilization of SnO₂ aims to optimize downstream mining and the tin industry by processing solder dross waste. SnO₂ was synthesized from solder dross waste using a leaching method with 68% nitric acid. The synthesis resulted in SnO₂ with a purity of 98.4%. XRD characterization indicated a rutile crystal phase with a crystal size of approximately 21.7 nm. SEM-EDS revealed SnO₂ particles with an average size of 198.5 nm², which tended to agglomerate. The graphene used exhibited high purity with a carbon content of 99.4% by weight. HFRR testing was conducted to evaluate the tribological performance of various lubricant samples. The addition of 0.05 wt% graphene and varying concentrations of SnO₂ (1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%) significantly reduced COF and WSD compared to pure PAO. The optimal results were achieved with the addition of 1 wt% SnO₂ and 0.05 wt% graphene, resulting in a 44.59% reduction in COF and a 71.53% reduction in WSD compared to pure PAO.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Aldo Jackson
Abstrak :
Penggunaan batubara dalam proses pengolahan nikel laterit perlu diminimalisir karena menghasilkan emisi yang tinggi. Biomassa cangkang kelapa sawit berpotensi sebagai substituen batubara karena memiliki karakteristik reduksi yang identik dengan batu bara. Proses karbonasi biomassa cangkang kelapa sawit akan melepaskan volatile matter yang memiliki potensial reduksi. Studi ini menginvestigasi perilaku reduksi biomassa cangkang kelapa sawit tanpa karbonisasi terhadap bijih laterit tipe saprolit. Bijih nikel sintetik yang kaya fosterite dan enstatite direduksi pada variasi temperatur 800 – 1200°C dan variasi rasio C/O 0.5 – 1. Sebagai pembanding, bijih laterit asli yang kaya goethite dan lizardite direduksi pada temperatur 1200°C, dengan variasi rasio C/O 0.5 dan 1. Pemanasan hingga 1200°C mengakibatkan pengurangan massa sebesar 53.26% dengan total recovery logam sebesar 63.57%. Spontanitas pembentukan logam Ni yang lebih tinggi dibandingkan logam Fe mengakibatkan mayoritas nikel dapat direduksi pada temperatur yang lebih rendah. Kontrol parameter reduksi pada temperatur 1000°C rasio C/O 1 atau temperatur 1200°C rasio C/O 0.5 akan bermanfaat untuk membatasi metalisasi besi dan meningkatkan grade nikel dalam feronikel. Terjadi reformasi fosterite pada rasio C/O di atas 0.5 yang menyebabkan penurunan recovery. Peningkatan rasio C/O lebih lanjut akan mengkonsumsi karbon lebih untuk mereduksi kembali fosterite yang terbentuk. Mineral hidroksida goethite memiliki temperatur dekomposisi yang rendah dibandingkan dengan magnesium silikat lizardite. Reduktor berlebih dibutuhkan untuk memastikan suplai karbon tetap tersedia hingga temperatur reduksi logam dalam magnesium silikat. Pada pengamatan mikrostruktur, dekomposisi tar menciptakan sturktur poros yang dapat menjadi tempat nukleasi proses metalisasi besi dan nikel. Hasil studi ini menunjukkan bahwa hasil reduksi yang paling optimal diperoleh dengan reduksi pada temperatur 1200°C rasio C/O 0.5 untuk sampel bijih nikel sintetik (recovery 66.94%), serta temperatur 1200°C rasio C/O 1 untuk sampel bijih nikel laterit asli dengan total recovery logam sebesar 98.28%. ...... The use of coal in the processing of laterite nickel needs to be minimized due to its high emissions. Palm shell biomass has the potential to substitute coal because it has reduction characteristics identical to coal. The carbonation process of palm shell biomass releases volatile matter with reduction potential. This study investigates the reduction behavior of un-carbonized palm shell biomass on saprolite-type laterite ore. Synthetic nickel ore rich in forsterite and enstatite was reduced at temperatures ranging from 800 to 1200°C and C/O ratios ranging from 0.5 to 1. For comparison, natural laterite ore rich in goethite and lizardite was reduced at 1200°C, with C/O ratios of 0.5 and 1. Heating up to 1200°C resulted in a mass reduction of 53.26% with a total metal recovery of 63.57%. The higher spontaneity of Ni metal formation compared to Fe metal resulted in the majority of nickel being reduced at lower temperatures. Controlling reduction parameters at 1000°C with a C/O ratio of 1 or at 1200°C with a C/O ratio of 0.5 will be beneficial to limit iron metallization and increase nickel grade in ferronickel. Forsterite reforming occurs at C/O ratios above 0.5, causing a decrease in recovery. Further increasing the C/O ratio will consume more carbon to re-reduce the formed forsterite. The hydroxide mineral goethite has a lower decomposition temperature compared to the magnesium silicate lizardite. Excess reductant is needed to ensure the carbon supply remains available until the metal reduction temperature in magnesium silicate. Microstructural observations show that tar decomposition creates porous structures that can act as nucleation sites for iron and nickel metallization processes. The results of this study indicate that the most optimal reduction results are obtained at 1200°C with a C/O ratio of 0.5 for synthetic nickel ore samples (recovery of 66.94%), and at 1200°C with a C/O ratio of 1 for natural laterite nickel ore samples, with the total metal recovery of 98.28%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Natasya Dianti
Abstrak :
Dampak waktu pengikatan silang glutaraldehida (GA) pada morfologi, sifat kimia, dan perilaku pembengkakan komposit spons gelatin / monetit yang digunakan untuk aplikasi hemostatik. Glutaraldehid meningkatkan integritas struktural matriks gelatin dengan membentuk ikatan kovalen, menciptakan jaringan tiga dimensi yang meningkatkan sifat mekanik. Analisis SEM menunjukkan bahwa variasi GA mempengaruhi struktur berpori komposit. FTIR mengkonfirmasi bahwa glutaraldehida bereaksi dengan gugus amina gelatin untuk membentuk jaringan kovalen yang stabil. Partikel monetit yang terdispersi secara seragam meningkatkan kekuatan mekanik dan osteokonduktivitas. Tes pembengkakan menunjukkan pembengkakan awal tertinggi pada sampel Non-GA (~ 350%) dalam waktu 20 menit, diikuti oleh GA-12 (~ 320%) dan GA-24 (~ 300%). GA-48 menunjukkan pembengkakan yang lebih lambat, mencapai puncaknya sekitar 250% setelah 40 menit. Temuan ini menyoroti peran penting konsentrasi GA dalam menentukan karakteristik komposit, sehingga cocok untuk regenerasi tulang dan rekayasa jaringan. ......The impact of glutaraldehyde (GA) crosslinking time on the morphology, chemical properties, and swelling behavior of gelatin sponge/monetite composites used for hemostatic applications. Glutaraldehyde enhances the gelatin matrix's structural integrity by forming covalent bonds, creating a three-dimensional network that improves mechanical properties. SEM analysis showed that GA variations affect the composite's porous structure. FTIR confirmed that glutaraldehyde reacts with gelatin's amine groups to form a stable covalent network. Uniformly dispersed monetite particles enhance mechanical strength and osteoconductivity. Swelling tests revealed Initial swelling is highest in the Non-GA sample (~350%) within 20 minutes, followed by GA-12 (~320%) and GA-24 (~300%). GA-48 exhibits slower swelling, peaking at about 250% after 40 minutes. These findings highlight the crucial role of GA concentration in defining the composites' characteristics, making them suitable for bone regeneration and tissue engineering.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Aditya Asprilla
Abstrak :
Malaria merupakan penyakit fatal yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, dengan setengah populasi dunia berisiko terinfeksi. Pada tahun 2021, terdapat 247 juta kasus dan 619.000 kematian akibat malaria, meningkat selama puncak pandemi COVID-19. Komplikasi malaria yang mematikan termasuk malaria serebral, masalah pernapasan, dan kegagalan organ. Penelitian obat anti malaria tradisional menggunakan metode in-vitro yang memakan waktu dan biaya tinggi, sedangkan metode in-silico menawarkan alternatif lebih cepat dan ekonomis, meskipun memiliki keterbatasan. Penelitian ini mengevaluasi interaksi senyawa turunan kuinolon dengan protein target Plasmodium falciparum menggunakan pembelajaran mesin untuk meningkatkan efisiensi prediksi nilai penambatan dengan berbagai model, yaitu K-Nearest Neighbor, Xtra Trees, Xtreme Gradient Boosting, dan Artificial Neural Network. Model menggunakan dua jenis masukan, yaitu SMILES dan deskriptor Alvadesc, yang memberikan informasi struktural dan sifat fisik serta kimia senyawa. Hasil yang didapatkan dari model ini adalah akurasi serta waktu pelatihan model dan kemudian dilakukan perbandingan antara model beserta deskriptornya. Hasil penelitian memperlihatkan AlvaDesc sebagai deskriptor dan model terbaik yaitu Xtreme Gradient Boosting memiliki akurasi yang baik sebesar 83,6% dan waktu 2 menit 05 detik. Hasil rata-rata perbedaan nilai prediksi dengan nilai aktual sebesar 0,23030. ......Malaria is a fatal disease caused by the Plasmodium parasite and transmitted through the bite of Anopheles mosquitoes, with half of the world's population at risk of infection. In 2021, there were 247 million cases and 619,000 deaths due to malaria, an increase observed during the peak of the COVID-19 pandemic. The deadly complications of malaria include cerebral malaria, respiratory issues, and organ failure. Traditional antimalarial drug research using in-vitro methods is time-consuming and costly, while in-silico methods offer a faster and more economical alternative, despite their limitations. This study evaluates the interaction of kuinolon derivative compounds with the target protein of Plasmodium falciparum using machine learning to enhance the efficiency of docking score predictions with various models, namely K-Nearest Neighbor, Extra Trees, Extreme Gradient Boosting, and Artificial Neural Network. The models use two types of inputs: SMILES and AlvaDesc descriptors, which provide structural and physical-chemical properties of the compounds. The results obtained from these models include accuracy and model training time, and a comparison is made between the models and their descriptors. The study results indicate that AlvaDesc as a descriptor and the Extreme Gradient Boosting model performed the best, achieving good accuracy of 83.6% with a training time of 2 minutes and 05 seconds. The average difference between the predicted and actual values was 0.23030.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Anggraini
Abstrak :
Dalam penelitian ini dibahas mengenai perilaku korosi paduan Zr-xMo dan Zr-yNb yang diproduksi dengan metode metalurgi serbuk untuk aplikasi biomaterial. Pengujian polarisasi linear menunjukkan bahwa ketahanan korosi dari paduan zirkonium murni yang ditambahkan Nb lebih tinggi dibandingkan zirkonium murni yang ditambahkan Mo. Ketahanan korosi ini dibuktikan dengan nilai rapat arus korosi dan laju korosi yang lebih rendah di semua media elektrolit , yaitu larutan Kokubo SBF, larutan Ringer dan juga larutan NaCl 3 , 5%. Data EIS yang difitting dengan model [R (C [R (RQ)]) (RQ)], menunjukkan terbentuknya lapisan pasif berstruktur duplex pada permukaan hampir semua material percobaan terutama Zr-yNb. Mekanisme korosi paduan zirkonium ini terjadi karena korosi sumuran dan ketahanan korosi bergantung pada konsentrasi ion klorida di dalam elektrolit. Dapat disimpulkan bahwa paduan Zr-9Nb di antara paduan zirkonium yang lain menunjukkan hasil yang paling menjanjikan dari segi ketahanan korosi untuk aplikasi biomedis. ......In this work, corrosion behavior Zr-xMo and Zr-yNb alloys produced by powder metallurgy for biomaterial application were investigated. Linear polarization tests revealed a nobler electrochemical behavior of the zirconium alloys after alloying Nb to pure Zr than alloying Mo to pure Zr as indicated by lower corrosion current densities and corrosion rate in all electrolyte mediums which are ringer solutions, Kokubo SBF solutions and also NaCl 3,5%. The EIS data, fitted by model [R(C[R(RQ)])(RQ)], suggested a duplex passive film formed on the most of experimental material surfaces especially Zr-yNb. Corrosion mechanism of this alloy happen due to pitting corrosion and corrosion resistance depends on chloride concentration in the electrolyte. All of these above results suggested that the Zr–9Nb alloy, among the experimental alloys, showed a promising material for biomedical applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Imaduddin
Abstrak :
Pengembangan terhadap paduan zirkonium sebagai biomaterial yang diproduksi melalui proses metalurgi serbuk diteliti dengan diberikan perlakuan panas pada komposisi unsur paduan molibdenum (3%, 6%, dan 9% massa Molibdenum) serta dihubungkan terhadap densitas dan porositas, struktur mikro dan kekerasan menggunakan pengujian Rockwell C.Dari hasil pengujian didapatkan bahwa struktur mikro yang dominan terbentuk adalah fasa α-Zr dan Mo2Zr, dan dengan pemberian perlakuan panas struktur mikro yang terlihat menjadi lebih jelas batas butirnya. Dari hasil uji densitas dan porositas, poros yang terbentuk semakin bertambah seiring bertambahnya jumlah Molibdenum yang diberikan, perlakuan panas memberikan efek yang buruk karena akan menambah jumlah poros dari molibdenum yang menguap diatas suhu 600oC. Dari hasil kekerasan yang dicapai unsur molibdenum tidak memberikan efek yang terlalu signifikan walau kekerasan bertambah seiring dengan jumlah molibdenum yang bertambah, dengan perlakuan panas kekerasan turun dikarenakan porositas setelah diberi perlakuan panas bertambah. ......Development of zirconium alloy as biomaterial produced by powder metallurgy method is studied from effect of heat treatment with different compositions of molybdenum. ( 3%, 6% and 9% weight of Molybdenum), its density and porosity, microstucture and hardness using Rockwell C method. From the experimental, the dominan microstructure formed is α-Zr and Mo2Zr phase and by heat treatment it is clearer to see boundary and grain boundary. From density and porosity test, the formed porous increase as composition molybdenum increase, heat treatment give negative effect, mollybdenum will formed molybdenum oxided vollatile when heated above 6000C. From hardness test, molybdenum does not give significant effect to the hardness. The hardness increase as the composition of molybdenum increase, also hardness decrease due to the increase of porosity after heat-treatment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>