Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adia Angga Rinaya
"Penelitian ini membahas mengenai perbandingan karakteristik dinamik dan respon seismik struktur pondasi mesin yang dimodelkan secara tunggal dan grup dengan perletakan fleksibel (base isolation-Elastomeric Bearing). Struktur pondasi secara keseluruhan terdiri dari dua bagian, yaitu tiga blok pondasi mesin pada bagian atas dan blok beton pada bagian bawah. Elastomeric Bearing disisipkan diantara blok pondasi mesin dan blok beton. Permodelan secara tunggal hanya memodelkan satu blok pondasi mesin dengan base isolation yang bertumpu di atas tanah yang dianggap rigid. Permodelan grup memodelkan keseluruhan bagian utama pondasi dengan mengikutsertakan efek pegas tanah (soil spring constant) di bawah blok beton. Eksitasi gempa berupa gempa megathrust, Kobe, yang disesuaikan dengan respon spektrum Indonesia. Respon seismik dari pondasi tunggal dan grup dibandingkan dengan memvariasikan properti base isolation dan konstanta pegas tanah dalam kondisi linier. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pegas tanah pada pondasi yang dimodelkan secara grup memperbesar respon seismik struktur.

This study discusses the comparison of dynamic characteristic and seismic response of machine foundation that is modeled as single and group system using flexible bearing (base isolation-Elastomeric Bearing). The whole structure of machine foundation consists of two main parts of block of machine foundation (the top part) and block of concrete (the bottom part). Elastomeric Bearing is inserted between those parts. The behaviour of single foundation is modeled as one single block of machine foundation with the base isolation, the soil is assumed as rigid material. While group behaviour is modeled by three block of machine foundation, base isolation, block of concrete and soil spring component. The earthquake excitation is megathrust earthquake, Kobe, that is matched to Indonesian response spectra. Seismic response is compared between two conditions above with variation of base isolation and soil spring constant with linear condition is considered. The soil spring provides the higher value of seismic response of structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yopie Suryadi
"ABSTRAK
Pembangunan konstruksi bangunan sipil tidak selalu berada di atas tanah dasar
yang relatif baik, tanah lunak sebagai konsekwensi tempat pelaksanaan konstruksi
menjadi kendala terutama pada proses konsolidasi yang nilainya cukup besar
dengan waktu yang lama.
Dalam pemodelan tanah berdasarkan parameter hasil uji lapangan dan uji
laboratorium perlu ketelitian dan pemahaman yang komprehensif sehingga
diperoleh pemodelan tanah yang mendekati kondisi ideal di lapangan. Dengan
pemodelan yang akurat akan diperoleh estimasi settlement konsolidasi yang
mendekati kondisi lapangan sehingga deviasi settlement hasil analisis teori dan
pelaksanaan di lapangan bisa diminimalisir.
Dari hasil penelitian, perbaikan tanah dengan preloading dan drainase vertikal
akan mempercepat proses settlement konsolidasi. Optimalisasi desain preloading
dan drainase vertikal ( jarak spasi, kedalaman instalasi dan property material )
sangat mempengaruhi besaran settlement konsolidasi yang dihasilkan. Dengan
perencanaan perbaikan tanah yang baik, akan menghasilkan waktu konsolidasi
yang cepat dan biaya konstruksi yang ekonomis."
2011
S94198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Alharis
"Di Indonesia khususnya di Sumatera, gempa bumi telah membawa dampak kerusakan yang sulit untuk diprediksi, tidak hanya pada manusia tetapi juga pada lingkungan dan makhluk hidup lainya. Karena kondisi ini lah selama beberapa dekade para ahli mengembangkan disiplin ilmu tentang gempa dan mitigasi setelah terjadinya gempa. Salah satu aplikasi yang telah dikembangkan adalah Sistem Proteksi Pasif dengan menggunakan sistem seismic isolation. Pada studi ini akan dijelaskan tentang pengaruh seismic isolation terhadap prilaku lateral pondasi. Studi ini mengacu pada gedung di Sumatera Barat yang menggunakan Sistem proteksi Pasif dengan Lead Rubber Bearing sebagai isolatornya. Dengan Sistem Proteksi Pasif ini diharapkan momen, lendutan, geser dan putaran sudut di sepanjang tiang pondasi dapat dikurangi, sehingga menghindari terjadinya kegagalan pondasi dan struktur tetap dalam keadaan stabil setelah terjadinya gempa.
In Indonesia, especially in West Sumatera earthquake phenome has bought unpredictable damage, not only for the people but also for environment and all living thing. Because of this situation, over the past few decades, earthquake engineering has developed as a branch of engineering concerned with the estimation of earthquake consequences and the mitigation of these consequences. One of them is passive protective system that using Seismic Isolation system. In this study would be explained the influence of seismic isolation to foundation behavior of structure. Its study refers to building in west sumatera. In this case, Lead Rubber Bearing is one of passive protective system that used. With this passive protective system, the moment, deflection, shear and rotation along of foundation will be over come and there is no failure on foundation, so the structure of building stay on stable condition after earthquake attack."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42828
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhya Nandana Kumara
"Dengan bertambahnya pembangunan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, maka kedalaman fondasi yang dapat menopang kekuatan gedung-gedung tersebut semakin diperlukan. Walaupun telah banyak dilakukan penyelidikan tanah yang mencapai kedalaman lebih dari 100 meter untuk kebutuhan design, tetapi belum banyak studi akademik mengenai data dari hasil penyelidikan tanah tersebut. Di Jakarta, terutama di daerah Jalan Thamrin dan Sudirman, terdapat banyak gedung-gedung tinggi, di mana pada kedalaman 30-150 meter sering ditemukan jenis tanah lempung teguh. Tesis ini akan membahas mengenai jenis tanah lempung teguh Jakarta dengan berfokus pada parameter kompresi atau konsolidasi dari jenis tanah ini.

With the increased population of high-rise buildings in Jakarta, deeper foundation is required to support these buildings’ weight. Although deep soil investigation has been done for more than 100m depth for design purposes, there are not many academic studies for this kind of soil. At Thamrin and Sudirman Street, where most skyscraper buildings are located, stiff clay layer can be found at 30-150m depth. This thesis will focus on compression or consolidation parameter for this deep layer stiff clay."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurrizal Muhammad
"Salah satu solusi kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah dengan membangun sistem transportasi massal berupa Mass Rapid Transit (MRT), khususnya penerapan struktur terowongan bawah tanah. Penelitian ini mengkaji tentang pemodelan perilaku terowongan terhadap pengaruh beban gempa. Studi ini menghitung perilaku terowongan melingkar dalam kondisi statis dan dinamis akibat efek gempa. Analisis kondisi statis menggunakan teori Muir Wood dan kondisi dinamis menggunakan teori Wang (1993) dan Panzien (2000) serta didukung dengan perhitungan empiris dan numerik. Kedalaman terowongan MRT di area Fase 1 berada pada kedalaman 11 meter dan di modelkan di fase 2 dengan kedalaman yang sama. Dengan didominasi oleh tanah lempung dengan kekerasan 3 - 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jalur fase-1 kondisi statik terdapat deformasi terowongan yang bekerja pada 17.17 mm secara empiris. Dan kondisi dinamik pada empiris menunjukkan deformasi 15.50 mm dan 4.06 mm secara numerik yang diberikan beban gempa lebih dari 0.4 g. Pada fase-2 pada kondisi statik  menunjukkan nilai deformasi 23.5 mm secara empirik. Pada kondisi dinamik dengan percepatan gempa 0.3 – 0.4 g menghasilkan deformasi 17.28 mm secara empiric dan 5.22 mm pada beban gempa yang melebih kapasitas. Syarat terowongan memenuhi persyaratan deformasi berbanding lurus dengan kondisi material tanah dan batuan yang terkandung dan kondisi beban gempa yang tidak melebihi 0.4 g sebagai standar pembangunan infrastruktur bawah tanah di Jakarta.

One solution to traffic congestion in Jakarta is to build a mass transportation system in the form of Mass Rapid Transit (MRT), especially the application of underground structures. This study examines the behavioral modeling of the effects of the earthquake. This study generates dynamic services from the results in static conditions and earthquake effects. Analysis of statistical conditions using Muir Wood theory and dynamic conditions using the theory of Wang (1993) and Panzien (2000) and supported by empirical and numerical calculations. The depth of the MRT in the Phase 1 area is at a depth of 11 meters and is modeled in Phase 2 with the same depth. It is dominated by clay with a hardness of 3 - 20. The results show that in the phase-1 path under static conditions there is a deformation that works at 17.17 mm empirically. And the dynamic conditions empirically show deformation of 15.50 mm and 4.06 mm numerically given an earthquake load of more than 0.4 g. In phase-2 under static conditions, it shows a deformation value of 23.5 mm empirically. In dynamic conditions with an earthquake acceleration of 0.3 – 0.4 g, it produces 17.28 mm deformation empirically and 5.22 mm at an earthquake load that exceeds capacity. Deformation requirements that are straight with the conditions of the soil and rock materials contained and the conditions of earthquake loads that do not exceed 0.4 g as a standard for Jakarta's underground infrastructure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library