Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Khuzaifah
Abstrak :
Indonesia mempunyai iklim dan kondisi tanah yang dapat dikatakan mendukung adanya wilayah yang digolongkan mempunyai tanah sulit. Tanah sulit disini diartikan sebagai tanah sangat lunak organik atau gambut dan tanah lunak yang berpotensi mengembang tinggi ( tanah ekspansif ). Makin mendesaknya kebutuhan akan lahan untuk permukiman di kota, mahalnya lahan dengan tanah stabil, dan berkembangnya wilayah permukiman di daerah terutama wilayah transmigran, membuat pemanfaatan wilayah ini tidak dapat dihindarkan. Permasalahan yang timbul akibat pembebanan pada lapisan tanah lunak adalah kompresibilitas yang tinggi dan kekuatan geser yang rendah. Untuk mengetahui kekuatan geser dari tanah lempung lunak tersebut maka perlu dilakukan beberapa pengujian, dalam karya tulis ini uji yang dilakukan adalah uji geser sudu (Vane Shear Test) yang dilakukan di lapangan dan uji triaksial dengan dalam kondisi Unconsolidated Undrained yang dilakukan di laboratorium. Uji geser sudu (Vane Shear Test) dimaksudkan untuk menentukan kekuatan lempung jenuh sempurna dalam keadaan tidak terdrainasi, sedangkan uji triaksial dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sudut geser tanah dan nilai kohesi suatu tanah.
Indonesia has ground condition and climate which can be told to support region existence that is classified has difficult ground. Difficult ground is interpreted as very organic soft clay or peat and soft clay which have the high potency to expand (expansive clay). More and more insist on the farm requiremenl for settlement in town, its costly land with stable ground, and settlement regional expansion in area especially the transmigrant region, making this regional explosion cannot be obviated. Problem which is arising out because of the effect of encumbering at] soft clay are high compressibility and low shear strength. To know shear strength from the soft clay, it requires to be conducted by some examination, in this final assignment the test which was taken were Vane Shear Test that was conducted in field and Triaxial Test under Unconsolidated Undrained condition that was conducted in the laboratorium. Vane Shear Test was intended to determine unsaturated clay strength in undrained condition, while triaxial test was conducted as a mean to know sheat angle and cohesion of the clay.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kurniawan
Abstrak :
Terdapat beberapa jenis tanah di Indonesia, salah satunya merupakan tanah lempung lunak. Perbedaan tanah lempung lunak terletak pada kekuatan gesernya yang lebih rendah dan kompresibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah lempung biasa. Oleh karena itu, sebelum digunakan sebagai pendukung konstruksi, perlu dilakukan penyelidikan mengenai karkteristik geser dan kompresibilitas dari tanah lunak tersebut sehingga dapat dicari tipe dan karakteristik pondasi yang tepat untuk proyek konstruksi yang akan dibangun pada tanah lunak tersebut. Untuk mengetahui nilai parameter kekuatan geser pada tanah biasa digunakan uji Triaksial (Triaxial Test). Namun uji triaksial yang selama ini dilakukan menggunakan benda uji berdimensi kecil. Dengan kondisi tersebut dikhawatirkan benda uji yang digunakan tidak dapat mencakup tanah lokasi yang diuji secara keseluruhan. Terutama jika lokasi tanah yang diuji memiliki tanah yang memiliki komposisi yang mengandung bahan organik. Oleh karena itu perlu digunakan benda uji yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Tanah yang digunakan merupakan sampel tanah undisturbed yang diambil dari Rorotan (Jakarta Utara), Kaliabang (Bekasi) dan Ujung Harapan (Bekasi). Percobaan yang dilakukan yaitu dengan kondisi Unconsolidated Undrained (tak terkonsolidasi tak terdrainasi). Hasil dari uji triaksial ini nantinya akan menggambarkan hubungan antara tegangan deviator dengan regangan dan diagram Mohr-Coulomb. Dari grafikgrafik tersebut, akan diperoleh nilai-nilai dari parameter kekuatan geser tanah. ......There are some type of soil in Indonesia, one of them is soft clay. The characteristic of soft clay is equal with the regular clay. The differences is the shearing resistance oft soft clay is lower and the compressibility is higher than regular clay. Because of that, before soft clay is being used in construction, need a research about the shearing characteristic of soft clay so that can be found the right type and characteristic of foundation for construction. To find the shearing resistance of soil is commonly using the Triaxial test. But the commonly triaxial test is using small dimension of sample test. By those condition is concerned that the sample test not equal with the real condition. Especially if the soil have the organic compotition. Because of that need a bigger dimension of sample test to get more accuracy data in research. The sample test is undisturbed sample from Rorotan (Jakarta Utara), Kaliabang (Bekasi) dan Ujung Harapan (Bekasi). The test will be perform in Unconsolidated Undrained (tak terkonsolidasi tak terdrainasi) condition. The result of triaxial test will be defining the relation of deviator stress and strain from the sample test and Mohr-Coulomb diagram. From the graph, can be found the parameter value of shearing resistance from the soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvita Asyiah E.
Abstrak :
Salah satu faktor penting dalam suatu perencanaan konstruksi adalah kemungkinan adanya penurunan yang disebabkan oleh pembebanan. Sedangkan tanah gambut memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah lempung. Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Maka di dalam laboratorium perilaku penurunan tanah ini dapat diukur dengan melakukan uji konsolidasi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur telah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali pembebanan awal. Analisis yang digunakan adalah mempelajari nilai Cc (Compression Index) pada hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium. Metode yang digunakan adalah tanah gambut yang distabilisasi dengan menggunakan semen Portland tipe V yang mempunyai kelebihan untuk menyerap air lebih banyak dan tahan terhadap kandungan asam yang tinggi pada tanah gambut. Tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gambut yang berasal dari desa Bereng Bengkel, Kalimantan. Pengolahan data dilakukan dengan hasil berupa kurva hubungan angka pori (e) dengan tegangan (?). Diharapkan dengan hasil analisis nilai Cc dari kemiringan kurva hubungan angka pori (e) dan tegangan (?) akan dapat dikembangkan suatu perencanaan konstruksi pada lahan bertanah gambut. ......One of the important factors in a construction planning is the calculation of the possibility of soil descending caused by weight. While peat soil has different feature and characteristic from clay. Peat soil has unique characteristic, where at its consolidation behavior, it has a high volumetric compressibility. Therefore, in the laboratory this possibility of soil descending behavior can be measured by doing consolidation test. Of course the real weighing is normally attained at the laboratory. But for the practical comparison, a procedure has been accepted worldwide, which is through the addition of the weight twice as much as the initial weight. Analysis that is used is to study Cc value (Compression Index) on the experiment's result that is done at the laboratory. Method used is the peat soil is stabilized by using Portland Cement type V which has the ability to absorb water more and endure the high acid contained in the peat soil. The peat soil used in this experiment is taken from Bereng Bengkel village, Kalimantan. Processing data is made with the result of connection curve between void ratio (e) and pressure (?). It is hoped that with this analysis result of Cc value from slanting curve, the relation of void ratio (e) and pressure (?), it will be possible to develop a construction planning on peat soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Firlany
Abstrak :
Ketersediaan lahan konstruksi yang baik semakin berkurang seiringdengan bertambahnya populasi manusia.Sehingga saat ini, penggunaan lahan yang kurang baik banyak dilakukan dalam konstruksi, terutama pada tanah lempung ekspansif.Tanah lempung ekspansif bersifat khusus yaitu mengembang bila terkena air dan menyusut jika air yang ada di dalam tanah keluar.Untuk mengatasi kendala akibat penggunaan lahan terutama tanah lempung ekspansif tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang stabilisasi tanah lempung ekspansif.Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif dengan bahan kimia (pasir dan semen) agar dapat mengurangi kembang susut tanah lempung ekspansif, dan mengetahui pengaruh penambahan bahan stabilisasi terhadap swelling dan sifat kompresibilitasnya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan studi ekperimen di laboratorium dengan pengujian konsolidasi berdasarkan standar ASTM.Bahan stabilisasi yang digunakan adalah semen 5% dan pasir 10% dengan masa pemeraman 0 hari, 4 hari dan 7 hari. Tanah lempung ekspansif dalam pengujian ini diambil dari Perumahan Eucalyptus-Lippo-Cikarang, yang mana termasuk kedalam kategori derajat ekspansif tinggiyaitu dilihat dari nilai Swelling Pressure-nya sebesar 252 KPa dan nilai Swelling Potential sebesar 8.939%. Hasil menunjukkan bahwa tanah terstabilisasi mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan tanah asli. Dengan adanya penambahan bahan stabilisasi dapat menurunkan nilai Indeks Pemampatan (Compression Index, Cc) Indeks Pengembangan (Swell Index, Cs) serta Rebound Index (Cr).Nilai-nilai tersebut berkurang seiring dengan lamanya masa pemeraman yang dilakukan. Diharapkan dengan adanya masa pemeraman yang lebih lama lagi akan dapat meningkatkan kinerja bahan stabilisasi yaitu bekerja secara optimum untuk memperbaiki sifat-sifat fisik maupun mekanis pada tanah lempung ekspansif. ......Good soil as construction land availability decreases due to the increasing human population. Currently, bad soil as construction land is used, particularly on the expansive clay soil. The expansive clay soil have special properties, which expands when exposed to water and shrink when the water out from the soil. To overcome the constraints resulting from the use of bad soil as construction land primarily expansive clay soil, it is necessary to do research on expansive clay soil stabilization. The purpose of this research is to stabilize the expansive clay soil with chemicals (sand and cement) in order to reduce swelling and shrinkage of expansive clay soil, and determine the effect of the addition of a stabilizing agent in swelling and compressibility behavior. Methods used were literature study and experimental testing in laboratory by consolidation testing based on ASTM standards. Stabilizing agent used were 5% cement and 10% sand with curing period of 0 days, 4 days and 7 days. Expansive clay soil in this test were taken from the Housing of Eucalyptus-Lippo-Cikarang, which belongs to the category of a high degree of expansiveness seen from the swelling pressure of 252 kPa and swelling potential value of 8.939%. Results showed that stabilized soil have better properties than the original soil. Add of a stabilizing agent able to decrease the value of compression index (Cc), Swelling Index (Cs) and Rebound Index (Cr). These values decrease along the curing time. It expected that longer curing period able to improve the performance of stabilizing agent which optimized improve the physical and mechanical properties of expansive clay soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsetya Putra Pradipta
Abstrak :
Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan penambahan jumlah luas lahan merupakan suatu masalah yang dihadapi pada saat ini. Terbatasnya jumlah lahan yang tersedia menyebabkan lahan gambut yang tergolong ke dalam tanah lunak juga dimanfaatkan untuk lahan pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai kerapatan kering, California Bearing Ratio (CBR) dalam kondisi unsoked dan soaked tanah gambut OKI Sumatera Selatan terhadap penambahan mikroorganisme selulotik potensial asli. Secara konvensional, penambahan mikroorganisme dilakukan dengan cara diaduk dan dilakukan penambahan volume sebanyak 5% dari berat tanah dan konsentrasi mikroorganisme sebanyak 1010. Setelah dilakukan pencampuran tanah difermentasi selama 60 hari dan diamati peningkatan nilai kerapatan kering dan CBR dari kondisi tanah asli tidak terjadi perubahan yang signifikan.
Population growth which is not followed by the addition of the vast amount of land is a problem faced at the moment. The limited amount of available land led to peatland which categorized to the soft ground is also used for land development. This study aims to analyze the dry density value , CBR in unsoked conditions and soaked to the addition of microorganisms selulotik original potential. Conventionally, the addition of microorganisms is done by stirring and the addition of volume as much as 5% of the weight of the soil and the concentration of microorganisms as many as in 1010. After mixing the ground fermented for 60 days and observed an increase in the value of dry density and CBR of the original soil conditions but not significant changes.
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S61937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Agus Nugroho
Abstrak :
Batas Atterberg diperkenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911 dengan tujuan untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus dan menentukan sifat indeks property tanah. Batas Atterberg meliputi batas cair, batas plastis, dan batas susut. Dalam menentukan batas Atterberg ini, proses pengujian menggunakan metode yang diberikan dalam BS 1377 : Part 2 : 1990. Berdasarkan metode tersebut, sampel tanah yang diuji tidak diperbolehkan dipersiapkan dengan cara kering oven, hal ini disebabkan karena pemanasan tanah dengan derajat suhu yang berbeda akan menyebabkan perubahan propertinya secara signifikan. Beberapa sifat fisiknya akan berubah secara permanen. Oleh karena itu, sampel tanah harus diujikan dalam kondisi alami atau kering udara. Pada kenyataannya, karena kendala waktu dan faktor-faktor lainnya, banyak dilakukan pengujian dengan persiapan benda uji kering oven. Sasaran dari penelitian ini adalah memahami pengaruh dari pemanasan tanah lempung marina terhadap nilai batas Atterberg melalui 2 metode pengeringan yaitu metode kering udara dan metode kering oven. Pengujian laboratorium meliputi uji batas cair dan batas plastis untuk 2 metode persiapan sampel yang berbeda (air dry dan oven dry) dan dengan berbagai kombinasi suhu oven dalam pencarian kadar air. Efek pemanasan terhadap nilai parameter batas Atterberg tanah lempung ditunjukkan dari perbedaan hasil nilai batas cair dan batas plastis. Semakin bertambahnya suhu, diperoleh nilai batas cair yang semakin besar. Sedangkan untuk nilai batas plastisnya, diperoleh nilai yang semakin besar hingga pada suhu tertentu dimana nilai batas plastisnya berada pada titik optimum dan jika suhu dinaikkan, diperoleh nilai batas plastis yang semakin rendah. Dari hasil uji batas cair dan batas plastis untuk 2 metode persiapan sampel yang berbeda (air dry dan oven dry), nilai batas cair dan batas plastis yang diperoleh dengan metode kering oven lebih besar daripada nilai yang diperoleh dengan metode kering udara. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh ikut terbakarnya material organik akibat pemanasan.
Atterberg limit is firstly defined in 1911 by Albert Atterberg with their purposes are to classifying cohesive soils and determine engineering properties of soils. Atterberg limits include liquid limit, plastic limit, and shrinkage limit. The standard method of determination of Atterberg limits are stated in BS 1377 : Part 2 : 1990. According to BS, the soil tested by Atterberg limits should not be oven dried, it is because drying the soils in different degree will alter their properties significantly. Some of the physical properties of soils will undergo changes that appear to be permanent. Therefore, the soil samples should be in natural or air dried form. However, in reality, due to time constraint and other factors many will run the test by using soil samples that are prepared by oven dry. The objective of this study is to comprehend the effect of drying on the Atterberg limit of marine clay through 2 drying methods that is air drying method and oven drying method. Laboratory testing included liquid limit test and plastic limit test for 2 different sample preparation methods (air dry and oven dry) and with various oven temperature combination in water content seeking. Effect of drying on the Atterberg limit parameter value of marine clay shown from difference result of liquid limit and plastic limit value. Increasing of temperature obtained ever greater plastic limit value. While for the plastic limit value, obtained finite ever greater value at certain temperature where the plastic limit value resided in at optimum point and if the temperature increased, obtained lower value of plastic limit. According to liquid limit and plastic limit test results for 2 different sample preparation methods (air dry and oven dry), oven dried method gain liquid limit and plastic limit value result greater than air dried method. This matter possibility caused of be combustible of organic material as result of drying.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Trisuya
Abstrak :
Kuat geser tanah gambut merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi atau subgrade pembangunan jalan khususnya di daerah yang banyak mengandung tanah gambut. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel tanah gambut Desa Tampan Riau yang dipadatkan dengan 3 (tiga) kondisi persiapan sampel yaitu kondisi undisturbed, pembasahan, dan pembasahan pengeringan sebelum pengujian triaksial consolidated undrained. Efek dari pemadatan, pembasahan, dan pengeringan diamati dari grafik hubungan tegangan deviator-tegangan efektif; perubahan tekanan air pori-regangan; dan tegangan deviator-regangan kemudian hasilnya dibandingkan pada tiap-tiap kondisi dan kadar air pemadatan.
The shear strength is one of factor that important to know in foundation engineering or road construction subgrade especially in organic soil area. This method of research used gambut soil from Tampan Village in Riau that compacted and there are 3 (three) conditions preparation of it, there are undisturbed sample, wetting process, and wetting drying process before triaxial consolidated undrained test. The effect of compaction, wetting, and drying will be shown in the graphics relation between deviatory stress-effective stress; pore water stress-strain; and deviatory stress-strain, finally the data results for each different conditions and water contents compaction will be compared.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
Abstrak :
Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah gambut Berengbengkel, Palangkaraya. Uji CBR merupakan uji yang sudah sangat dikenal secara umum khusunya pada pembuatan jalan raya dan timbunan tanah. Namun, uji CBR ini memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, digunakan DCP sebagai pengganti uji CBR. Penelitian yang pernah dilakukan, menghasilkan grafik korelasi nilai antara CBR dan DCP dengan perhitungan yang berbeda. Pada penelitian ini, akan dicari perhitungan korelasi nilai CBR dan DCP pada tanah gambut yang mendekati nilai CBR yang sebenarnya. Data didapatkan dengan pemadatan tanah, uji CBR laboratorium dan dilanjutkan dengan DCP yang keseluruhan kegiatannya berada di dalam laboratorium. Dari hasil analisa data, didapat perumusan nilai korelasi yang terjadi dalam fungsi logaritma. Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai CBR rata-rata dari tiap kadar air dengan nilai yang mendekati dengan kondisi sebenarnya. ......This paper discuss about the correlation between the CBR and DCP value for peat soil that come from Berengbengkel, Palangkaraya. The CBR test is well known in road construction and for embankment of soil. But, the CBR test has some disadvantages. On the other hand, we can use DCP test than CBR. Research that has been done in the past, has produce correlation graphic between CBR and DCP value with various calculations. In this research, we will find the correlation of CBR and DCP value in peat soil that close to the real CBR value. Output data is made from compaction of the soil, CBR laboratory test, and then continued with DCP test. From the analysis of the data, we can get calculation of the correlation in the logarithmic function. From this calculation, we can get the CBR value of every water content which the value is almost the same with the real condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Daden Nursandi
Abstrak :
Penelitian ini meninjau seberapa besar pengaruh campuran kapur dan pasir terhadap perilaku kompresibilitas terutama indeks pengembangan apabila mengalami kondisi loading-unloadingreloading. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung ekspansif daerah Perumahan Eucalyptuss Lippo Cikarang dengan bahan stabilisasi 15% kapur hidup (CaO) dan 10% pasir dari daerah Cimangkok. Pengujian dilakukan dengan masa pemeraman selama 0 hari, 4 hari, dan 7 hari.. Hasil pengujian konsolidasi menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan Compression Indexs sebesar 21,03%, menurunkan Recompression Indexs sebesar 21,83%, menurunkan Swelling Indexs sebesar 40,38%. Hasil pengujian Swelling Pressure menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan nilai swelling potential sebesar 21,98% dan menurunkan swelling pressure sebesar 10,59%.
The study reviewed the influence of lime and sand mixture on the compressibility behavior especially for the expansion index when the soil have loading-unloadingreloading conditions. We use an expansive clay soil at Eucalyptuss Lippo Cikarang housing with using 15% calcium oxide (CaO) and 10% sand from the area of Cimangkok as stabilizing materials. Test conducted by the curing for 0 days, 4 days, and 7 days. Test results showed that the stabilization process of consolidation can make compression index lower by 21.03%, recompression index lower by 21.83% and swelling index lower by 40.38%. Test results showed that the stabilization process can reduce the swelling potential of 21.98% and reduce swelling pressure by 10.59%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>