Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Imam Musthofa Zainudin
"Bycatch penyu, hiu, mamalia laut dan burung laut pada perikanan rawai telah tercatat sebagai salah satu faktor utama penyebab turunnya populasi biota laut tersebut di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bycatch penyu, hiu, mamalia laut dan burung laut dan juga opsi-opsi upaya mitigasinya serta menguji efektifitass circle hook sebagai salah satu teknologi mitigasi bycatch biota-biota laut tersebut pada perikanan rawai tuna Indonesia. Telah dilakukan observasi pada 8.564.858 mata kail dari 5.622 setting pancing rawai tuna Indonesia yang berpangkalan di dua pelabuhan utama armada perikanan rawai tuna Indonesia yaitu Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara dan Pelabuhan Benoa, Bali selama periode Mei 2006 hingga Juni 2014, dan membandingkan circle hook ukuran 16/0 dengan tuna hook berukuran mix (13/0, 14/0 dan 15/0) pada 27 armada rawai tuna yang berpangkalan di pelabuhan Benoa, Bali dan berlokasi tangkap di Samudera Hindia pada tahun 2006 ? 2011 dan 2013 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai laju pancing (hook rate) per seribu mata kail bycatch hiu di rawai tuna Indonesia sebesar 0,2446, penyu 0,0732, burung laut 0,0030, lumba-lumba 0,0021, dan paus 0,0009. Circle hook layak di terapkan di rawai tuna di Indonesia karena circle hook terbukti efektif untuk mengurangi jumlah bycatch biota laut dilindungi dan terancam punah dan meningkatkan jumlah tangkapan target utama (tuna). Setting dalam dan setting alat tangkap malam hari telah teruji efektif untuk mengurangi bycatch biota laut. Selain itu beberapa praktek mitigasi bycatch lainya telah dibahas dalam penelitian ini.

Bycatch of sea turtles, sharks, marine mammals and seabirds in longline fishery is recorded to be one of the major factors that causes declining populations of those critical species worldwide. This research aims to identify bycatch level of sea turtles, sharks, marine mammals and seabirds as well as to pinpoint the mitigation options and examine the effectiveness of circle hook as one of the bycatch reduction technologies applied in Indonesian tuna longline fisheries. In this study, a total of 8,564,858 hooks were observed from 5,622 gear settings in Indonesian tuna longline fisheries based in two major fishing ports, namely Bitung Fishing Port - North Sulawesi and Benoa Port - Bali from May 2006 to June 2014. The applications of 16/0 circle hook size and mixed tuna hook sizes of 13/0, 14/0 and 15/0 from 2006 to 2011 in 27 tuna longliners based in Benoa - Bali were also compared. Fishing ground of those fleets was mostly in Indian Ocean. The results suggest that hook rate per thousand hooks in Indonesian tuna longline fisheries for shark bycatch is 0.2446, 0.0732 for sea turtle bycatch, 0.0030 for seabird bycatch, 0.0021 for dolphin bycatch and 0.0009 for whale bycatch. Circle hooks are suitable and applicable for Indonesian tuna longline fishery due to circle hooks is proved effective to reduce protected and endangered marine species while still can increased the target catches (tuna). Deep setting system and night setting also proved effective to reduce those bycatch of marine species. Others bycatch mitigation practices has been discussed in this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2193
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Tri Hargiyatno
"ABSTRAK
Perkembangan penangkapan perikanan tuna seiring dengan perkembangan penggunaan Fish Agregating Divices FADs atau rumpon sebagai alat untuk mengumpulkan sumber daya ikan tuna. Masalah dalam penelitian ini adalah pengunaan rumpon memiliki dampak terhadap kondisi sumber daya ikan, sosial dan ekonomi nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan sumber daya ikan tuna dengan menggunakan handline yang berasosiasi dengan rumpon secara berkelanjutan di PPN Palabuhanratu dari aspek biologi sumber daya, sosial dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode selektivitas, LB-SPR, persepsi masyarakat dan kelayakan usaha penangkapan. Hasilnya menunjukan penggunaan handline selektif terhadap sumber daya ikan cakalang Katsuwonus pelamis , namun tidak selektif terhadap sumber daya ikan madidihang Thunnus albacares dan tuna mata besar Thunnus obesus . Nilai Spawning Potential Ratio SPR atau potensi rasio pemijahan sumber daya ikan cakalang berada diantara limit reference point 20 dan target reference point 40 yang berarti dalam kondisi fully-exploited, sedangkan sumber daya madidihang dan tuna mata besar berada dibawah 20 yaitu dalam kondisi over-exploited. Hasil analisis sosial menunjukkan bahwa penggunaan rumpon bagi nelayan handline di PPN Palabuhanratu tidak menimbulkan adanya konflik pemanfaatan. Terdapat peluang diberlakukannya kebijakan karena nelayan memahami adanya peraturan rumpon dan bersedia mentaati kebijakan yang akan diberlakukan. Hasil analisis kelayakan usaha penangkapan sumber daya ikan tuna dengan handline dikategorikan menguntungkan dan dapat dilanjutkan. Berdasarkan kondisi sumber daya ikan, sosial dan ekonomi nelayan penangkapan sumber daya ikan tuna dengan menggunakan handline di sekitar rumpon dapat dilanjutkan. Kebijakan pemanfaatan rumpon secara berkelanjutan yang direkomendasikan adalah dengan memperbaiki ijin pemasangan rumpon, zonasi daerah penangkapan, pembagian kewenangan, pemberdayaan komunitas masyarakat dan pengaturan operasi penangkapan.

ABSTRACT
Tuna fishery development is in line with the use of Fish Aggregating Devices FADs as a tool to gather tuna resources. The problem in this research is that the use of FADs has an impact on fish resources, as well as social problem and fisher rsquo s economic condition. This study will examine the utilization of tuna resources by handline fishers that associated with FADs in PPN Palabuhanratu in terms of fish resources, social and economic aspects using several approaches i.e. selectivity, LB SPR, public perception and feasibility of fishing effort. The results show that handline is selective on skipjack tuna Katsuwonus pelamis , but not on yellowfin tuna Thunnus albacares and bigeye tuna Thunnus obesus . The Spawning Potential Ratio SPR of skipjack fish is in between the limit reference point 20 and the target reference point 40 , which means this fish resources is in fully exploited condition, while yellowfin and big eye tuna have reached overfishing condition below 20 . The use of FADs for the handline fishery in PPN Palabuhanratu does not cause any conflict. There is an opportunity for policy enforcement because the fishers are understands the existence of the FADs regulation and willing to obey the policy. Results on feasibility analysis show that handline tuna fishery in Palabuhanratu is still profitable and can be continued. Based on the condition of fish resources, social and economic fishers, catching tuna using handline around FADs are in sustainable level. This paper recommends the policy of sustainable use of FADs by improving the installation permit of FADs, zoning of fishing grounds, divide management authority, community empowerment and arrange of fishing operations."
2018
T51010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library