Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinulingga, Iska Beritania
Abstrak :
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus RNA yang menyerang sel limfosit manusia sehingga pada saat virus ini menyerang tubuh manusia, maka manusia tersebut akan kehilangan sistem kekebalan tubuhnya dan mudah terserang penyakit. Di Indonesia, proprorsi HIV Positif pada komunitas lelaki seks lelaki sebesar 27,5%. Di Kota Bogor komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL), mengalami peningkatan kasus terjadinya HIV. Pada Tahun 2022 tercatat 130 orang LSL yang dinyatakan positif HIV, dari 408 orang yang ter diagnose HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian HIV pada komunitas LSL di Kota Bogor. Pada penelitian ini menggunakan studi Cross Sectional dan melakukan analisis dengan metode Cox Regression. Memanfaatkan data primer di Kota Bogor, yaitu dengan cara melakukan wawancara pada komunitas LSL. Hasil Penelitian didapatkan proporsi HIV positif pada komunitas ini 46,62%, hasil analisis multivariat didapatkan ada 4 variabel yang berhubungan dengan terjadinya HIV pada komunitas LSL di Kota Bogor yaitu Umur (? 0,370; P-Value 0,017; PR 1,448 (95% CI 1,066-1,961)); Pengetahuan ( ? -0,868; P-Value 0,005; PR 0,420 (95% CI 0,229-0,771)); Kekerasan seksual yang datangnya dari anggota keluarga (? - 0,443 ; P-Value 0,041; PR 1,558 (95% CI 1,018-2,385)); Role saat berhubungan seksual (? – 0,314 ; P-Value 0,007; PR 0,730 (95% CI 0,580-0,919). Dan determinan dominan terjadinya HIV pada komunitas lelaki seks lelaki di Kota Bogor adalah kekerasan seksual yang datangnya dari anggota keluarga. ......HIV or Human Immunodeficiency Virus is an RNA virus that attacks human lymphocyte cells so that when this virus attacks the human body, the human will lose their immune system and be susceptible to disease. In Indonesia, the proportion of HIV positive in the male sex community is 27.5%. In Bogor City, the Men's Sex Society (MSM) has experienced an increase in cases of HIV. In 2022, 130 MSM were recorded as HIV positive, out of 408 people diagnosed with HIV. The purpose of this study was to determine the determinants associated with the incidence of HIV in the MSM community in Bogor City. In this study using a cross sectional study and analyzing the Cox Regression method. Utilizing primary data in the city of Bogor, namely by conducting interviews with the MSM community. The results showed that the proportion of HIV positive in this community was 46.62%, the results of the multivariate analysis found that there were 4 variables related to the occurrence of HIV in the MSM community in Bogor City, namely Age (? 0.370; P-Value 0.017; PR 1.448 (95% CI 1.066) -1.961)); Knowledge (? -0.868; P-Value 0.005; PR 0.420 (95% CI 0.229-0.771)); Sexual violence that comes from family members (? - 0.443 ; P-Value 0.041; PR 1.558 (95% CI 1.018-2.385)); Role during intercourse (? – 0.314 ; P-Value 0.007; PR 0.730 (95% CI 0.580-0.919)) And the dominant determinant of HIV occurrence in the male sex community in Bogor City is sexual violence originating from family members.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Saptono Fahrurodzi
Abstrak :
Gagal jantung memiliki angka bertahan hidup yang rendah. Sekitar 26 juta orang dewasa hidup dengan gagal jantung di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Indonesia berusia ge;18 tahun. Diagnosis gagal jantung decompensatio cordis berdasarkan diagnosa dokter. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 655.192 orang. Analisis data menunjukkan prevalensi gagal jantung terdiagnosis sebesar 0,1 . Faktor risiko yang paling besar terhadap kejadian gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner POR=42,578; 95 CI=35,982-50,383;p.
Heart Failure has a low survival rates. Approximately, 26 millions of adults live with heart failure in the world. According to Riskesdas 2013, the prevalence of heart failure based on doctor's diagnose was 0,13 . This research uses Riskesdas 2013 data with cross sectional study design. The sample were the ge 18 years people. Heart failure decompensatio cordis was based on doctor's diagnose. Total samples that were used in this research was 655.192. Data analysis shows the prevalence of heart failure based on doctor's diagnose was 0,1 . Coronary heart disease has the biggest risk of heart failure POR 42,578 95 CI 35,982 50,383.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Elida Hairunida Br.
Abstrak :
Posyandu berguna untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Dengan sampel 298 ibu balita yang dipilih secara acak di 20 posyandu. Hasil penelitian didapatkan ibu balita yang berperilaku baik berkunjung ke posyandu masih rendah sebanyak 39,9%. Ada 5 variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu yaitu lebih banyak pada ibu yang berpendidikan dibawah SMP, berpengetahuan baik, bersikap positif, memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) serta membutuhkan pelayanan posyandu. Disarankan untuk melakukan dan meningkatkan monitoring upaya promosi kesehatan dengan supervisi langsung ke posyandu dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kegiatan yang ada di Posyandu.
Posyandu is useful to empower communities and to provide the easiest of obtaining basic health services. The objectives of this study was conducted to determine the related factors with the behavior visits to posyandu on toddlers mothers in the working area of health center Depok Pancoran Mas in 2012. This study was a descriptive with cross sectional design. There were 298 samples of toddlers mothers randomly chosen in 20 posyandu. The results obtained are wellbehaved toddler mothers as much as 39.9%. There are five variables that were statistically related with the behavior visits to posyandu namely: there were more on educated mothers under Junior School, good knowledge, positive thinking, the ownership of Health Child Card (KMS) and the needs to posyandu. It is further recommended to perform and improve the monitoring of health promotion efforts with direct supervision to posyandu and provide counseling to the public about the existing activities in posyandu.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Setiawaty
Abstrak :
ABSTRAK Salah satu target tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan angka kematian ibu (AKI) sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990 - 2015. Penyebab utama kematian ibu diklasifikasikan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung, salah satu penyebab langsung yang disebabkan oleh komplikasi obstetrik terkait kehamilan adalah abortus. Kejadian abortus merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting karena dapat berpengaruh terhadap kesakitan dan kematian ibu. Di dunia abortus yang tidak aman berkontribusi terhadap kematian ibu sebesar 13% sedangkan di Indonesia sebesar 11%. Selain dapat menyebabkan kematian, abortus yang tidak aman dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi yang tidak terduga sehingga dapat mengakibatkan terjadinya near-miss. Kejadian near-miss atau ?nyaris meninggal? pada kasus abortus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tempat tinggal ibu sebagai salah satu proksi dari akses terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran tempat tinggal (urban, rural) yang merupakan proksi dari akses terhadap pelayanan kesehatan terhadap kejadian near-miss atau ?nyaris meninggal? pada pasien abortus yang dirawat di RS. Penelitian dilakukan dengan metode observasional menggunakan desain kohort retrospektif. Data penelitian yang digunakan merupakan data sekunder dari hasil penelitian Immpact Indonesia tahun 2003-2006 yang berbasis fasilitas (RS) di Kabupaten Serang dan Pandeglang, terdiri dari 2 dataset yaitu FOPROM dan HOSREACT. Analisis data dilakukan secara bertahap, dimulai dengan analisis univariat, analisis bivariat, analisis stratifikasi dan analisis multivariat uji regresi logistik ganda dengan model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan kasus abortus yang berasal dari wilayah rural berisiko 1,96 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian near-miss dibandingkan dengan ibu yang abortus berasal dari wilayah urban (RR 1,96; 95% CI: 1,12 ? 3,41) setelah dikontrol dengan variabel gravida, suhu tertinggi dan pernah ditolong dukun. Upaya pencegahan terjadinya near-miss atau ?nyaris meninggal? dapat dilakukan dengan cara perbaikan sistim rujukan yang dimulai dari tingkat bawah yaitu dari masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan, kemudian untuk RS rujukan agar dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap kasus-kasus abortus yang berasal dari wilayah rural.
ABSTRACT One of the Millennium Development Goals (MDGs) is to improve maternal health with the target of reducing maternal mortality ratio by three-quarters between 1990 and 2015. The main causes of maternal deaths are classified into direct and indirect causes. One of the direct causes related to obstetric complications is abortion. The incidence of abortion is an important health problem because it could affect maternal morbidity and mortality. Unsafe abortion contributes to 13% maternal mortality worldwide, while in Indonesia it accounted for 11%. Unsafe abortion could lead to maternal death as well as causing unpredicted complications that can lead to the occurrence of near-miss. Near-miss incident in the case of abortion may be influenced by several factors, including access to health services. This study is aimed to determine the effect of women?s residence (urban-rural), as one proxy of access to health services to the occurrence of nearmiss on abortion patients who were treated in hospital. Research carried out by observational method using retrospective cohort design. Secondary data resulted from Immpact Indonesia?s hospital-based research in Serang and Pandeglang District during 2003-2006 were used. The data consists of two datasets namely FOPROM and HOSREACT. Data analysis was performed in stages, starting with univariate analysis, bivariate, stratification and finally multivariate analysis using multiple logistic regression with model of risk factors. Results showed that mothers with abortion cases coming from rural area had 1.96 times higher risk for experiencing near-miss events than mothers with abortion cases coming from urban areas (RR 1.96, 95% CI: 1.12 - 3.41) after being controlled by variables such as gravida, the highest temperature and has helped by the traditional birth attendant. One effort to contribute to the prevention of near-miss can be done by improving referral system from the lower levels, from community, and health care facilities, up to referral hospitals in order to give more attention to abortion cases coming from the rural areas.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28491
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Yusnita
Abstrak :
Prevalensi status gizi kurus dan gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia berdasarkan Indeks Masa Tubuh menurut umur adalah 11,1 dan 10,8 . Sedangkan prevalensi anemia pada perempuan usia 15 tahun sebesar 22,7 Riskesdas, 2013 . Hasil screening kesehatan pada pelajar puteri di SMP 9 Kota Cimahi oleh Dinas Kesehatan Kota Cimahi Jawa Barat pada bulan Februari 2017 diketahui 68 pelajar puteri anemia. Hasil Survei Diet Total tahun 2014, rata-rata kecukupan energi dan protein pada kelompok umur 13-18 tahun di Jawa Barat masih < 100 AKG yaitu hanya sebesar 74,1 da 83,5 AKG. Sedangkan aktivitas fisik, 26,1 melakukan kurang melakukan aktivitas. Status gizi kurus dan gemuk, anemia serta kebiasaan melakukan aktivitas fisik pada remaja masih menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan makan dan aktivitas fisik dengan status gizi dan anemia pada pelajar puteri di SMP 9 Kota Cimahi tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 219 pelajar puteri kelas 7. Hasil penelitian ini adalah asupan energi dan protein yang rendah dan sangat aktif melakukan aktivitas fisik menyebabkan terjadinya anemia. P=0,047 CI: 0,995-1,571. ...... The prevalence of the underweight and overweight among adolescent girls 13 15 years old is 11,1 dan 10,8 Basic Health Research, 2013 . . The health screening test that conducted by DHO Cimahi in February 2017 shown that the prevalent of anemia among adolescent girls at grade 7 in SMP 9 Cimahi City was 68 . Survey of Total Dietary which conducted in 2014, reported intake of energy and protein among adolescent girls 13 18 years old in West Jawa relatively less than the recommended dietary intake energy only reached 74,1 RDA and protein reached 83,5 RDA . Furthermore, the habitual of physical activity among adolescent was 26,1 less active. Nutritional status both underweight and overweight as well as anemia and less to do the physical activity are identified as health problem that need attention. The objective of this study is to determine the association between dietary intake and physical activity with the nutritional status and anemia among adolescent girls grade 7 in SM 9 Cimahi City in 2017. Design of the study is cross sectional with total sample 219 adolescents girls at grade 7 in SMP 9 Cimahi City. Result of the study are the energy and protein intake less than the RDA meanwhile the respondent is very active in do the physical activity and this is a risk for respondent to became anemia. A adolescent with less intake of protein and very active in did excersice will pontentially 1,250 higher to become anemia P 0,047 CI 0,995 1,571.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetty Ismandari
Abstrak :
Pendahuluan, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia, kebutaannya bersifat permanen dan seringkali gejala glaukoma tidak disadari oleh penderita. Proporsi pasien baru glaukoma yang datang ke RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam kondisi telah buta cukup tinggi sehingga perlu diteliti faktor yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Metode Penelitian, cross sectional, dengan populasi seluruh pasien glaukoma primer di poliklinik penyakit mata RSCM yang datang pada Januari 2007 - Oktober 2009 dan dilakukan analisis dengan Cox?s Proportional Hazard Model untuk mendapatkan nilai Prevalence Ratio(PR) dan mendapatkan model persamaan akhir. Hasil Penelitian, Didapatkan hubungan yang bermakna antara antara kebutaan pada pasien baru glaukoma primer di RSCM dengan tekanan intraokular (PR 1,01 95% CI 1,01-1,02), jenis glaukoma, pengobatan sebelumnya dan interaksi antara jenis glaukoma dan pengobatan sebelumnya (PR 2,09 95% CI 1,36-3,22 untuk sudut terbukayang pernah mendapat pengobatan sebelumnya; PR 1,72 95% CI 1,20-2,46 untuk sudut tertutup yang belum mendapat pengobatan; PR 1,79 untuk sudut tertutup yang pernah mendapat pengobatan; dibandingkan sudut terbuka yang belum mendapat pengobatan) serta pendidikan (PR 1,49 95% CI 1,06-2,08 untuk pendidikan rendah dan 1,37 95% CI 0,97-1,92 dibandingkan dengan pendidikan tinggi). Kesimpulan, Variabel yang bermakna secara statistik atau substansi dan dimasukkan dalam model akhir adalah umur, jenis kelamin, tekanan intraokular, jenis glaukoma, adanya pengobatan sebelumnya, interaksi antara jenis glaukoma dan pengobatan sebelumnya, dan tingkat pendidikan. Umur dan jenis kelamin secara statistik tidak bermakna namun dimasukkan dalam model karena secara substansi bermakna.
Introduction, Glaucoma is the second largest cause of blindness in Indonesia. Blindness caused by glaucoma is irreversible and most of the patients are unaware of the symptoms. The proportion of blindness in new glaucoma patients at RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) in that period was high, so that, the factors related to the blindness need to be explored. Methods, cross sectional study, the population were all of new primary glaucoma patients at RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo's Eye Clinic from January 2007 to October 2009, and used Cox's Proportional Hazard Model Analysis to calculate Prevalence Ratio (PR) and find final equation model. Results, variables those statistically significant associated with blindness in new patient with primary glaucoma at RSCM were intraocular pressure (PR 1,01 95% CI 1,01-1,02), glaucoma type, treated patients, interaction between glaucoma type and treated patients (PR 2,09 95% CI 1,36-3,22 for POAG-treated patients; PR 1,72 95% CI 1,20-2,46 for PACG-untreated patients; PR 1,79 for PACG-treated patiens; compared with POAG-untreated patients), and education level (PR 1,49 95% CI 1,06-2,08 for low level education and 1,37 95% CI 0,97-1,92 for no answer compared with high level education). Conclusions, variables those statistically or substantively significant and included in final model were age, sex, intraocular pressure, glaucoma type, treated patients, interaction between glaucoma type and treated, and education level. Age and sex were not statistical significant and were included in the model because of substantive significance.
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31719
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eres Inventori
Abstrak :
Latar belakang: Hampir tidak adanya perubahan jumlah kejadian bayi berat lahir rendah selama empat tahun terakhir merupakan suatu masalah besar, sehingga dapat berkontribusi terhadap angka kematian dan angka kesakitan bayi. Metod: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, untuk melihat hubungan status anemia trimester I, II, dan selama hamil sebagai variabel utama dengan kejadian bayi berat lahir rendah setelah dikendalikan dengan umur ibu, paritas, jarak kehamilan, tinggi badan, penambahan berat badan, lingkar lengan atas, kunjungan ke palayanan kesehatan. Dari 84,98 % data register kohort ibu yang valid dibagi menjadi dUa bagian. Pertama adalah ibu yang melahirkan aterm dengan bayi lahir berat badan rendah yang dikelompokkan menjadi kasus dan kedua ibu yang melahirkan aterm dengan bayi berat badan lahir normal yang dikategorikan kelompok kontrol. Untuk kelompok kasus semua ibu yang melahirkan aterm dengan bayi berat lahir rendah tahun 2006 dan 2007 diambil sedangkan tahun 2005 dilakukan random kasus hingga memenuhi 96 kasus. Untuk kelompok kontrol dibuat kerangka sampel, dari kerangka sampel ini kemudian diambil sampel secara random, sesuai dengan tempat dan waktu dimana kasus ditemukan hingga jumlahnya 96 kontrol. Sehingga total sampel penelitian berjumlah 192 sampel. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan interaksi antara anemia dan lingkar lengan atas ibu hamil. Hasil: Ibu hamil yang anemia trimester I dan lingkar lengan atas kurang 23,5 cm berisiko 13,57 (95 % CI: 2,74-67,20) melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anamia dan lingkar lengan atasnya lebih dari 23,5 cm dengan nilai p =0,001; Ibu hamil yang anemia trimester III dan lingkar lengan atas kurang 23,5 cm berisiko 7,44 (95% CI : 1,94-28,62) melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia dan lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm dengan nilai p =0,003; Ibu hamil yang anemia selama kehamilannya (trimester I dan III) dan lingkar dengan atas kurang 23,5 cm berisiko 9,97 (95% CI: 1,81·54,79) melahirkan bayi berat lahir rendah di dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm dengan niai p = 0,008. Kesimpulan: ibu barnil yang mengalarni status goo kurang (anemia dan lingkar lengan a!aS kurang 23,5 em) memperbesar risiko kejadian baY; berat 1abir rendah di Kola Jambi taboo 2005·2001. ......Background: Next to nothing is change sum up heavy baby occurrence born to lower during four the last year represent an big problem, so that earn bave contribution to mortality and number of baby painfulness. Design: This research use design case control, to see relation of status of anemia of trimester I, II, and during pregnancy as especial variable with heavy baby occurrence born to lower after controlled with mother age, parity. apart pregnancy, high of body, heavy addition of body, circle arm to the, visit to health service. From 84,98 % data of divided to valid register cohort mother become two shares. Mother bearing a term with baby born bady weight lower grouped to become case and second mother hearing a term with heavy baby of body born normal is which group control. For the case group of all mother bearing a term with heavy baby born to lower year 2006 and 2007 taken by 2005 done by random case till fulfill 96 case. For the group control made by framework sample, from this framework sample later; then be taken by sample in random as according 10 place and time of where case found till sum up 96 control. So that totalize sample research amount to 192 sample. Analysis multivariate use test of regression logistics duplicate with interaction of between anemia and arm circumference to the pregnant mother. Results: Pregnancy woman which anemia of trimester I and arm circumference to the less 23,5 cm risk 13,57 (95 % CI: 2,74-67,20) bearing heavy baby born to lower compared to by a pregnancy mother which the anemia do not and the arm circumference to the more than 23,5 cm with p value = 0,001; Pregnancy mother which anemia of trimester III and arm circumference to the less 23,5 cm risk 7,44 (95% CI: 1,94-28,62) bearing heavy baby born to lower compared to by a pregnancy mother which the anemia do not and the arm circumference to the more than 23,5 cm with p value=0,003; Pregnancy mother which anemia of during his pregnancy (trimester I and III) and the arm circumference to the less 23,5 cm risk 9,97 (95% CI: 1,81-54,79) bearing heavy baby born 10 lower in compared to by a mother which the anemia do not and the ann circumference to the more than 23,5 cm with p value= O,008 aras pregnant mother. Conclusion: Pregnancy woman experiencing of status gizi less (anemia and arm circumference to the less 23,5 cm) enlarging risk of heavy baby occurrence born to lower in Kota Jambi Year 2005-2007.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library