Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Utami
Abstrak :
Cakupan ASI eksklusif pada 3 tahun terakhir pada Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo masih rendah bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan RI yaitu kurang dari 80. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2017. Desain penelitian ini cross sectional dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan. Dari hasil penelitian diperoleh perilaku pemberian ASI eksklusif hanya sebesar 34,6 . Dari 11 variabel yang diteliti terdapat 5 variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu, IMD Inisiasi Menyusu Dini, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan. Hasil penelitian menyarankan mengenai upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan pertama melahirkan. Upaya peningkatan pengetahuan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan serta tidak hanya kepada ibu hamil dan menyusui saja, namun terhadap suami, keluarga dan masyarakat, agar masyarakat sadar dan mempunyai sikap positif tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan. ......The Achievement of exclusive breastfeeding in the last 3 years at Puskesmas Kecamatan ePasar Rebo is lower than the Ministry of Health 39 s target less than 80 . The purpose of this study is to determine the factors associated with exclusive breastfeeding behavior in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo East Jakarta, 2017. The design of this study cross sectional with a sample of mothers who have babies aged 6 24 months. Based on this research, the behavior of exclusive breastfeeding is only 34,6 . From 11 variables studied, there are 5 variables that have significant relationship with exclusive breastfeeding behavior that is mother 39 s knowledge, mother attitude, IMD Early Breastfeeding Initiation , husband support and health officer support. The results suggest about efforts to conduct health promotion about the importance of giving exclusive breastfeeding to babies during the first 6 months of childbirth. Also, this health promotion are conducted thoroughly and continuously and not only to pregnant and lactating mothers, but to husbands, families and communities, so that people are aware and have a positive attitude about the importance of giving exclusive breastfeeding to babies for 6 months.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Fajar Angkasa
Abstrak :
Tes HIV merupakan pintu gerbang awal yang menghubungkan dengan pelayanan pencegahan HIV lainnya. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tes HIV pada LSL merupakan hal yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang program intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan angka tes HIV. Sebuah studi potong lintang dilakukan dengan menggunakan data STBP 2015 pada 921 LSL. Hubungan perilaku tes HIV diestimasi melalui nilai prevalens odds ratio (POR) dan 95% confidence interval (CI). Dari 921 LSL, 781 (84,8%) LSL memiliki perilaku tes HIV yang baik. Faktor yang berpengaruh secara independen dengan perilaku tes HIV pada LSL adalah umur (aPOR: 3,472; 95% CI: 2,164 – 5,572), tempat tinggal (aPOR: 1,678; 95% CI: 1,136 – 2,478) dan keterpaparan informasi (aPOR: 6,506; 95% CI: 3,821 – 11,077) dengan keterpaparan informasi menjadi variabel yang dominan dalam hubungannya dengan perilaku tes HIV ......HIV testing is the initial gateway and links HIV cases to HIV care, support and treatment. Understanding the factors associated with HIV testing among men who have sex with men (MSM) is important to be taken for consideration in the planning of intervention programs that aimed to increase HIV testing rates. A cross-sectional study was conducted using IBBS 2015 data on 921 MSM. Association between HIV testing behavior was estimated through the prevalence odds ratio (POR) and 95% confidence interval (CI). Of 921 MSM, 781 (84.8%) MSM had good HIV testing behavior. Factors independently associated with HIV testing behavior are age (aPOR: 3,472; 95% CI: 2,164 - 5,572), recent living situation (aPOR: 1,678; 95% CI: 1,136-2,478) and recent exposed HIV information (aPOR: 6,506; 95% CI: 3,821 - 11,077) with recent exposed HIV information as a dominant variable in association with HIV testing.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Pradipta
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi masalah utama kesehatan global yang sedang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Penderita HIV lebih rentan untuk terkena infeksi oportunistik, salah satunya tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan infeksi oportunistik tuberkulosis pada pasien HIV di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2015-2019. Studi case control dilakukan dengan menggunakan data register pra-ART dan rekam medis. Jumlah sampel sebanyak 465 responden, yang terdiri dari 155 kasus dan 310 kontrol. Pengambilan sampel kasus menggunakan total sampling, sedangkan kontrol menggunakan simple random sampling. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil uji regresi logistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara stadium HIV dengan infeksi oportunistik tuberkulosis (OR=33,03; 95% CI : 14,96 – 72,89) dengan nilai p <0,001, tetapi tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara usia, jenis kelamin, jumlah CD4, jumlah viral load, pendidikan, status bekerja, perilaku seks berisiko, transfusi darah, dan penggunaan napza suntik dengan infeksi oportunistik tuberkulosis. Dibutuhkan perhatian khusus terhadap pasien HIV stadium lanjut (III-IV) untuk segera melakukan pemeriksaan tuberkulosis (TB). ......Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a major global health problem currently being faced by countries, including Indonesia. People with HIV are more susceptible to opportunistic infections, including tuberculosis. This study aims to identify the factors associated with opportunistic tuberculosis infection in HIV patients in RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso in 2015-2019. Case control study was carried out using pre-ART register data and medical records. The total sample of 465 respondents consists of 155 cases and 310 controls. The case samples were collected using a total sampling technique, while the control ones were collected using a simple random sampling technique. The analysis conducted was univariate analysis, bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using logistic regression. The logistic regression test results showed that there was a statistically significant relationship between the stage of HIV and opportunistic tuberculosis infection (OR=33,03; 95% CI: 14,96 – 72,89) with p value <0,001, but there was no significant relationship between age, sex, CD4 cell count, viral load, education, work status, sexual behavior, blood transfusion, and injection drug use with opportunistic tuberculosis infection. Special attention is needed for patients with advanced HIV stage (III-IV) to immediately conduct a tuberculosis (TB) examination.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Sakurta Harapen
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan banyak disandang masyarakat. Data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan pada tahun 2025 setiap tahunnya 9,4 juta orang akan meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Indonesian Family Life Survey 5 / SAKERTI 2014. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan uji bivariat. Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan (p-value < 0,05) antara kejadian hipertensi dengan usia, wilayah tinggal, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, merokok, obesitas, dan depresi. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hipertensi dapat melalui kerjasama lintas sektor, seperti penguatan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yang memadai di area urban serta rural untuk menjaga pola hidup sehat. Kegiatan difokuskan kepada upaya surveilans berbasis masyarakat, meningkatkan screening/deteksi dini dengan menjangkau masyarakat melalui pemanfaatan kader dan tokoh-tokoh masyarakat. ......Hypertension is one of the most common cardiovascular diseases. World Health Organization (WHO) estimated that in 2025 every year 9.4 million people will die from hypertension and its complications. This study aims to determine factors are associated with the incidence of hypertension in the Indonesian population. This research is a further analysis of the 2014 Indonesian Family Life Survey IFLS 5/SAKERTI 2014. The research methodology used in this study was cross-sectional with a bivariate test. Statistically, there is a significant relationship p-value <0.05 between the incidence of hypertension and age, area of ​​residence, level of education, physical activity, smoking, obesity, and depression. Efforts made to control hypertension can be through cross sectoral collaboration, such as strengthening adequate UKBM (Usaha Kesehatan Bersum berdaya Masyarakat) in urban and rural areas to maintain a healthy lifestyle. The activity focused on community based surveillance efforts, improving screening/early detection by reaching out to the community through the use of cadres and community leaders.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rania Annisa
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang termasuk ke dalam peringkat tiga tertinggi terkait penyebab kematian dan kecacatan pada anak-anak dan dewasa di seluruh dunia. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017, Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi dengan persentase gejala ISPA pada balita tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Provinsi Banten (6,3%) yaitu sebesar 5,8%. Jika dibandingkan dengan data SDKI 2012, prevalensi kejadian gejala ISPA pada balita di Provinsi Jawa Barat juga mengalami kenaikan dari 4,1% di Tahun 2012 menjadi 5,8% di tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan gejala ISPA pada balita (6-59 bulan) di Provinsi Jawa Barat berdasarkan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau potong lintang dengan sampel yang bersumber dari data SDKI tahun 2017 sejumlah 1.356 responden balita usia 6-59 bulan. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor resiko yang berhubungan dengan Gejala ISPA pada balita di Provinsi Jawa Barat adalah usia balita (PR 1,38; CI 95% 1,109–1,720) dan ASI eksklusif (PR 1,5; CI 95% 1,211–1,866). Kesimpulan dari penelitian ini adalah prevalensi kejadian gejala ISPA pada balita di Provinsi Jawa Barat sebesar 51,3% dan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian gejala ISPA pada balita di Provinsi Jawa Barat adalah usia balita dan status ASI eksklusif. ......Acute Respiratory Tract Infection (ARI) is one of the diseases that is included in the third highest ranking of causes of death and disability in children and adults worldwide. Based on the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data, West Java province is the province with the second highest percentage of ARI symptoms in children under five on Java Island after Banten province (6.3%) which is 5.8%. When compared with the 2012 IDHS data, the prevalence of ARI symptoms in children under five in West Java province also increased from 4.1% in 2012 to 5.8% in 2017. The purpose of this study was to determine the risk factors associated with symptoms. ARI in toddlers (6-59 months) in West Java Province based on data analysis of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survei (IDHS). The results showed that the risk factors associated with ARI symptoms in children under five in West Java Province were toddler age (PR 1.38; 95% CI 1.109–1.720) and exclusive breastfeeding (PR 1.5; 95% CI 1.211–1.866). The conclusion of this study is that the prevalence of ARI symptoms in children under five in West Java Province is 51.3% and the risk factors associated with the incidence of ARI symptoms in children under five in West Java Province are toddler age and exclusive breastfeeding status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library