Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Derdameisya
Abstrak :
ABSTRAKk
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi terjadinya dismenorea pada remaja perempuan usia sekolah menengah umum (SMU) di indonesia serta hubungannya dengan karakteristik menstruasi dan pengaruhnya terhadap proses belajar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, dilaksanakan pada bulan November 2013, bertempat di tiga sekolah menengah atas di Jakarta, yaitu SMU 6, SMU 68, dan SMU 70. Remaja perempuan di ketiga sekolah tersebut diminta mengisi kuesioner yang dibagikan terkait dengan nyeri haid. Data dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik. Hasil: Dari ketiga sekolah tersebut didapatkan 110 kuesioner yang terisi dengan lengkap. Subjek memiliki median usia 15 tahun dan sebagian besar berada di kelas 1 SMA. Proporsi dismenorea didapatkan sebesar 65,5%. Usia menarche didapatkan lebih tinggi pada subjek yang tidak menderita dismenorea (p = 0,039). Dismenorea tampak mengganggu proses belajar secara bermakna, terutama terkait kehadiran (p = 0,026), aktivitas (p = 0,049), dan konsentrasi (p < 0,001). Nilai rapor terakhir sebagai faktor keluaran tidak dipengaruhi oleh kejadian dismenorea primer pada remaja perempuan. Kesimpulan: Dismenorea mengganggu proses belajar secara bermakna sehingga diperlukan edukasi dan tatalaksana farmakologis sedini mungkin agar tidak menurunkan kualitas hidup pelajar remaja wanita.
ABSTRAK
Objective: This study was aimed to assess the prevalence of dysmenorrhea in female teenagers of high school age in Indonesia and its relation with menstrual characteristic as well as study process. Methods: This study used cross sectional design, were conducted on November 2013 in three different high schools: SMU 6, SMU 68, and SMU 70. Female students were asked to answer given questionnaires about menstrual pain. Data were collected and further analyzed using statistical analysis. Results: Out of the three high schools, there were 110 questionnaires which were fully answered. Subjects had median age of 15 years old and most of them were in the first grade. Dismnenorrhea proportion were found 65.5%. Menarche age was found higher in subjects who didn’t suffer from dysmenorrheae (p = 0.039). Study process was disturbed by dysmenorrheae significantly, especially associated with absence (p = 0.026), activity (p = 0,049), and concentration (p < 0.001). Final report score was not affected by primary dismenorrehae in the female students. Conclusion: Dysmenorrheae disturbed study process significantly so that education and pharmacology treatment are to be given as soon as possible in order to prevent decreased quality of life of female students
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuri Feharsal
Abstrak :
Penelitian ini membahas perbandingan performa diagnostik sistem skoring International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) dengan Risk of Malignancy Index-4 (RMI-4) dan indeks morfologi Sassone dalam memprediksi keganasan ovarium prabedah. Dilakukan uji diagnostik potong-lintang secara retrospektif dengan pasien neoplasma ovarium di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari Januari hingga Desember 2013. Nilai diagnostik dari keempat metode skoring dihitung dengan luaran: sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, akurasi dan nilai AUC. Penelitian ini menyimpulkan IOTA simple-rules memiliki performa diagnostik lebih baik dibandingkan IOTA subgroup, RMI-4 dan indeks morfologi Sassone. ......This study compared diagnostic performance of scoring system of International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) with Risk of Malignancy Index-4 (RMI-4) and Sassone morphology index to predict ovarian malignancy preoperatively. A retrospective study was done involving subject with ovarian neoplasm at National General Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo on January to December 2013. Sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, accuracy and AUC value were calculated. This study concluded that diagnostic performance of IOTA simple-rules were significantly better than IOTA subgroup, RMI-4 and Sassone morphology index.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Sofyana
Abstrak :
ABSTRAK
Pencegahan kematian maternal merupakan salah satu tujuan terpenting dari pelayanan maternal dan neonatal. Intervensi untuk menurunkan angka kematian ibu adalah kombinasi dari adanya tenaga terlatih, pelayanan obstetri emergensi dan tersedianya sistem rujukan. Saat ini usaha untuk menurunkan kematian maternal lebih mengarah pada penyediaan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED). Tingginya rujukan dari puskesmas dan angka kematian ibu di daerah kotamadya Jakarta Timur pada tahun 2012 menjadi perhatian peneliti sehingga kinerja puskesmas mampu PONED perlu dievaluasi. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang diteliti adalah 8 puskesmas PONED yang berada di kotamadya Jakarta Timur.Pengumpulan data menggunakan kuosioner. Data dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan program statistik komputer stata 21. Penelitian inimengambil 8 sampel puskesmas PONED dan didapatkan faktor kinerja masukan yaitu struktur fisik ruangan, peralatan dan obat dan sumber daya manusia tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kelengkapan paket rujukan dan ketepatan waktu rujukan (0.196;0,196; 0,107; 0,107; 1,000; 0,143). Hubungan antara kinerja proses yaitu standard operating procedure (SOP), catatan medis dan tindakan PONED dengan kinerja keluaran pada puskesmas PONED di wilayah Jakarta Timur tidak dapat dianalisis secara statistik karena hasil sebaran data kinerja proses di puskesmas PONED wilayah Jakarta Timur seragam. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja keluaran adalah keaktifan warga siaga, umpan balik rujukan dan adanya maklumat pelayanan yang belum ditelaah pada penelitian ini.
ABSTRAK
Prevention of maternal mortality is one of the most important goals of maternal and neonatal care. Interventions to reduce maternal mortality rate involve several aspects, including presence of trained personnel, obstetric emergency care and availability of referral system. Current efforts to reduce maternal mortality rate are focused on the provision of Basic Emergency Obstetric and Newborn Care (BEmONC). However, the number of referral from community health centers and maternal mortality rate in East Jakarta in 2012 are still high. Thus, it’s important to evaluate the performance of community health centers which provide BEmONC. This study used cross-sectional design and involved 8 community health centers which provide BEmONC in East Jakarta. The collected data were analyzed quantitatively by using statistical program Stata 21. We found that the performance indexes in input sector, including physical structures of the building, equipment, drugs and human resources, have no significant relationship with the completeness of referral documents and time of referral (p= 0196; 0.196; 0.107; 0.107; 1.000; 0.143). Performance in process sector, including standard operating procedure (SOP), medical records and BEmONC care, at community health centers in East Jakarta were couldn’t analyzed due to similarity of data. We also identified several factors affecting performance in output sectors which have not been explored in this study. They are activity of warga siaga (community program involving husbands to support his pregnant wife), referral feedback, and availability of notice service
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuddin Isaac Suryamanggala
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Terdapat dua teknik dalam reparasi robekan perineum derajat IIIb-IV yaitu teknik jahitan ujung ke ujung end-to-end dan tumpang tindih overlapping . Beberapa penelitian berbeda menunjukkan keterbatasan data untuk membandingkan teknik ujung ke ujung dengan tumpang tindih terhadap kejadian inkontinesia fekal.Tujuan: Mencari perbedaan antara kedua teknik reparasi robekan perineum derajat IIIb-IV secara Fungsional Berdasarkan Skoring Inkontinensia FekalMetode: Penelitian potong lintang ini dilakukan dengan mengulas data rekam medis RSCM periode 1 Januari 2011 ndash; 31 Desember 2015. Empat puluh delapan rekam medis dengan 39 subjek mendapatkan teknik tumpang tindih dan 9 subjek mendapatkan teknik ujung ke ujung. Dilakukan penilaian skoring inkontinensia dengan SIKC Skoring Inkontinesia Klinik Cleveland dan SSKF Skala Skoring Kontinensia Fekal dan dilakukan analisa Chi-Square dengan alternatif Fischer.Hasil: Tidak terdapat perbedaan antara teknik ujung ke ujung dengan tumpang tindih berdasarkan skoring SSKF p = 0,627 dan SIKC p = 0,627 . Berdasarkan SSKF terdapat 2,1 Inkontinensia Komplit dan 79,2 Kontinensia Komplit pada teknik tumpang tindih dan 18,8 Kontinensia Komplit pada teknik ujung ke ujung. Berdasarkan SIKC terdapat 2,1 Inkontinensia Komplit, 6,2 Kontinensia Baik, 72,9 Kontinensia Sempurna pada Teknik Tumpang Tindih dan 18,8 Kontinensia Sempurna pada teknik lainnyaKesimpulan: Didapatkan bahwa 2,1 menderita inkontinensia fekal pada teknik tumpang tindih, sementara tidak didapatkan inkontinensia fekal pada teknik ujung ke ujung
ABSTRACT
Background There are two technique in repairing perineal ruptured grade IIIb IV which is End to End Technique and Overlapping Technique. Some studies showned differents outcome and also limited data that compare these two technique based on fecal incontinence.Purpose To show that there is a different between both technique on perineal reparation by functional based on Fecal Incontinence ScoringMethods This cross sectional was done by reviewing medical record in RSCM from January 1st 2011 until 31st December 2015. Forty nine medical record taken as sample and found that 39 with overlapping technique and 9 with end to end technique. Performed by incontinencia fecal scoring using CCIS Cleveland Clinic Incontinence Scoring and FCSS Fecal Continence Scoring Scale and analyzed by Chi Square witn Fischer as alternative.Results There is no different between overlapping technique and end to end technique by FCSS p value 0,627 and CCIS p value 0,627 . Based on FCSS there are 2,1 compkete incontinence and 79,2 complete continence in Overlapping technique and 18,8 complete continence I End to End technique. Based on CCIS there are 2,1 complete incontinence, 6,2 good continence, 72,9 perfect continence in Overlapping technique and 18,8 perfect continence in other technique.Conclusion There are 2,1 found fecal incontinence in Overlapping technique, while no fecal incontinence in End to End technique.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zairida Rafidah Noor
Abstrak :
Asam lemak omega-3 merupakan komponen penting pada pembentukan sel saraf, retina dan membran sel. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 berkaitan dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dengan asupan asam lemak omega-3 yang tidak tercukupi memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di Indonesia, angka BBLR masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, kecukupan asam lemak omega-3 sangat penting untuk diperhatikan pada ibu hamil sejak awal kandungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan asam lemak omega-3 ibu hamil di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Subjek penelitian merupakan ibu hamil sehat dengan usia gestasi hingga 20 minggu. Kecukupan dinilai melalui pendataan asupan asam lemak omega-3, omega-6 beserta rasionya dan pemeriksaan kadar asam lemak omega-3 membran eritrosit. Data penelitian kemudian dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan asam lemak omega-3 total subjek penelitian masih kurang akibat rendahnya rerata asupan ALA subjek, meskipun rerata asupan EPA dan DHAnya telah terpenuhi. Asupan asam lemak omega-6 total subjek telah terpenuhi, begitu pula dengan asupan LAnya, tetapi asupan AA subjek masih belum terpenuhi. Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 sebagian besar subjek masih kurang baik. Dari uji korelasi ditemukan adanya korelasi positif bermakna antara asupan EPA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,38), asupan DHA dengan kadar DHA (r=0,31), asupan EPA+DHA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,35). Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 ditemukan memiliki korelasi negatif bermakna dengan kadar EPA (r= ?0,34). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa asam lemak omega-3 ibu hamil belum tercukupi sehingga diperlukan edukasi dan screening kecukupan asupan asam lemak omega-3 bagi ibu hamil sejak awal kandungan.
Omega-3 fatty acids are important components of neural, retinal and cell membranes. Latest findings show that omega-3 fatty acids play a role in fetal growth. Pregnant women with low intakes of omega-3 fatty acids were found to have higher risk of low birth weight (LBW). In Indonesia, LBW prevalence is still high. Thus omega-3 fatty acids sufficiency is of great importance starting early in pregnancy. The aim of this study is to determine omega-3 fatty acids status of pregnant women in Indonesia. The design of the study is cross-sectional. Subjects are healthy pregnant women with gestational age up to 20 weeks pregnancy. Omega-3 fatty acids status obtained from interview on intakes of omega-3 fatty acids and level of omega-3 fatty acids in erythrocyte membrane. The data?s then analyzed using Spearman correlation test. The study results show that total omega-3 fatty acids intakes are insufficient, due to low ALA intake, even though EPA and DHA intakes are sufficient. Intakes of total omega-6 fatty acids and LA are sufficient but AA intake is very low. The ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be higher than expected. Spearman correlation test shows significant positive correlations between intake of EPA and DHA level (r=0.34), intake of EPA and EPA+DHA level (r=0.38), intake of DHA and its level (r=0.31), intake of EPA+DHA and DHA level (r=0.35), intake of EPA+DHA and its level (r=0.34). Ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be significantly correlated with EPA level (r=?0.34). In conclusion, omega-3 fatty acids intake of pregnant women in Indonesia is still insufficient. Therefore, education to increase omega-3 fatty acids intake during pregnancy and screening of omega-3 fatty acids intake need to be perform early in pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library