Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Afifah
"Penelitian ini bertujuan membandingkan profil penggunaan obat khususnya jumlah jenis obat, jenis obat, dan biaya obat antara pasien yang dikelola secara terpadu dan yang dikelola secara konvensional. Penelitian dilakukan di ruang rawat penyakit dalam Instalasi Rawat Inap (IRNA) B RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis obat yang dikelola secara terpadu sebanyak 9 obat, sedangkan yang dikelola secara konvensional sebanyak 11 obat. Jenis obat yang banyak digunakan pada kedua kelompok adalah golongan antibakteri untuk penggunaan sistemik. Biaya obat yang dikelola secara terpadu adalah Rp 1.925.787, sedangkan yang dikelola secara konvensional adalah Rp 4.727.477. Uji statistik Mann-Whitney menunjukkan ada perbedaan bermakna antara jumlah jenis obat dan biaya obat antara kedua kelompok. Sedangkan jenis obat tidak ada perbedaan secara bermakna antara kedua kelompok.
The study purposes were to compare the drug usage, in term of the number of drugs, type, and cost of drugs between the patients managed by interdisciplinary team and managed conventionally. This study was conducted at internal medicine ward of IRNA B of Cipto Mangunkusumo Hospital. The number of drugs managed by interdisciplinary team were 9 drugs, whereas those are managed conventionally were 11 drugs. The most commonly used in both groups was systemic antibacterial drug. The cost of drugs in group of interdisciplinary team was Rp 1,925,787, whereas in group of conventional team was Rp 4,727,477. Mann-Whitney statistics test showed a significant difference of the number of drugs and the cost of drugs between the two groups. Whereas it was not significantly different in type of drug between the two groups."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina
"Resistensi bakteri terhadap antibakteri merupakan salah satu penyebab mengapa penggunaannya harus dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna dalam peresepan antibakteri yang bakterinya sudah resisten antara sebelum dan sesudah pemberian informasi pola kepekaan kuman ditinjau dari tingkat konsumsi.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analitis dan pengumpulan data secara retrospektif terhadap data penggunaan antibakteri periode Januari-Maret 2006 (sebelum informasi) dan April-Juni 2006 (sesudah informasi).
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan tingkat konsumsi antibakteri yang bakterinya sudah resisten yang dihitung dalam persentase DDD dari 64,2% sebelum informasi menjadi 60,5% sesudah informasi. Uji statistik menunjukkan bahwa ada penurunan persentase DDD secara bermakna setelah pemberian informasi pola kepekaan kuman.

Antibacterial resistance is one of the reasons why the use of antibacterial agents must be evaluated. The objective of this study was to examine whether there was change of antibacterial usage after dissemination of information on sensitivity pattern based on consumption rate.
The method of this study was descriptive analytical. Data were collected from antibacterial usage records over period of January-March 2006 (before dissemination of information) and April-June 2006 (after dissemination of information).
The result of the study showed that there was a statistically significant decline in the usage of antibacterial that the bacteria already resistant in DDD percentage from 64,2% before dissemination of information to 60,5% after dissemination of information.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S33003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Syafridani
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
T39549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Liana Arsyanti
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
T39523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mariam Rahmania
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2004
T39578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dini Maulidina
"

Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan bagian dari kurikulum program Profesi Apoteker yang bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan apoteker yang berkompeten di bidangnya. Fakultas Farmasi Universitas Indonesia berkerjasama dengan berbagai  instansi  dan  fasilitas  pelayanan  kesehatan agar calon  apoteker dapat melaksanakan PKPA di tempat tersebut. PKPA sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan calon apoteker agar siap terjun di masyarakat setelah lulus. PKPA ini dilaksanakan di tiga fasilitas pelayanan kesehatan yaitu dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Apotek Atrika dan Puskesmas Kecamatan Cengkareng yang terletak di daerah Jakarta dan dilaksanakan selama Periode Bulan Agustus hingga November tahun 2019. PKPA ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas, dan tanggungjawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan lain. Selain itu apoteker diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan sikap dan perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Mahasiswa juga diharapkan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan dan cara mengatasi masalah tersebut dalam praktik dan pekerjaan kefarmasian  di  fasilitas  pelayanan  kesehatan,  serta mampu  berkomunikasi  dan berinteraksi yang baik dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas agar terjalin kolaborasi yang baik antar sesama tenaga kesehatan.

 


Pharmacist Professional Work Practices (PKPA) as part of the Pharmacist Professional Curriculum program aims to prepare competent pharmacist graduates. The Faculty of Pharmacy, Universitas Indonesia collaborates with various agencies and health service facilities so that prospective pharmacists can carry out work practices at the venue. PKPA as an effort to prepare the pharmacist's human resources who are ready to enter the community after graduation. PKPA is implemented in three health service facilities at Dr. Cipto Mangunkusumo Central National hospital, Atrika Pharmacy, and Public Health Center of Kecamatan Cengkareng during the August until November 2019 period. PKPA aims to enable prospective pharmacists to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy service practices in service facilities. Health in accordance with statutory provisions and applicable pharmaceutical ethics, and in other health fields. In addition, pharmacists are expected to have knowledge, skills, attitudes and behaviors and insight and real experience to do professional practice and pharmacy work in health care facilities. Students are also expected to have a real picture of the problem and how to solve problems in real life in the practice and work of pharmacy in health care facilities and be able to good communicate and good interact with other health workers on duty so that there is good collaboration between fellow health workers.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Numlil Khaira Rusdi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>