Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilah Shofa Fauziyah
Abstrak :
Ikan merupakan sumber makanan hewani yang penting karena ikan mengandung berbagai nutrisi. Namun konsumsi ikan di kalangan remaja di Indonesia masih rendah. Konsumsi ikan yang kurang pada masa remaja dapat mempengaruhi status kesehatan di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi ikan pada remaja di SMAN 39 Jakarta tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan responden 150 siswa kelas X dan XI. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2019 melalui pengisian kuesioner, pengukuran antropometri, dan pengisian kuesioner frekuensi makanan semi kuantitatif (SFFQ). Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 57,3% siswa pada kategori konsumsi ikan kurang dengan rata-rata konsumsi ikan 34,1 gram/hari. Konsumsi ikan memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap (p = 0,009), preferensi (p = 0,020), pengaruh orang tua (p <0,001), dan ketersediaan ikan di rumah (p = 0,006). Analisis lebih lanjut berupa analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh tetua (p = 0,001; OR = 3,407) merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi ikan pada siswa. Artinya, berbagai pihak khususnya para orang tua dapat mengambil bagian dalam intervensi gizi terkait peningkatan konsumsi ikan di kalangan pelajar. ......Fish are an important source of animal food because they contain a variety of nutrients. However, fish consumption among adolescents in Indonesia is still low. Less fish consumption during adolescence can affect health status later in life. This study aims to determine the dominant factors associated with fish consumption in adolescents at SMAN 39 Jakarta in 2019. This study used a cross-sectional research design with 150 respondents in class X and XI. Data collection was carried out in April 2019 through filling out questionnaires, anthropometric measurements, and filling in the semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ). Bivariate analysis was performed using chi-square and multivariate analysis using multiple logistic regression tests. The results of this study indicate that there are 57.3% of students in the fish consumption category with an average fish consumption of 34.1 grams/day. Fish consumption has a significant relationship with attitude (p = 0.009), preference (p = 0.020), parental influence (p <0.001), and fish availability at home (p = 0.006). Further analysis in the form of multivariate analysis showed that the influence of parents (p = 0.001; OR = 3.407) was a dominant factor related to fish consumption in students. This means that various parties, especially parents, can take part in nutrition interventions related to increased fish consumption among students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Alifia Safitri Febriyani
Abstrak :
Ketidakbugaran pada remaja memiliki hubungan yang erat dengan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap status kebugaran di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada 116 responden usia 15-17 tahun. Status kebugaran didapatkan dengan mengklasifikasikan nilai estimasi VO2max menggunakan rumus Matsuzaka et al (2004). Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai estimasi VO2max adalah tes 20-m shuttle run, yaitu tes lari bolak-balik dalam lintasan 20 meter dengan mengikuti instruksi nada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61,2% siswa tidak bugar. Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara signifikan terhadap status kebugaran pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan karbohidrat, dan asupan zat besi. Faktor dominan terhadap status kebugaran siswa SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten adalah IMT/U, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, dan asupan energi. Status gizi kegemukan dapat menyebabkan ketidakbugaran pada remaja.
Unfit adolescents associated with high risk of cardiovascular disease. The primary purpose of this study is to determine the dominant factor of physical fitness level among students at Al-Azhar 2 Pejaten Islamic High School, Jakarta Selatan. 116 students aged 15-17 years old were participated in this cross sectional study. Physical fitness level was determined by grouping the value of estimated VO2max obtained by Matsuzaka et al (2004) formula. Value of estimated VO2max measured using 20-m shuttle run test method, where the participants were asked to run back and forth in 20 meters track following audio instruction. The result shows that 61,2% students are unfit. Variables that have significant relationship with physical fitness level are gender, nutritional status (BMI-for-age and body fat percentage), carbohydrate intake, and iron intake. Dominant variable in determining physical fitness level of Al-Azhar 2 Islamic High School Students is BMI-for-age, after being controlled by gender, body fat percentage, physical activity, and energy intake.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Lestari Asmarani
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai determinan ganguan gizi pada anak usia 0-59 bulan di Indonesia. Underweight, stunting dan wasting merupakan gangguan gizi pada anak usia 0-59 bulan yang masih menjadi perhatian. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi anak usia 0-59 bulan underweight, stunting dan wasting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan underweight, stunting, wasting dan gangguan gizi pada anak usia 0-59 bulan di Indonesia. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah semua individu yang berusia 0-59 bulan yang menjadi responden dalam Riskesdas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh variabel yang secara bersama-sama signfikan memengaruhi underweight, stunting, wasting dan gangguan gizi. Berat badan lahir rendah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian underweight (OR:2.08, 95%CI:1.75-2.47). Status ekonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting (OR:1.55, 95%CI:1.41-1.71) dan gangguan gizi (OR:1.59, 95%CI:1.45-1.75). Status gizi ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian wasting (OR:1.73, 95%CI:1.52-1.96). Untuk menanggulangi masalah gizi perlu melibatkan banyak sektor untuk dapat berintegrasi menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan gizi. ......This paper discusses the determinants of malnutrition in children aged 0-59 months in Indonesia. Underweight, stunting and wasting is a malnutrition in children aged 0-59 months are still a concern. Results Health Research (Riskesdas) in 2007, 2010, and 2013 showed there were many changes in the prevalence of underweight children aged 0-59 months, stunting and wasting. The purpose of this study was to determine the determinant of underweight, stunting, wasting and malnutrition in children aged 0-59 months in Indonesia. The research was quantitative, with cross sectional study design using secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged 0-59 months who were respondents in Riskesdas. The results showed that there are seven variables that jointly exhibited significantly affect underweight, stunting, wasting and malnutrition. Low birth weight was the most important factors associated with underweight (OR: 2.08, 95% CI:1.75-2.47). Economic status was the most important factors associated with stunting (OR: 1.55, 95% CI: 1.41-1.71) and composite of three index (weight for age, height for age and weight for height) (OR: 1.59, 95% CI: 1.45-1.75). Maternal nutritional status was the most important factors associated with wasting (OR: 1.73, 95% CI: 1.52-1.96). To overcome the problem of nutritional needs to involve many sectors to be able to integrate develop policies that can improve the welfare of the community through improved nutrition.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Jastiffani Nurdin
Abstrak :
ABSTRAK
Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting untuk memantau pertumbuhan dan status gizi anak. Pengukuran antropometri pengganti (surrogate anthropometric measurement) dibutuhkan dalam kondisi dimana pengukuran tinggi badan sulit untuk dilakukan dan tidak akurat. Penelitian dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna dan panjang kaki dengan menggunakan regresi linier. Sebanyak 49 orang anak laki-laki, dan 62 orang anak perempuan yang berasal dari 3 Pra TK/ TK di Depok, dilibatkan di dalam penelitian ini selama bulan April?Mei 2016. Tinggi badan diukur menggunakan stadiometer, panjang ulna menggunakan pita ukur non elastis, dan panjang kaki menggunakan kaliper kayu. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat korelasi yang sedang dan kuat antara panjang ulna dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.682, perempuan r = 0.461), korelasi yang kuat juga ditunjukkan pada panjang kaki kanan dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.726, perempuan r = 0.770), dan korelasi yang sangat kuat pada panjang kaki kiri dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.830, perempuan r = 0.740). Panjang ulna dan panjang kaki merupakan indikator tinggi badan yang baik, akan tetapi, model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.
ABSTRACT
Height is an essential anthropometric measurement to monitor growth and nutirional status in children. Surrogate anthropometric measurements are needed when height is unobtainable and unreliable. This cross-sectional study was aim to develop prediction models from ulna and foot length by using linear regression. Boys (n= 49) and girls (n= 62) from 3 preschools in Depok were recruited in this study from April?Mei 2016. Stadiometer was used to measure height, non elastic tape to measure ulna length, and a caliper to measure foot length. The result of this study showed that there were a medium and strong correlation between ulna length and height (boys r = 0.682, girls r = 0.461), and right-foot length and height (boys r = 0.726, perempuan r = 0.770). Stronger correlation showed between left- foot length and height (boys r = 0.830, girls r = 0.740. Ulna and foot length are good predictors, however the prediction model based on left-foot length more accurate and easier to use than the prediction model based on ulna length.
2016
S62800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Wiramah
Abstrak :
Buah dan sayur kaya akan serat, vitamin, dan mineral sehingga bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, mencegah kegemukan dan penyakit kronis, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, persentase perilaku kurang konsumsi buah dan sayur pada masyarakat Indonesia tergolong tinggi, terutama di Jakarta Selatan. Remaja diketahui merupakan kelompok usia yang paling jarang mengonsumsi buah dan sayur. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 97 Jakarta ini menggunakan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2016, dengan besar sampel 148 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Berdasarkan nilai mean skor konsumsi buah (1,51 porsi/hari) dan sayur (1,29 porsi/hari), diketahui bahwa 56,8% responden kurang mengonsumsi buah dan/atau sayur. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur berhubungan positif dengan kesukaan (p-value= 0,0020; OR (95% CI= 4,070 (1,712−9,677))), pengetahuan gizi (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 3,903 (1,908−7,983))), efikasi diri (p-value= 0,0010; OR (95% CI= 4,151 (1,802−9,565))), pengaruh orangtua (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 4,250 (2,043−8,842))), dan ketersediaan (p-value= 0,0001; OR (95% CI= 3,593 (1,750−7,379))), namun tidak berhubungan dengan pengaruh teman (p-value= 1,0000; OR (95% CI= 1,323 (0,181−9,651)).
Fruits and vegetables are so rich in fibers, vitamins, and minerals that they can be very useful to smooth the digestive system, prevent any obesity, chronic disease and enhance the immune system as well. On the other hand, the percentage of inadequate of consuming fruits and vegetables are still increasing by most Indonesian people, especially many of whom are living in South of Jakarta. Adolescents are considerably known the average age of groups who rarely in consuming both fruits and vegetables. The objective of this research is intended to find out what factors are related to the students habitual activity regarding the mentioned issue above on lack of consuming them by using a cross-sectional approach. Data collected from February through June of 2016, along with the sample size of 148 students. Data collected carried out by means of questionnaires filled out by each respondent. Based on the mean score of the consumption of fruits (1.51 servings/day) dan vegetables (1.29 servings/day) revealed that 56.8% of respondents have lack of fruits and vegetables consumption. The results of the bivariate analysis showed that fruits, vegetables consumption are positively related to preferences (p-value= 0.0020; OR (95% CI= 4.070 (1.712−9.677))), nutritional knowledge (p-value= 0.0001; OR (95 % CI= 3.903 (1.908−7.983))), self-efficacy (p-value= 0.0010; OR (95% CI= 4.151 (1.802−9.565))), parents influence (p-value= 0.0001; OR (95% CI= 4.250 (2.043−8.842))), and availability (p-value= 0.0001; OR (95% CI= 3.593 (1.750−7.379)), but not related to friends influence (p-value= 1,0000; OR (95% CI= 1,323 (0,181−9,651)).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fida Naqiyyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT/U, aktivitas fisik, asupan kalsium, asupan omega 3, stres, usia menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, siklus menstruasi, riwayat keluarga, dan keterpaparan asap rokok dengan dismenore primer. Dan juga mengetahui faktor dominan pada siswi SMAN 5 Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 126 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian angket, wawancara food recall 3x24 jam,dan pengukuran antropometri untuk berat badan serta tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara asupa omega 3 dan lama menstruasi. Dan Faktor dominan dari adalah lama menstruasi.
ABSTRACT
The aim of this study to identify the association between BMI for Age, Physical Activity, Calcium intake, Omega 3 intake, stress, menarche, menstrual flow, duration of bleeding, menstrual cycle, family history, and smoking exposure. And then to know the dominant factor on female student in SMAN 5 Depok. this study used the cross sectional design by using systematic random sampling. The sample ini this study was 10th and the 11th grade of senior high school consisting 126 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 3x24 hours food recall interview, and anthropometric measurement for weight and height. The result of this study showed that there was a significant correlation between omega 3 intake and duration of bleeding (p<0,05). And the dominant factor was duration of bleeding.
2016
S63541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurina Amalia Rasyidah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian media video dan leaflet tentang gizi seimbang terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan efikasi diri siswa SMA Negeri di Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan rancangan pretest posttest tanpa kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan kepada 61 siswa kelas X di SMAN terpilih. Kelompok media video berjumlah 28 siswa dan kelompok media leaflet berjumlah 33 siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 4 kali, yang terdiri dari 1 kali pretest dan 3 kali posttest untuk mengukur retensi pengetahuan dan pola perubahan sikap dan efikasi diri siswa. Uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan untuk melihat perubahan setelah pemberian media, dan uji t tidak berpasangan untuk melihat perbedaan perubahan skor antar kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan pengetahuan yang bermakna pada kelompok video maupun leaflet (p=0,000) begitu pula pada perubahan efikasi diri (p=0,002 dan p=0,001), dan ada kecenderungan perubahan sikap namun tidak bermakna (p=0,944 dan p=1,000). Perbandingan antara kedua media menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada penurunan skor pengetahuan (p=0,004) dan perubahan efikasi diri lebih baik pada media leaflet (0,017) dan pada kelompok video terjadi penurunan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok leaflet pada posttest 2 (p=0,003) dan posttest 3 (p=0,000).
This study aims to compare the provision of video media and leaflets about balanced nutrition to changes in knowledge, attitudes and self-efficacy of public high school students in Jakarta. The research design used was quasi experimental with a posttest pretest design without a control group. This research was conducted on 61 students of class X in selected high schools. The video media group numbered 28 students and leaflet media groups totaling 33 students. Research data collection was carried out 4 times, consisting of 1 pretest and 3 times posttest to measure knowledge retention and patterns of attitude change and student self-efficacy. The statistical test used was paired t-test to see changes after media administration, and unpaired t-test to see differences in score changes between groups. The results of this study indicate a significant change in knowledge in the video and leaflet groups (p = 0,000) as well as changes in self-efficacy (p = 0,002 and p = 0,001), and there was a tendency to change attitudes but not significant (p = 0,944 and p = 1,000). Comparisons between the two media showed that there were significant differences in the decrease in knowledge scores (p = 0.004) and changes in self-efficacy better in leaflet media (0.017) and in the video group there was a higher decline than the leaflet group at posttest 2 (p = 0.003 ) and posttest 3 (p = 0,000).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dellaneira
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food pada siswa-siswi SMAN 35 Jakarta. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi fast food sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah Online Food Ordering, jenis kelamin, pengetahuan gizi dan fast food, preferensi fast food, uang jajan, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 164 siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMAN 35 Jakarta yang dipilih dengan stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% responden memiliki tingkat konsumsi fast food yang tinggi yaitu mengonsumsi fast food > 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa kebiasaan Online Food Ordering, pengetahuan gizi dan fast food, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan gizi dan fast food sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Puskesmas atau Suku Dinas Kesehatan untuk dapat memberikan program edukasi kepada siswa terkait perilaku makan yang sehat dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang


3 times per week. The results also showed that Online Food Ordering habits, knowledge of nutrition and fast food, emotional eating behavior, peer group influence and social media influence were related to adolescent fast food consumption. Multivariate analysis shows knowledge of nutrition and fast food as the dominant factors related to fast food consumption in adolescents. This study suggest the school to collaborate with Public Heath Center or Health Service Office to increase education to students regarding healthy eating behavior and in accordance with the guidelines for balanced nutrition

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Dwi Nur
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pengetahuan, sikap, dan norma subyektif siswa SMA swasta terpilih di Jakarta setelah diberikan media leaflet dan video gizi seimbang. Media leaflet yang digunakan merupakan milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sedangkan media video yang digunakan merupakan hasil pengembangan dari media leaflet. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan 2 kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan pada 54 siswa kelas X di SMA swasta sederajat terpilih, masing-masing kelompok berjumlah 27 siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 4 kali, yang terdiri dari pre-test, post-test 1, post-test 2, dan post-test 3. Uji Statistik yang digunakan adalah uji t-berpasangan untuk menganalisis perbedaan rata-rata antara sebelum dan sesudah diberikannya intervensi pada masing-masing kelompok dan uji t-independen untuk menganalisis perbedaan rata-rata antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan (P = 0,000) setelah diberikan media pada masing-masing kelompok, namun perubahan sikap dan norma subyektif tidak signifikan. Perbedaan perubahan antara kedua kelompok tidak signifikan, namun perubahan pada kelompok video cenderung lebih tinggi. ......The purpose of this study is to see changes in the knowledge, attitudes, and subjective norms of selected private high school students in Jakarta after being given leaflet and educational video about balanced nutrition. The leaflet used is the property of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, while the video used is the result of the development of leaflet media. The study used quasi-experimental design with 2 treatment groups. The study was conducted on 54 grade 10th students in selected private high schools, each group consist of 27 students. The data collection was carried out 4 times in each group, consisting of pre-test, post-test 1, post-test 2, and post-test 3. The statistical test used was the paired t-test to analyze the average difference between before and after given interventions in each group and independent t-test to analyze differences in mean between groups. The results showed a significant difference in knowledge (P = 0,000) after being given the media in each group, but changes in attitudes and subjective norms were not significant. The difference in changes between the two groups was not significant, but changes in the video group tended to be higher.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Junior Tanner
Abstrak :
Penelitian dengan menggunakan data sekunder ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang terdiri atas jenis kelamin, status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) terhadap variabel dependen persen lemak tubuh (PLT) pada remaja. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan 131 siswa-siswi SMAN 39 Jakarta Tahun 2019. Hasil menunjukkan 53,4% responden memiliki PLT berlebih dengan rata-rata PLT perempuan 28,59±5,02% yang tergolong berlebih dan rata-rata PLT laki-laki 20,8±5,94% tergolong tidak berlebih. Terdapat hubungan yang bermakna (p-value <0,05) pada jenis kelamin dan IMT/U dengan PLT pada remaja, sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p-value >0,05) pada kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, dan lemak) dengan PLT pada remaja. IMT/U merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan PLT pada remaja. Peneliti menyarankan untuk mengupayakan IMT dan PLT berada di keadaan normal dengan dilakukan monitoring penimbangan berat badan dan tinggi badan secara rutin, mengadakan kegiatan olahraga satu kali dalam seminggu, mewajibkan siswa-siswi untuk mengikuti ekstrakulikuler olahraga, dan memberikan edukasi terkait pola makan dan olahraga sebagai pencegahan obesitas. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengetahui pengaruh kualitas dan kuantitas asupan gizi makro terhadap persen lemak tubuh. ......This study using the secondary data aims to determine the relationship between the independent variables that included gender, body mass index for age (BMI-for-age), breakfast habits, physical activity, and nutritent intake (energy, carbohydrates, proteins, and fats) with the dependent variable that included body fat percentage (%BF) in adolescents. This is a cross-sectional study that conducted on 131 students of SMAN 39 Jakarta in 2019. The results showed that 53,4% respondents had excess %BF with the average on females 28,59±5,02% were classified excessive and males 20,8±5,94% were classified not excessive. There was a significant relationship (p-value <0,05) on gender and BMI-for-age with %BF in adolescents, while there was no significant relationship (p-value >0,05) on breakfast habits, physical activity, and nutrients intake (energy, carbohydrates, proteins, and fats) with %BF in adolescents. BMI-for-age is the dominant factor associated with %BF in adolescents. This study suggested that BMI and %BF to stay in normal range by monitoring the body weight and height regularly, conduct sports activities once a week, students should join sports extracurricular, and providing education related to diet and exercise as a prevention of obesity. Further studies are required to evaluate the effects of macronutrients’ quality and quantity on %BF.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>