Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muzzammil Al Macky
"Mineralisasi Emas terjadi karena naiknya cairan hidrotermal di bawah permukaan bumi oleh aktivitas tektonik. Aktivitas tektonik menyebabkan mineralisasi emas di beberapa lingkungan pengendapan, salah satunya adalah endapan epitermal sulfida rendah. Jenis endapan ini ditandai oleh suhu yang rendah dan dikontrol oleh banyak struktur geologi. Penemuan urat-urat vein dalam pemetaan geologi perlu didukung oleh eksplorasi geofisika untuk mengidentifikasi distribusi zona mineralisasi emas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona mineralisasi emas berdasarkan data magnetik. selain itu, dilakukan interpretasikan struktur bawah permukaan berdasarkan analisis derivative dan pemodelan forward 2D serta 3D inversi untuk mendapatkan parameter suseptibilitas bawah permukaan terkait dengan struktur geologi dan zona mineralisasi emas. hasil dari penelitian ini di dapatkan batuan teralterasi yang di indikasikan sebagai pembawa zona mineralisasi emas lapangan MZ berada pada distribusi nilai anomali magnetik rendah-sangat rendah (<-50 nT),dan berada di zona patahan yang memiliki ciri kemenerusan data magnetik yang sempit mengikuti jalur patahan yang ada. Distribusi nilai ini terletak di zona X didaerah tenggara lapangan MZ. Berdasarkan hasil intepretasi gabungan inversi 3D magnetik dengan data gravitasi dan geologi pada zona X, dihasilkan 2 daerah Blok yang diduga sebagai zona persebaran mineralisasi emas yaitu Blok A dan B yang memiliki arah orientasi memanjang dari tenggara hingga barat laut , dimana zona ini memiliki nilai anomali residual graviti(tinggi) sekitar 3-7 mGal dan memiliki nilai suseptibilitas magnetik yang rendah(< -0.065)cgs di sertai dengan keberadaan patahan normal yang kompleks sehingga berkembang urat-urat mineralisasi bukaan (tension) yang memiliki arah sejajar dengan struktur pengontrolnya.

Gold Mineralization occurs due to rising of hydrothermal fluid in subsurface of the earth by tectonic activity. Tectonic activity causes gold mineralization in several depositional environments, one of them is low sulfidation epithermal deposit. This deposit type is characterized by relatively low temperature than high sulfidation epithermal deposit, And it is controlled by many geological structure. The Discovery gold vein in result of surface geological mapping need to be supported by geophysics exploration to identify distribution of gold mineralization zone. This research is aims to identifiy gold mineralization zone based on magnetic data and zoning gold mineralization potential area. in addition, it interpret subsurface structure based on derivative analysis and 2D-3D inversion modelling to obtain subsurface suseptibility parameter related to geological structure and gold mineralization zone. the result of this research is altered rocks has indicated as indication of gold mineralization zone in MZ field that has low to very low anomaly magnetic distribution (<-50nT), and it is found in fault zone, which is available magnetic data continuity along the fault. This Distribution data is located in southeast area of MZ field. Based on the relation of 3D inversion magnetic interpretation,Gravity data, and geology data in zone X, two blocks area are thought to be distribution of gold mineralization, they are block A and B which have orientation directions along southeast to northwest, it has high value residual anomaly gravity (about 3-7mGal) and has low value magnetic suseptibility (<-0.065cgs), it is located in complex normal fault zone, it possible to develop (tension) open vein mineral which are parallel to their structure control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziah
"Temperatur bawah permukaan merupakan parameter penting dalam dalam eksplorasi energi panas bumi. Persebaran temperatur bawah berkaitan erat dengan sistem geothermal yang ada. Sejauh ini, informasi temperatur bawah permukaan hanya bisa didapatkan dari data lubang bor berupa log temperatur. Namun, log temperatur sendiri memiliki data temperature dan kedalaman yang terbatas. Selain itu, biaya untuk menghasilkan log temperatur terbilang cukup mahal sehingga upaya estimasi temperatur dengan presisi yang baik dan efisien menjadi tantangan saat ini. Pada penelitian ini, estimasi temperature berdasarkan data magnetotellurik (MT) dilakukan dengan menerapkan metode neural network (NN). Teknik estimasi ini memanfaatkan hubungan antara temperature dan resistivitas. Temperatur yang diestimasi adalah temperature secara vertikal dibawah stasiun MT dengan data temperature dari lubang bor di dekatnya. Temperatur hasil estimasi dari resistivitas akan dibandingkan dengan temperature dari data lubang bor. Penelitian dilakukan pada 6 buah titik MT dan 6 buah log temperature pada area survey Lapangan Geothermal X. Hasil estimasi temperatur dari data resistivitas yang diteliti telah dilatih dan diuji menggunakan backpropagation neural network menunjukkan hasil yang cukup memuaskan karena sesuai dengan data temperature dari lubang bor yang tersedia. Kemudian dilakukan interpretasi dengan model penampang resistivitas tiga dimensi (3D) untuk mengetahui sistem geothermal pada Lapangan X. Teknik ini akan menjadi teknik yang cukup efisien untuk mengetahui persebaran temperature bawah permukaan dengan strategi pelatihan (training) yang tepat.

Subsurface temperature is an important parameter in the exploration of geothermal energy. Temperature is closely related to the existing geothermal system. So far, subsurface temperature information can only be obtained from hole data consisting of temperature logs. However, the log temperature itself has limited in data temperature and depths. In addition, the cost of making temperature logs is quite expensive so that producing temperature estimates with high precision and efficiency is a challenge today. In this study, temperature estimation based on magnetotelluric (MT) data was carried out using the neural network (NN) method. This estimation technique utilizes a ratio between temperature and resistivity. The estimated temperature is the temperature below the MT station with the temperature of the data from the nearest borehole data. The estimated temperature of the resistivity will be compared with the temperature from the borehole data. The study was conducted at 6 MT points and 6 temperature logs at the Geothermal Field X field survey. The estimated temperature results from resistivity data that has been trained and tested using backpropagation neural networks produce results that are quite in accordance with the temperature data from available boreholes. Then the interpretation is done with a three dimensional resistivity cross section model to find out the geothermal system in Field X. This technique will be an efficient enough technique to determine the subsurface temperature with an appropriate training strategy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mika Hadi Suryapranata
"Pemetaan distribusi reservoir melalui distribusi porositas pada lapangan Texaco dilakukan dengan menggunakan seismik inversi dan analisa multi atribut. Pada studi ini data seismik diinversi menjadi nilai impedansi akustik yang diturunkan dari data sumur untuk mengubah data volume seismik menjadi data volume impedansi akustik. Inversi seismik sparse-spike digunakan untuk melakukan proses tersebut. Hasil dari proses inversi juga digunakan sebagai atribut eksternal dalam proses analisis multi atribut neural network untuk memperkirakan distribusi nilai porositas dalam reservoar.
Kajian mendalam terhadap hasil inversi dan analisa multi atribut ditekankan pada reservoar batu pasir pada pengendapan era Miocene yang ada pada interval horizon Miocene Early hingga Sand A. Identifikasi reservoar pada data log sumur memperlihatkan indikasi yang jelas pada kedalaman 2000m - 2100m dan dipertajam dengan fenomena bright spot pada interval waktu 2700ms - 2800ms. Hasil inversi memperlihatkan bahwa distribusi nilai impedansi akustik mampu membantu mendeliniasi sebaran reservoar dan hasil analisa multi atribut dapat melihat sebaran nilai porositas didalam reservoar.

Mapping reservoir distribution and its porosity in the Texaco field is done by using a combination of seismic inversion and multi attribute analysis. In this study the seismic inversion is constrained by well to change the volume of seismic data to the data volume of acoustic impedance. In this study Sparse-spike inversion of seismic method is used to perform the inversion process. The inverted result is used as an external attribute for multi attribute neural network process to delinieate porosity distribution of the reservoir.
This study is pointed out on sand reservoir, which was deposited in era of Miocene existing from horizon Miocene Early to Sand A. Reservoir identification from log data shows a clear indication of reservoir at a depths of 2000m-2100m dan sharpened with bright spot phenomena in the seismic data at depths of 2700ms-2800ms. AI inversion result are expected to help delineate the distribution of the reservoir and the multi attribute analysis result able to shows the reservoir porosity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S914
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Parlinggoman, Rony Humala
"Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kabupaten Bekasi ? Jawa Barat terletak di timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Adanya isu dampak lingkungan di beberapa sumur warga yang diduga tercemar oleh air lindi menjadi dasar dilaksanakannya studi ini. Sampah merupakan masalah bagi semua orang, sehingga manusia menyingkirkan sampah sejauh mungkin dari aktivitas manusia. Di kota-kota besar untuk menjaga kebersihan sering kali menyingkirkan sampah ke tempat yang jauh dari pemukiman. TPA di Indonesia, sesungguhnya tidak menerapkan sistem Sanitary Landfill, namun paling bagus menggunakan metode Open Dumping, yaitu sampah ditumpuk menggunung tanpa ada lapisan geotekstil dan saluran penampung air lindi.
Polutan ini mempunyai konduktivitas yang lebih tinggi dari pada air tanah. sehingga nilai resistivitas polutan ini lebih rendah dari pada air tanah. sebaran fluida dari Selatan menuju ke utara, sehingga penelitian dilakukan posisi TPA di selatan pengukuran kearah utara TPA untuk mengetahui ada tidaknya sebaran fluida tercemar dibawah permukaan tanah masuk sampai ke sumur warga.

Final Disposal (Landfill or TPA) Waste District Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang district of West Java, Bekasi, is located in eastern of Jakarta. The issue of environmental impacts on some residents wells that allegedly polluted by leachate into the basic implementation of this study. Trash is a problem for everyone, so people get rid of waste as far as possible from human activity. In the big cities to keep clean often to get rid of garbage to distant places of settlement. Landfill in Indonesia, did not actually implement the system Sanitary Landfill, but it is best to use the method Open Dumping of garbage stacked mounting with no geotextile layer and channel water contaminant.
These pollutants have a higher conductivity than groundwater. so that the resistivity values of this pollutant is lower than the groundwater. Distribution of fluid from the South heading North, so that the research carried out measurements of the position of landfill in the south towards the north of the landfill to determine whether there is fluid distribution of contaminated soil below the surface entrance to the residential wells.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1290
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catur BP.
"Analisa petrofisika bertujuan untuk mengidentifikasi reservoir minyak dan gas bumi melalui perhitungan parameter petrofisika. Hasil parameter petrofisika yang didapat merupakan nilai secara vertikal. Dengan penggabungan dengan data 3D seismik, maka akan didapat penyebaran nilai parameter petrofisika dalam bentuk volum seismik. Proses penyebaran nilai ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode multiatribut seismik. Pada studi ini, perhitungan parameter petrofisika dilakukan dengan menggunakan software Interactive Petrophysics, dan metode multiatribut seismik dilakukan dengan menggunakan software Hampson Russell. Teknik integrasi ini diaplikasikan pada data 3D seismik yang berada dalam cakupan in-line 250 ? 320 dan x-line 270 ? 310. Data sumur yang digunakan sebanyak 8 buah. Secara lebih rinci, tujuan dari studi ini adalah menghitung nilai kejenuhan air, kandungan lempung, porositas, dan permeabilitas, yang merupakan parameter petrofisika, untuk diubah menjadi bentuk volum melalui metode multiatribut seismik.

Petrophysical analysis is intended to identify oil and gas reservoir by evaluation of petrophysical parameters. The result of these evaluation just describes the petrophysical parameters vertically. By combining with 3D seismic data set, it can be distributed through seismic volume. This process is carried out by using seismic multi attribute method. In this study, evaluation of petrophysical parameters is performed by Interactive Petrophysics Software, while the seismic multi attribute method is carried out by Hampson Russell Software. This combined method is applied to 3D seismic data, which consists of 70 in-line and 40 x-line. The well data set consists of 8 wells. The goal of this study is to evaluate water saturation, shale content, porosity, and permeability, and to transform the results to become the form of seismic volume. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S927
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fristy Lita
"Pengolahan data magnetik menghasilkan nilai magentik total yang telah dikoreksi oleh koreksi IGRF, Variasi Harian dan Koreksi Drift. Hasil pengolahan data kemudian diplot menjadi kontur anomali magnetik pada software SURFER 9.0. Dari kontur inilah kemudian didapatkan indikasi anomali magnetik pada data pengukuran. Anomali inilah yang nantinya akan dijadikan patokan untuk membuat permodelan. Permodelan menggunakan data magnetik bertujuan untuk mengidentifikasikan anomali magnetik yang terdapat pada data pengukuran. Anomali magnetik biasanya dipengaruhi oleh hot rock yang berada pada bawah permukaan. Pada penelitian ini, data magnetik yang digunakan adalah data pengukuran magnetik di daerah Arjuna-Welirang. Daerah prospek geothermal Arjuna-Welirang terletak di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, dan Kota Batu. Daerah prospek ini berada di lingkungan geologi yang didominasi oleh batuan vulkanik berumur kuarter.

Magnetic data processing give a magnetic total value that has been corrected by the correction IGRF, Diurnal Variety and Drift Correction. Then the data processing?s results are plotted into the contours of the magnetic anomalies in the software Surfer 9.0. This contour is then obtained an indication of magnetic anomalies on the measurement data. This is an anomaly that will be used as a benchmark for modeling. Modeling using magnetic data aims to identify magnetic anomalies are present in the measurement data. Magnetic anomalies are usually influenced by the hot rock that is on the bottom surface. In this study, which used magnetic data is the data of magnetic measurements in the Arjuna-Welirang. Geothermal prospect area Arjuna-Welirang located in Malang regency, regency Mojokerto, Pasuruan, and Batu. This prospect area is located in the geological environment which is dominated by old volcanic rocks quarter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Sulistyo Arbi
"Daerah Cipayung, Depok Jawa Barat merupakan tempat pembuangan akkir (TPA) sampah dari masyarakat Depok. Limbah sampah organik dalam bentuk air lindi berpotensi menjadi sumber pencemar air sumur penduduk di sekitar lokasi TPA. Air lindi dilokasi bersifat basa (pH=8,39) sedagkan sir sumur bersih bersifat asam (ph =4,2). Konduktivitas listrik air lindi jauh lebih besar (25mS0 dibandingkan air sumur bersih (0,3 mS). Telah dilakukan servey resistivity dan IP untuk memetakan daerah terindikasi tercemar di darerah sebelah Timur dan Selatan TPA. Survey menggunakan konfigurasi dipole-dipole dan pengukuran time domain dengan jarak elektroda arus maupun tegangan 15 m. Alat SuperSting R8 IP multi channel resistivity meter telah digunakan dalam akuisisi data pada tiga lintasan yang berbeda dengan 56 elektroda untuk tiap lintasan denagn panjang total kabel 825m. terindikasi daerah tercemar berada pada lintasa 1 dan 2, sedangkan pada lintasan 3 tidak terindikasi adanya pencemaran. Indikasi pencemaran air lindi beada pada kedalaman 30 meter hingga sejauh 110 meter dan pada kedalaman 20-30 meter sejauh 85 meter pada masing-masing lintasan dari pagar batas TPA. Terdapat akuifer yang bersih pada lintasan 3 sebagai alternatif pengganti air bersih bagi masyarakat sekitar TPA. Daerah lapisan akuifer tertekan diperkirakan berada pada kedalaman 110 meter berada pada posisi sekitar 213 meter dari batas selatan TPA."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S43178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triara Anggraini
"Lapangan TA adalah salah satu lapangan yang beroperasi di bawah PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah ditindaklanjuti dengan teknologi baru dalam upaya peningkatan produksi. Berdasarkan data log, Formasi Menggala merupakan perselingan batupasir dan batulempung. Dari penampang seismik diinterpretasikan bahwa terdapat struktur geologi berupa sesar mendatar dan sesar naik. Data Log dan Seismik 3D dapat diolah untuk mendapatkan model bawah permukaan yang lebih baik. Tahapan pengolahan data dimulai dengan korelasi sumur, lalu dilakukan well-seismic tie untuk meletakkan horizon seismik (skala waktu) pada posisi kedalaman sebenarnya yang akan digunakan pada proses picking horizon. Setelah itu dilakukan analisa seismik atribut amplitudo rms, amplitudo palung maksimum, dan atribut kuat refleksi. Dari hasil pengolahan data, diduga terdapat tiga area potensi pengembangan (lead) pada Lapangan TA. Dari ketiganya, lead 1 diduga sebagai daerah yang paling berpotensi berdasarkan peta struktur waktu terdapat closure, peta ketebalan formasi, dan peta atribut dimana zona interest berada di antara 10-20 ms. Pada daerah ini batuan induknya merupakan Kelompok Pematang yaitu Formasi Brown Shale dan tipe kerogen 1 atau 2, reservoar berada pada Formasi Menggala, jebakan berupa struktur lipatan, migrasi primer, dengan batuan tudung Formasi Bangko.

TA field is one of PT. Chevron Pacific Indonesia?s operating areas that has been obtained new technologies due to increase production. Based on Log Data, Menggala Formation was formed by combination of sandstone and shale. Interpretation from seismic section, there is a geological structures such as normal fault and reverse. Well Log Data and 3D Seismic Data can be processed to get more accurate subsurface model. Stage of processing data started with log correlation and then well-seismic tie for interpreted seismic horizon on time domain that will be used for picking horizon. After that running rms amplitude seismic attribute, maximum trough attribute, and reflection strength attribute. From the results of data processing, supposedly there are three potential areas of development in the TA field. Of the three, lead one suspected as the most potential area (lead) are based on the structure of time there is closure, formation thickness maps, and attributes maps in which the interest zone between 10-20 ms. In this area, the source rock is a group of Pematang is Brown Shale Formation and type of kerogen is 1 or 2, reservoir on this field is Menggala Formation, trapped in a fold structure, primary migration, with Bangko Formation as the seal."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1866
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Nugrahitasari
"Telah dilakukan penelitian geofisika dengan metoda magnetik di Sorolangun, Jambi, Sumatra. Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi zona mineralisasi emas sistem porfiri berdasarkan hasil pemodelan magnetik 3D. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) dan Global Positioning System (GPS). Luas area 2000 meter x 2000 meter dengan spasi antar titik 5 meter. Pengolahan data mentah dilakukan dengan koreksi diurnal (koreksi variasi harian) dan IGRF (international geomagnetics Refrence Field) untuk mendapatkan medan anomali lokal. Kontinuasi keatas dilakukan pada ketinggian 50 meter. Turunan kedua vertikal (SVD) digunakan untuk menentukan jenis struktur pada wilayah penelitian agar mempermudah proses interpretasi.
Penggunaan Reduksi ke kutub dilakukan untuk menyederhanakan proses interpretasi, namun karena wilayah penelitian berada di ekuator maka pengaplikasian RTP ini tidak maksimal, sebagai penggantinya digunakan Sinyal Analitik untuk mempermudah penentuan letak dari tubuh anomalinya. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan menganalisis peta anomali medan magnetik total yang telah dikontinuasi dan diturunkan dua kali secara vertical. Hasil ini dikorelasikan dengan hasil pemodelan metoda magnetik 3D dan data IP.

A geophysical studies have been conducted with the magnetic method in Sorolangun, Jambi, Sumatra. This study aims to identify the zones of gold mineralization porphyry system based on 3D magnetic modeling results. Data were collected by using a Proton Precession Magnetometer (PPM) and Global Positioning System (GPS). The area of 2000 meters x 2000 meters with a space between a point 5 meters. Raw data processing is done with diurnal correction (correction of daily variation) and IGRF (International Geomagnetics Refrence Field) to get a local anomaly field. Upward Continuation performed at a height of 50 meters. The second vertical derivative (SVD) is used to determine the type of structure in the study area in order to facilitate the process of interpretation.
Reduction to the poles conducted to simplify the process of interpretation, however, because the study area is located at the equator then the application of RTP is not optimal, as the successor of Analytical Signal used to facilitate the determination of the location of the body anomalies. Qualitative interpretation is done by analyzing the total magnetic field anomaly maps that have been in continuation and lowered vertically twice. These results will be correlated with the results of the 3D magnetic modeling methods and data IP.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandarsyah
"Masalah dalam penentuan berapa lama suatu lapangan hidrokarbon dapat beroperasi menjadi hal utama yang sulit ditentukan berdasarkan data interpretasi lapangan sebelum dilakukanya pengeboran Hal ini diakibatkan oleh ketidakpastian akan pengaruh luar terhadap reservoar tersebut Untuk menggambarkan kondisi lapangan setelah diproduksi maka perlu dilakukannya simulasi Hasil simulasi menyatakan bahwa lapangan X memiliki kemungkinan produksi hingga tahun 2015 dengan total produksi sebesar 3 927 830 2 barrel dengan pengaruh dorongan akuifer bervolume 500 000 dan indeks produksi 5 000 setelah mencocokkan data sejarah produksi dengan data simulasi pada januari 2011 hingga januari 2013 Penerapan Perolehan Kedua SR seperti injeksi kimia harus sudah dilakukan sebelum tahun 2015 karena pengaruh dorongan dari akuifer tidak dapat membantu bergeraknya hidrokarbon ke permukaan.

Determining how long a hydrocarbon field can operate becomes the main thing because it was difficult to determine based on the interpretation of the data field before production This is caused by the uncertainty of external influence on the reservoir To describe the condition of the field after being produced it is necessary to do simulations The simulations show that the field X has the possibility of production until 2015 with a total production amounted to 3 927 830 2 barrels with aquifer drive volume 500 000 and the production index of 5000 The simulation based on history matching of production data with simulation data in January 2011 until January 2013 Application of Second Recovery SR such as chemical injection had been done before 2015 because of the drive influence from the aquifer no longer help the movement of hydrocarbons to the surface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>