Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
Lisani Syukriani
"Manajemen logistik berperan penting dalam pengelolaan persediaan logistik di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jumlah persediaan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) berdasarkan metode MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) untuk perencanaan dan pengendalian persediaan di Unit Farmasi RSUI. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data transaksi BMHP, data harga item, dan data persediaan BMHP periode Januari-Maret 2021 yang diperoleh melalui sistem SIMRS. Data yang diperoleh sebanyak 30.803 sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah stok minimum (Smin) dan stok maksimum (Smaks) BMHP yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pengendalian persediaan BMHP di RSUI dengan cara menyesuaikan pada jumlah stok yang tersedia saat ini. Jika jumlah persediaan berada pada Smaks maka tidak perlu dilakukan pemesanan. Namun, jika stok saat ini berada pada Smin atau di bawahnya, maka jumlah pemesanan atau order quantity (Qo) dapat dihitung dengan cara Smaks ditambah dengan stok yang dipesan ulang, dikurangi dengan stok saat ini dan stok dalam proses pemesanan. Selain itu, harga pembelian minimal dan maksimal masing-masing item BMHP yang diperoleh dapat digunakan dalam estimasi rencana anggaran. Oleh karena itu, perencanaan dan pengendalian perbekalan farmasi sebaiknya dilakukan secara cermat untuk menghindari kejadian stok kosong dan stok berlebih.
Logistics management plays an important role in the management of logistics supplies in hospitals. This study aims to identify the amount of inventory of BMHP (Medical Consumables) based on the MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) method for planning and controlling inventory in the Pharmacy Unit of RSUI. This study is a descriptive observational study with a cross-sectional research design. Data collection was carried out retrospectively based on BMHP transaction data, item price data, and BMHP inventory data for the January-March 2021 period obtained through the SIMRS system. The data obtained were 30,803 research samples. The results showed that the minimum stock (Smin) and maximum stock (Smax) of BMHP obtained could be used as a reference in planning and controlling BMHP inventory at RSUI by adjusting the amount of stock currently available. If the amount of inventory is at Smax then there is no need to place an order. However, if the current stock is at Smin or below, then the order quantity (Qo) can be calculated by means of Smax plus the reordered stock, minus the current stock and stock in the process of ordering. In addition, the minimum and maximum purchase prices of each BMHP item obtained can be used in the estimation of the budget plan. Therefore, the planning and control of pharmaceutical supplies should be carried out carefully to avoid the occurrence of empty stock and excess stock."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Heni Asnah Nurjannah
"Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit adalah salah satu bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berfokus pada pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan, salah satunya yaitu Unit Central Operation Theater (COT) yang berfokus pada penyediaan layanan prosedur tindakan operasi atau pembedahan, salah satunya yaitu tindakan CAG/PCI. Tindakan CAG/PCI adalah rangkaian tindakan terhadap jantung. Depo Instalasi Farmasi OK (Operatio Kamer) berperan dalam mendukung kegiatan unit COT dengan menyediakan berbagai paket kebutuhan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan standar paket tindakan CAG/PCI yang telah disiapkan untuk mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi di unit farmasi OK RS UI. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data periode Juni – Agustus 2023. Data kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel dan dinilai kesesuaiannya per pasien, per item, dan per bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan item tindakan CAG/PCI pada 77 tindakan pasien tidak sesuai dengan paket standar. Penggunaan 14% item paket standar telah sesuai dengan jumlah pada paket standar, sedangkan 51% item melebihi paket standar dan 35% lainnya di bawah paket standar. Selama bulan Juni – Agustus 2023, penggunaan item untuk tindakan CAG/PCI melebihi dari paket standar.
Pharmaceutical services in hospitals are an important part of the hospital health service system which focuses on the management of pharmaceutical supplies, medical devices and consumable medical materials as well as clinical pharmacy services. The University of Indonesia Hospital (Rumah Sakit Universitas Indonesia) provides various health facilities and services, one of which is the Central Operation Theater (COT) Unit which focuses on providing surgical procedures or surgical procedures, one of which is CAG/PCI procedures. The OK (Operatio Kamer) Pharmacy Unit plays a role in supporting the activities of the COT unit by providing various packages of operational needs. This study aims to evaluate the use of the standard CAG/PCI action package that has been prepared to optimize the efficiency and effectiveness of service and management of pharmaceutical preparations in the OK UI Hospital pharmacy unit. Data collection was carried out retrospectively using data for the period June – August 2023. The data was then processed using Microsoft Excel and assessed for suitability per patient, per item and per month. The results of the analysis showed that the use of CAG/PCI action items in 77 patient procedures was not in accordance with the standard package. The use of 14% of standard package items is in accordance with the amount in the standard package, while 51% of items exceed the standard package and the other 35% are below the standard package. During June – August 2023, item usage for CAG/PCI actions exceeds that of the standard package."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Erinna Putri Damayanti
"Apoteker bertanggung jawab mengendalikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Rumah Sakit, memastikan kegiatan perbekalan sesuai standar dan menjamin kualitas, efikasi, serta keamanan. Mereka juga berperan penting di Central Operating Theatre (COT) dalam memastikan penggunaan obat dan pasokan medis yang aman dan efektif selama pembedahan. COT di RSUI telah melayani berbagai prosedur bedah sejak 2019, termasuk Ureteroscopy (URS), yang memerlukan obat dan BMHP khusus. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian, unit farmasi menyediakan paket standar sesuai prosedur bedah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan obat dan BMHP terhadap paket standar URS selama periode Juni hingga Agustus 2023 memiliki rata – rata persentase kesesuaian yang rendah (65,17%). Dari 29 tindakan URS pada pasien, hanya 3% data penggunaan obat/BMHP oleh pasien yang sesuai dengan paket standar yang telah ditetapkan oleh depo farmasi Central Operating Theater RSUI. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa sekitar 17% dari penggunaan per-item telah sesuai dengan standar paket tindakan URS yang tersedia. Namun, sebagian besar jenis item menunjukkan penggunaan dengan jumlah di luar paket standar (83%) terutama dalam jumlah penggunaan item obat/BMPH yang umumnya lebih rendah dari jumlah yang terdapat pada paket standar tindakan URS (79%).
Pharmacists are responsible for controlling pharmaceutical preparations, medical devices, and other pharmaceutical products in hospitals, ensuring supply activities are in accordance with standards and guaranteeing quality, efficacy, and safety. They also play an important role in the Central Operating Theater (COT) in ensuring the safe and effective use of drugs and medical supplies during surgery. The COT at RSUI has served various surgical procedures since 2019, including Ureteroscopy (URS), which requires specialized drugs and others pharmaceutical products. To improve control efficiency and effectiveness, the pharmacy unit provides standardized packages according to surgical procedures. The evaluation results showed that the use of drugs and pharmaceutical products against the URS standard package during the period June to August 2023 had a low average percentage of conformity (65.17%). Of the 29 URS actions on patients, only 3% of the data on the use of drugs / others pharmaceutical products by patients were in accordance with the standard package set by the Central Operating Theater pharmacy depot RSUI. In addition, the results of the analysis also showed that approximately 17% of the per-item use was in accordance with the standard URS action package available. However, most of the items showed usage with amounts outside the standard package (83%), especially in the number of drug/ others pharmaceutical products items that were generally lower than the amount contained in the standard URS action package (79%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siti Aulia Mahmudah
"
Praktik Kerja Profesi Apoteker bertujuan untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, serta pengalaman dalam menjalankan praktis kefarmasian dan memahami tugas dan fungsi Apoteker dalam praktik kefarmasian. Tugas khusus praktik kerja di Rumah Sakit Universitas Indonesia berjudul Analisis Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan Metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL) Periode Mei-Juli 2021 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Tugas khusus di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia berjudul Laporan Tugas Khusus Praktik Kerja di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Tugas khusus praktik kerja di Apotek Roxy Pitara berjudul Pengkajian Resep Polifarmasi di Apotek Roxy Pitara Periode September 2021. Tugas khusus praktik kerja di PT. Anugerah Pharmarindo Lestari berjudul QR Code Sebagai Inovasi Dalam Penyimpanan Produk Farmasi dan Kesehatan di National Distribution Center PT. Anugerah Pharmindo Lestari.
Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) aims to gain understanding, knowledge, and experience in carrying out pharmacy practice and understanding the duties and functions of pharmacists in pharmaceutical practice. A special work practice assignment at the University of Indonesia Hospital entitled Analysis of Drug Management and Medical Consumables with the Minimum Maximum Stock Level (MMSL) Method for the May-July 2021 Period at the University of Indonesia Hospital. The special task at the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic of Indonesia is entitled Report on the Special Tasks for Work Practices at the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic of Indonesia. The special assignment for work practice at the Roxy Pitara Pharmacy entitled Review of Polypharmacy Prescriptions at the Roxy Pitara Pharmacy for the Period of September 2021. The specific task of working practice at PT. Anugerah Pharmarindo Lestari entitled QR Code as an Innovation in the Storage of Pharmaceutical and Health Products at the National Distribution Center of PT. Anugerah Pharmindo Lestari.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Salsabillah Amelano
"Central Sterile Supply Department (CSSD) adalah adalah salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang merupaakan pusat sterilisasi. Biaya satuan dianalisis untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga, penetapan subsidi dan membantu dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran apoteker dalam pengelolaan dan pengendalian pelayanan kefarmasian serta untuk mendapatkan hasil analisa biaya satuan di Central Sterile Supply Department (CSSD) di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Data yang digunakan adalah biaya langsung yang terdiri dari bahan dan alat medis habis pakai dan biaya tidak langsung yang terdiri dari bahan habis pakai non medis, biaya sumber daya manusia, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan dan biaya utilisisasi. Hasil penelitian menunjukkan peran apoteker dalam menganalisis biaya satuan pada layanan di unit CSSD RSUI yaitu memelihara sistem manajemen informasi secara lengkap agar lebih banyak lagi informasi yang andal dan terperinci, yang memungkinkan penilaian akurat tentang pemanfaatan sumber daya yang efisien pada unit pelayanan CSSD. Hasil analisis perhitungan biaya satuan dengan metode tradisional diperoleh biaya satuan pada layanan sterilisasi ulang sebesar Rp. 1.399.991 dan produksi kassa steril sebesar Rp. 54.061 yang menunjukkan biaya yang cukup tinggi sehingga diperlukan pengendalian dengan menekan biaya bahan habis pakai.
The Central Sterile Supply Department (CSSD) is a service unit in a hospital which is a sterilization center. Unit costs are analyzed to obtain information on budget planning, cost control, pricing, setting subsidies and assisting in decision making. This study aims to determine the role of pharmacists in the management and control of pharmaceutical services and to obtain the result of unit cost analysis at the Central Sterile Supply Department (CSSD) at Rumah Sakit Univeristas Indonesia. The data used are direct costs consisting of consumable medical materials and equipment and indirect costs consisting of non-medical consumables, human resource costs, depreciation costs, maintenance costs and utilization costs. The results of the study show the pharmacist's role in analyzing unit costs for services in the CSSD unit at RSUI, namely maintaining a complete information management system so that there is more reliable and detailed information, which allows accurate assessment of the efficient use of resources in the CSSD service unit. The results of the analysis of calculating unit costs using the traditional method obtained unit costs for re- sterilization services of Rp. 1,399,991 and sterile gauze production of Rp. 54,061 which shows a fairly high cost so that control is needed by reducing the cost of consumables."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Avini Risda Khaerani
"Pengendalian persediaan kefarmasian selama pandemi COVID-19 diperlukan untuk mencegah adanya kekurangan obat (drugs shortage) dan stagnansi obat (stagnant drugs). Tujuan penulisan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui klasifikasi antimikroba COVID-19 berdasarkan analisis ABC dan mengetahui jumlah pemesanan ideal menggunakan metod e Economic Unit Quantity (EOQ) di RSUI dalam kurun waktu 6 bulan. Tugas khusus ini disusun dari September hingga Oktober 2022. Berdasarkan hasil analisis ABC, terdapat: 3 jenis dengan nilai investasi sebesar 69,95 % obat yang masuk ke dalam obat golongan A (Always); 1 jenis dengan nilai investasi sebesar 13,86 % obat yang masuk ke dalam obat golongan B (Better), dan; 1 jenis dengan nilai investasi sebesar 16,19 % obat yang masuk ke dalam obat golongan C (Control). Berdasarkan hasil analisis EOQ, jumlah pemesanan ideal minimum berkisar dari 1 hingga 312 unit dengan seftriakson 1000 mg injeksi dengan nilai EOQ tertinggi (312 unit) dan covifor 100 mg serbuk injeksi dengan nilai EOQ terendah (1 unit).
Pharmaceutical supply control during the COVID-19 pandemic is necessary to prevent drug shortages and stagnant drugs. The purpose of writing this special assignment is to find out the classification of COVID-19 antimicrobials based on ABC analysis and find out the ideal number of orders using the Economic Unit Quantity (EOQ) method at RSUI within 6 months. This special assignment was prepared from September to October 2022. Based on the results of the ABC analysis, there are: 3 types with an investment value of 69.95% of drugs that are included in class A drugs (Always); 1 type with an investment value of 13.86% of drugs included in class B drugs (Better), and; 1 type with an investment value of 16.19% of drugs included in class C drugs (Control). Based on the results of the EOQ analysis, the minimum ideal order quantity ranges from 1 to 312 units with ceftriaxone 1000 mg injection with the highest EOQ value (312 units) and covifor 100 mg powder injection with the lowest EOQ value (1 unit)."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Reza Adhitya Pratama
"Akses masyarakat terhadap obat sangat dipengaruhi oleh ketersediaan obat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). Berdasarkan beberapa studi lain diketahui bahwa sistem pengadaan obat di sektor publik masih tidak efisien karena ketidaksesuaian rencana kebutuhan obat. Ini menyebabkan terjadinya kelangkaan obat di ruang lingkup masyarakat sehingga beberapa pasien tidak mendapatkan obat yang dibutuhkan atau mendapatkan obat yang tidak sesuai jumlahnya dari yang seharusnya walaupun harga obat sudah dibuat murah. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa rencana kebutuhan obat yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan salah satu bagian penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi obat pada pasien – pasien di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia dengan metode FSN (Fast, Slow, Non – moving) sekaligus melihat apakah rencana kebutuhan obatnya sudah sesuai yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa 29,82% termasuk dalam kategori fast moving, 65,53% termasuk dalam kategori slow moving, 4,65% termasuk dalam kategori non – moving dengan pola konsumsi dimana kategori fast moving menyumbang konsumsi sebesar 80,91%, kategori slow moving menyumbang konsumsi sebesar 18,57%, dan kategori non – moving menyumbang konsumsi sebesar 0,52% dari total konsumsi obat yang digunakan oleh pasien. Kemudian, rencana kebutuhan obat di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia kurang sesuai dengan yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat karena jumlah obat di kategori fast moving lebih sedikit dibanding jumlah obat di kategori slow moving dan non – moving.
Access to drugs is strongly influenced by the availability of drugs in healthcare facilities. Based on several other studies, it is known that the drug supply system in the public sector is still inefficient due to discrepancies in drug supply plans. This causes a shortage of drugs in the community so that some patients do not get the drugs they need or receive the drugs but not in the correct amount they should even though the price of the drugs has been cheap. That's why it can be concluded that the right drug supply which was needed by the community is an important part of increasing people's access to drugs. This study aims to determine the rate of drug consumption in patients at the University of Indonesia Hospital using the FSN method while at the same time seeing whether the planned drug supply is exactly needed by the community or not. From the results of observations, it is known that 29.82% are included in the fast- moving category, 65.53% are included in the slow-moving category, 4.65% are included in the non-moving category with consumption rate where the fast-moving contributes 80.91%, the slow-moving contributed 18.57%, and the non-moving contributed 0.52% of the total drug consumption used by patients. Then, the plan for drug supply at the University of Indonesia Hospital is not exactly like what is currently needed by the community because the number of drugs in the fast-moving is less than the number of drugs in the slow-moving and non-moving categories."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ferina Rahmalia Fauziah
"
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Agar dapat memberikan pelayanan secara optimal untuk masyarakat, rumah sakit harus menjalankan operasional secara efektif dan efisien, salah satunya dengan merencanakan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit, yang dapat dilakukan dengan menentukan besaran tarif setiap layanan dengan cara menghitung biaya satuan (unit cost). Biaya satuan merupakan hasil perhitungan total biaya (total cost) masing- masing kegiatan yang dikeluarkan rumah sakit. Perhitungan biaya satuan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga, penetapan subsidi, serta membantu pengambilan keputusan. Dispensing sediaan steril merupakan salah satu bentuk pelayanan di rumah sakit. Pelayanan dispensing sediaan steril memerlukan pesryaratan khusus untuk sumber daya manusia maupun sarana dan prasarananya, dan menghasilkan banyak macam produk campuran obat, serta memerlukan alat tertentu, sehingga anggarannya perlu dikelola secara tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan adanya perhitungan biaya satuan pada unit pelayanan produksi steril di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui biaya satuan pada unit pelayanan produksi steril Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan menggunakan data produksi bulan Januari-Maret 2022. Melalui tugas khusus ini diketahui nilai biaya satuan yang diperoleh untuk unit produksi steril yaitu sebesar Rp 245.377. Berdasarkan hasil analisis biaya satuan pada unit produksi steril diperoleh nilai biaya satuan yang cukup tinggi yang disebabkan karena perhitungan biaya satuan tidak dilakukan berdasarkan per jenis obat dan perbedaan jenis dan jumlah obat yang digunakan setiap bulannya.
Hospital is a health service institution that has a role in improving public health status. In order to do so, hospitals must carry out operations effectively and efficiently, one of which is by planning the hospital's revenue and budget, which can be done by determining the rate of each service by calculating unit costs. Unit cost is the result of calculating the total cost of each activity issued by the hospital. Calculation of unit costs aims to obtain information regarding budget planning, cost control, pricing, setting subsidies, and also decision making. Dispensing of sterile products is a form of service in a hospital. Dispensing services for sterile products require special requirements for human resources and facilities and infrastructure, and produce many kinds of mixed drug products, and require certain tools, therefore the budget needs to be managed appropriately. Thus, it is necessary to calculate unit costs for sterile production service at the University of Indonesia Hospital. Therefore, this research was conducted to determine the unit cost of the sterile production service at the University of Indonesia Hospital using production data for January-March 2022. Through this research, it is known that the unit cost value for sterile production service is IDR 245,377. Based on the analysis of the unit cost for sterile production service, the unit cost value was quite high because the unit cost calculation was not based out on a per drug type basis and differences in the type and amount of drug used each month."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shellinna Kurniawati
"Rumah Sakit (RS) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat dimana di dalamnya terdapat Instalasi Farmasi (IF) sebagai sebuah unit yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ tubuh, terutama paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ lain seperti tulang, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak. Indonesia adalah salah satu negara dengan beban TB tertinggi di dunia dengan prevalensi sekitar 214 kasus per 100.000 penduduk. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesadaran, pencegahan, diagnosis dini, pengobatan, dan pemantauan TB melalui program-program yang lebih efektif. Oleh sebab itu, dilakukan analisis terhadap pola peresepan obat pasien tuberkulosis sensitif obat (TB SO) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) periode Januari – Maret 2023. Dari 107 pasien TB SO, terdapat 57 pasien laki-laki dan 52 pasien perempuan. Berdasarkan kategori usia, terdapat 18 pasien anak dan 91 pasien dewasa. Jumlah minimum obat sebagai titik pemesanan kembali untuk paket OAT kategori I pasien dewasa 4 KDT adalah 404 tablet dan 2 KDT saat stok tersisa 705 tablet. Sedangkan stok minimum untuk paket OAT anak 3 KDT adalah 38 tablet dan 2 KDT sebanyak 127 tablet. Jumlah maksimum obat untuk paket OAT kategori I pasien dewasa 4 KDT adalah saat stok mencapai 6.455 tablet dan 2 KDT saat stok mencapai 11.277 tablet. Sedangkan stok maksimum untuk paket OAT anak 3 KDT adalah 606 tablet dan 2 KDT sebanyak 2.027 tablet.
Hospital is a health service institution that provides complete individual health services including inpatient, outpatient, and emergency services with a pharmacy installation as a unit that organizes all pharmaceutical service at the hospital. Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis which attacks organs, especially the lungs, and also other organs such as bones, lymph nodes, kidneys, and brain. Indonesia is one of the countries with the highest TB patients in the world with a prevalence of around 214 cases per 100,000 population. The government continues to increase awareness, prevention, early diagnosis, treatment, and monitoring of TB through more effective programs. Thus, an analysis was carried out on the pattern of drug prescribing in patients with sensitive drug-susceptible tuberculosis (TB SO) at the University of Indonesia Hospital during January - March 2023. Of the 107 TB SO patients, there were 57 male patients and 52 female patients. Based on age, there were 18 pediatric patients and 91 adult patients. The minimum number of drugs as the reorder point for category I OAT for adult patients with 4 KDT is 404 tablets and 2 KDT is 705 tablets. Meanwhile, the minimum stock for OAT packages for children with 3 KDT is 38 tablets and 2 KDT is 127 tablets. The maximum number of drugs for category I OAT packages for adult patients 4 KDT is 6,455 tablets and 2 KDT is 11,277 tablets. Meanwhile, OAT packages for 3 KDT children is 606 tablets and 2 KDT is 2,027 tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Michelle Nur Aura Islami
"Rumah Sakit adalah merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan farmasi klinik yang ada di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) adalah dispensing sediaan steril berupa pencampuran obat injeksi atau nutrisi parenteral dan obat sitostatik yang diadakan di Depo Farmasi Produksi. Sediaan steril seperti obat injeksi dan nutrisi parenteral total (TPN) merupakan terapi yang membutuhkan persiapan cukup kompleks sebelum diberikan kepada pasien karena berpotensi menimbulkan risiko kontaminasi mikroba yang dapat membahayakan pasien ataupun tenaga kesehatan apabila ditangani dengan tidak tepat. Oleh karena itu, diperlukan teknik aseptik dalam penangannya dengan penerapan aturan yang ketat serta pengetahuan yang baik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Dalam pelaksanaan dispensing sediaan steril juga diperlukan sumber daya manusia yang terlatih serta pengetahuan yang baik, fasilitas ruangan, serta peralatan yang memadai. Selain itu, Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) juga dibutuhkan sebagai pedoman dispensing sediaan steril agar prosedur yang dilakukan tepat dan terhindar dari kesalahan. Dengan demikian, laporan tugas khusus ini bertujuan untuk merancang SPO untuk penangan sediaan steril di Depo Farmasi Produksi RSUI yang diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian di RSUI.
Hospital is a health service institution that organizes full individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services. Based on Permenkes No. 72 of 2016, Pharmaceutical Service Standards in Hospitals include management standards for Pharmaceutical Preparations, Medical Devices and Consumable Medical Materials, and clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy services at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is the dispensing of sterile preparations in the form of mixing injection drugs or parenteral nutrition and cytostatic drugs which is held at the Pharmacy Production Depo. Sterile preparations such as injection drugs and total parenteral nutrition (TPN) are therapies that require quite complex preparations before being given to patients because they have the potential to pose a risk of microbial contamination which can endanger patients or health workers if handled improperly. Therefore, aseptic technique is needed in handling it with the application of strict rules and good knowledge to prevent unwanted things. In carrying out the dispensing of sterile preparations, trained human resources and good knowledge, adequate room facilities and equipment are also needed. In addition, Standard Operating Procedures (SOP) are also needed as guidelines for dispensing sterile preparations so that the procedure is carried out correctly and avoids mistakes. Thus, this special task report aims to design SPOs for handling sterile preparations at the RSUI Pharmacy Production Depo which are expected to be used as guidelines for pharmaceutical personnel at RSUI"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library