Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Editia Herningtias
"Skripsi ini membahas peran fonotaktik bahasa Indonesia dalam penyerapan kata dari bahasa Belanda di bidang kedokteran dan kesehatan. Fonotaktik dalam penelitian ini dikhususkan hanya pada deret konsonan dan gugus konsonan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi pustaka.
Dari penelitian ini didapatkan empat peran fonotaktik bahasa Indonesia dalam penyerapan kata, yaitu menyesuaikan kata serapan bahasa Belanda, menambah inventarisasi deret konsonan dan gugus konsonan dalam bahasa Indonesia, menunjukkan bagaimana cara penyerapannya (secara verbal atau tulisan), dan menunjukkan adanya diglosia.
The focus of this study is the role of Indonesian's phonotactic in Dutch loanwords in the field of medicine and health. The phonotactic on this study is focus on consonant cluster and rows of consonant on syllabe. This research is a descriptive qualitative research and use literature review methods. The results of the study were that Indonesian's phonotactic has four functions: filtering Dutch loanwords, increasing inventory Indonesian's consonant cluster and rows of consonant on syllabe, showing the way how it is borrowed (verbally or written), and showing diglosia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42831
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Shiva Dwi Samara Tungga
"Menentukan sinonim dari sebuah kata di dalam sebuah korpus tentu akan susah jika dilakukan secara manual. Oleh sebab itu, perlu adanya pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menentukan set sinonim secara cepat. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah memanfaatkan pengukuran kesamaan semantik. Pengukuran kesamaan semantik ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat. Pengukuran yang dilakukan dalam kesamaan semantik ini didasarkan pada prinsip co-occurence untuk menentukan kata apa saja yang menjadi kata terdekat atau calon sinonim. Akan tetapi calon-calon sinonim yang dihasilkan dari pengukuran tersebut perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut apakah calon sinonim yang dihasilkan benar-benar merupakan sinonim atau tidak. Oleh sebab itu, penelitian ini akan memanfaatkan pengukuran kesamaan semantik untuk menentukan calon sinonim. Pengukuran hanya dilakukan pada verba bahasa Indonesia. Selanjutnya, calon sinonim akan dicocokkan menggunakan tesaurus yang memang merupakan sumber leksikal untuk sinonim. Hasilnya adalah set sinonim verba bahasa Indonesia.
Determining the synonym of a word from a corpus will be difficult if it does manually. Therefore, it needs another approach that can use to determine the synonym set quickly. A method for determining those are semantic similarity measurement. This semantic similarity measurement is using a computer so that the job becomes faster. Measurements made in semantic similarity are based on the principle of co-occurrence to determine which words are the closest word or candidate for synonyms. However, candidates for synonyms resulting from these measurements need to be identified whether the candidates for synonyms generated are the real synonyms or not. Therefore, this study will utilize semantic similarity measurement to determine candidate synonyms. This research only uses Indonesian verbs for the synonym data. Furthermore, candidates for synonyms will match using a thesaurus, a lexical source for synonyms. The result is a set of synonyms for Indonesian verbs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raniya Alyaghina
"Berkepanjangannya Perang Aceh yang bermula pada tahun 1873, telah mengorbankan banyak jiwa dan dana karena kekuatan perlawanan kelompok agama (Islam). Inilah alasan utama bagi pemerintah kolonial Belanda menganggap penting untuk menghadirkan sosok Snouck Hurgronje sebagai seorang orientalis untuk menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini menelusuri seberapa jauh peran Hurgronje dalam memberikan kontribusi bagi eksistensi kolonialisme Belanda di Aceh dan implikasi Hurgronje terhadap sendi-sendi keberagamaan dalam kehidupan masyarakat Aceh. Berdasarkan metode penelitian sejarah yang bersifat deskriptif eksplanatif, melalui studi kepustakaan dan analisis surat-surat Hurgronje kepada Theodore Noldeke tahun 1891, 1898, dan 1899, kebenaran hipotesis diungkap bahwa Hurgronje melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai orientalis yang berfokus di Aceh. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah gagasan dan kemampuannya menyerap sejumlah persoalan yang diformulasikan dalam tiga kebijakan, sebagai salah satu faktor yang memberikan kontribusi atas takluknya Aceh oleh kolonialisme Belanda. Hasil penelitian juga mengungkap bahwa terfokusnya Hurgronje hanya pada toleransi persoalan ubudiyah dan muamalah, serta adanya pandangan yang menyepelekan kekuatan ajaran dan perilaku umat Islam Aceh, menjadikan upaya pemisahan sendi-sendi keberagamaan Islam dari penganutnya tidak menuai hasil sebagaimana yang diharapkan.
The prolonged Aceh War, which began in 1873, has sacrificed many lives and funds due to the strength of the resistance of religious groups (Islam). This was the main reason for the Dutch colonial government to consider it important to present the figure of Snouck Hurgronje as an orientalist to answer the existing problems. This study explores the extent to which Hurgronje’s role in contributing to the existence of Dutch colonialism in Aceh and his implications for the joints of the religious life of the Acehnese. Based on the historical method that is descriptive-explanative, through literature study and analysis of Hurgronje’s letters to Theodore Noldeke in 1891, 1898, and 1899, the validity of the hypothesis was revealed that Hurgronje carried out his duties and functions as an orientalist who focused on Aceh. This was proven by a number of ideas and his capability to absorb a variety of matters formulated in three policies, as one of the factors that contributed to the conquest of Aceh by Dutch colonialism. The results of this study also reveal that Hurgronje’s focus is solely on tolerance of ubudiyah dan muamalah issues, as well as a mentality that undervalues the strength of Acehnese Muslims’ tenets and behavior, leading to efforts to separate the religious foundation of Islam from its adherents not reaping the expected results."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library