Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krisman
"Pada eksperimen ini telah dibuat lapisan tipis CuInSe2 pada substrat kaca (n=1,51) dengan temperatur substrat 150°C dan 200°C deagan variasi ketebalan sekitar 0,2-0,45 un dengan metode evaporasi thermal dalam vakum. Kemudian dilakukan pengukuran sifat optik dan listriknya. Dari nilai-nilai transmitansi dan reflektansi yang diperoleh digunakan untuk menghitung indeks bias, koefisien absorbsi dan energi gap dari lapisan tipis CulnSe2. Pada eksperimen ini didapatkan hasilnya sebagai berikut; Indek bias ( n) sekitar 2,6 - 4,7, koefisien absorbsi (a) sekitar ( 2 - 9 ) x 104/cm dan energi gap sekitar ( 1,02 - 1,45 ) av. Untuk sifat listriknya ternyata resistivitas listrik dari lapisan tipis ini merupakan fungsi dari ketebalan. Yaitu semakin tipis ketebalan lapisan, semakin besar harga resistivitas listriknya. Harga resistivitas listrik dari lapisan tipis CulnSe2 ini sekitar 1,4 - 3,4 ohm cm dan semua sampel ternyata mempunyai type ? n.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, bahwa lapisan tipis CuInSe2 ini merupakan bahan semikonduktor yang potensial untuk dapat dikembangkan, terutama penggunaannya sebagai bahan penyerap sinar matahari pada solar sel."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mustaqiem
"Ladle dalam industri baja berfungsi sebagai cawan penuangan baja cair dan proses pencetakan kontinu. Sebelum dipakai dibutuhkan temperatur minimal antara 900 - 1100 ° C untuk mencegah terjadinya kejutan panas. Dalam studi ini dipelajari proses pemanasan ladle dengan bahan bakar gas alam disaat drying dan preheating sehagai langkah optimasi pemakaian gas alam pada pembakaran refraktori ladle. Langkah pertama yang telah diterapkan adalah membuat perhitungan dengan dasar perpindahan panas dan dinamik model untuk proses pemanasan ladle drying dan preheating. Dari perhitungan selanjutnya dilakukan ekperimen pengukuran temperatur untuk mengukur besarnya efisiensi pembakaran dari kondisi awal pemanasan ladle. Berbagai parameter pembakaran yang dilakukan kemudian dipakai untuk investigasi guna memperbaiki efisiensi pembakaran di ladle.
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari kondisi pembakaran di drying dan preheating, jika produksi BSP dengan kapasitas penuh 50.000 TLS/Bulan (operasi 4 EAF), pemakaian gas alam dapat ditekan dati 14,0 NM3/TLS menjadi 10,4 NM3/TLS. Penerapan optimasi gas alam di BSP dengan laju produksi 30.000 sampai 40.000 TLS/Bulan (operasi 3 EAF), metoda ini dapat menurunkan konsumsi gas alam dari 14,2 NM3/TLS menjadi 10,7 NM3/TLS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumedi
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Mustofa
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S28309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganijanti Aby Sarojo
"Ingot GaSb dibuat dengan teknik "melt growth" yang menggunakan ampul kuarsa yang divakumkan. Temperatur fusi kira-kira 760°C dan ditahan selama 12 jam. Karakterisasi dengan spektroskopi fluoresensi sinar-x (XRF) menunjukkan fraksi atom Ga sekitar 37% dan Sb 60% untuk setiap irisan ingot. Hal ini menunjukkan bahwa ingot ini adalh uniform dan multifasa. Tetapi hasil analisis dengan spektroskopi difraksi sinar-x (XRD) menunjukkan puneak-puneak (peak) XRD didominasi oleh puneak karakteristik GaSb yang mempunyai struktur fee dan berorientasi pada bidang [111 ] yang terjadi pada 2 0 = 29,4° , sehingga diperkirakan bahwa atom-atom Sb yang berlebihan bukan dalam bentuk non kristalin atau berfasa amorf. Pengujian dengan mikroskop optik tidak menampakkan seeara jelas adanya butir-butir kristal atau batas butir, kemungkinan disebabkan oleh ukuran-ukuran butir yang sangat keeil. Karakterisasi listrik memberikan harga resistivitas dalam rentang ( 1,3 - 7, 1 ) x 104 nm. Untuk penelitian lebih lanjut dianjurkan agar Ga ditambah untuk mengkompensasi Ga yang hilang pada saat terjadi fusi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Swandy
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S28333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Utomo
"Ketergantungan akan minyak bumi untuk jangka panjang tidak dapat dipertahankan lagi. Maka diperlukan peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang pada umumnya adalah sumber daya non-fosil yang dapat diperbaharui atau bisa dikelola dengan baik, sehingga sumberdayanya tidak habis. Sumber energi yang belum dieksplorasi lebih besar adalah energi surya. Oleh sebab itu, perlu adanya perangkat yang dapat mengelola dan memusatkan sumber energi tersebut. Salah satu cara yaitu dengan menggunakan aplikasi parabola dengan modifikasi menggunakan cermin pada permukaannya sehingga berfungsi sebagai solar collector. Selain itu, parabola dilengkapi sensor dan kontrol sehingga dapat mengikuti arah matahari dan menghasilkan daya yang optimal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andra Primayanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Ika Ratnawati
"Kebutuhan analisa global terhadap variabilitas fresh water budget, evaporasi-presipitasi (E-P) dan salinitas sangat penting untuk memahami sistem iklim bumi secara lebih baik. Namun, sering terkendala oleh ketersediaan data evaporasi, presipitasi dan sea surface salinity (SSS) secara time series. Aquarius merupakan wahana satelit khusus untuk melakukan pengukuran salinitas permukaan laut, SSS. Variabilitas evaporasi-presipitasi (E-P) dan SSS secara spasial dan temporal di lautan Benua Maritim Indonesia (BMI), yaitu di Selat Karimata, Laut Jawa dan Laut Banda dapat diidentifikasi dari data re-analysis ERA INTERIM ECMWF dan satelit Aquarius secara bulanan selama periode 2011-2005 dapat menggambarkan variabilitas.
Hasil estimasi menunjukkan nilai evaporasi di ketiga perairan sekitar sekitar -0,025 hingga -0,059 Sv. Hubungan antara SSS dan E-P terlihat nyata di perairan Indonesia. Variasi E-P dalam menjelaskan SSS hampir mencapai sekitar setengahnya (27-50%), sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Variasi SSS dapat dijelaskan oleh E-P dengan pengaruh dominan dari presipitasi. Hal ini terlihat dari tingginya SSS ketika presipitasi menurun di ketiga perairan. Hubungan antara perubahan naiknya gradien E-P dan SSS terhadap naiknya kecepatan angin zonal dan meridional juga terlihat pada ketiga perairan. Untuk mengetahui variabel lain yang mempengaruhi SSS dilakukan analisis regresi linier antara kecepatan angin dengan SSS. Kecepatan angin memberikan pengaruh signifikan pada SSS di lautan BMI. Di Selat Karimata, hasil koefisien determinasi (R2) antara kecepatan angin zonal dan meridional mendominasi sekitar hampir setengahnya (38-49%), sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Artinya angin dapat mempengaruhi SSS melalui proses evaporasi, peningkatan kecepatan angin akan menyebabkan meningkatnya evaporasi. Peningkatan evaporasi akan mempengaruhi kadar salinitas di perairan.

Needs of analysis of oceanic fresh water flux evaporation-precipitation, (EP) and salinity variability is very important to better understand the Earth's climate system and global water cycle. The availability of evaporation-precipitation (E-P) and sea surface salinity (SSS) time series data still sparsely observed. Aquarius is the fist special satellites used to measure sea surface salinity (SSS). Variability of evaporation-precipitation (E-P) and SSS can be described spatially and temporally over Indonesian Maritime Continent (IMC) oceans using ECMWF ERA INTERIM re-analysis and Aquarius retrieval data during the period 2011-2005.
Estimation of oceanic evaporation over Karimata Strait, Java Sea and Banda Sea showed approximately of -0.025 to -0.059 Sv. Liner relationship between oceanic fresh water flux (E-P) and SSS significantly different over the Indonesian ocean and expressed in determination coefficient (R2). Variance of E-P explained SSS monthly period over the three ocean waters almost reached 27-53%, the rest of it caused by other variables. From the two primary components of the fresh water flux, precipitation (P) dominates the influence on SSS. The result showed that SSS increased when the precipitation was decreased. On the other hand, the wind speed also influences SSS over Indonesian oceans. This relationship also showed that the increasing of E-P and SSS gradient will be followed by the higher wind speed. Regression analysis also applied to identify the relationship between wind speed and SSS. In Karimata Strait, the wind speed of zonal and meridional dominates approximately 38-49% of SSS, while the rest was explained by other factors. Wind speed dominates the primary component of the fresh water flux through evaporation processing. The wind speed increased the evaporation, consequently the sea surface salinity variation will be changed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>