Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rigeng Dwi Mulyani
"Skripsi ini membicarakan naskah Syair Adham (SA), yang merupakan naskah tunggal. Naskah SA tersebut sekarang tersimpan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, dengan nomor Ml. 277. Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah membuat sun_tingan teks SA yang dilengkapi dengan analisis motif, tema, dan amanat serta menelusuri asa1-usul dan fungsi naskah tersebut dalam masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan intrinsik dan. ekstrinsik, sedangksn metode yang digunakan adalah metode analisis. deakripsi dan analisis historis serta deskripsi komparatif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa SA mengan_dung motif wasiat sebagai motif utama dan- motif juru tulis, motif fitnah, motif khianat, motif surat, motif balasan yang setimpal sebagai motif pendukung. Selain di dalam SA motif-motif tersebut juga dapat ditemukan dalam cerita-cerita lain yang bersifat didaktis. Tema SA adalah, kepatuhan anak terhadap wasiat yang diberikan oleh orang, tuanya yang dapat mendatangkan keselamatan. Mengutamakan ajaran yang baik kepada anak-anak merupakan amanat utama dalam SA. Di samping ama_nat utama tersebut, SA juga dilengkapi dengan beberapa ama_nat penunjang. Naskah SA dapat diperkirakan sebagai naskah asli yang ditulis oleh pengarangnya, yaitu seseorang yang mempunyai hu_bungan baik dengan pemerintah Hindia Belanda yang berkuasa di Garut pada sekitar abad ke-18. Terminus a quo penulisan nas_kah SA adalah tahun 1856, sedangkan terminus ad ouem-nya ada_lah tahun 1889. Naskah SA selain untuk menyebarluaskan program pemerintah Hindia Belanda di bidang pendidikan, juga untuk mempropagandakan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda tersehut di Nusantara, khususnya di Garut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oni S. Tjandrawati
"Puisi, sebagai tempat untuk mengemukakan perasaan atau mengungkapkan isi hati bukanlah monopoli orang dewasa, meskipun melihat kenyataan bahwa kumpulan-kumpulan puisi yang diterbitkan di Jakarta rata-rata ditulis oleh orang dewasa. Dalam kenyataannya anak-anak pun banyak menyukai puisi, tidak hanya senang membaca, menulis pun mereka lakukan. Majalah anak-anak Bobo, Kawanku, Ananda atau koran Suara Pembaruan Minggu dan Suara Karya edisi Sabtu adalah tempat anak-anak melontarkan karya puisi mereka. Dengan adanya majalah khusus untuk anak-anak dan media cetak umum yang menyediakan lembar atau kolom khusus puisi, cukup dapat membuktikan bahwa anak-anak suka dan banyak yang menjadi penyair cilik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan lembar atau kolom puisi yang selalu penuh dengan karya anak-anak, dan sejauh ini belum ada majalah atau koran yang menghapus lembar tersebut karena alasan tidak ada kiriman sajak yang masuk ke meja redaksi. Selain daripada media cetak, sekolah-sekolah pun memberikan perhatian yang cukup baik terhadap bentuk kreativitas ini. Beberapa sekolah dasar sudah ada yang mencoba mengumpulkan puisi hasil karya murid-muridnya. Misalnya saja kumpulan sajak murid-murid SD Mutiara, Singaraja atau antologi sajak murid-murid SD Laborato_rium IKIP, Malang yang berjudul Musim Semi Telah Tiba (Tusthi Eddy, 1983 : 94). Langkah yang cukup menggembira telah dimulai oleh suatu panitia yang mengadakan lomba lukis dan puisi untuk anak-anak, dalam rangka menyambut tahun internasional anak-anak sedunia tahun 1979 (lomba tersebut diadakan pada akhir tahun 1978). Hasil dari lomba tersebut kemudian dibukukan dan dipublikasikan dengan judul Puisiku, Duniaku (PT Indira, 1979). Bagi anak-anak, selain sebagai wadah untuk mencurahkan perasaannya, puisi juga berguna sebagai hiburan. Misalnya kumpulan puisi Gembira Ria berisi tentang dunia anak-anak yang ceria. Kegunaan lain dari puisi anak adalah sebagai sarana pendidikan atau penambah pengetahuan, misalnya raja pengetahuan tentang jenis tumbuh-tumbuhan (Pohon-pohon Sahabat kita, Namaku Bunga) atau tentang hewan-hewan (Mereka Menunggu Ibunya)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Irianto
"Citraan atau pengimajian dapat dibatasi sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris. Citraan menjadi salah satu kiat penyair untuk menyodorkan dan menyugestikan bunyi, wujud, aroma, cita rasa, kondisi atau pengertian tertentu yang dapat diindera. Citraan-citraan tersebut adalah Citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerakan, dan pikiran.
Perangkat teknis lain yang banyak digunakan penyair adalah majas, yang merupakan alat bantu efektif bagi penyair untuk menyampaikan pengalaman puitik. Majas-majas tersebut adalah simile, metafor, personifikasi, alegori, simbolisme, ironi, hiperbol, litotes, metonimi, sinekdoke, eufemisme, dan kilatan. Citraan dan atau majas dapat membantu penyair dalam berkarya, dan membantu pembaca untuk memahami karya-karya seorang penyair.
Sapardi Djoko Damono adalah penyair yang banyak memanfaatkan potensi kedua perangkat tersebut. Sebagai salah seorang kritikus sastra terkemuka di Indonesia ia berpendapat bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Fungsi utama kata-kata, menurutnya, adalah sebagai pendukung citraan. Mata Pisau dan Perahu Kertas adalah buku kumpulan sajaknya yang memperlihatkan kekhasan gaya bersajak yang didasari gagasannya tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Tuti Marhaeni
"Naskah Arifin C. Noer (ACN) yang pertama penulis kenal adalah Kapai-kapai (KK). Tentu saja, karena KK adalah salah satu karya ACN yang paling kerap dibincangkan para kritikus sastra, dan paling kerap terpilih untuk dipentaskan. KK pertama kali dipentaskan teater Kecil tahun 1970 di Taman Ismail Marzuki. Pada tahun itu juga majalah Budaja Djaja bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta menerbit_kan KK dalam sebuah edisi khusus. Mulai cetakan kedua, 1979, KK diterbitkan oleh PT Dunia Pustaka Jaya, sehingga KK mudah ditemukan, dan merupakan salah satu alasan KK menjadi lebih dikenal daripada drama-drama ACN yang lain. Tahun 1974, Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia menerbitkan KK, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Moths oleh Harry Aveling. Terjemahan Aveling membawa KK melanglang buana; dipentaskan di Australia, Belgia, Malaysia, dan New York. Tanggal 6 Mei 1983 KK dikontrak selama lima tahun oleh Forlmer Hangen BureauLitteraire internasional untuk dipentaskan di negara-nergara Eropa. 5ukses KK menarik perhatian sayer pada ACN. Hingga sekarang, menurut catatan saya, ACN telah menul i s 35 drama selama kurang lebih 35 tahun, seiak ia duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Agusstus 19891 (lihat Bab II: Riwayat Pengarang), tapi sementara ini hanya KK-lah yang telah dibincangkan berdiri sendiri sebagai karya-sastra, tidak dalam kaitan pementasannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanusa Nugroho, 1960-
"Tinjauan terhadap majalah anak-anak di Indonesia belum banyak dilakukan orang. Hal itu disebabkan begitu banyaknya faktor yang terdapat di dalam majalah anak-anak. Setldak-tidaknya dari segi isi, majalah anak-anak tidak hanya menampilkan fiksi tetapi juga nonfiksi. Majalah anak-anak tidak hanya menampilkan teks wacana (ragam baca) tetapi juga ragam gambar (komik). Cerita yang disampaikan bisa berbentuk berbagai macam, cerita pendek, cerita berseri, maupun cerita bersambung. Akan tetapi, di balik begitu banyaknya faktor yang mungkin menyulitkan, ada beberapa aspek yang mungkin terlupakan. Majalah dilihat dari kala terbitnya memungkinkan hadir secara ajek. Keajekan ini merupakan sarana untuk menuangkan segi-segi informatif yang terjadi di dunia orang dewasa. Informasi, yang diperoleh anak-anak selama ini hanya dari media massa milik orang dewasa, sementara anak-anak memerlukan informasi yang sesuai dengan alam pikirannya. Dari segi ini majalah sangat berperan dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh anak-anak. Majalah Anak-anak Kawanku (K) udalah salah satu majalah anak-anak yang tertua di Indonesia yang masih terbit hingga tahun 1989. Mengingat begitu banyaknya persoalan yang terdapat di dalam K, maka tinjuan dilakukan atas Cerita Sampul, Komik Tomat, dan Hallo Om Daktur. Ketiga-rubrik tersebut mewakili isi dan aspek majalah K. Dari segi isi, Cerita Sampul merupakan wakil ragam Baca, Komik Tomat, mewakili ragam gambar, dan Hallo Om Daktur mewakili indikator interaksi antara pembaca dan majalah K,(salah satu aspek bacaan anak-anak yang tidak terdapat pada buku). Ciri-ciri umum bacaan anak-anak,antara lain, lakuan tokohnya jelas, persoalan yang dijalaninya pun mempunyai alasan yang kuat, serta mempunyai himbauan tertentu yang jelas pula (Sarumpaet, 1976). Merujuk pada pendapat tersebut Cerita Sampul menampilkan tema-tema yang mempunyai himbauan yang jelas kepada pembacanya. Tema-tema tersebut adalah: kepahlawanan, kebijaksanaan, kesabaran, kecerdikan, kebodohan, permusuhan, kesombongan, dan kemanusiaan. Komik Tomat mempunyai gaya penyampaian yang agak berbeda dari Cerita Sampul. Jika penyampaian tema kesombongan, misalnya, pada Cerita Sampul secara serius, pada Komik Tomat cenderung tidak serius. KesombQngan Si Tomat (protagonis) yang muncul secara ajek, bukan tanpa himbauan tertentu. Komik ini menyampaikan nilai edukatif bukan dalam bentuk verbal, tetapi dalam lakuan yang jelas. Hallo Om Daktur (HOD) ternyata mempunyai multifungsi. HOD bisa merupakan sumber informasi, tempat menyampaikan kata hati, sekaligus tempat bercanda dan bermanja bagi pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robianto
"Karya sastra lama yang masih berbentuk naskah harus segera diselamatkan, karena bahannya tidak tahan waktu dan iklim tropis. Karya sastra ini juga perlu diketahui dan di_perkenalkan kepada masyarakat, karena banyak menyimpan nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan kepada masyarakat sekarang. Syair pelanduk jenaka adalah sebuah syair yang digubah dari sebuah hikayat yang bernama Hikayat pelanduk jenaka. Setelah diteliti melalui jumlah dan susunan cerita, serta diksinya, dapat disimpulkan bahwa Syair Pelanduk Jenaka ini digubah dari Hikajat Pelandoek Djinaka of de Reinaert de vos der Maleiers voor pers bewerk yang diterbitkan Klinkert pads tahun 1885. Syair Pelanduk Jenaka adalah sebuah cerita binatang yang berbentuk syair. Sebagian orang masih beranggapan bahwa cerita binatang hanya merupakan cerita pengisi waktu dan pengantar tidur saja. Untuk menghapuskan anggapan yang salah itu, dalam penelitian ini dikaji aspek simbolisme dan isi cerita tersebut agar terlihat maksud dan tujuan, serta maknanya yang dalam bagi pembaca. Tokoh-tokoh dalam cerita Syair Pelanduk Jenaka adalah binatang-binatang. Binatang-binatang tersebut melambangkan manusia, misalnya pelanduk (Kancil) melambangkan rakyat kecil yang cerdik yang dapat hidup tanpa mendapat belas kasihan raja. Karena syair ini ditulis dalam bentuk perlambangan, maka syair ini disebut syair simbolik. Tema Syair Pelanduk Jenaka adalah kesadaran akan adanya kekuatan batin dibalik kelemahan fisik; kecerdikan. Amanatnya berupa pesan-pesan atau ajaran-ajaran moral, yaitu;(a) Rakyat kecil pun dapat berbuat separti raja asal mereka mempergunakan akal mereka. (b)Raja tidak bisa mengendalikan rakyatnya hanya dengan me_ngandalkan kekuatan dan kebesaran namanya saja. (c) Jangan memfitnah, menghasut, mengadu domba, dan menganiaya, (d) Masyarakat harus kritis terhadap keadaan yang sedang ter_jadi. Karena Syair Pelanduk Jenaka ini mengandung ajaran-ajaran yang mendidik, maka syair ini disebut syair simbolik didaktik. Syair pelanduk Jenaka berhasil sebagai karya sastra sim_bolik didaktik karena telah memenuhi persyaratan, baik dari segi pemilihan bahan dan cara penyajiannya, maupun tujuan yang hendak dicapai pengarangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardi Budi Santoso
"ABSTRAK
Hartojo Andangdjaja, penyair Indonesia yang juga banyak menulis esai sastra dan menerjemahkan karya-karya sastrawan asing, telah dikenal dalam dunia sastra Indonesia sejak tahun '40-an. Ia tergolong sebagai penyair, esais, dan penerjemah yang produktif.
Beberapa pengamat sastra Indonesia, antara lain Herman K.S., Sapardi Djoko Damono, Harris Effendi Thahar, dan Sudjarwo, telah melakukan penelaahan terhadap puisi Hartojo Andangdjaja, namun hanya terbatas pada beberapa sajak yang mungkin hanya yang mereka sukai saja, atau hanya merupakan resensi atau analisis selintas terhadap Buku Puisi , satu_-satunya buku kumpulan sajak Hartojo Andangdjaja yang telah diterbitkan.
Dalam skripsi ini, dilakukan tinjauan intrinsik terhadap keseluruhan karya puisi Hartojo Andangdjaja, sehingga dapat dilihat kecenderungan sti1istik dan tematiknya. Melalui tinjauan itu pula,.kesastrawanan Hartojo Andangdjaja dapat ditampilkan kembali secara menyeluruh.

"
1990
S11162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didacus Sunoto
"Perhatian kritikus sastra terhadap cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo masih sedikit. Lebih-lebih perhatian terhadap masalah seks dalam cerpen-cerpennya, boleh dikatakan langka, atau malah mungkin belum ada. Skripsi ini membicarakan perilaku seksual tokoh-tokoh dalam cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo yang terhimpun dalam Kejantanan di Sumbing. Menurut pandangan pengarang ini, semakin takut menghadapi maut, semakin kuat hasrat untuk berkelamin, dan sumber dari munculnya kedua kecenderungan itu adalah kesepian. Ada dua tujuan yang hendak dicapai lewat penelitian ini: pertama, ingin melihat perilaku seksual para tokoh dan sekaligus ingin membuktikan apakah perilaku seksual tersebut dijiwai pandangan pengarang; dan kedua, karena karya sastra yang menyangkut seks kadangkala tidak terhindar dari tuduhan sebagai karya pornografi, skripsi ini akan membahas cerpen-cerpen Subagio tergolong sebagai karya pornografi atau tidak. Akhirnya, penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut. Memang betul cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo mengisahkan tokoh-tokoh yang mempunyai masalah seks. Hadirnya adegan seks dalam perilaku tokoh-tokoh tersebut dijiwai pandangan Subagio Sastrowardoyo bahwa semakin takut menghadapi maut semakin kuat hasrat untuk berkelamin, dan kesepian adalah pangkal dari keduanya. Namun dalam upaya mewujudkan pandangannya tersebut jiwa Subagio terbelah: satu pihak ia ingin menghadirkan adegan seks, di pihak lain masih ada keraguan untuk menghadirkan adegan seks secara penuh. Oleh sebab itu, Subagio melakukan penghindaran adegan Seks secara penuh dengan cara: (1) sebelum tokoh melakukan adegan sanggama, cerpen segera ditutup; dan (2) seandainya harus terjadi adegan sanggama, tokoh wanita yang melakukan adegan senggama tersebut diturunkan derajatnya menjadi pelacur atau perempuan nakal. Selanjutnya dapat disimpulkan pula bahwa cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo tidak dapat digolongkan sebagai karya pornografi, melainkan tergolong sebagai karya yang bernilai sastra dan seni."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library