Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Indah Rinduwati
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat bagaimana bingkai pemberitaan atau framing yang dilakukan media
online detik.com tentang Pilkada DKI Jakarta Putaran ke-2 tahun 2012 dan bagaimana
konstruksi realitas yang hendak dibangun oleh media online detik.com dalam pemberitaannya
tentang Pilkada DKI Jakarta Putaran ke-2 tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Sementara teknik analisis dalam penelitian ini
adalah teknik analisis framing model Pan dan Kosicki pada level mikro yaitu anaisis teks.
Objek penelitian ini adalah berita yang ditayangkan media online detik.com tetang Pilkada DKI
Jakarta Putara ke-2 tahun 2012 dengan rentang waktu dari tanggal 20 Juli 2012 sampai dengan
tanggal 16 September 2012 yaitu periode setelah hasil pilkada DKI Jakarta Putaran ke-1
diumumkan sampai dengan masa tenang memasuki pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta Putaran
ke-2 tahun 2012 dilaksanakan.
Berdasarkan hasil analisis framing dengan menggunakan Model Pan dan Konsicki, penelitian ini
menemukan setidaknya ada 4 frame yang dihadirkan oleh media online detik.com dalam
pemberitaannya terhadap peristiwa Pilkada DKI Jakarta Putaran ke-2 tahun 2012. Empat frame
tersebut yaitu frame tentang isu SARA, frame tentang Koalisi Partai vs Koalisi Rakyat, frame
tentang karakteristik kepemimpinan dan personality Joko Widodo yang sederhana, apa adanya
dan merakyat serta frame tentang karakteristik kepemimpinan dan personality Fauzi Bowo yang
sarkatis dan cenderung emosional. Dari hasil frame tersebut terlihat bahwa pemberitaan media
online detik.com cenderung lebih positif kepada calon gubernur Jokowi dibandingkan dengan
calon gubernur Fauzi Bowo.

ABSTRACT
This research is meant to see how online media detik.com used the
framing about the Jakarta District Election of the 2nd Round in the Year 2012 and
how the online media detik.com would like to buils the reality construction in its
report on the Jakarta District Election of the 2nd Round in the Year 2012. This
research uses qualitative approach with constructivism paradigm. Meanwhile, the
analysis technique of this research is framing analysis technique modeled by Pan
and Konsicki in the micro level, which is text analysis. The object of this research
is the news aired in the online media detik.com about the Jakarta District Election
of the 2nd Round in the Year 2012. The time period is from July 20th 2012 until
September 16th 2012. It is the period after the result of the election in the 1st round
is released then is continued to the recent moment before starting the election in
the 2nd Round.
Based on the framing analysis and using the model of Pan and Konsicki, it
is founded that there are at least four frames used by the online media detik.com
in its report about the Jakarta District Election of the 2nd Round in the Year 2012.
The four frames are first, a frame about the issue of SARA; second, a frame about
party coalition versus people coalition; third, a frame about leadership and
personality characteristics of Joko Widodo – which are simple, humble, and down
to earth-; and fourth a frame of leadership and personality characteristics of Fauzi
Wibowo – which are sarcastic and emotional. Based on these frames, it is seen
that the reports in the online media detik.com tend to be more positive about Joko
Widodo compared to the governor –to – be- Fauzi Wibowo."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Octora
"Public Relations dan media relations oleh sebagian masyarakat dianggap sama, padahal dalam kenyataannya tidak demikian. Media relations merupakan salah satu bagian dari fungsi public relations, khususnya sebagai pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi tentang berbagai kegiatan program kerja atau demi kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan publik sebagai sasarannya. Bell menggunakan metode skoring dalam melakukan pengukuran media relations berdasarkan liputan media massa. Penggunaan skoring bersifat subyektif karena pemberian skor berkaitan dengan persepsi pembaca. Kriteria yang disampaikan Bell (1991: 131) adalah penyebutan nama perusahaan/ organisasi, atau produk, pesan utama muncul di kepala berita, pesan utama dikutip dalam berita, liputan dimuat di kanan, atau di atas, liputan dimuat di halaman depan, pemuatan foto, berwarna atau hitam putih, apakah berita digabung dengan berita lain, dan ukuran hasil liputan di media massa. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan kegiatan media relations sebagai salah satu PR tools pada organisasi nonprofit, dan mengevaluasi hasil publikasi media massa yang diperoleh, untuk melihat efektivitas kegiatan media relations yang dilakukan oleh organisasi nonprofit. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dalam pemaparan data, namun menggunakan metode penelitian kualitatif dalam interpretasi datanya. Hasil penelitian dapat dibuat kedalam angkaangka statistik, namun hal itu membuat basil penelitian kurang mendalam. Kuantifikasi digeneralisir ke dalam populasi, tanpa mengetahui kondisi atau fenomena secara lebih mendalam. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dalam mengiterpretasikan data kuantitatif tersebut, sehingga hasil penelitian merupakan hasil pendalaman dari sebuah kasus, yang dapat digeneralisir pada level teori, dan bukan pada level populasi. Analisis penelitian berupa studi kasus, unit observasinya adalah keseluruhan proses kegiatan media relations sampai dengan basil publikasi yang diperoleh, pada salah satu program yang telah dijalankan oleh PR YCAB, yaitu Lights On Against Substance Abuse and HIV/AIDS 2002. Kriteria-kriteria yang dikemukakan oleh Bell dianggap memiliki bobot nilai yang sama. Jumlah skor yang diperoleh berdasarkan hasil publikasi yang diperoleh organisasi, digunakan untuk mengukur efektivitas media relations. Jumlah skor dianalisis per liputan yang dimuat media, per kegiatan media relations yang dilaksanakan, dan total keseluruhan kegiatan hubungan media yang dilaksanakan. Selain itu peneliti juga menganalisis satu per satu isi liputan media secara kualitatif. Peliputan di lapangan menunjukkan bahwa hanya dua media yang memuat beritanya dengan kecenderungan positif, sementara tujuh liputan lainnya memberikan sorotan terhadap kekurangan pelaksanaan kegiatan ini. Hal-hal yang menjadi sorotan program ini antara lain, Program Lights On 2002 tidak efektif dalam pemberantasan narkoba di Indonesia, Program Lights On 2002 merupakan kegiatan seremonial semata dalam memperingati Hari Anti Madat Sedunia, Sosialisasi pelaksanaan program Lights On 2002 masih sangat kurang sehingga masih banyak pengendara kendaraan bermotor yang tidak mengetahui adanya kegiatan ini; dan Pelaksanaan program Lights On 2002 yang melibatkan aparat keamanan, dinilai tidak serempak, di mana masih banyak aparat yang justru tidak mengetahui adanya aksi penyalaan lampu untuk memperingati Hari Anti Madat Sedunia. Kegiatan media relations yang dilaksanakan oleh PR YCAB masih minimal, hal ini mengingat kondisi organisasi yang masih relatif baru. Hubungan media yang lebih banyak dilakukan adalah yang berkaitan dengan penempatan iklan layanan masyarakat, tentang hotline konseling YCAB. Bentuk kegiatan media relations paling efektif adalah press release dengan rata-rata skor 20 dari skor tertinggi 25. PR sebagai sumber informasi dapat menentukan informasi apa saja yang ingin disampaikan ke media, sehingga publikasi yang diperoleh cenderung netral. Sementara untuk basil publikasi berdasarkan peliputan kegiatan, 10 dari 21 hasil publikasi bernada negatif. Hasil publikasi berdasarkan peliputan kegiatan sebagian besar bernada negatif, hal ini dapat terjadi karena wartawan belum memiliki infonnasi yang cukup mengenai kegiatan yang dilaksanakan, maka untuk mengantisipasinya PR dapat membagikan press release yang telah disebarkan ke media-media, ketika mengundang media untuk peliputan kegiatan. Peran media relations dalam menciptakan publikasi positif, menciptakan hubungan baik dengan media dan memberikan informasi lengkap tentang organisasi dan program-programnya secara berkala, dapat membantu media memahami kondisi organisasi sehingga menghasilkan publikasi positif atas organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Ida Lestari
"Komisi Pemilihan Umun (KPU) sebagai sebuah lembaga yang bertanggungjawab atas keberlangsungan dan keberhasilan pelaksanaan Pemilu 2004 sudah seharusnya berusaha untuk bisa menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya, karena hal ini dapat mempengaruhi citra atau pandangan dari masyarakat luas. Salah satu usaha yang dilakukan oleh KPU adalah dengan dibentuknya Media Center dimana dalam pelaksanaan sebagian besar tugasnya sangat sarat dengan aktivitas yang dilakukan lembaga Humas. Walaupun KPU memiliki divisi Humas tersendiri namun karena keterbatasan sumber daya maka dalam hal hubungannya dengan media, Humas KPU belum mampu untuk menjalankan peran tersebut sehingga dibentuklah sebuah lembaga khusus yang berkonsentrasi pada hubungan dengan media massa. Media Center adalah sebuah lembaga yang dibentuk selain bertujuan untuk memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan media massa dalam memperoleh informasi atau berita dan KPU, Media Center juga diharapkan dapat menciptakan citra baik KPU di mata masyarakat. Untuk itu dalam pelaksanaan aktivitasnya Media Center telah membuat beberapa program yang harus jalankan sesuai dengan kebutuhan akan hal-hal yang berhubungan dengan media. Dengan berdasarkan beberapa teori tentang Humas dalam hal ini yang berkaitan dengan bagaimana hubungan media yang baik, Peneliti mencoba untuk melihat seberapa besar efektivitas Media Center dalam menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara KPU dengan masyarakat, yaitu melalui media massa. Seberapa besar peranan Media Center bagi media massa dalam memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan dalam memperoleh berita atau informasi. Hal ini dilihat dan bagaimana tanggapan pihak pers terhadap layanan yang diberikan oleh Media Center. Untuk memperoleh data yang diinginkan Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam kepada beberapa informan yaitu dua informan dari Media Center dan empat informan lagi dari media massa dengan maksud ingin mengetahui apa tanggapan wartawan terhadap dibentuknya Media Center ini. Dari hasil wawancara dengan informan dari Media Center bahwasannya dalam menjalankan semua aktivitasnya Media Center menggunakan konsep kehumasan. Dalam penelitian kali ini Peneliti mencoba melihat efektivitas dari kinerja Media Center dalam hubungannya dengan media massa yang dilihat dan 6 prinsip bagaimana hubungan media yang baik. Pada dasarnya Media Center telah melakukan semua prinsip tersebut sampai evaluasipun dilakukan guna melihat kinerja Media Center. Bentuk kegiatan hubungan media yang dilakukan juga beragam seperti halnya penyebaran siaran pers, konferensi pers. Hal ini menambah kemudahan bagi para jurnalis untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa terkadang dalam pemberian informasi tersebut mengalami keterlambatan, hal ini tidak begitu menjadi permasalahan bagi para jurnalis karena pada dasarnya para jurnalis sudah memiliki cukup kedekatan dengan narasumber sehingga merekapun sering secara langsung mendapatkan informasi yang diharapkan. Dari wawancara dengan para jurnalis dikatakan juga bahwa Media Center cukup memberikan kemudahan bagi mereka untuk menjadi penghubung antara KPU dengan media massa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurdini Lukman
"Skripsi ini berangkat dari sebuah pemikiran mengenai fungsi dari kemasan. Akhir-akhir ini, kernasan semakin dilihat sebagai sebuah alat promosi produk. Namun sejauh mana kemasan berpengaruh, belum ada jawaban yang pasti. Peneliti tertarik untuk mencari tahu pengaruh kernasan itu sendiri. Sangobion adalah produk yang dipilih peneliti untuk diteliti kemasannya. Ini disebabkan karena pencapaian market share dari Sangobion pada urutan pertama di bidang kategori produk sejenis. Produk obat-obatan, di Indonesia khususnya, belum terlalu memperhatikan masalah kemasan sebagai salah satu alat untuk mempromosikan obatnya. Selain itu, Sangobion yang merubah konsepnya dari obat ethical (obat yang dapat dikonsumsi dengan resep dokter) menjadi obat Over The Counter atau OTC (obat bebas) juga dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pemilihan studi kasus. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis hubungan proses persepsi pada unsur-unsur kemasan terhadap pembentukan preferensi pada khalayak. Unsur-unsur kemasan yang diteliti adalah unsur-unsur dari kemasan Sangobion. Dari hubungan ini peneliti ingin mengetahui apakah persepsi pada unsur-unsur kemasan memiliki korelasi terhadap pembentukan preferensi. Selain itu, peneliti juga menganalisis pengaruh brand image terhadap hubungan antara persepsi pada unsur-unsur kernasan dan preferensi. Jenis penilitian adalah eksplanasi karena berusaha untuk menjelaskan sebuah hubungan dari dua buah variabel melalui teori-teori yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan metode survey, yaitu dengan memberikan pertanyaan melalui kuesioner kepada responden. Responden sendiri dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling, setelah lebih dulu ditentukan kerangka sampelnya. Kemudian dilakukan uji realibilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach, serta dilakukan pula uji validitas dengan menggunakan teknik factor analysis. Setelah itu, dilakukan analisis data dengan menggunakan metode elaborasi guna mengetahui hubungan dari variabel-variabel yang diteliti. Setelah dilakukan analisis data, didapatkan hasil penelitian yaitu persepsi pada unsur-unsur kemasan memang mempengaruhi preferensi, namun pengaruh itu lemah. Sedangkan brand image juga terbukti mempengaruhi hubungan antara persepsi pada unsur-unsur kemasan dan preferensi. Namun hipotesis penelitian kedua yang mengatakan brand image dapat menguatkan hubungan persepsi dan preferensi, ternyata tidak terbukti. Dalam penelitian ini, brand image tidak dapat menguatkan hubungan antara persepsi dan preferensi. Penelitian ini hanya dapat membuktikan bahwa semakin baik persepsi pada unsur-unsur kemasan, maka semakin positif preferensi yang terbentuk. Untuk kasus yang diteliti pada penelitian ini, model hirarki efek dari Belch & Belch dalam buku Advertising and Promotion, ternyata terbukti. Namun untuk kasus ini, hasil dari proses persepsi yang diwujudkan dalam bentuk kognisi terhadap produk hanya sedikit dapat mempengaruhi khalayak untuk mencapai tahap hirarki efek yang lebih tinggi yaitu afeksi, khususnya tahap preferensi. Sedangkan kemasan sendiri yang menurut Toni Duncan dapat merefleksikan brand image dan penyampai efek visual, dalam penelitian ini kemungkinan baru dapat berfungsi sebagai reminder raja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Wijayanti
"Tesis ini benujuan untuk menggambarkan strategi pencitraan partai melalui iklan politik serta mengetahui pemaknaan yang dilakukan oleh khalayak terhadap iklan tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan metode encoding decoding dari Stuart Hall. Temuan penelitian menghasilkan 'bahwa sebuah strategi pencitraan yang direncanakan dengan matang belum tentu pesan yang disampaikan diterima sesuai dengan harapan. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan latar belakang khalayak, Khalayak yang mempunyai pengalaman organisasi kemahasiswaan yang berorientasi politik, sangat kritis dalam memaknai iklan tersebut, khalayak ini cenderung berada pada posisi pemaknaan oppositional code. Namun khalayak yang memplmyai pengalaman organisasi kemahasiswaan yang tidak berorientasi politik, cenderung berada pada posisi pemaknaan dominant-hegemonic position dan negotiated code.

This thesis aims to describe the imaging strategy of political parties through political advertising and to comprehend the reception of the advertisement by the public. This is done by applying constructivism paradigm with encoding-decoding method from Stuart Hall. The research iinds out that a well-planned imaging strategy may not always result in an expected message reception outcome. This happens due to the differences of public member backgrounds. Members of public that have politically- oriented student organizations backgrotmd are very critical in reading the advertisement, these people tend to be in oppositional code reception. But other members of public that do not have politically-oriented student organizations background tend to be in dominant-hegemonic position and negotiated code reception."
Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaira Dewi
"Tesis ini membahas perilaku komunikasi masyarakat Indonesia era web 2.0 khususnya pengguna situs jejaring sosial Facebook dengan menggunakan rnetode Multi-sited ethnography sebagai metode baru untuk memahami budaya penggunaan teknologi.
Berdasarkan Communication Privacy Management Theory, penelitian ini mampu menjelaskan bagaimana dialektik yang terjadi pada pengguna Facebook saat memutuskan melakukan pengungkapan atau menjaga privasi di Facebook.
Hasil penelitian ini adalah karakter pengguna Facebook terdiri dari introven-extroven, optimis-pesimis, dan ceria-pemurung. Facebook digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan curahan hati dan hiburan. Terdapat kriteria pengungkapan yang berbeda antar pengguna Facebook. Fasilitas memberi komentar di Facebook pada satu sisi disenangi, tapi di sisi lain menyebabkan perasaan tidak nyaman karena orang yang dikomentari tidak mcmiliki kontrol sepenuhnya pada komentar-komentar ini.
Terakhir,Comunication Privacy Management Theory pcrlu diperluas dalam konteks komunikasi melalui Facebook.

This thesis discusses the communication behavior of the Indonesian people, especially the era of web 2.0 social networking site Facebook users using Multi- sited Ethnography as a method to understand the new culture of technology.
Based on the Communication Privacy Management Theory, this research is able to explain how the dialectics going on Facebook users when they decide to disclose or keep the infomation private on Facebook.
Results of this research is the user?s Facebook consisting of introvert-extrovert, optimistic-pessimistic, and cheers-gloomy. Facebook is used as a tool to reveal and entertainment There are different criteria between the Facebook users. Facilities to provide comment on the Facebook groove on one side, but on the other hand cause a feeling of uncomfort because people who do not have full control on the comments.
Finally, the Communication Privacy Management Theory needs to be enlarged in the context of communication through Facebook.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32054
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Irawan
"Skripsi ini membahas mengenai analisis dan auditterhadap pengelolaan strategi komunikasi dan citra perusahaan yang dilakukan oleh PKPU sebagai lembaga kemanusiaan dan zakat nasional. Citra dari lembaga amil zakat (LAZ) masih dirasakan kurang oleh masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih untuk menunaikan zakatnya secara karitatif atau menyalurkannya secara langsung kepada mustahik dibandingkan dengan melalui LAZ.Perlu adanya upaya pengelolaan strategi komunikasi dan citra perusahaan yang baik agar sebuah LAZ dapat mendapatkan kepercayaan dari donaturnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif dan evaluatif. Tipe deskriptif difokuskan dari sudut pandang PKPU, sedangkan tipe evaluatif difokuskan dari sudut pandang donatur. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dan wawancara mendalam kepada manajer hubungan eksternal PKPU untuk mengetahui gambaran pengelolaan strategi komunikasi dan citra PKPU serta delapan orang donatur tetap PKPU untuk mengetahui evaluasi terhadap kedua hal tersebut.
Hasil penelitian ini adalah seluruh pengelolaan strategi komunikasi PKPU memenuhi unsur pengelolaan strategi komunikasi yang dirumuskan oleh Ind (1997) yaitu consistent and long lasting, distinctive, dan single minded and all encompassing. Sementara untuk pengelolaan citranya, PKPU juga memenuhi pengelolaan citra yang dirumuskan oleh Abratt (1989) yaitu kepribadian perusahaan dan identitas perusahaan, Kepribadian perusahaan terbagi menjadi dua yaitu personalitas dan manajemen strategis. Personalitas PKPU kini adalah sebagai organisasi kemanusiaan, sementara untuk urusan zakat dibentuk lembaga baru yaitu Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) yang merupakan reinkarnasi dari PKPU. Manajemen strategisnya adalah kerja sama antarelemen, visi dan misi perusahaan, dan improvisasi terhadap isu. Identitas lembaga dari PKPU diturunkan menjadi perencanaan komunikasi yang terbagi menjadi tiga, yaitu perencanaan berbasiskan model, key performance indicator, dan divisi-divisi pendukung. Pengelolaan citra telah dilakukan pada banyak sisi yaitu media sosial, website, corporate advertising, hubungan media, dan hubungan donatur. Sementara itu, evaluasi terhadap pengelolaan strategi komunikasi PKPU adalah sudah dirasakan baik oleh semua golongan donatur. Namun, untuk pengelolaan citranya, PKPU masih terdapat banyak hal yang harus dibenahi pada sisi kinerja bisnis, reputasi dan inovasi dalam penggunaan teknologi, tren yang dirasakan di pasar, dan hubungan dengan donatur, khususnya bagi donatur yang berada pada rentang usia 16-25 tahun dan 26-35 tahun.

This undergraduate thesis discusses about the analysis and audit of the management of communication strategies and corporate image conducted by PKPU as humanitarian and national zakat agencies. The image of the zakat collector institution or Lembaga Amil Zakat (LAZ) is still not good by the public so that people will prefer to fulfill their zakat as a charity or distribute it directly to mustahik (recipients) compared through LAZ.There is a need to maximize the effort of management of communication strategy and corporate image so that the LAZ can gain a trust from its donors.
This study use qualitative method with descriptive and evaluative research type. Descriptive research type is focused on PKPU?s point of view, whereas evaluative research type is focused on the donors? point of view. This study use literature review and in-depth interviews to external relation manager of PKPU to know about both the management of communication strategies and image. The in-depth interview also is also conducted to eight regular donors of PKPU to know about the evaluation of both.
The result of this research are all of communication strategy management conducted by PKPU meet the elements of communication strategy management by Ind (1997) namely consistent and long lasting, distinctive, dan single minded and all encompassing. As for image management, PKPU also meet the elements formulated by Abratt (1989) namely corporate personality and corporate identity. Corporate personality is divided into personality and strategic management. Personality of PKPU now is as a humanitarian organization, while zakat collector is conducted by Inisiatif Zakat Indonesia or IZI which is the reincarnation of PKPU. The strategic management are the cooperation between elements, the vision and mission of PKPU, and improvisation against the issues.
The corporate identity of PKPU is revealed to be a communcation plan which are divided into three, namely the model based planning, key performance indicators, and supporting divisions. Image management has been done on many sides like social media, website, corporate advertising, media relations, and donor relations. Meanwhile, the evaluation of communication strategy management of PKPU are already perceived good by all classes of donors. However, the image management of PKPU are still many things have to be regenerated on the business performance, reputation and innovation of technological prowess, perceived trends in the market, and donor relations, particularly for donors whose age is ranged from 16 - 25 and 26 - 35 years."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Arya Kuntarti
"Kredibilitas perusahaan yang baik, tidak terlepas kekuatan masing-masing bagian atau divisi dalam perusahaan, salah satunya adalah public relations (PR) division. Dari berbagai hubungan yang dilaksanakan oleh PR division, media relations dianggap sebagai hubungan yang sangat penting karena media mempunyai pengaruh dalam membentuk opini dan berfungsi sebagai cumber informasi. Namun, kenyataannya tidak banyak perusahaan di Indonesia yang rnemiliki PR yang baik dalam melaksanakan media relations. Salah satu perusahaan di Indonesia yang PR division-nya, penulis anggap baik adalah PR PT Astra International Tbk. Hal ini didasarkan atas kontribusi PR Astra terhadap prestasi yang diperoleh oleh Astra Internartional selama tahun 2004, yaitu mencapai 16 penghargaan, baik lokal maupun internasional. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai media relations, dalam hal ini adalah hal-hal apa sajakah yang diimplementasikan oleh praktisi PR PT Astra International Tbk dalam membina media relations dan mengetahui tanggapan media terhadap pelaksanaan media relations Astra International. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dalam pemaparan dan interpretasi data. Penelitian yang bersifat deskriptif ini, menggunakan unit analisis penelitian dari Astra International dan tiga surat kabar, yaitu Kompas, Bisnis Indonesia, dan Republika, sebagai tanggapan terhadap pelaksanaan media relations Astra International. Penelitian ini menunjukkan bahwa PR Astra International telah melaksanakan aktivitas media relations melalui program-program pembinaan hubungan baik dengan media sebagaimana yang ditanggapi oleh media. Program pembinaan hubungan baik dan prinsip dasar media relations tersebut sesuai dengan yang dirumuskan oleh Jefkins dan Cutlip Center, yaitu melalui mutual appreciation, mutual understanding, mutual confidence, dan tolerance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro Adiwiyono
"Di abad 21 ini, memenangkan persaingan tidak hanya sekedar soal menguasai pangsa pasar (market share) atau pangsa pikiran (mind share) konsumen, yang utarna adalah memenangkan pangsa hati (heart share). Kartajaya (2002) dan Gobe (2001) berpendapat bahwa pangsa hati konsumen hanya dapat dimenangkan jika sisi emosional konsumen dapat disentuh. Salah satu caranya adalah melalui produk berbasis nilai. Akhir-akhir ini, fenomena bisnis berbasis nilai berkembang marak. Salah satunya adalah yang berbasis nilai Islami, atau yang dikenal sebagai bisnis syariah. Bisnis syariah terbagi menjadi dua sektor, yaitu sektor riil dan keuangan. Dalam sektor keuangan-yang pertumbuhannya sangat pesat-isu yang berkernbang adalah adanya dikotomi pasar syariah, yaitu pasar rasional dan pasar cmosional. Menurut Syaiii Antonio (2008), “pasar rasional adalah konsumcn yang secara umum sensitif terhadap perbedaan harga, varietas produk, bonafiditas lembaga, dan kualitas Iayanan. Prinsip mereka adalah "bo1eh syariah dan halal asal kompetitif; jikalau tidak, terpaksa saya mencari yang lain (p. xiii). Sementara pasar emosional diartikan sebagai kumpulan nasabah yang datang ke perusahaan atau lembaga keuangan syariah karena pertimbangan halal-haram, didorong oleh kekhawatiran akan praktek riba dan konsiderasi ukhrawi lainnya. Pasar ini dinilai kurang pcduli akan kualitas pclayanan maupun ketersediaan jaringan. Namun apakah benar konsumen pasar emosional ini dalam mengambil keputusan untuk mengonsumsi produk/layanan keuangan syariah hanya mempertimbangkan faktor emosi semata tanpa rasio? Bagaimana sebenarnya proscs pengambilan keputusan konsumen dalam pasar emosional bcrbasis nilai Islami ini? Faktor-faktor apa saja yang rnempengaruhinya? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mcngctahui bagaimana proscs pcngambilan kcpulusan konsumen dalam pasar emosional berbasis nilai untuk produk/layanan keuangan syariah, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Proses pengambilan keputusan pada dasamya merupakan serangkaian upaya yang dilakukan konsumen untuk memproses berbagai informasi akan suatu produk untuk lalu dijadikan dasar untuk mcngambil kcputusan, mcmilih salah satu di antara alternatif yang tersedia, yang sesuai dengan kebutuhan dan dinilai paling menguntungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor internal, seperti motivasi, konsep diri, emosi, dan beberapa faktor eksternal seperti keluarga, budaya, serta aktivitas pemasaran. Sementara nilai menurut Solomon (2007) adalah “suatu kcyakinan dimana sebuah kondisi lebih diingini dibandingkan dengan kondisi yang sebaliknya” (p. 136). Serangkaian nilai yang dimiliki konsumen memiliki peranan yang sangat penting dalam aktivitas konsumsi. Salah satu sistem nilai tersebut adaiah nilai agama, dengan pcmahamannya yang beragam pada masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan metode kuaiitatif untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan konsumen pasar emosional berbasis nilai ini sebagai sebuah realita sosial yang berkembang di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benang merah permasalahan dalam proses pengambilan keputusannya adalah kebutuhan untuk menyelaraskan antara aspek-aspek dalam kehidupan informan dengan nilai yang mereka anggap penting, yaitu nilai-nilai Islami. Konsumen pasar emosional cenderung untuk tidak melakukan perbandingan antar merek yang satu dengan lainnya, serta mengabaikan informasi yang datang dari sumber komersial. Hal ini diduga disebabkan karena motivasi yang berlandaskan faktor-faktor emosional, sehingga konsumen tidak merasa perlu untuk menggali informasi maupun melakukan perbandingan unsur-unsur yang bersifat teknis (rasional) dalam suatu produk/layanan syariah. Mereka lebih mengandalkan sumber informasi internal, yaitu low-involvement learning. Evaluasi pasca pembelian pun sifatnya tidak utuh, hanya bersandar pada faktor emosi, yaitu perasaan tenang karena merasa sudah menjalankan syariah agama. Selama kepuasan ini dapat terjaga, maka kemungkinan besar konsumen tidak akan mempertimbangkan kembali keputusan yang telah diambil. Tantangan bagi lembaga layanan keuangan syariah adaiah menyusun program kommmikasi pemasaran yang tepat agar merek produk/layanan yang mereka komunikasikan dapat menjadi top-of mind awareness sehingga mudah untuk dibangkitkan dalam low-involvement learning.

In the 21” century, being a champion is not about winning market share or mind share, but beyond them, it‘s about heart share. Kartajaya (2002) and Gobe (2001) agreed that the only way to win consurner’s heart share is by touching their emosional inside, which one can attain through value based product. Recently, the value based business has been growing rapidly. One of the them is the Islamic value based, known as syariah business. Syairah business is divided in two main sectors, real and financial sector. In financial sector-which rapidly growing-the issue is about the dicotomy of syariah market, rational and emotional market. As to Syafii Antonio (2008), “rational market is consumer who is sensitive to price difference, product varieties, institution’s credibility, and service quality. What they have in mind about syariah is "I’ll go with syariah because it’s safe and halal, but only as long as it’s competitive; otherwise, l’d better look for something else ”” (p. xiii). Emotional market is they who consume syariah product/service based on halal-haram thought, the need to sterilize themselves from bank interest, and other ukhrawi considerations. This market was perceived as less care on service quality as well as network availability. Is it true that in making decision, consumer in emotional market only consider emotional factor and totally disregard rational aspects? How is actually the process of decision making by Islamic value based emotional market consumer? What are the factors that influence the process? The objective of this research is to understand how the process was made, why, and to identify the factors that influence the process. Consumer decision making process, generally, is a series of consumer’s effort to process information about certain product which to be used as useful guide of making decision, selecting one out of many available altematives, that suites the need with least cost. Factors that influence the process are internal factors, such as motivation, self concept, emotion, as well as extemal ones, like family, culture, and marketing activity. As to Solomon (2007), “value is a belief that some condition is preferable to its opposite” (p. 136). A person’s set of values plays a very important role in consumption activities. One of those set of values is religion, which can be varied according to a person's understanding and perception. The researcher choose qualitative approach to describe value based emotional market consumer decision making process as a growing social phenomenon. This research shown that the bottomline problem in consumer decision making process is the need to synchronize between their life aspects and important value in their lives, the Islamic value. 'l`he'tendencies of consumer in emotional market are to make least evaluation or comparison between brands, and neglect the information coming from commercial sources. Assuming their basic motivation was emotional reasons, they might find it unnecessary to seek for more info, or even compare between technical (rational) aspects within syariah product. They will rely more on intemal source, which is low-involvement learning. Post-purchase evaluation in the value based emotional market consumer decision making process is appeared to be incomplete. It was done merely based on emotional factor, which is the serenity felt by conducting it as to syariah. As long as the consumer managed to keep t.his satisfaction in hand, they will unlikely reconsider the decision. The real challenge for syariah iinancial institution is to develop proper marketing communication program to get their brands into consumer mind and become the top-of-mind awareness, thus, easier to be recalled in low-involvement learning."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33858
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awanda Erna
"Evaluasi program komunikasi pemasaran dalam repositioning produk RRI darl radio pemerintah {state apparatus body) menjadi radio publik (public service broadcasting} berarti menata ulang nilai-ni1ai dasar (core values), filosofi, budaya, reputasi, strategi dan personal di dalam organisasinya yang tenru berimplikasi pada produk (jasa siaran) dan brand image. Adapun tujuan penelilian untuk mengetahui hasii yang telah dicapai selama berlangsungnya proses pe!aksanaan program komunikasi pemasaran daiam rangka repositioning produk RRI sebagai lembaga penyiaran publik dan mengetahui persepsi khalayak pendengar terhadap produk RRI sebagai hasil program reposirfotting. Di dalam unit analisis RRl Jakarta peneliti menggunakan konsep repositioning Belch dan Belch (2004) dan konsep iklim komunikasi organisasi RRI umuk melakukan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian program komunikasi pemasangan yaitu efektivitas program dibandingkan target yang dltctapkan, mengukur output (message transmission), outgrowth (message reception), dan outcome (message effect).

Marketing communication program evaluation in RRIs product repositioning from state radio (state apparatus body) into a public media (public service broadcasting) meant retransmitting its core values, philosophy, culture reputation and personnel inside its organization which indirectly implicated its products and brand image. The objective of this study to know the effect of the repositioning process and to gauge the perceptions of RR1 listeners after the repositioning process. To analyze these effects, the writer uses the Belch and Belch repositioning concepts (2004) and the RRI organization's communication climate concept in monitoring, evaluating, and controlling the communication program, which is the affectivity of the program compared to the purposed targets such as output (message transmission). outgrowth (message reception), and outcome (message effect). This study is using the qualitative approach with a positivist paradigm by analyzing data from interviews, focus group discussions, participative observation and documents. The result shows that RRI has done the integration process to create a harmonized implementation of communicating the marketing strategy for all RRl branches."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>