Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Eka Putri
Abstrak :
Pernikahan dini dapat menimbulkan beberapa dampak bagi tahap perkembangan remaja, termasuk dampak secara psikologis dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan remaja perempuan terkait dampak tersebut. Desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif ini dilakukan kepada 101 responden yang merupakan siswi kelas VII, VIII, dan IX. Peneliti melakukan analisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 56.44% responden memiliki pengetahuan yang kurang terkait dampak psikologis pernikahan dini. Selain itu, sejumlah 51.49% responden juga memiliki pengetahuan yang kurang terkait dampak sosial pernikahan dini. Sosialisasi melalui intervensi keperawatan perlu dikembangkan dan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tersebut, sebagai salah satu upaya pencegahan pernikahan dini pada remaja, khususnya remaja perempuan.
Early marriage gives some impacts related to the developmental stage of adolescent, included psychological and social impacts. The objective of this research is to describe the knowledge of female adolescents regarding that impacts. This quantitative and descriptive research is conducted towards 101 respondents, who are the students from VII, VIII, and IX grades. This research uses univariate analysis. The result shows that 56.44% respondents have less level of knowledge regarding the psychological impacts. Besides that, 51.49% respondents also have less level of knowledge regarding the social impacts. Socialization using nursing intervention has to be developed and applied to increase that knowledge, as one of the efforts to prevent early marriage among adolescents, especially female adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarip Hidayat
Abstrak :
Kecanduan smartphone dapat mengakibatkan individu tidak mampu mengontrol waktu penggunaan smartphone bahkan hingga larut malam sehingga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang hubungan kecanduan penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada mahasiswa RIK UI menggunakan metode penelitian potong lintang (Cross-sectional). Sampel berjumlah 165 mahasiswa yang didapatkan dari hasil skrining awal mengenai perilaku berisiko kecanduan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Total Sampling hasil skrining. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Smartphone Addiction Scale untuk mengukur kecanduan smartphone dan Pittsburgh Sleep Quality Index untuk mengukur kualitas tidur. Penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna dan berkorelasi positif antara skor kecanduan smartphone dengan skor kualitas tidur pada mahasiswa RIKUI (p= 0,011; r=0,197). Saran dari penelitian ini yaitu perlu adanya promosi kesehatan sebagai upaya preventif dan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kecanduan penggunaan smartphone dan kualitas tidur pada mahasiswa rumpun sosial dan rumpun sains serta penelitian lebih lanjut mengenai kecanduan smartphone menggunakan analisis multivariat.
Smartphone addiction was causing individual unable to control smartphone usage. The excessive smartphone usage especially at the night is possibly impact on the quality of sleep. This study is aiming to identify correlation between smartphone addiction and sleep quality among college students at RIKUI, used cross-sectional method. This Study was using sample amounted 165 respondents as addiction screening result. There are two questionnaires type used, Smartphone Addiction Scale for measuring addiction and Pittsburgh Quality Sleep Index for measuring sleep quality. This study was analyzed by Pearson Correlation test. The result showed a significant relationship and positively correlation between smartphone addiction and sleep quality among college students (p=0,011; R=0,197). Researcher suggested for next research to do research at social science faculty or science and technology faculty for comparison and multivariate analysis in various factors of smartphone addiction as advance research.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siwi Setya Utami
Abstrak :
[ABSTRAK Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh kaum perempuan di Indonesia. Kanker dianggap penyakit yang sulit disembuhkan, dekat dengan kematian, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan mengubah penampilan fisik seseorang. Penderita kanker payudara dapat memiliki masalah pada aspek psikologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kanker payudara dan karakteristik responden dengan aspek psikososial pada penderita kanker payudara. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 44 orang dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua variabel dari kanker payudara dan karakteristik responden tidak berhubungan dengan depresi, ansietas, dan stres, namun ditemukan adanya hubungan antara pendidikan dengan ansietas (nilai p=0,041). Secara umum, penderita sudah mampu beradaptasi dengan baik terhadap penyakitnya. Pelatihan dan kebijakan untuk mengkaji dan mengatasi masalah psikososial oleh perawat perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kesejahteraan psikososial penderita. Untuk selanjutnya, penelitian dapat difokuskan pada ansietas sebagai masalah psikososial yang paling menonjol pada penderita kanker payudara.
ABSTRACT ;Breast cancer is the most kind of cancer that occured in women in Indonesia. Cancer is concerned as uncurable disease, gate of death, disturbance of activities, and problem in physical appearance. Breast cancer patients may have psychological problems. This aim of study is to see the correlations between breast cancer and participants? characteristics with psychosocial aspects. The amount of participants is 44, while this study uses cross-sectional design. The result is almost all of variables do not correlate to depression, anxiety, and stress, meanwhile there is a correlation between education and anxiety (p value=0,041). Generally, patients are able to adapt with their illness even though there are some psychosocial problems sometimes that fortunately do not disturb their activity. Training and program about assessing and overcoming psychosicial problems should be done by nurses to increase patients? psychosocial wellbeing. For further research, anxiety as the most prominent psychosocial problems in breast cancer patients can be studied., Breast cancer is the most kind of cancer that occured in women in Indonesia. Cancer is concerned as uncurable disease, gate of death, disturbance of activities, and problem in physical appearance. Breast cancer patients may have psychological problems. This aim of study is to see the correlations between breast cancer and participants’ characteristics with psychosocial aspects. The amount of participants is 44, while this study uses cross-sectional design. The result is almost all of variables do not correlate to depression, anxiety, and stress, meanwhile there is a correlation between education and anxiety (p value=0,041). Generally, patients are able to adapt with their illness even though there are some psychosocial problems sometimes that fortunately do not disturb their activity. Training and program about assessing and overcoming psychosicial problems should be done by nurses to increase patients’ psychosocial wellbeing. For further research, anxiety as the most prominent psychosocial problems in breast cancer patients can be studied.]
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florensa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian menunjukkan bahwa di kota Depok, Jawa Barat terdapat 71% dari 229 remaja SMA yang mengalami depresi. Depresi terjadi karena berbagai faktor salah satunya adalah efikasi diri yang rendah. Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri dan mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan efikasi diri dan depresi setelah mendapat CBT. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan pre-post test with control group pada penerapan CBT yang dilakukan secara berkelompok. Analisis yang digunakan adalah dependen dan independent sample t-Test, chi-square dan pearson product moment. Responden penelitian ini adalah remaja kelas VIII SMPN Kota Bogor. Populasi target penelitian ini adalah 222 remaja yang memiliki efikasi diri rendah dan depresi dengan sampel sebesar 72 remaja. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efikasi diri remaja yang mendapat CBT lebih tinggi secara bermakna dibanding remaja yang tidak mendapat CBT, depresi remaja yang mendapat CBT lebih rendah secara bermakna dibandingkan penurunan depresi pada remaja yang tidak mendapat CBT. Peningkatan efikasi diri mempunyai hubungan yang kuat dalam menurunkan depresi pada remaja dengan arah hubungan negatif. Terapi CBT direkomendasikan pada remaja dengan efikasi diri rendah dan depresi.
ABSTRACT
Research shows that in Depok City West Java, 71 % of 229 high school teenagers experience depression. Depression occurs because of various factors, one of them is low self-efficacy. Cognitive Behavior Therapy (CBT) is a therapy performed to improve self-efficacy and counteract depression. This study aimed to determine the alteration of self-efficacy and depression after receiving a CBT. This research applied a quasi experiment method with pre-post test with control groups in the CBT performed in groups. Data were analyzed using dependent and independent sample t-Test, chi-square and pearson product moment. Respondents of this research were teenagers of class VII at a Junior High School in Bogor. The target population of this research was 222 teenagers who had low self-efficacy and depression with 72 teenagers as the samples. The result showed that the improvement of self-efficacy of teenagers who received CBT was significantly higher than the teenagers who didn’t get CBT, and the depression of teenagers who accept CBT was significantly lower than the depression of teenagers who didn’t get CBT. The improvement of self-efficacy had a strong correlation with the decline of teenagers’ depression in a negative direction. CBT therapy is recommended for teenagers with low self- efficacy and depression.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endriyani
Abstrak :
Kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang berdampak terjadinya kecacatan dan keterbatasan. Kondisi ini menimbulkan berbagai masalah psikososial yang dirasakan pasien. Stigma yang berkembang di masyarakat meyakini bahwa penyakit kusta sangat menular dan tidak dapat disembuhkan. Mereka harus mengalami penolakan dari masyarakat. Pasien kusta yang telah dinyatakan sembuh harus menjalani hari-hari di rumah sakit tanpa mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran secara mendalam makna kehidupan pasien kusta yang telah dinyatakan sembuh. Metode penelitian kualitatif deskriptif fenomenologi terhadap 8 orang partisipan. Hasil penelitian didapatkan delapan tema, yaitu : penolakan masyarakat, merasa tidak berarti, penggunaan aspek spiritual danm emosi dalam menghadapi masalah, kehilangan sumber kebahagiaan, dukungan keluarga untuk bertahan hidup, meraih kebahagiaan di masa depan, penghargaan terhadap hidup yang diberikan Tuhan dan kebahagiaan dalam kebersamaan. Penelitian ini menyarankan dikembangkannya standar asuhan keperawatan psikososial bagi pasien kusta.
Leprosy is a chronic infectious disease which affects the disability and limitations. This condition led to various psychosocial problems. Leprosy patients that has been considered recovery might not return to their families. The stigma that develop in society is confident that leprosy disease highly contagious and incurable. They experience rejection by the society. Leprosy patient have to stay in the hospital without getting attention and affection from their family. The purposes of this study was to describe the meaning of leprosy patient?s life. This research a descriptive phenomenology qualitative research methods. Engaging eight people participating. The results obtained eight themes, there were: the public reject,feeingl meaningless, using spiritual and emotional aspect to cope the problem, loss resources of happiness, family support for keeping a life, reach happiness in the future, appreciate on life, and and happiness in togetherness. Based on the result of this study, it is recommended research to develop the standards of nursing for psychososial aspect leprosy patient.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sriyk H
Abstrak :
Isolasi sosial merupakan gejala negatif skizofrenia yang ditandai dengan defisiensi berpikir, persepsi, afek tidak wajar atau tumpul dan perilaku sosial baik penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi serta mengalami kesukaran dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Social skills training terhadap perubahan tanda gejala dan kemampuan sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial. Desain penelitian quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel adalah pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial, laki-laki dan perempuan, dapat membaca dan menulis, dirawat di ruang rawat inap stabilisasi psikiatri RSJ Dr H Marzoeki Mahdi Bogor berjumlah 98 responden yang terdiri dari kelompok intervensi 49 responden dan kelompok kontrol 49 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data yaitu univariat dan bivariat dengan uji parametrik. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden terbanyak laki-laki, usia dewasa muda, SLTP, tidak bekerja, belum menikah, lama rawat 4 tahun, terapi psikofarmaka atipikal. Ada perubahan tanda gejala dan kemampuan sosialisasi sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p value < 0,05). Ada perbedaan tanda gejala dan kemampuan sosialisasi setelah mendapat tindakan keperawatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p value < 0,05). Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lama sakit dan terapi psikofarmaka dengan tanda gejala dan kemampuan sosialisasi (p value > 0,05), namun ada hubungan jenis kelamin dengan tanda gejala isolasi sosial (p value < 0,05) tetapi tidak ada hubungan dengan kemampuan sosialisasi (p value > 0,05) Tindakan keperawatan generalis dan social skills training direkomendasikan sebagai upaya penurunan tanda gejala dan kemampuan sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial. ......Social isolation is a negative symptom of schizophrenia which is characterized by deficiencies in thinking, perception, unnatural or blunted affect and decreased social behavior or communication as well as experiencing difficulty in carrying out daily activities. The aim of the research was to determine the effect of social skills training on changes in signs and socialization abilities in schizophrenia patients with social isolation treatment problems. Pre-post test quasi-experimental research design with a control group. Sampling was taken using a purposive sampling technique. The sample criteria were schizophrenic patients with social isolation treatment problems, male and female, able to read and write, treated in the psychiatric stabilization inpatient ward of RSJ Dr H Marzoeki Mahdi Bogor totaling 98 respondents consisting of the intervention group 49 respondents and the control group 49 respondents. Data collection uses questionnaires and observations. Data analysis is univariate and bivariate with parametric tests. The research results showed that the characteristics of the respondents were mostly male, young adults, junior high school, not working, not married, length of stay 4 years, atypical psychopharmaceutical therapy. There were changes in signs and symptoms and socialization abilities before and after being given a dangerous action in the intervention group and control group (p value < 0.05). There were differences in signs of symptoms and socialization abilities after receiving cessation measures in the intervention group and the control group (p value < 0.05). There is no relationship between age, education, employment, marital status, length of illness and psychopharmaceutical therapy with signs of symptoms and socialization abilities (p value > 0.05), but there is a relationship between gender and signs of symptoms of social isolation (p value < 0.05 ) but there is no relationship with socialization abilities (p value > 0.05). Generalist killing measures and social skills training are recommended as efforts to reduce signs of symptoms and socialization abilities in schizophrenia patients with social isolation protection problems.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Supriati
Abstrak :
Thought stopping pada penelitian sebelumnya efektif terhadap ansietas tetapi belum optimal menurunkan respon fisiologis ansietas. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh terapi thought stopping dan progressive muscle relaxation terhadap ansietas klien dengan gangguan fisik. Metode penelitian adalah quasi experimental pre-post test with control group. Penelitian dilakukan pada 56 klien yaitu 28 kelompok intervensi mendapat thought stopping dan progressive muscle relaxation dan 28 kelompok kontrol hanya mendapat thought stopping. Hasil menunjukan ansietas klien yang mendapat thought stopping dan progressive muscle relaxation menurun dari ansietas sedang ke ansietas ringan sedangkan yang mendapat thought stopping menurun tetapi tetap berada pada ansietas sedang. Thought stopping dan progressive muscle relaxation menurunkan respon fisiologis, kognitif, perilaku dan emosi secara bermakna (p value<0,05).
Thought stopping dan progressive muscle relaxation direkomendasikan unruk penanganan ansietas di tahanan rumah sakit umum dan masyarakat. Previous research had showed that thought stopping decreased anxiety but not yet optimal in physiological responses of anxiety. This study aims to determine the influence of thought stopping and progressive muscle relaxation on anxiety of physical disorder patient. This study used quasi experimental design with pre test-post test control group. Total population were 56 patients that divided into two group. They were 28 patients as control group that received thought stopping and 28 patients as intervention group received combination thought stopping and progressive muscle relaxation. Result showed anxiety in intervention group decreased from moderate anxiety to mild anxiety and control group decreased still in moderate anxiety. Thought stopping and progressive muscle relaxation decreased physiologic, cognitive, behavior and emotional responses of anxiety significantly (p-value<0,05). The combination of this therapy was recommended as therapy to solve the anxiety at general hospital and community.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28409
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Faradiba Jamal
Abstrak :
Tuntutan akademik yang tinggi dan kesulitan integrasi pembelajaran teori dengan praktik membuat mahasiswa keperawatan rentan mengalami stress akademik. Stress akademik mengganggu kondisi fisik, emosi, perilaku, dan kognitif, seperti menurunnya kinerja akademik, depresi, dan keinginan menyakiti diri. Mahasiswa membutuhkan dukungan sosial melalui hubungan pertemanan yang berkualitas sebagai sumber daya koping dalam penanggulan stress yang efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas pertemanan dengan tingkat stress akademik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional pada 242 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia ini menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan MFQ dan SLSI dengan uji korelasi Pearson. Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kualitas pertemanan dengan stress akademik mahasiswa keperawatan reguler Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). Kesimpulan penelitian ini adalah ketidakefektifan kualitas pertemanan sebagai pemberi keamanan emosional dalam penanggulangan stress akademik disebabkan karena penurunan interaksi dan media komunikasi online yang berpotensi pada ketidakpuasan dan kesepian dalam pertemanan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meninjau faktor kepuasan dalam pertemanan terhadap stress akademik pada populasi lainnya. ......High academic pressure and challenges in integrating theoretical and practical learning lead nursing students vulnerable to academic-related stress. Academic stress interferes with physical, emotional, behavioral, and cognitive conditions, such as decreased academic performance, depression, and self-harm. Nursing students require good quality friendships as a coping resource to have effective stress management. The study’s purpose determined the correlation between friendship quality and academic stress levels in nursing student at Universitas Indonesia. The cross- sectional study of 242 participants used simple random sampling techniques using MFQ and SLSI as data collectors with Pearson correlation test. This study has passed the faculty ethics test with registration number SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. The results showed no significant corellation between the quality of friendship and academic stress of undergraduate nursing students of Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). This study concludes that the ineffectiveness of the quality of friendship as a provider of emotional security in dealing with academic stress is due to a decrease in online interactions and communication media which have the potential to cause dissatisfaction and loneliness in friendships. Further research could find the satisfaction factor in friendships to academic stress in other populations.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Yusup Hidayat
Abstrak :
Jumlah orang yang terinfeksi HIV terus meningkat pesat dan tersebar luas di seluruh dunia. Individu yang dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian menunjukkan perubahan psikososial yang berdampak pada dirinya, sehingga memerlukan suatu mekanisme koping. Strategi koping merupakan cara individu menyelesaikan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi koping pasien HIV/AIDS di Poliklinik NAPZA Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana, dilakukan secara purposive sampling methods terhadap 83 responden. Hasil penelitian menunjukkan strategi koping yang dipakai responden, didapatkan strategi koping yang adaptif 55,6 %, dan stretegi koping yang maladaptif sebanyak 44,4 %. Penelitian ini mengindikasikan perlunya memberikan dukungan dan mendorong pasien HIV/AIDS dalam menemukan atau meningkatkan koping individu yang adaptif, dan memfasilitasi pasien HIV/AIDS mendapatkan sumber-sumber dukungan. Sehingga pasien HIV/AIDS dapat beradaptasi terhadap kondisinya dan mampu mengelola penyakit yang dialaminya. ......People infected with HIV continues to increase rapidly and is widespread throughout the world. HIV-infected individuals, in part demonstrated psychosocial changes that have an impact on him, so it takes a coping strategies. Coping strategies is an individual way to solve the problem. The purpose of this study is to describe the coping strategies of patients with HIV / AIDS in drug Polyclinic Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Hospital. The study design using simple descriptive design, done by purposive sampling methods against 83 respondents. The results suggest coping strategies employed respondents, found that adaptive coping strategies 55.6%, and maladaptive coping stretegies 44.4%. This study indicates the need to provide support and promote HIV / AIDS patients in finding and enhancing adaptive coping individuals, and facilitate HIV / AIDS patients get support resources. So that HIV / AIDS patients can adapt to the conditions and be able to manage the disease they experienced.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>