Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juriah Mulyanti
Abstrak :
Paduan Baja Mangan Austenit adalah salah satu baba komersial yang banyak digunakan dalam industri karena memiliki kekerasan dan ketangguhan yang cukup tinggi. Kekerasan dan ketangguhan baja sangat dipengaruhi oleh kandungan Mn dan proses perlakuan panas yang diterapkan. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kandungan Mn dalam paduan baja mangan austenit, maka dilakukan penelitian dengan membandingkan paduan baja mangan austenit dengan kandungan Mn masing-masing 10%, 11%, 12%, 13% dan 14%. Sedangkan untuk mengetahui perlakuan panas yang sesuai, dilakukan perlakuan austenisasi dengan variasi temperatur 970°C, 1010°C, 1050°C, 1090°C dan 1130°C selama 45 menit yang diilcuti pencelupan air. Proses temper dilakukan untuk separuh sampel dengan pemanasan pada temperatur 300°C selama 60 menit. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada kondisi as cast, penambahan Mn akan meningkatkan nilai kekerasan tetapi menurunkan harga impak. Pada. proses perlakuan panas, kenaikan temperatur austenisasi menyebabkan turunnya nilai kekerasan dan naiknya harga impak, sementara proses temper menyebabkan naiknya kekerasan meski tidak terlalu besar. Pada penelitian ini kekerasan dan ketangguhan yang optimum diperlihatkan pada paduan baja mangan austenit dengan kandungan 13% Mn yang mengalami perlakuan panes dengan temperatur austenisasi 970°C selama 45 menit, pencelupan air, tanpa temper.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustari Lamma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik dan perubahan struktur mikro dari beberapa tipe elektroda yang dipakai pada plat baja kapal produksi PT. Krakatau Steel dengan bcrbagai macam variasi arus. Adapun tipe elcktroda yang dipilih pada penelitian ini adalah elektroda A, elektroda B dan elektroda C, sedangkan pengelasan dilakukan dengan menggunakan SMA Welding. Tipe las yang dipilih pada penelitian ini adalah las tumpul dengan posisi datar, sedangkan variasi arus yang dipilih adalah 90 A, 97,5 A, 105 A, 112,5 A dan 120 A. Untuk mengetahui perubahan sifat mekanik dan struktur mikro dari benda uji lasan, dilakukan pengujian seperti uji tank, uji kekerasan, uji bending, uji impak serta uji metalografi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa elektroda C mempunyai kuat tank, kuat iuluh, kekerasan dan ketangguhan yang paling tinggi, kemudian diikuti oleh elektroda B dan elektroda A. Perbedaan sifat mekanik dan uji metalografi dari ketiga macam elektroda tersebut disebabkan oleh perbedaan masukan panas dan laju pendinginan yang menyebabkan perubahan struktur logam induk dari ferit dan perlit menjadi struktur lain seperti Widmanstaten, bainit atau martensit. Hal lain yang menyebabkan perbedaan sifat mekanik adalah perbedaan ukuran butiran dari ketiga macam elektroda. Ketiga macam elektroda yang digunakan sebagai bahan penelitian memenuhi standar yang ditetapkan oleh Biro Klassifikasi Indonesia (BKI ).
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Husodo
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh temperatur seng cair, waktu celup , kadar aluminium' terhadap daya lekat, ketebalan dan struktur Mikro pada galvanisasi celup panas pada kawat baja, dengan varabel : Temperatur seng cair : 440°C , 450°C , 460°C Waktu celup : 5,10,15,20,25,30,35,40,45 detik. Radar Al ( % berat ) : 0 % ; 0.0001 % ; 0,030 % ; 0,038 % ; : 0,070 % , 0,073 %. Untuk mengetahui ketebalan lapisan senyawa Fe-Zn dilakukan uji stripping , sedang daya lekat senyawa Fe-Zn dilakukan uji wripping dan untuk mengetahui fasa-fasa yang terjadi digunakan mikroskop. Kesimpulannya yaitu padA kadar Al (0,000% dan 0,0001%), dihasilkan ketebalan lapisan senyawa Fe-Zn yang meningkat secara linier terhadap waktu celup pada berbagai temperatur seng cair. Ketebalan kriti.s rata-rata lapisan senyawa Fe-Zn adalah 177 gr/m atau 24,6 pm . Ketebalan kritis lapisan ini dihasilkan pada galvanisasi celup panas pada temperatur 4400C dengan waktu antara 30 dan 35 detik , pada temperatur 450°C dengan waktu 30 detik , pada temperatur 460 C dengan waktu 25 detik. Kehadiran Aluminium dengan kadar sampai 0,0001% belum menampakkan fungsinya sebagai penghambat reaksi Fe dengan Zn. Kehadiran aluminium dengan kadar ( 0,030 X - 0,073 % ) sudah menampakkan fungsinya sebagai penghambat reaksi Fe dan Zn sehingga ketebalan lapisan senyawa Fe-Zn yang dihasilkan tidak terpengaruh terhadap waktu celup dan semua sampel menunjukkan kondisi lapisan yang balk , tanpa ada keretakan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Djamil
Abstrak :
ABSTRAK
Pada awalnya, sifat mampu bentuk (Formability) dikaitkan dengan keuletan material. Hal ini tidak selalu benar. Dari beberapa penelitian, ternyata sifat mampu bentuk dan proses tarik dalam (deep Drawability) tergantung pada perbandingan regangan plastik(R). Besarnya harga R dipengaruhi oleh jenis material pelat.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mendapatkan faktor R, dengan melakukan uji tarik untuk setiap sudut orientasi yaitu 0°. 45°, 90º.Menentukan sudut orientasi dengan jalan malakukan metallography, jika diketahui arah pengerolan material, maka yang searah pengerolan sama dengan sudut orientasi 0°, sehingga sudut orientasi 45° dan 90°dapat diketahui. Dalam uji tarik tersebut juga untuk menentukan sifat-sifat mekanis material. Untuk mendapatkan nilai LDR, dilakukan dengan memvariasikan diameter bakalan pada tekanan bakalan yang konstan sehingga akan didapat diameter bakalan maksimum yang dapat di deep drawing tanpa terjadi keriput atau robek/pecah. Diagram Batas pembentukan (Limit Forming Diagram = LED) dibuat untuk menunjukkan berhasil atau gagalnya pembentukan pelat, pengujian dilakukan dengan membuat lingkaran - lingkaran pada pelat, lalu dideformasi hingga lingkaran tersebut berubah menjadi ellips, sehingga didapat regangan major dan minor. Kemudian regangan tersebut dipetakan pada salib sumbu yang menyatakan regangan major dan regangan minor. Untuk mengetahui distribusi ketebalan. kekerasan mikro dan struktur mikro, pengujiannya dilakukan pada dasar kup, belokan kup dan dinding kup.
Dari serangkaian pengujian-pengujian diatas diharapkan dapat diketahui sifat drawability dan material.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma R. Dandian
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian kerusakan pada cylinder liner mesin diesel penggerak kapal yang terbuat dari bahan besi cor. Cylinder liner yang diteliti berasal dari mesin diesel merk MAN type KSZ 70/ 125 BL sebanyak 2 buah. Kerusakan yang terjadi membentuk retakan-retakan pada bagian dalam, kerusakan ini terjadi jauh dibawah umur pengoperasian yang direncanakan sehingga menimbulkan kerugian baik biaya maupun waktu. Penelitian dilakukan dengan Pengujian komposisi, metalografi, pengujian sifat mekanis dan pengujian pengaruh temperatur terhadap perubahan struktur dan sifat mekanis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan terjadi akibat beban termal dan getaran yang ditimbulkan oleh kondisi operasi mesin diesel dan dipercepat oleh kualitas bahan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan cylinder liner mesin diesel. Bahan cylinder liner tersebut adalah besi cor kelabu dengan kadar karbon dan silikon yang rendah serta kadar fosfor yang tinggi, kondisi ini menyebabkan ketahanan bahan terhadap temperatur tinggi menjadi rendah sehingga bahan mudah mengalami retak pada suhu tinggi (hot shortness).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Husin
Abstrak :
Paduan Aluminium 6201 adalah paduan yang khusus dipakai untuk kawat penghantar. Oleh karena lingkungan pemakaiannya seringkali menerima beban tarik yang cukup besar dan bersifat korosif, maka untuk memenuhi kriteria ini paduan tersebut harus diberikan perlakuan panas penguatan (precipitation hardening). Dalam penelitian ini proses perlakuan panas (artificial-aging) paduan Aluminium 6201 dilakukan pada temperatur antara 140°C-200°C dengan waktu "aging" selama 4 (empat) jam. Hasil pengamatan pengaruh temperatur aging terhadap kekuatan-tarik dan kekerasan menunjukkan, harga optimum terjadi pada temperatur "aging" antara 155°C-170°C. Sedangkan pengaruh temperatur "aging" terhadap laju korosi, menunjukkan laju terendah terjadi pada temperatur aging antara 140°C-155°C. Dari hasil pengamatan dengan "SEM-EDAX" menunjukkan bentuk korosi merupakan kombinasi antara "pitting" dan "intergranular" dan umumnya paduan Aluminium 6201 tidak tahan terhadap unsur Cl (chloride) yang terdapat didalam elektrolit disamping unsur yang lain seperti Si, Fe, Mn, Cu, dan Cr yang bersifat lebih katodik terhadap matrik aluminium. Sedang unsur Mg dan Zn bersifat lebih anodik. Hasil pengamatan dengan EPMA pada produk korosi menunjukkan makin tinggi temperatur "aging" makin banyak distribusi unsur paduan yang muncul ke permukaan sampel uji seperti Fe, Mg, Cu, Zn, Cl, K dan 0 yang berarti laju korosi maksimum lebih mungkin terjadi pada temperatur "aging" maksimum 200°C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Sari
Abstrak :
Paduan "Shape memory" adalah paduan yang mempunyai sifat untuk dapat ?teringat" kembali terhadap bentuknya semula apabila dipanaskan. Sifat ingat bentuk ini dihasilkan sebagai akibat terjadinya suatu transformasi fasa induk dan fasa martensit yang reversible. Agar diperoleh sifat ingat bentuk ("shape memory"), maka paduan Cu dengan struktur a dan B harus dilarutkan kembali menjadi fasa tunggal B dengan proses perlakuan pelarutan ("So1ution treatment") hingga mencapai temperatur 750 - 900°C Proses perlakuan pelarutan ini biasanya menyebabkan proses pertumbuhan butir. Pengaruh ukuran besar butir terhadap sifat korosi pa- duan Cu-Zn-A1 diteliti dengan menggunakan ?accelerated test" dan pengukuran elektrokimia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa,paduan dengan fasa B maupun fasa martensit ,keduanya menunjukkan peningkatan laju desengsifikasi ("dezincification") dengan meningkatnya temperatur perlakuan pelarutan. Hasil analisa elemen dengan EDAX mendukung mekanisme desengsifikasi berdasarkan pelarutan anodik dari kuningan diikuti dengan redeposisi Cu dari larutan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Media Nofri
Abstrak :
Penelitian yang manggunakan beberapa sample kawat baja karbnn rendah tipa K5 1005 Q C = 0,08 1 ], K5 1008 ( C = 0,10 i ) dan K5 1015 ( 0 = 0,10 % ), bertujuan untuk menyelidiki pangarun aifat deformasi Ferrit dan pearlit yang tarkandung dalam material (sample) sehagai akibat dari proaes penarikan dingin (cold drawing). Untuk mengindentifikasi sifat deformasi tersehut diatas, dilakukan beherapa pengujian terhadap berbagai ukuran diameter kawat haail penarikan. Pengujian-pengujian tersebut adalah : Uji metallografi, Uji Kekerasan dan Uji Tarik. Dari hasil panelitian tarlihatbahwa besarnya kadar karbon sangat berpengaruh terhadp sifat-sifat mekanis dari material yang diuji, karena kawat baja tipa KS 1015 (C= 0,18 %) mempunyai kekuatan dan kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan kawat baja tipe lain. Dan juga terlihat bahwa semakin_besar tingkat drawing strain (reduksi), maka semakin tinggi pula kekuatan tariknya. Sebaliknya, keliatan (ductility) akan manurun seiring dengan kanaikan drawing strain. Selain itu juga didapatkan hubungan antara deformasi makroskopik d) clan mikroakopik (Ed ), dima-na terlihat bahwa dangan meningkatnya e;d akan mengakibatkan harga (Ed)candarung mendekati kaadaan deformasi humogan. Sementara, dari uji kekaraaan nampak bahwa aemakin besar drawing strain, make makin bartambah nilai kakerasannya. Terlihat pula bahwa fasa P adalah yang paling keras, kemudian berturut-turut disusul oleh fase (alpha) + P dan fase (alpha). Dan akhirnya, akibat meningkatnya drawing strain, maka ratio kekerasan fase P terhadap fase (alpha) cenderung mendekati harga yang sama (H p/h (alpha)=1). Dengan kata lain kecepatan kenaikan kekerasan fase (alpha) lebih tinggi dari fase P).
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dwira
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T39758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Mawardi
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T40000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>