Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruskin Ristiana
Abstrak :
ABSTRAK
Status kerja dan otonomi perempuan kawin di dalam rumah tangganya diduga saling mempengaruhi satu sama lain sehingga akan diteliti apakah dengan bekerja perempuan menjadi memiliki otonomi yang tinggi atau sebaliknya, perempuan dapat bekerja karena ia memiliki otonomi yang tinggi di dalam rumah tangganya. Dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 dan analisis regresi logistik multinomial yang memperlakukan status bekerja dan otonomi secara bergantian menjadi variabel bebas dan variabel terikat, ditemukan bahwa status bekerja mempunyai pengaruh terhadap otonomi perempuan kawin dalam rumah tangga, dan begitu pula sebaliknya. Namun, arah dan kuat pengaruhnya tergantung pada jenis status bekerja dan otonominya.
ABSTRACT
It rsquo s been assumed that marriage women rsquo s participation in the labor market and their household autonomy was influence each other. So, we will examine whether being employed will enhances women rsquo s household autonomy or whether they working because they have a high level of autonomy in their household. We using the Indonesia Demographic and Health Survey SDKI 2012 data and the multinomial logistic regression analyze by treating women rsquo s working status and women rsquo s household autonomy by turns them as dependent and independent variable. We found that women rsquo s working status has influence on the household autonomy, and so on the contrary. But, the direction and the significance of this influence are depend on type of work status and autonomy.
2017
T48819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari Budiani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi putus sekolah pada anak di Sulawesi dengan menggunakan data Susenas 2012 dan data lain yang menunjukkan fasilitas sekolah. Berdasarkan analisis deskriptif dan inferensial (regresi Cox) diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin, umur, status bekerja KRT, pendidikan ibu, status ekonomi, klasifikasi daerah tempat tinggal, keberadaaan sekolah dan ketersediaan sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko anak untuk putus sekolah di Sulawesi. Akan tetapi, pada analisis regresi logistik biner faktor status bekerja KRT tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor terkuat yang mempengaruhi putus sekolah anak dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, jenis kelamin, umur dan status ekonomi. Temuan lain dari penelitian ini adalah anak laki-laki memiliki risiko putus sekolah yang lebih besar dibandingkan anak perempuan. ...... The aim of this research is to study the factors that influence dropout children in Sulawesi using Susenas 2012 and the other data sources that describes school facilities. Based on descriptive and inferential analysis (Cox regression) showed that the number of household members, sex, children?s age, parent's employment status, mother?s level of education, economic status, region, school facility, and school capacity has a significant effect on a child?s risk for dropping out of school in Sulawesi. Neverthless, based on binary logistic regression, parent?s employment status has no significant effect on a child?s risk for dropping out of school in Sulawesi. The strongest factors that affecting dropout children are mother's level of education, sex, age, and economic status. Another finding is that the boys have a higher risk of dropping out of school than girls.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Akbar
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini melakukan identifikasi mengenai dampak migrasi terhadap perubahan aset pada rumah tangga perdesaan di Indonesia. Penelitian terdahulu belum memberikan suatu gambaran yang jelas mengenai dugaan bahwa rumah tangga migran memiliki perilaku yang berbeda atas pembelian aset produktif dan non-produktif. Penelitian ini menggunakan metode fixed effect memberikan informasi secara umum mengenai perilaku rumah tangga perdesaan atas pembelian aset produktif dan non-produktif. Pengelompokan rumah tangga berdasarkan kelompok pendapatan memberikan informasi mengenai perilaku rumah tangga perdesaan dalam membeli aset berdasarkan 3 kelompok pendapatan. Hasil menunjukan rumah tangga migran memiliki rata-rata perubahan aset produktif maupun non-produktif lebih tinggi. Temuan selanjutnya adalah kelompok rumah tangga dengan pendapatan tinggi memiliki rata-rata pembentukan aset yang lebih tinggi dibandingkan kelompok rumah tangga pendapatan rendah. Selanjutnya rumah tangga migran pada kelompok pendapatan rendah lebih cenderung memanfaatkan tambahan pendapatannya untuk mengakumulasikan aset produktif sehingga lebih sejahtera dalam jangka panjang.
ABSTRACT This study identifies impact of migration on changes in household assets in rural areas in Indonesia. Previous studies have not provided a clear explanation of the allegation that the migrant households have different behavior on the purchase of productive and non-productive assets. This study uses a fixed effect provide general information about the behavior of rural households on the purchase of productive and non-productive assets. Grouping households by percapita incomerate provides information on the behavior of rural households in the purchase of assets by three income group. Results showed migrant households had an average change of productive and non-productive assets higher. Further findings are a group of high-income households have an average formation of an asset is higher than low-income households. The next findings are migrant domestic low-income groups are more likely to take advantage of additional income to accumulate productive assets so that more prosperous in the long term.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
Abstrak :
Keberhasilan Aceh menjadi daerah dengan cakupan jaminan kesehatan tertinggi di Indonesia (96,6 %) tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang meluncurkan Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Penelitian ini menggunakan data crossectional Riskesdas 2013 dengan unit analisis penduduk berumur 15 tahun ke atas, yang ingin melihat bagaimana tingkat pemanfaatan JKA oleh masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan, serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki akses terhadap JKA, sebanyak 30,1 persen masih belum memanfaatkannya dalam mengakses fasilitas pelayanan kesehatan. Melalui analisis inferensia dengan menggunakan model regresi logistik binomial diperoleh variabel bebas umur, status bekerja, daerah tempat tinggal, waktu tempuh ke rumah sakit terdekat, dan biaya perjalanan ke rumah sakit terdekat berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan jaminan kesehatan Aceh pada tingkat kepercayaan 95 persen. Secara kecenderungan, mereka yang berumur lebih tua, tidak bekerja, tinggal di kota, dan berjarak lebih dekat ke rumah sakit akan lebih cenderung memanfaatkan JKA.
The success of Aceh to become the region with the highest coverage of health insurance in Indonesia (96.6%) is inseparable from the role of local government that launched the Aceh Health Insurance Program (JKA). This research, which uses crosssectional data Riskesdas 2013 with analysis unit of population aged 15 years and over, aim to study how JKA utilization rate by society in accessing health service, and also factors influencing it. The results show that those who have access to JKA, as many as 30.1 percent still do not use it in accessing health service facilities. Through inferential analysis uses binomial logistic regression, the independent variables of ages, working status, residence, travel time to the nearest hospital, and travel cost to the nearest hospital significantly influence the utilization of Aceh health insurance at 95 percent confidence level. By trend, those older, not working, living in the city, and closer to the hospital will be more likely to use JKA.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wastuti
Abstrak :
Transisi demografi di Indonesia mengubah struktur umur penduduk yang menua. Meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia berpotensi besar terhadap permasalahan kesehatan mental, salah satunya Penyakit Demensia. Demensia merupakan stadium akhir dari kemunduran fungsi kognitif, yang sebelumnya diawali dari mudah lupa dan gangguan kognitif ringan MCI . Penelitian sebelumnya di negara lain menunjukkan bahwa salah satu faktor risiko penurunan fungsi kognitif yang dapat dimodifikasi adalah keterlibatan sosial. Namun, penelitian mengenai pengaruh keterlibatan sosial pada konteks negara berkembang khususnya di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini mengukur pengaruh keterlibatan sosial terhadap fungsi kognitif dari 228.216 orang lansia di Indonesia berdasarkan data SUPAS 2015. Keterlibatan sosial lansia diukur melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, mengasuh cucu, dan pasangan hidup. Penelitian ini menggunakan metode regresi multinomial logit. Umur, jenis kelamin, pendidikan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, aktivitas fisik, dan aktivitas kognitif digunakan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keterlibatan sosial lansia berpengaruh terhadap fungsi kognitif pada lansia di Indonesia. Partisipasi lansia dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, mengasuh cucu dan keberadaan pasangan hidup dapat mengurangi risiko gangguan fungsi kognitif MCI dan Demensia pada lansia di Indonesia. ......Demographic transition in Indonesia changes the age structure of ageing population. Increasing number of elderly population in Indonesia has big potential to mental health problem, one of them is Dementia Disease. Dementia is the final stage of cognitive decline, preceded by forgetfulness and mild cognitive impairment MCI . Evidence from previous studies in other countries suggests that one potential modifiable risk factor for cognitive decline may be social engagement. However, research that identifies the modifiable risk factors in the context of developing countries, especially in Indonesia is still scarce. This study analyses the influence of social engagement on cognitive function of 228.216 elderly people in Indonesia from SUPAS 2015. Social engagement is measured through social activities, looking after grandchildren, and the presence of a spouse. This study uses the multinomial logistic regression method. Age, sex, education, visual impairment, hearing loss, physical and cognitive activity are used as covariates. The results suggest that social engagement influences cognitive function of elderly in Indonesia. Participation in social activities, looking after grandchildren and the presence of spouses can reduce the risk of cognitive decline, both MCI and dementia, in the elderly in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubna
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh status bekerja ibu terhadap pengeluaran makanan jadi rumah tangga di Indonesia dengan menggunakan data Susenas Kor dan Modul 2016. Hasil regresi Tobit menunjukkan bahwa status bekerja ibu signifikan mempengaruhi pengeluaran makanan jadi, dimana rumah tangga dengan ibu yang bekerja penuh waktu mempunyai pengeluaran makanan jadi lebih tinggi daripada rumah tangga dengan ibu yang bekerja tidak penuh waktu dan tidak bekerja. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pengeluaran makanan jadi adalah umur ibu, pendidikan ibu, pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal, keberadaan balita, dan keberadaan pembantu atau anggota rumah tangga lain yang mengurus rumah tangga.Kata Kunci: konsumsi, pengeluaran makanan jadi, ibu bekerja, regresi tobit.
ABSTRACT
This study aimed to to analyze the effect of working mother status on food away from home expenditure in Indonesia using Susenas data of Consumption and Expenditures Module 2016. The result of Tobit Regression shows that working mother has significant effect on food away from home expenditure, where the household with full time working mother have higher food away from home expenditure than those working partime or not working at all. Other factors such as, mother rsquo s age, mother rsquo s education, household income, household size, area of residence, presence of children 0 6 years old, and presence of maid or other household members also significantly influenced household food away from home expenditure.Keywords consumption, consumption,food away from home expenditure, working mother, tobit regressionsump
2017
T48825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syta Kurnia Putri
Abstrak :
Kondisi sosial ekonomi merupakan faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan yang akan dicapai oleh seorang individu. Pendidikan sebagai salah satu dimensi dalam status sosial ekonomi diketahui berhubungan erat dengan kesehatan baik secara langsung meningkatkan kesadaran akan kesehatan maupun tidak langsung akses pada pekerjaan yang lebih aman dan penghasilan yang lebih tinggi. Namun tingkat kesehatan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku individu itu sendiri melainkan dipengaruhi oleh lingkungan dan konteks sosial dimana individu tersebut tinggal salah satunya pasangan dalam ikatan pernikahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tingkat pendidikan pasangan terhadap status kesehatan suami maupun istri dalam rumah tangga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Tahun 2017. Hasil analisis dengan metode ordered logit model menunjukkan bahwa pendidikan pasangan memengaruhi status kesehatan baik suami maupun istri dalam rumah tangga. Menikah dengan pasangan yang berpendidikan tinggi akan meningkatkan peluang seseorang untuk memiliki status kesehatan yang lebih baik dibandingkan menikah dengan pasangan yang berpendidikan rendah. Selanjutnya, kondisi kesehatan terbaik akan dicapai oleh suami maupun istri ketika keduanya berpendidikan tinggi, sementara educational homogamy pada pendidikan rendah akan menurunkan self-rated health keduanya. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan pentingnya educational spillover dalam memengaruhi status kesehatan pasangan dalam rumah tangga.
Socioeconomic conditions are important factors that determine the level of health achieved by an individual. Education as one dimension in socioeconomic status is known to be closely related to health both directly raising awareness of health and indirectly access to safer jobs and higher incomes. But the level of one's health is not only affected by the individual's own behavior but also influenced by the environment and social context where individual lived, one of them is marriage partner. Using data from Indonesia Social and Economic Survey SUSENAS 2017, this study aim to examine the influence of couple's education attainment on partner's health status in the household. Applying ordered logit model, the result show that spouse's education affects health status of both husband and wife in the household. Married to a highly educated partner will increase a person's chances of having a better health status than married to a low educated partner. Furthermore, the best health condition will be achieved by husband and wife when both are highly educated, while educational homogamy in lower education will reduce couple rsquo s self rated health. Overall, the result indicate the importance of educational spillover in affecting partner's health status in the household.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Khabiba
Abstrak :
Studi ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh tingkat pendidikan pasanganmenikah terhadap pembagian aktivitas ekonomi dan alokasi jam kerja di rumahtangga. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap studistudipartisipasi bekerja perempuan, khususnya perempuan yang menikah, untukmelihat apakah nilai-nilai tradisional mengenai peran laki-laki dan perempuanberdasarkan gender di rumah tangga masih membentuk partisipasi bekerjaperempuan menikah di Indonesia disamping peningkatan pendidikan perempuan.Studi ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS tahun2016 melalui metode regresi logistik multinomial. Hasil studi ini menunjukkanbahwa pasangan tipe heterogamy pendidikan, khususnya pasangan hypergamymemiliki peluang yang lebih tinggi untuk menjadi tipe pasangan single-worker,dibandingkan dengan pasangan tipe homogamy pendidikan tinggi. Pasangan yangmemiliki peluang tertinggi untuk menjadi pasangan tipe dual-worker terdapatpada pasangan tipe homogamy pendidikan tinggi. Kemudian, dibandingkandengan pasangan homogamy pendidikan tinggi, pasangan tipe heterogamymemiliki peluang yang lebih tinggi untuk menjadi pasangan tipe traditionalsharing. Dengan demikian, nilai-nilai tradisional dalam rumah tangga masihberperan dalam membentuk partisipasi bekerja perempuan menikah, terutamadilihat dari pengaruh jumlah anak balita yang dimiliki serta tinggal di wilayahperkotaan. ......This study aims to analyse the effect of married couples lsquo educational attainmentson the division of economic activities and working hours allocation amongthemselves in the household. This study contributes to the literature on women lsquo sparticipation in employment, especially among married women, to see whetherthe traditional values about gender roles in the household still continue to shapethe employment participation among married women in Indonesia, despite ofincreasing women lsquo s human capital through education. This study utilizes theIndonesian National Socioeconomic Survey SUSENAS 2016 and estimates theresults using the multinomial logit model. Our results show and evidence that,compared to high educated homogamy couples, educational heterogamy couples,especially hypergamy, have a higher probability of being a single worker type.High educated homogamy couples have the highest probability of being a dualworkertype. Moreover, compared to high educated homogamy couples,heterogamy couples have a higher probability of being a traditional sharing type.Thus, the traditional values of a family notion seem to still play a significant rolein married women lsquo s employment, particularly in regard to the effects from thenumber of children under five and living in the urban area.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyang Gita Cendekia
Abstrak :
Perubahan sosial dan ekonomi di Indonesia menunjukkan adanya transformasi dalam fertility behavior termasuk kecepatan melahirkan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran lingkungan dimana perempuan tumbuh dan besar growing up pada interval kelahiran pertama dalam tiga kelompok kohor. Kategori kelompok kelahiran perempuan adalah kelompok kohor 1961-1970, kelompok kohor 1971-1980, dan kelompok kohor 1981-2005. Penelitian ini menggunakan Survei Populasi Antar Sensus 2015 SUPAS 2015 melalui pendekatan analisis survival dengan model Cox proportional hazard regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dalam kelompok yang lebih muda memiliki kelahiran pertama lebih cepat daripada kohor yang lebih tua setelah waktu perkawinan, terutama untuk kohor 1981-2005 sebagai kohor paling muda. Melalui umur kawin pertama sebagai intermediate variable, variabel sosial ekonomi dalam fertility behavior secara signifikan terkait dengan kecepatan kelahiran pertama pada tiga kelompok kohor. Dengan demikian, lingkungan dimana perempuan tumbuh dan besar growing up memainkan peran penting pada kecepatan kelahiran pertama melalui usia umur kawin pertama.
Social and economic changes in Indonesia show that there is a transformation in fertility behavior including the pace of having first birth. This study aims to know the role of environment wherein women growing up during their first birth interval for three cohort groups. The categories of women rsquo s birth cohort are 1961 1970 cohort group, 1971 1980 cohort group, and 1981 2005 cohort group. This study uses the 2015 Intercensal Population Survey SUPAS 2015 and the survival analysis approach with Cox proportional hazard regression model. The results show that women in the younger cohorts have first birth earlier than the older cohorts after marriage, especially for the recent cohort. Through age at first marriage as the intermediate variable, socioeconomic variables in fertility behavior are significantly associated with the pace of having first birth in three cohort groups. Thus, the environment wherein women growing up plays a major role at the pace of having first birth through age at first marriage.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Lidya Sukma
Abstrak :
Saat ini pasar kerja didominasi oleh pekerjaan informal sedangkan kondisi pekerjaan mereka cenderung tidak layak, sehingga diperlukan upaya untuk menyediakan pekerjaan layak. ILO melalui  Recommendation 204 menyampaikan tentang pentingnya formalisasi pekerjaan informal sebagai salah satu upaya menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua. Namun memasuki pekerjaan formal dari pekerjaan informal tidak dapat terjadi dengan mudah. Mereka harus menghadapi beberapa halangan berupa regulasi yang kaku, pajak, dan pelayanan sektor publik yang tidak baik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kesempatan bagi pekerja informal untuk mengakses keuangan, barang modal, maupun akses infrastruktur yang menunjang. Melalui kerangka pilihan pekerjaan, penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari pekerjaan orang tua terhadap pekerjaan anak. Dalam hal ini, yang akan dianalisis adalah pengaruh mobilitas status pekerjaan dari pekerjaan informal ke pekerjaan formal dan sebaliknya. Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS), gambaran tenaga kerja Indonesia menunjukkan sebagian besar pekerja adalah orang yang tidak mengalami mobilitas pekerjaan. Hasil marginal effects dari regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa hanya pengalaman mobilitas status pekerjaan ayah yang dapat memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak. Ayah yang menjadi stayer dan mengalami upward mobility akan memberikan  peluang lebih besar bagi anak untuk menjadi stayer dan peluang lebih kecil untuk melakukan downward mobility. Selain itu juga ditemukan bahwa karakteristik perkawinan dan keberadaan anak dalam rumah tangga akan memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ibunya dan tidak memberikan pengaruh pada mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ayahnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tantangan struktural masih tetap terjadi untuk melakukan transisi ke pekerjaan formal. Dari generasi orang tua sampai dengan generasi anaknya, masalah akses ke pekerjaan formal masih tetap bertahan. ......This time, the labor market is dominated by informal jobs while their jobs are decent. Required feasible to provide decent work, ILO through Recommendation 204 conveys the importance of formalizing informal work as one of the efforts to develop decent work for all. But moving formal jobs from informal jobs cannot be done easily. They have to deal with several obstacles consisting of rigid regulations, taxes, and bad public service. This can lead to an imbalance of opportunities for informal workers to access finance, capital goods, and also access supporting infrastructure. Through job choice, this study will analyze the work of parents on children's work. In this case, what will be used is work mobility status from informal jobs to formal employment and vice versa. Using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), the description of Indonesian workforce shows more than half of workers were stayers. The results of the marginal effects on multinomial logistic regression only indicate the father's mobility status which can affect the child's mobility status. Fathers who is stayer and experience in upward mobility will provide greater opportunities for children being stayer and less opportunities to downward mobility. In addition, it is also found that the marital status and children existence in the household will affect the mobility status of children living together with mother and not affect the mobility status of children living together with father. This study conclude about the structural challenges that are still being made to make the transition to formal work. From the generation of parents to generations of their children, the problem of access to formal employment still persists.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>