Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abu Bakar Fahmi
Abstrak :
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa persepsi orang terhadap kelas sosialnya di masyarakat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kognisi sosial. Dalam penelitian ini, kami menguji hipotesis bahwa persepsi orang terhadap kelas sosialnya mempengaruhi penilaian atas keadilan prosedural di mana orang yang berada pada tingkat kelas sosial atas lebih peka penilaian keadilan proseduralnya berkenaan dengan prosedur pengambilan keputusan baik adil maupun tidak adil; dan orang yang berada pada tingkat kelas sosial bawah lebih peka penilaian keadilan proseduralnya saat orang lain mendapat prosedur pengambilan keputusan yang tidak adil. Kami melakukan dua studi dengan memanipulasi kelas sosial subjektif relatif partisipan dan meminta mereka membayangkan berada dalam kondisi adil atau tidak adil baik untuk diri sendiri (studi 1) maupun orang lain (studi 2). Hasilnya menunjukkan bahwa manipulasi kelas sosial subjektif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penilaian keadilan prosedural. Dibandingkan dengan partisipan yang berada dalam kondisi kelas sosial bawah, partisipan yang berada dalam kondisi kelas sosial atas tidak menunjukkan kepekaan yang lebih besar dalam penilaian keadilan prosedural baik saat berada pada prosedur voice maupun no-voice (Studi 1). Dibandingkan dengan partisipan yang berada dalam kondisi kelas sosial atas, partisipan yang berada dalam kondisi kelas sosial bawah tidak menunjukkan kepekaan yang lebih besar saat berada pada prosedur tidak akurat (Studi 2).
Recent studies sugest that individual perceptions of his own social class in society influence many aspect in life, including social cognition. In the present study, we tested the hypotheses that perceptions of social class influence procedural justice judgment where upper-class rank individuals would be more sensitive to procedural justice judgment in the matter of decision making procedur either fair or unfair; and lower-class individuals would be more sensitive to procedural justice judgment when others get unfair of decision making procedure. We conducted two studies by manipulating participant?s relative social class and asked them to imagine being in fair or unfair condition either for themselves (study 1) or others (study 2). Results revealed that manipulated subjective social class did not significantly influence procedural justice judgment. Compared with participants in lower class condition, participants in upper class condition did not reveal more sensitive to procedural justice judgment either in voice or no-voice procedure (Studi 1). Compared with participants in upper class condition, participants in lower class condition did not reveal more sensitive to procedural justice judgment when they were in unaccurate procedure (Studi 2).
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T43189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Novitasari R.
Abstrak :
Manusia cenderung tidak sensitif pada jarak temporal yang lebih jauh (370 hari) ketika pembandingnya adalah jarak yang cukup jauh (365 hari) atau disebut dengan temporal discounting (Thaler, 1981). Memadukan kecenderungan tersebut dengan Construal Level Theory (Trope & Liberman, 2010), penelitian ini melihat pengaruh jarak spasial terhadap sensitivitas akan jarak temporal. Melalui Studi 1 terbukti bahwa jarak spasial jauh mengurangi sensitivitas terhadap jarak temporal. Di sisi lain, persepsi individu akan jarak temporal dipengaruhi oleh selfconstrual (Spassova & Lee, 2013). Maka, Studi 2 menguji efek moderasi selfconstrual pada hubungan antara jarak spasial dengan sensitivitas akan jarak temporal. Sesuai dengan prediksi, self-construal terbukti memoderasi hubungan jarak spasial dengan sensitivitas akan jarak temporal. Individu dengan self-construal interdependen memiliki sensitivitas temporal yang lebih tinggi daripada individu dengan selfconstrual independen, dalam jarak spasial jauh. ......People less sensitive to further temporal distance (370 days) when the comparison to far time (365 days), known as temporal discounting (Thaler, 1981). , On the basis of this notion and on Construal Level Theory (Trope & Liberman, 2010), Study 1 examines the influence of spatial distance to sensitivity of temporal distance. As predicted, the result shows that spatial distance decreases sensitivity to temporal distance. Nevertheless, people perception of temporal distance is influenced by selfconstrual (Spassova & Lee, 2013). Studi 2 examines the moderation effect of selfconstrual on the relationship between spatial distance and sensitivity to temporal distance. As predicted, self-construal moderate the relationship between spastial distance and sensitivity to temporal distance. Interdependent self-construal has higher sensitivity to temporal distance than independent, on distal spatial distance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anhar Dana Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku membaca pada remaja di Kabupaten Barru. Penelitian ini terbagi atas dua tahap, yakni baseline study dan intervensi. Teori yang digunakan dalam baseline study adalah theory of planned behaviour. Berdasarkan hasil baseline study ditemukan bahwa faktor subjective norm memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap intensi remaja untuk membaca buku ? = 0,247 p= 0,001.
ABSTRACT
The objective of this study was to improve reading for pleasure among adolescent in Barru Regency. This study was conducted in two phases, baseline study and intervention. Theory of planned behaviour was used as a main theory for baseline study. The result of baseline study showed that the most signnificant variable in predicting intention to read for pleasure among adolescent in Barru regency was subjective norm towards reading for pleasure 0,247 p
2016
T46852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Trisnayuana
Abstrak :
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk menurunkan prasangka remaja Aceh Singkil pasca konflik antar agama. Masalah konflik sosial merupakan isu yang masih menjadi keprihatinan nasional. Kejadian yang terjadi di Aceh Singkil menimbulkan kesan negatif dari kelompok remaja Muslim dan Non-Muslim. Intervensi dilakukan peneliti melalui program ECEP Extended Class Exchange Programme dan PRPIA Prejudice Reduction and Positive Intergroup Attitudes Promotion yang mengarahkan dan mendorong remaja untuk melakukan kontak yang positif. Partisipan dalam intervensi ini sejumlah 35 partisipan dari dua kelompok remaja muslim dan non muslim yang berdomisili di Desa Suka Makmur Aceh Singkil. Pengukuran dampak intervensi hasil pre-test dan post-test skala linkert stereotip dengan uji paired sample test terdapat perubahan penurunan prasangka t hitung = 4,797 dan tingkat Sig 2-tailed = 0,00 < 0,05 . Program intervensi ini berpengaruh positif, dengan tersusunnya rancangan kegiatan bersama atas prakarsa remaja yang melibatkan seluruh stake holder Aceh Singkil dalam rangka menjaga perdamaian, kebhinekaan, dan membangun Aceh Singkil.
The purpose of this intervention is to reduce the prejudice of adolescent Aceh Singkil post conflict between religions. The problem of social conflict is an issue that is still a national concern. Events that occurred in Aceh Singkil elicited a negative impression of a group of teenage Muslims and non Muslims. Interventions by researchers through the ECEP program Extended Class Exchange Program and PRPIA Prejudice Reduction and Positive Intergroup Attitudes Promotion that lead and encourage teens to make positive contact. Participants in this intervention were 35 participants from two groups of Muslim and non Muslim teenagers who resides in Suka Makmur Aceh Singkil. Measurement of the impact of the pre test intervention and post test of the stereotyped linkert scale by paired sample test, there were changes in prejudice t 4.797 and Sig 2 tailed 0.00.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megariza
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah dan perilaku littering merupakan permasalahan bagi hampir seluruh negara. Permasalahan perilaku menyampah dipercaya sebagai pertanda polusi lingkungan yang paling terlihat. Hampir seluruh permasalahan sampah di dunia berawal dari perilaku membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh warga maupun industri. Salah satu bagian dari perilaku littering yang belum banyak dibahas dan diintervensi adalah perilaku table-littering, yaitu perilaku menyampah yang terjadi ketika pelanggan meninggalkan makanan atau bahan yang terkait makanan tersebut di meja tempat pelanggan tersebut makan. Pada makalah ini, intervensi dilakukan di kantin-kantin fakultas Universitas Indonesia dengan pemberian bussing station, tanda himbauan dengan pesan empati, atau keduanya. Hasil menunjukkan bahwa ketiga jenis intervensi berhasil mengurangi dengan signifikan perilaku table-littering, dengan efektivitas pemberian bersamaan bussing station dan pesan empati menduduki angka tertinggi.
ABSTRACT
Litter and littering are problems to almost all state. Littering behavior problem is believed as most visible environmental pollution signs. Almost all litter problem in the world starts from littering behavior by the citizens or industries. One of littering behavior that is not commonly discussed and intervened is table littering behavior, which means littering behavior that occurs when patrons leave food or beverage related material on the table surface where it was consumed. In this paper, intervention was held at faculty cafeterias in University of Indonesia, using bussing station, visual prompts with empathy appeal messages, or both. Results show that these three intervention success to decrease table littering behavior rate significantly, with intervention using both bussing station and visual prompts at the most.
2018
T50642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Dewi Paranjyoti Purnatanu
Abstrak :
ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah intervensi untuk menurunkan prokrastinasi kerja pada ASN UPT Dinas Kesehatan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan mengerjakan laporan bulanan tepat waktu. Intervensi yang dilakukan adalah broadcast message untuk mengingatkan ASN melalui media Whatsapp. Strategi intervensi yang digunakan menggunakan teknik intervensi Mass Interpersonal Persuassion Fogg,2008 dengan desain MIP melalui Fogg Behavior Model FBM . Intervensi dilakukan selama 2 minggu 23 April-7 Mei 2018 . Setelah seluruh rangkaian intervensi dilakukan, sebanyak 12 dari 14 orang ASN menunjukkan ketepatan waktu dalam mengumpulkan laporan bulanan secara signifikan. Pemberian intervensi melalui media whatsapp dan penggunaan format daring laporan selama 14 hari efektif menurunkan prokrastinasi kerja terhadap 14 orang ASN UPT Dinas Kesehatan.
ABSTRACT
This research focuses on decreasing work procrastination on civil government unit of integrated service of health office as one of the ways to increase compliance of on time monthly report submission. The intervention uses broadcast message through Whatsapp application to remind civil government. This research applied Mass Interpersonal Persuassion technique Fogg,2008 as the intervention strategy. Intervention was performed for 2 weeks 23 April ndash 7 Mei 2018 . Based on the entire series of interventions that have been done, 12 civil government showed significant improvement of punctuality of monthly report submission. Providing intervention through Whatsapp application and use online format of reports for 14 days effectively decreased work procrastination to 14 civil government unit of integrated service of health office.
2018
T50711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seswa Elde Rahmahthia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge sharing behavior terhadap perilaku inovatif di tempat kerja pada karyawan PT X dan Y, dimana belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh dari kedua variabel ini. Knowledge sharing behavior diartikan sebagai derajat dimana individu benarbenar membagi pengatahuan yang dimiliki, diciptakan, dan dibutuhkan kepada orang lain (Bock, 2002;2005). Perilaku inovatif sendiri didefinisikan sebagai penemuan yang disengaja, promosi, dan realisasi atas ide baru dalam peran kerja, kerja kelompok, atau organisasi, yang berfungsi untuk menguntungkan performa kerja, kelompok, atau organisasi (Janssen, 2004). Pengukuran knowledge sharing behavior menggunakan knowledge sharing behavior scale yang dikembangkan oleh Chennamaneni (2006) yang berjumlah 17 item. Perilaku inovatif di tempat kerja diukur menggunakan innovative work behavior scale yang dikembangkan oleh Janssen (2001) yang berjumlah 9 item. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa knowledge sharing behavior berpengaruh secara siginifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja (β = .691, t(214) = 13.986, p < .01). Knowledge sharing behavior juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor perilaku inovatif di tempat kerja (R2 = .478, F = 195.605). ......The purpose of this research was to discover the influence of knowledge sharing behavior on innovative behavior at workplace in company X and Y’s employees, where there is no previous research studied the effect of this two variables yet. Knowledge sharing behavior defined as the degree to which people actually shares knowledge they have acquired or created (Bock, 2002;2005). Innovative behavior itself defined as intentional creation, introduction, and application of new ideas within a work role, group, or organization, in order to benefit role performance, the group, or the organization (Janssen, 2004). Measurement of knowledge sharing behavior used knowledge sharing behavior scale enhanced by Chennamaneni (2006) that have 17 items. Innovative behavior at workplace was measured by innovative work behavior scale developed by Janssen (2001) which have 9 items. The main result showed that knowledge sharing behavior is significantly predicted innovative behavior at workplace (β = .691, t(214) = 13.986, p < .01). Knowledge sharing behavior also explained a significant proportion of variance in innovative behavior at workplace scores (R2 = .478, F = 195.605).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Ikhsan Aridani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dengan intensi meninggalkan perusahaan (turnover) pada karyawan generasi Y. Sampel penelitian ini adalah generasi Y yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan. 153 responden penelitian diminta mengisi instrumen penelitian, yaitu Participation in Decision-Making (Van Veldhoven & Meijman, 1994) dan Intention to Turnover (Adiningtyas, et. al., 2010), melalui Google Spreadsheet atau kuesioner tercetak. Penelitian menemukan adanya korelasi negatif antara variabel keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dengan intensi meninggalkan perusahaan (r=-0,299, p<0,01). Analisis tambahan menunjukkan bahwa data kontrol seperti jenis kelamin, jenjang pendidikan, sektor industri, lama bekerja dan media penyebaran tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian.
ABSTRACT
This research aimed to find the correlation between participation in decision-making and intention to turnover among generation Y employees. Samples of this research are generation Y employees who work in a company. 153 respondents were asked to fill out our instruments, Participation in Decision-Making (Van Veldhoven & Meijman, 1994) and Intention to Turnover (Adiningtyas, et. al., 2010) through Google Spreadsheet or printed behavior scale. The finding of this research is that there is a negative correlation between participation in decision- making and intention to turnover (r=-0.299, p<0.01). Additional analyses showed that demographic data such as gender, educational background, industrial sector, years of service and instrument media did not influence the result of the study.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samarthya Priyahita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan persepsi kesempatan promosi pada karyawan generasi Y. Kuesioner Multifactor Leadership Questionnaire Form 5X (Rater Form) dan Job Descriptive Index – Opportunities for Promotion diberikan kepada 143 karyawan generasi Y yang memiliki pemimpin di tempat kerjanya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan persepsi kesempatan promosi pada karyawan generasi Y (r = .416, p < .01). Sebanyak 17.6% variasi dari persepsi kesempatan promosi dijelaskan oleh kepemimpinan transformasional. Penelitian ini juga menemukan bahwa uji t-test jenis kelamin dan latar belakang pendidikan tidak signifikan pada masing-masing variabel persepsi kesempatan promosi dan kepemimpinan transformasional (p > .05). Penelitian selanjutnya dapat meneliti variabel lain dan meneliti lebih jauh mengenai generasi Y.
ABSTRACT
The research wants to see the relationship between transformational leadership and perceived opportunities for promotion on generation Y employees. The Multifactor Leadership Questionnaire Form 5X (Rater Form) and Job Descriptive Index – Opportunities for Promotion were given to 143 generation Y employees who have leaders in their workplace. Result shows that there’s a relationship between transformational leadership and perceived opportunities for promotion on generation Y employees (r = .416, p < .01). About 17.6% variation of perceived opportunities for promotion is explained by transformational leadership. The study also finds that the t-test of gender and educational background is not significant to each variables of perceived opportunities for promotion and transformational leadership (p > .05). Future research is recommended to study other variables and investigate generation Y more further.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Marchia Gloria
Abstrak :
Kegiatan belanja online lebih berisiko dibandingkan belanja tradisional. Akibatnya, konsumen mempersepsi risiko lebih tinggi pada saat belanja online. Kepercayaan adalah penentu tindakan dalam situasi di mana konsumen mempersepsi risiko dalam belanja online. Perceived risk merupakan ketidakyakinan konsumen tentang kerugian atau keuntungan dalam transaksi tertentu (Naiyi, 2004). Perceived risk terbagi menjadi tujuh faktor, yaitu financial risk, delivery risk, fraud risk, process and time loss risk, product risk, privacy risk, dan information risk. Sedangkan trust didefinisikan sebagai kesediaan menjadi rentan terhadap orang atau tindakan orang lain (Gefen, 2002). Trust terdiri dari tiga dimensi, yaitu integrity, benevolence, dan ability. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perceived Risk in Online Shopping atau PR-OS (Naiyi, 2004) yang diadaptasi dan Specific Online Consumer Trust atau SOCT (Gefen, 2002) yang diadaptasi. Responden 453 mahasiswa diperoleh secara accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perceived risk dan trust pada konsumen belanja online (r = -0.408, p = 0.000). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi persepsi risiko konsumen maka semakin rendah kepercayaan konsumen terhadap kegiatan belanja online. Dengan demikian, toko online dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dengan cara memberikan layanan yang terbaik dengan menampilkan testimonial dari konsumen yang berhasil melakukan kegiatan belanja online sebelumnya. ...... Online shopping is riskier than traditional shopping. As a result, consumers perceive higher risk in online shopping. Trust is a determinant of action in situations where there is a perceived risk of negative outcomes. Perceived risk represents consumers uncertainty about loss or gain in a particular transaction (Naiyi, 2004). While Trust is a willingness to be vulnerable to the actions of another person or people (Gefen, 2002). Perceived risk consists of seven factors, such as financial risk, delivery risk, fraud risk, process and time loss risk, product risk, privacy risk, dan information risk. Trust consists of three dimensions, namely integrity, benevolence and ability. Instruments that used in this study are Perceived Risk in Online Shopping atau PR-OS (Naiyi, 2004) that has been modified and Specific Online Consumer Trust atau SOCT (Gefen, 2002) that has been modified as well. The 453 college students as respondents were chosen by an accidental sampling technique. The result of this study shows that there is a significant negative relationship between perceived risk and trust among online shopping consumer (r = -0.408, p = 0.000). This result can be intepreted as the higher consumers perceived risk, the lower consumers’ trust in online shopping. Thus, one of the efforts that online shops can do to increase consumers trust is by providing the best service and displaying testimonials from consumers who managed to do a success online shopping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>